Sinopsis Nice Guy Episode 10 - 1
Bersambung ke Sinopsis Nice Guy Episode 10 - 2
Maru terpaku melihat Eun Gi yang
berdiri di hadapannya. Ia tak kuasa menyembunyikan air matanya yang sudah
merebak di matanya, melihat Eun Gi yang menatapnya polos dan berkata, “Aku
sekarang ingat siapa dirimu. Kita sangat saling mencintai, benar kan?”
Untung saja terdengar langkah dan
teriakan Sekretaris Hyun yang bersyukur karena menemukan Eun Gi. Sekretaris
Hyun panik sampai menangis karena kehilangan Eun Gi. Ia telah mencarinya ke
mana-mana. Bahkan ia tadi juga menanyai orang yang lewat (Jae Shik) untuk menemukan Eun
Gi.
Sekretaris Hyun langsung
mengenali Maru. Mereka pernah bertemu di rumah sakit dulu setelah kejadian
balap motor. Ia memperkenalkan diri sebagai
sekretaris Direktur Seo.
Masih tetap memandang Maru, Eun
Gi berkata pada Sekretaris Hyun kalau ia berhasil menemukannya, “Kang Maru, aku
menemukannya terlebih dulu.”
Di rumah, Maru memandangi Eun Gi
yang mencoba mengenali semua benda yang ia pegang. Dengan bangga ia berkata
kalau ia tahu ia pernah datang kemari, “Aku akan mengingat semuanya, jadi
jangan beritahu aku. Jangan ajari aku karena sebentar lagi aku akan mengingat
semuanya. Tunggu saja.”
Sekretaris Hyun menceritakan
kalau otak Eun Gi terluka parah setelah kecelakaan itu. Tak hanya lupa akan seluruh
kejadian dalam hidupnya, tapi ia juga lupa apa yang pernah ia pelajari sejak
kecil. Ia masih kesulitan membaca dan menulis, membedakan kiri dan kanan, juga
berhitung.
Eun Gi duduk di kursi dan
menghitung dengan tangannya. Perhatiannya teralih pada pohon jeruk yang sedang
berbuah, dan ia memetik salah satu daunnya.
Setelah daun itu di tangan, Eun Gi
bingung dan hanya memandangi daun itu. Putus asa, akhirnya Eun Gi duduk
tertunduk sambil memegangi kepalanya.
Menurut Sekretaris Hyun, kepribadiannya
pun juga berubah, “Karena itulah saya membawanya pergi, menyembunyikannya saat
tak ada orang yang melihat kami. Jika Tae San, terutama Han Jae Hee,
mengetahuinya, maka posisi Direktur Seo di Tae San akan terancam. Han Jae Hee
akan mencoba segala cara untuk menjatuhkan Direktur Seo. “
Sekretaris Hyun yakin kalau kematian
Presdir Seo bukan hanya karena penyakit semata, tapi berkaitan dengan Jae Hee.
Tak sengaja, Eun Gi menemukan kameranya (yang tertinggal setelah ia dijemput
Sekretaris Hyun dari Aomori) dan menemukan foto Maru di sana. Sejak saat itu ia
terus menanyakan tentang siapa Maru.
Menurut dokter, pertemuannya akan membantu
proses kesembuhan Eun Gi, “Jadi saya ke sini ingin meminta bantuanmu. Eun Gi
perlu untuk segera sembuh dan mengambil kembali posisinya..”
“Kenapa saya?” potong Maru
dingin, mengagetkan Sekretaris Hyun.
“Karena kaulah orang yang paling
dipercaya dan dicintai oleh Direktur Seo,” jawab Sekretaris Hyun.
Tapi menurut Maru, itu bukan
masalahnya. Ia menghampiri Eun Gi dan berlutut di hadapannya.
Dengan sedikit kasar, ia
menyentakkan kedua tangan Eun Gi, memaksa Eun Gi untuk melihat ke arahnya, “Kau
salah orang, Nona. Kita tak memiliki hubungan apapun. Hanya karena kita pernah
berfoto bersama, bukan berarti kita adalah pasangan kekasih.”
