Ketika menginap di rumah Bok Sil.
Louis sakit perut dan kemudian membangunkan Joong Won, dia
minta ditemani ke kamar mandi untuk BAB. Walau dengan berat hati, Joong Won pun
menemani Louis ke kamar mandi. Melihat kamar mandi yang gelap dan kumuhLouis jadi
takut, sehingga diameminta Joong Won menunggu di luar sambil bernyanyi, agar
Louis merasa tak sendiri. Karena Joong Won adalah orang yang baik, diapun
melakukan apa yang Louis minta. Joong
Won bernyanyi dengan keras, seolah-olah dia sedang konser.
“Ada waktu... Ketika seseorang merasa senang menyanyi
untukku,” ucap Louis dalam hati.
Ketika Bok Sil dan Louis berada di toko buku bekas.
Louis bertanya pada Bok Sil tentang kapan waktu yang paling
berkesan bagi Bok Sil? Dan Bok Sil menjawab, “Sekarang”.
Louis bernarasi, “Ada saat yang begitu emosional sewaktu ada
orang yang peduli padaku... walapun aku
tidak punya apa-apa.”
Ketika Jae Suk melihat Louis di TV
Jae Suk menelpon Tuan Baek dan mengatakan kalau dia
menemukan Louis. Tak berselang lama dari waktu itu, Jae Suk langsung menemui
Tuan Baek dan mengatakan kalau dia benar-benar menemukan Louis.
Louis kembali bernarasi, “Dia merasa sangat bangga pada
dirinya sendiri... Ketika dia menemukanku.”
“Waktu-waktu seperti itu..menunggu nenekku, Choi Il Soon,”sambung
Louis dan kita diperlihatkan pada Nyonya Choi yang sedang tertidur.
== Episode 13: This Is the Moment ==
Louis mengangkat telpon dan tepat disaat itu Tuan Baek
datang lalu bertanya siapa yang menelpon. Si penelpon pun memberitahu Louis
kalau dia adalah Tuan Goo, tentu saja Tuan Baek langsung ketakutan mendengarnya
dan hendak mengambil alih telpon, namun Tuan Goo sudah lebih dulu menutup
telepon setelah memberitahukan namanya. Agar Louis tak curiga, Tuan Baek pun
mengatakan pada Louis kalau itu hanya telepon iseng dan Louis mengiyakan.
Louis kemudian bertanya kenapa Tuan Baek datang ke rumahnya
malam-malam. Tuan Baek pun menjawab kalau dia sebenarnya ingin bertemu dengan
Nyonya Choi, dia berkata seperti itu karena dia tahu jam selarut itu, Nyonya
Choi pasti sudah tidur, jadi diapun bisa berkata kalau dia akan kembali lagi
besok. Namun, ketika Tuan Baek hendak pergi, Louis memanggilnya dan menawarinya
makan ramyun.
Tak ada alasan untuk menolak, Tuan Baek pun sekarang sedang
makan ramyun buatan Louis. Ketika Tuan Baek memuji ramyun buatannya, Louis
langsung menjawab kalau dia belajar dari Bok Sil. Mendengar hal itu, Tuan Baek
kemudian bertanya apa ada sesuatu antara Bok Sil dan Louis? Tuan Baek juga
mengaku terkejut karena sebelumnya Louis ngotot kembali ke Prancis, tapi
beberapa hari kemudian dia sudah melihat Louis di Seoul lagi.
“Kau tidak dengar kabarnya?” tanya Louis.
“Kabar apa?”
“Semua ingatanku sudah kembali.”
“Apa?”
“Aku juga sudah menemukan adiknya Bok Sil.Bagus sekali, kan?”
ucap Louis dan Tuan Baek pun mengiyakan.
Louis kemudian bertanya kenapa Tuan Baek bohong padanya, kenapa Tuan
Baek bilang kalau Louis dan Ma Ri bersahabat, padahal yang Louis ingat Ma Ri
sering mengganggunya waktu dia masih kecil.
Mendengar itu, Tuan Baek langsung gugup. Dia pun beralasan
kalau dia tak tahu itu, dia kira Louis dan Ma Ri memang dekat. Ketahuan bohong,
Tuan Baek sampai berkeringat. Melihat Tuan Baek berkeringat, Louis bertanya
kenapa dan Tuan Baek menjawab kalau orang tua memang akan sering berkeringat.