Eun Gi hanya terdiam, kaget akan
respon Maru. Begitu pula dengan Sekretaris Hyun saat Maru memberitahu kalau ia
tak ingin ingin membantu Eun Gi dalam perebutan kekuasaan. Sekretaris Hyun
emosi mendengarnya. Eun Gi bukan akan merebut, tapi ia mengambil kembali apa
yang memang menjadi miliknya.
Tapi apapun itu, Maru tak
tertarik. Ia beranjak pergi, tapi terdengar suara Jae Shik yang mencarinya. Jae
Shik mengenali Sekretaris Hyun yang tadi menanyainya tentang gadis yang hilang.
Apakah ia sudah menemukannya? Sekretaris Hyun menjawab sopan kalau ia telah
menemukannya. Jae Shik jadi ingin tahu siapa tamu Maru ini.
Eun Gi berbalik, ingin melihat
lawan bicara Sekretaris Hyun. Tapi ditahan oleh Maru. Kedua pipinya dipegang
oleh maru, membuat Eun Gi kaget. Apalagi saat suara pria yang baru masuk itu
mendekatinya, Maru malah memeluknya erat, tak mengijinkannya untuk bergerak
sedikitpun. Bahkan menolehpun tidak.
Hatinya berdebar-debar, apalagi
saat Maru menyuruh pria itu untuk keluar karena ia ada urusan dengan nona yang
ada di pelukannya.
Jae Shik kesal melihat Maru
bermesraan dengan seorang gadis di siang bolong. Tapi ia mengerti, ia akan
pergi. Sambil berjalan ke arah gerbang, ia menepuk Sekretaris Hyun untuk ikut
pergi, agar membiarkan Maru dan pacarnya berdua. Tapi Jae Shik heran dengan
tanggapan Sekretaris Hyun yang tak mau meninggalkan mereka, malah akan
menunggu.
Setelah Jae Shik pergi, Maru
segera melepaskan pelukannya dan mendorong Eun Gi menjauh, mengagetkan gadis
itu. Ia menyuruh Eun Gi dan Sekretaris Hyun untuk tinggal di sini selama 30
menit, baru setelah itu mereka dapat pergi.
Pelukan itu meyakinkan Eun Gi. Ia
menahan Maru dengan memegangi lengan bajunya. Apakah mereka selalu berbicara
secara banmal (informal) sebelumnya? Maka ia akan bicara banmal pada Maru,
![]() |
“Apakah kau malu? Kau malu karena aku menjadi seperti ini? Hilang ingatan seperti orang bodoh? Apakah aku begitu mengecewakan sampai kau tak mau bicara padaku?” |
Eun Gi meminta Maru untuk bersabar dan sedikit mengajarinya dan ia
akan cepat mengingatnya dan cepat sembuh.
Sedikit mencemooh, Maru menjawab,
“Karena kecelakaan itu, kupikir kau tak dapat berpikir secara benar. Kita hanya
dua orang yang pernah bertemu sebentar di masa lalu. Dan hubungan kita bukan
hubungan cinta.”
Maru mengedikkan tangannya agar
lepas dari pegangan Eun Gi. Tapi Eun Gi kembali memegangi tangannya, dan kali
ini kata-katanya lebih yakin, “Hatiku mengenali. Hatiku mengingatmu.”
Eun Gi
memegang dadanya dan meneruskan, “Yang ada disini.. mengingat.. dirimu.”
Maru mengaku sibuk, dan ia meminta Sekretaris Hyun
untuk membantu Eun Gi untuk menulis novel. Dan dengan kasar, ia menarik
tangannya dan berlalu pergi.
Sekretaris Hyun kesal, tak
percaya pada pilihan pria yang disukai Eun Gi. Tapi kekesalannya berubah
menjadi khawatir karena melihat Eun Gi memukul-mukul kepalanya, marah pada diri
sendiri.
Sekretaris Hyun menenangkannya, mencoba berbohong kalau Maru yang mereka
cari itu bukanlah pria itu.