Tak mau berlama-lama dengan Louis, Tuan Baek langsung mengajak Louis untuk
menghabiskan ramyunnya.
Keluar dari rumah Louis, Tuan Baek bertemu dengan Tuan Goo
yang memang sudah menunggunya sejak tadi. Mereka kemudian masuk mobil dan
bicara di tempat yang sepi. Tuan Goo menemui Tuan Baek untuk meminta uang, agar
dia bisa melarikan diri, karena polisi sudah tahu identitasnya. Dia berencana
keluar negeri sampai semuanya aman.
“Bagaimana bisa kau ke luar negeri kalau kaumasuk ke sini
saja ilegal?” tanya Tuan Baek.
“Aku akan mengurusnya, berikansaja aku uang,” jawab Tuan Goo
yang kemudian berkata kalau dia butuh uang sebesar sejuta dolar tunai. Melihat
Tuan Baek seperti enggan memberikan uangnya, Tuan Goo langsung menunjukkan USB
yang berisi rekaman percakapan mereka berdua. Ya, Tuan Goo mengacam Tuan Baek
dengan menggunakan USB tersebut.
Nyonya Choi sedang tidur dan tiba-tiba ada yang melemparinya
kacang. Diapun terbangun dan begitu senang melihat kacang yang begitu besar dan
enak. Tapi ternyata semua itu hanya mimpi. Mendapati mimpi seperti itu, Nyonya
Choi pun jadi penasaran dengan maknanya.
Bok Sil dan Bok Nam hendak sarapan dan tepat disaat itu Geum
Ja dan In Sung datang membawakan makanan. Ketika Bok Sil bertanya kenapa mereka
membawa makanan, In Sung hendak menceritakan yang sebenarnya kalau Louis lah
yang menyuruh mereka, namun baru menyebut nama Louis, Geum Ja langsung menyuruh
In Sung diam. Geum Ja berkata kalau dia hanya terlalu banyak masak, jadi
sebagian dia berikan pada Bok Sil. Dia juga menyebut dirinya sebagai Nyonya si
baik hati.
“Kau tidak baik hati, sama sekali tidak,” protes In Sung dan
Geum Ja langsung menyuruhnya meletakkan makanan yang mereka bawa ke dalam
kulkas Bok Sil. Geum Ja juga menyuruh Bok Sil cepat makan, karena dia harus
cepat berangkat kerja.
Sambil meletakkan makanan ke dalam kulkas, In Sung berkata
kalau Bok Sil akan berangkat kerja dengannya, karena Louis bilang, dia harus
mengantarkan Bok Sil setiap pagi.
Louis sendiri sedang bersiap pergi, dia memakai jas dan jam
tangannya. Tepat disaat Louis selesai mengganti background di jam tangan, In
Sung menelpon dan memberitahunya kalau Bok Sil sudah pergi kerja.
Bok Sil sudah berada di kantor bersama Joong Won, mereka
menikmati kopi panas bersama. Joong Won memberi ucapan selamat karena Bok Sil
kembali bertemu dengan Bok Nam. Dia juga mengaku senang ketika melihat Bok Sil
merasa bahagia. Joong Won kemudian bertanya apa Bok Nam akan kembali sekolah
lagi?
“Sebenarnya... dia tidak terlalu pintar, jadi dia harus ambil
beberapa les dulu,” jawab Bok Sil.
“Apa dia tidak siap kembali ke sekolah?”
“Ya. Begitulah.”
“Dia ternyata berbeda denganmu,” koment Joong Won dan Bok
Sil hanya tersenyum. “Kau juga seharsnya belajar,dan lulus ujian
kualifikasi..dan kuliah lah.Kalau kau dapat pendidikan yang benar kau pasti
akan sukses, aku tahu itu, ” saran Joong Won dan Bok Sil hanya tersenyum.
Melihat Bok Sil tersenyum padanya, Joong Won pun menyuruhnya untuk tidak
seperti itu, karena Bok Sil yang seperti itu bisa membuat Joong Won merasa
lemah.
Tepat disaat itu Louis datang dan bertanya kenapa Joong Won
harus merasa seperti itu? tak menjawab, Joong Won malah memarahi Louis yang
datang ke kantor mereka dan tidak bekerja di kantornya sendiri. Namun Louis
tetap menuntut agar Joong Won menjawab pertanyaannya lebih dulu. Tentu saja
Joong Won tak mau menjawab, dengan kesal dia kembali ke meja kerjanya.
Melihat gelar Joong Won yang di tulis di meja kerjanya,
Louis langsung protes dan minta Bok Sil menggantinya, namun Bok Sil tak mau
karena semua itu adalah permintaan Joong Won sendiri. Tak senang, Louis pun
meminta papan namanya yang sama dengan punya Joong Won. Sambil berkata kalau
hal tersebut bukan sesuatu yang harus Louis cemburui, Joong Won mengambil
kembali papan namanya. Tapi Louis masih merasa kesal, jadi dia menggulingkan
papan nama Joong Won saat berjalan kembali ke sofa.
Bok Sil kemudian bertanya apa Louis tidak kerja dan Louis
menjawab kalau dia akan mulai kerja minggu depan. Louis kemudian mengaku kalau
dia punya rencana besar, namun dia tak mau memberitahu Joong Won tentang
rencananya itu. Louis kemudian mengajak mereka makan siang dulu karena sudah
waktunya makan siang.
Tau kalau Louis datang bersama In Sung, Joong Won pun
bertanya kenapa In Sung tak makan bersama mereka? Louis menjawab kalau In Sung
bilang dia ingin makan sendiri. Louis kemudian minta Joong Won memesan lagi,
namun Joong Won menolak karena Louis sekarang sudah kaya, jadi dia bisa memesan
sendiri.
“Nenekku dan Pak Kim tidak akan mengizinkanaku pesan
delivery. Aku harus makan selagi aku bisa,” jawab Louis dan agar Joong Won mau
membelikan untuk Louis, Bok Sil pun ikut minta dibelikan juga. Karena Bok Sil
yang minta, Joong Won pun tak bisa menolak
lagi.
Sambil makan, Louis berkata kalau dia akan mengajak Bok Sil
makan malam, jadi Bok Sil harus cepat menyelesaikan pekerjaannya. Mendengar
itu, Joong Won merasa tak senang, dia kemudian berkata pada Louis kalau Bok Sil
hari ini banyak kerjaan, dia harus lembur. Namun setelah Louis berkata kalau Nyonya
Choi yang mengundang Bok Sil datang, Joong Won langsung terdiam tak berkomentar
lagi.
Tuan Baek dan Tuan Goo ketemuan lagi. Tuan Baek sudah
membawa uang seperti yang Tuan Goo minta, jadi Tuan Goo pun langsung memberikan
USB yang berisi rekaman percakapan mereka. Tuan Baek menyuruh Tuan Goo pergi
secepatnya, namun Tuan Goo menjawab kalau dia akan menunggu selama seminggu
dulu, baru kemudian pergi dari Seoul. Sebelum berpisah, Tuan Baek mengingatkan
Tuan Goo kalau mereka sekarang adalah orang asing satu sama lain, jadi tak ada
lagi urusan diantara mereka berdua.
Selesai makan, Louis mengajak Bok Sil makan es kacang merah
karena Louis sudah memesan 100 mangkok es kacang merah. Mendengar itu, Joong
Won langsung protes karena Bok Sil bisa sakit gigi kalau makan es kacang merah
sebanyak 100 mangkok sekaligus, jadi Louis bisa membelikannya pada waktu yang
berlainan. Louis pun setuju dengan ide itu, jadi dia langsung membawa Bok Sil
pergi untuk menikmati semangkok es kacang merah. Saat berjalan pergi, Louis berkata
“sampai besok.” Tentu saja Joong Won tak senang mendengarnya, karena Louis akan
kembali ke kantor mereka lagi besok hari.
Bok Sil dan Louis sudah berada di cafe dan menikmati
semangkuk es kacang merah. Melihat Bok Sil sangat menyukai es kacang, Louis pun
berjanji akan membelikannya untuk Bok Sil setiap hari. Bok Sil kemudian
menyuruh Louis untuk cepat makan karena mereka harus segera menemui detektif
Nam setelah ini.
Detektif Nam kemudian menginvestigasi Louis dan Bok Nam
mengenai kecelakaan waktu itu. Setelah menanyai Louis dan Bok Nam, detektif Nam
mengulang kembali kronologis peristiwa kecelakaan itu.