Tidak, Eun Gi mengenalnya, “Aku
mengenal orang itu. Percayalah padaku!”
Maru berjalan tanpa menoleh ke
belakang. Hanya ketika ia duduk di mobil, topengnya terbuka. Entah perasaan apa
yang berkecamuk di kepalanya, tapi ia memikirkan Eun Gi.
Jae Shik ternyata menunggu
kemunculan dua tamu Maru. Ia teringat betapa paniknya wanita yang lebih tua
itu saat kehilangan gadis berbaju putih yang ia panggil Direktur Seo. Ia
kemudian mengeluarkan selebaran yang menampilkan foto Eun Gi dan menyimpulkan sesuatu.
Ia lantas menelepon Min Young,
namun Min Young tak mengangkatnya. Min Young mengacuhkan telepon dari Jae Shik,
dan menatap Jae Hee yang sedang mengikuti rapat di kantor.
Rapat ini membahas tentang
perkembangan resor Tae San di Pulau Jeju. Saat melihat presentasi itu, ia
melihat kalau penanggungjawab proyek ini adalah Eun Gi. Ia marah karena nama
Eun Gi masih muncul walaupun Eun Gi sudah menghilang selama setahun ini.
Ia minta untuk menghentikan
proyek ini yang rencananya sebagai hotel bertaraf internasional dan memindahkan
proyek ini di salah satu tempat di daratan Korea.
Tentu saja hal ini ditentang
oleh para anggota rapat. Eun Gi telah bersusah payah melobi pemda dan
masyarakat sekitar, masa semua usaha itu akan percuma. Lagi pula penghentian
proyek ini harus ada ijin..
“Ijin? Ijin dari siapa? Ijin dari
Seo Eun Gi yang sudah hilang selama hampir setahun ini?” tanya Jae Hee sinis,
membuat lawan bicaranya terdiam. Tapi semua anggota rapat menatap Jae Hee
dengan ketidaksetujuan.
Merasa keputusannya ditentang, Eun Gi pun berdiri dan
berkata, “Walaupun saya adalah Presiden Direktur Tae San, tanpa seijin Direktur
Seo saya tak dapat melakukan apapun yang saya inginkan. Rapat hari ini telah
selesai.”
Aihh… Jae Hee lebay banget, deh.
Hanya karena ada nama Eun Gi, masak ia membubarkan sebuah mega proyek?
Memindahkan hotel bertaraf internasional dari pulau strategis ke daratan Korea?
Pantas saja semua anggota rapat tak setuju dengan keputusan Jae Hee.
Jae Hee keluar rapat dengan tekad
baru untuk menghapus nama Eun Gi dari seluruh jabatan di perusahaan Tae San. Dan
ia akan melakukannya pada rapat pemegang saham berikutnya.
Min Young dan
sekretaris Eun Gi terkejut dengan rencana Jae Hee, menganggap hal itu tak
mungkin karena semua para pemegang saham berada di pihak Eun gi.
Tapi bagi Jae Hee, mungkin atau
tidak mungkin rencana itu, semuanya patut untuk dicoba.
Eun Gi pulang ke rumahnya bersama
Sekretaris Hyun. Tapi Eun Gi masih belum ingin masuk dan meminta Sekretaris
Hyun untuk masuk terlebih dahulu.
Ditinggal oleh Sekretaris Hyun,
Eun Gi termenung di pinggir jalan, memikirkan kata-kata Maru yang sinis, yang
mengatakan kalau mereka bukanlah kekasih. Karena mereka hanya dua orang yang
kebetulan mengenal dan berfoto bersama.
“Bohong,” kata Eun Gi kesal dan sekali
lagi Eun Gi memegang dadanya yang berdebar.
Ia tak menyadari kalau di
seberang jalan, Jae Shik mengintai dari dalam mobil.. Rupanya ia mengikuti Eun
Gi pulang dan sekarang ia merekam gerak-gerik Eun Gi dengan handphone-nya.
Dengan video Eun Gi di handphone, Jae
Shik kembali menelepon Min Young. Tapi lagi-lagi Min Young tak mau menerima
teleponnya.