“Jadi maksudmu kau dapat kunci mobil dariPak Baek, lalu
menyetir... dan ketemu dengan gank motor?” tanya detektif Nam dan Louis
mengiyakan. “Dan Bok Nam, kau mengambil pakaian Louisuntuk melindunginya dari
Kim Dae Shikdan memberikan pakaianmu pada Louis?” tanya detektif Nam pada Bok
Nam dan Bok Nam juga mengiyakan. “Kau menunggu Bo Nam karena kau pikirdia akan
kembali dalam satu jam,tapi ternyata dia tidak kembali.Makanya kau ke sana
kemari.”
“Aku terjatuh, kepalaku terbentur selang damkar dan aku jadi
amnesia,” jelas Louis.
“Bok Nam, kau memberikan mobilnya Louis pada Dae Sik.Apa kau
melihat sendiri kecelakaannya?” tanya detektif Nam.
“Tidak. Aku dengar suara ledakan,jadi aku lari ke lokasi.Mobilnya
sudah terbkar waktu itu,” jawab Bok Nam yang mengaku kalau dia merasa ketakutan
melihat mobil itu terbakar, jadi dia memutuskan untuk melarikan diri. Bok Nam
pun meminta maaf atas apa yang dia lakukan.
“Aku mengerti.Tapi butuh waktu lama bagi Louisuntuk bisa
bertemu keluarganya. Minta maaflah padanya,” saran Detektif Nam dan Bok Nam pun
langsung minta maaf. Tentu saja Louis memaafkannya dan meminta Bok Nam untuk
tak merasa cemas.
In Sung sepertinya sengaja menunggu Ma Ri di lobi, ketika Ma
Ri datang In Sung langsung menghampirinya dan mengajaknya makan siang. Namun Ma
Ri terus menghindari In Sung. Karena In Sung terus menghalangi jalannya, Ma Ri
pun merasa kesal dan mendorong In Sung. Tapi karena tubuh In Sung besar,
sehingga ketika Ma Ri mendorong In Sung, malah dia sendiri yang terdorong dan
hampir terjatuh. Untungnya In Sung dengan cepat menangkap Ma Ri, namun tangan
In Sung terlalu kebawah sehingga tanpa sengaja memegang bokong Ma Ri.
Menyadari hal itu, Ma Ri langsung berdiri dan memukul pipi
In Sung. Ma Ri berteriak histeris menyuruh In Sung untuk tidak menyentuh
dirinya. Geum Ja melihat Ma Ri memukul In Sung, jadi diapun menghampiri mereka.
Tak terima anaknya di pukul, Geum Ja langsung memarahi Ma Ri. Dia bahkan masih
ingat kalau Ma Ri adalah wanita yang menabrak Louis dan memberinya uang 3
dolar.
Tepat disaat itu Jae Suk lewat dan langsung membela Ma Ri.
Dia tak terima Ma Ri di marahi. Mengetahui kalau Jae Suk adalah ibunya Ma Ri,
In Sung pun langsung menyapanya dengan wajah senang. Tentu saja hal itu membuat
Ma Ri dan Jae Suk bingung. Namun Geum Ja tak suka In Sung menyapa Jae Suk. Dia
kemudian menyuruh Jae Suk agar memberitahu Ma Ri untuk meminta maaf pada In
Sung, karena Ma Ri sudah memukul wajah In Sung.
Tak mau disalahkan, Ma Ri kemudian menjelaskan alasan dia
memukul In Sung, semua itu karena In Sung menyentuh bokongnya. Mendengar
pengakuan Ma Ri, Jae Suk jadi tak terima dia balik marah, namun dia masih kalah
omong dari Geum Ja yang tetap membela In Sung setelah mendengar penjelasan In
Sung kalau dia tak sengaja menyentuh. Dia hanya ingin menolong Ma Ri yang
hampir terjatuh.
Melihat Ma Ri dan ibunya ketakutan, In Sung kemudian
mengatakan pada mereka kalau ibunya memang kasar dengan ucapan tapi dia tak
memukul orang. Mendengar itu, Ma Ri dan Jae Suk malah semakin takut dan In Sung
pun meminta maaf.
Tak terima In Sung yang meminta maaf, Geum Ja malah memarahi
In Sung, bahkan dia juga memukulnya. Melihat perlakukan Geum Ja pada In Sung,
Ma Ri dan Jae Suk tambah ketakutan. Tepat disaat itu, Young Ae menelpon Jae
Suk dan mengatakan keberadaan mereka.