Dan siapa yang datang ke rumah Eun
Gi?
Aww.. ternyata Joon Ha datang
dengan membawa bunga mawar untuk Eun Gi.
Ia muncul di kamar Eun Gi yang lebih
mirip dengan kamar anak SD, lengkap dengan daftar perkalian, penjumlahan dan huruf
yang menutupi seluruh dinding kamar. Begitu pula tulisan huruf Seo Eun Gi dan
Kang Maru tertempel di sana.
Joon Ha melihat Eun Gi sibuk
menulis halus dan ia mengetuk pintu. Tanpa menoleh Eun Gi mempersilahkan masuk,
mengira yang datang adalah Sekretaris Hyun. Ia bertanya, “Sebelum kecelakaan,
kau bilang kalau aku gadis yang cerdas, kan?”
“Ya, dan bahkan kau dipanggil
jenius ribuan kali,” kata Joon Ha, membuat Eun Gi kaget. Senyum Eun Gi langsung
tersungging lebar melihat kehadiran Joon Ha.
Senyumnya semakin lebar saat menerima bunga
mawar dari Joon Ha dan berterima kasih akan bunga yang cantik itu.
Dan saya pun juga tersenyum lebar
melihat mereka berdua.
Joon Ha meminta Eun Gi untuk tetap
bersemangat walaupun sudah lelah belajar, “Kalau kau sudah kembali ke dirimu
yang dulu, ada banyak yang ingin kuceritakan padamu.”
Eun Gi malah penasaran, “Apa itu?
Tak dapatkah kau ceritakan padaku sekarang?”
Tidak, Joon Ha tak mau
menceritakan sekarang. Ketika Eun Gi sudah punya kekuatan untuk melawan apa
yang akan ia katakan, saat itu Joon Ha akan menceritakan semuanya, tanpa
satupun yang akan ia sembunyikan.
Eun Gi memandangi tulisan Seo Eun
Gi Kang Maru di dinding, “Apakah aku bisa sembuh? Apakah aku bisa kembali
menjadi diriku yang lama?” tanya Eun Gi ragu.
“Aku percaya kau akan kembali.
Dan aku akan memastikan hal itu akan terjadi,” jawab Joon Ha yakin.
Eun Gi pun mengangguk-angguk
gembira dan mulai belajar lagi.
Di karaoke bar, Jung menangis
terisak-isak. Ia tak rela memberikan rahasia perusahaannya yang ada di dalam
USB yang sedang ia genggam.
Karena Jung tak mau memberikan
USB itu, Marulah yang mengambil USB itu dari tangan Jung dan menawarkan untuk
karaoke. Tapi Jung masih tetap menangis. Dengan santai Maru menawarkan dirinya
untuk menyanyikan lagu untuk Jung. Atau kalau mau, ia akan memanggil
gadis-gadis penghibur untuk menari di depan Jung.
Tapi tidak, Jung mengungkapkan
kegalauan hatinya, “Aku bukan manusia. Demi keluargaku, demi mencukupi
kebutuhan anak-anakku, aku mengkhianati perusahaan..”
“Kau tak perlu merasa bersalah,”
sela Maru menenangkan. “Demi istrimu yang sakit parah, demi anak-anakmu, kau
boleh sekali-kali mengabaikan prinsip dan hati nuranimu.”
Hmm mmh.. persis yang sedang kau
lakukan saat ini, Maru?
Tapi bukan itu yang dikhawatirkan
Jung. Ia lebih mengkhawatirkan balasan dari Tuhan. Mendengar kekhawatiran Jung,
Maru mengembalikan kekhawatiran itu pada Jung. Apakah hukuman Tuhan itu benar-benar
ada? Apakah Tuhan itu benar-benar ada?
Maru tersenyum sinis dan berkata,
“Kupikir yang namanya Tuhan atau surga itu tak pernah ada. Jika Tuhan memang
ada, kupikir ia tak akan mengijinkan dunia menjadi seperti ini.”
Ia menenggak bir-nya, tapi ia
sudah kehilangan selera sekarang. Ia memberikan gelasnya pada Jung yang masih
termangu dan berdiri. Sebelum pergi ia berkata pada Jung, “Kalau kau mendengar
ada berita TV yang mengabarkan ‘Kang Maru tersambar petir’ maka kau boleh
percaya kalau Tuhan itu memang ada.”
Dalam perjalanan pulang, Maru
ditelepon seseorang yang marah-marah dan menyuruh Maru untuk segera datang ke
rumah sakit. Ia meminta Maru datang sekarang atau kalau tidak ia akan
menjelaskan kondisi kesehatannya pada Choco.
Mendengar ancaman itu, Maru tak
bisa berkelit dan mendatangi tempat praktek kakak kelasnya yang sekarang sudah
menjadi dokter spesialis. Tapi ia hanya mendengarkan penjelasan kakak kelasnya dengan
setengah hati.
Kakak kelas Maru memberitahukan
kalau hasil CT Scan menunjukkan kalau di dalam otak Maru terdapat epidural
hematoma akibat kecelakaan mobil yang lalu. Dan perdarahan itu semakin membesar
jika tak segera dioperasi.
Maru hanya mengangguk-angguk,
mendengar penjelasan itu. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan, sehingga
membuat kakak kelas Maru kesal, “Kau sudah kusuruh untuk menjalani pemeriksaan,
kenapa kau tak mau mendengarku? Kenapa kepalamu separah ini? Kau sudah mengalami
gejala-gejala itu, kan? Kau seharusnya harus langsung ke rumah sakit saat kau
muntah dan sakit kepala! Apakah kau ingin penyakitmu tambah parah?”
Maru malah menjawab kalau ia akan
membuat laporan complain ke rumah sakit karena dokter menghina dan
berterial-teriak padanya.
Tapi kakak kelas Maru serius. Ia
menyuruh Maru untuk masuk ke rawat inap dan ia akan menjadwalkan operasi untuk
menghentikan perdarahan itu.
Kali ini Maru juga serius. Akan
ada efek samping yang mungkin ia alami karena operasi yang ia jalani: edema
otak, epilepsy, kelumpuhan, infeksi, bahkan ia mungkin tak akan sadar dari anestesi.
Jadi ia akan memikirkan hal ini dulu dan setelah itu ia akan memberikan
jawabannya. “Apakah aku harus mengambil resiko ini dan melakukan operasi?”
“Apakah kau ingin mati saat kau
sedang berpikir?” kakak kelas Maru ini mulai frustasi.
“Aku benar-benar akan menuntutmu.
Ini ada dokter yang memeras pasiennya,” kata Maru pura-pura serius.
“Kang Maru!” kakak kelas Maru ini
berkata serius.
Maru mengamati CT Scan di komputer dan mengatakan kalau kemungkinan hidupnya adalah
sekitar 20%. Dan ia adalah pria yang selalu sial. Maka ia tak akan melakukannya
sekarang, karena ia tak mungkin masuk dalam 20% itu, kan?
“Maru-ya!” kali ini kakak kelas
Maru mulai memohon.
Maru tersenyum menenangkan kakak
kelasnya. Ia hanya bercanda. Ia akan melakukan operasi. Ia pasti akan
melakukannya, tapi ia harus menyelesaikan beberapa hal terlebih dahulu.
“Dan aku akan datang kesini
setelah itu, hyung.” Ia menepuk bahu dokter itu, memintanya untuk tak
mengkhawatirkannya, “Kau berikan saja obat pereda sakit. Yang paling kuat.”
kereen...ga sabar baca sinop selanjutnya...fighting..!!!
ReplyDeletemakin 'galau' gara2 Nice Guy!!!!!!
ReplyDeletesemakin penasaran baca sinopsisnya..semangat trus buat sinopsisnya..
ReplyDeleteSalam kenal ya!!
ehmmm... pengen lekas baca episod selanjutnya,,,
ReplyDeletejadi suka Joon Ha >w<
Jangan sampe drama ini bakal nguras air mataku lagi :'(
ReplyDeleteloh kok jd bikin nangis sesenggukan ni mbak dee? hiks..hiks
ReplyDelete..
koreksi dikit ya mba dee.....
ReplyDeleteitu bukan pohon jeruk, tapi kesemek /buah yang ada putih2 di kulitnya ato ada yg bilang buah yg pake bedak /
. kalo di jepang disebut kaki, tapi kalo di korea ngga tau apa hehehhehe.
ko sinopsisny d bgi 2,jd pnsaran klnjutannya! fighting lnjutin sinopsisny!!!
ReplyDeleteseru banget jadi makin penasaran mba dee,, kang maru jenius ya, pinteran pasien nya drpd dokter hahaha, ga tega lihat eun gi seperti itu...
ReplyDeletefighting mba dee ditunggu part 2 nya ...?
pas nonton ep ini perasaan campur aduk
ReplyDeletepas liat eun gi mukulin kepalanya kasian banget pas maru sama eun i ketemu juga
ayoo semangat mba dee dan mba fanny
aku baru pertama kali comment
biasanya aku silent reader :D
-tami-
Maru keliatan tambah keren..
ReplyDeletegak sabar nunggu lanjutannya nii
tuh kan maru itu msh sayang ama eun gi, buktinya pas jae shik msk eun gi dipeluk sma maru biar jae shik g ngeliat eun gi,,
ReplyDeleteklw udh g da rasa apa" ngapa g sekalian aja maru ksh tw jae shik lx eun gi ada dsni..
arghhh!! gregetannn liat maruuuu...
mb dee semangat yooo..:)
-sabila-
Lanjut donk mbak dee :)
ReplyDeleteJebal...
semakin keren nie drama. .
ReplyDeleteKang maru cintailah eun gi. .
Semangat utk bls kjhtan jae hee. .
I love song joong ki. .
pengin cepet2 lihat akhirnya,pengen tahu balasan apa yang akan diterima jae hee..ni drama bener2 bikin galau aja dech..
ReplyDeleteakhirnya ketahuan bahwa maru suka eun gi.
ReplyDeletewaktu Jae Shik datang maru menutupi wajah eun gi agar tiak terlihat,.
trz saat Sekretaris Hyun menjelaskan bahwa eun gi hilang ingatan, maru mendengarkannya,,
waktu eun gi di culik maru menolongnya...
Gomawo untk sinopsisx Mba Dee, mianhae bru smpat comment..
ReplyDeleteAku ska BGT drama ini, msih brharap ga sad ending..
D tunggu klanjutanx ya Mba..
Hwaiting untk Mba Dee n Mba Fanny..
@anonim : itu buah kesemek ya? kupikir buah jeruk. hbs kaya buah jeruk di My Girl, yang dipetikin sama Yoo Rin. :)
ReplyDelete@tika : iya, makanya dokternya mau bujuk2 Maru buat operasi juga agak susah. hehehe..
@all : thank you. Bukan maksud membuat galau dengan memecah sinopsis jadi 2 bagian. Tapi kalo udah weekend, susah cari waktu utk nulis sinopsis. Sementara subtitle keluarnya juga jumat/sabtu. Kalo dipecah, rasanya lbh ringan, karena ngerasa cuman ngerecap 30 menit aja. Target lbh kecil biasanya lbh cepat selesai. Jadi, please bear with me, ya.. Insyaallah sih dua bagian itu akan keluar dengan waktu yang tidak berjauhan. :)
bikin mewek mewek ja ni drama,song joongki emg cute aboiz
ReplyDeleteMba Dee......ak setuju bgd kok klu sinopsisnya dibagi 2,jd tambah bnyk pic nya
ReplyDeleteGomawo mba Dee bwt sinopsisnya :-D
maru sakit juga kah ? btw , thx infonny ;)
ReplyDeletelho..lho.. Makin ksni kok critax makin menyedihkan sih..
ReplyDeleteMaro sakit,eun gi hilang ingatan..
Apa jgn2 akhirx sad ending ya..
Jgn ea aq pling benci sad ending.. Bkin hti galau..hehe