Tak lama kemudian Young Ae datang dan ketika tahu kalau yang
bertengkar dengan Jae Suk adalah Geum Ja, wanita yang mengaku ibu angkat Bok
Sil, Young Ae pun tak jadi marah. Geum Ja juga masih ingat dengan Young Ae.
Mengenal satu sama lain, mereka kemudian saling menyapa.
Melihat syal yang Geum Ja kenakan, Young Ae terkejut dan
kemudian bertanya apa syal itu dari Fancy Styling Talk? Tak hanya Young Ae, Jae
Suk juga terkejut melihatnya, karena mereka bertiga ternyata mengenakan syal
yang sama. Geum Ja sendiri tak mengerti dengan Fancy Styling Talk, yang hanya
dia tahu, syal itu diberikan oleh Louis.
Melihat kekompakan mereka bertiga, In Sung tanpa sadar
merangkul Ma Ri dan berkata, “Mereka punya barang yang sama.” Menyadari kalau
dia sudah merangkul Ma Ri, In Sung pun langsung menarik kembali tangannya.
Geum Ja, Jae Suk dan Young Ae kemudian pergi ke cafe dan
ngobrol sambil minum. Ketika Geum Ja mengaku kalau dia mendapat syal itu dari
Louis, Jae Suk pun menebak kalau koordinator Fancy Styling Talk adalah Louis.
Young Ae pun yakin kalau hal itu memang demikian, karena terbukti dari gaya
Louis yang keren.
“Kenapa kalian saling panggil dengannama yang aneh..seperti
Audrey dan Vivian?” tanya Geum Ja dan Young Ae menjawab kalau nama itu hanyalah
nama julukan. Young Ae bahkan menyarankan kalau Geum Ja juga harus punya nama
julukan, jadi mereka bertiga bisa jalan bersama.
Ditanya nama julukan, Geum Ja pun menjawab “Cleopatra” karena
dia selalu berbaring dirumah dengan gaya Cleopatra. Young Ae dan Jae Suk pun
setuju dengan nama itu. Untuk merayakan nama julukan Geum Ja, mereka bertiga
kemudian melakukan cheers.
Bok Sil dan Louis sampai dirumah Nyonya Choi. Tentu saja
kedatangan mereka disambut dengan senyum hangat oleh Nyonya Choi. Nyonya Choi
kemudian meminta Jung Ran menyiapkan makan malam dan meminta Tuan Kim untuk
membuatkan minuman.
Bok Sil datang tak dengan tangan kosong, dia membawakan
sekotak buah Pir untuk Nyonya Choi. Saat membaca nama pir yang tertera di kotak
“Tuan Pir Hamil dari Naju”, Nyonya Choi sedikit terkejut. Namun dia langsung
tersenyum-senyum sendiri.
Tuan Kim datang membawakan minuman dan saat Bok Sil
meminumnya, Bok Sil merasa mual dan hendak muntah, jadi dia memutuskan pergi ke
kamar mandi. Khawatir pada Bok Sil, Louis pun mengikutinya.
Menyambungkan dari mimpi, nama pir dan melihat kondisi Bok
Sil yang mual, Nyonya Choi pun langsung berpikir kalau Bok Sil sedang hamil
anak Louis. Dia bahkan mengatakan kecurigaannya itu pada Tuan Kim, namun Tuan
Kim menjawab kalau hal itu tidak mungkin.
Keluar dari kamar mandi, Bok Sil pun mengaku kalau dua
mangkok jajangmyun dan es kacang merah terlalu banyak untuk di makan, jadi
sekarang Bok Sil merasa mual. Mendengar itu, Louis pun merasa menyesal dan
berkata kalau seharusnya mereka tadi tak memesan es kacang merah. Namun Bok Sil
membantahnya, dia berkata kalau dia sangat menyukai es itu.
Walaupun Tuan Kim tak sependapat pada tebakannya, namun
Nyonya Kim terus tersenyum bahagia. Di kepalanya penuh dengan kata hamil. Bok
Sil dan Louis kembali duduk dan Louis langsung bertanya pada sang nenek, apa
makan malam dengan Bok Sil bisa lain kali saja, karena sekarang perut Bok Sil
sedang tak enak. Tentu saja Nyonya Choi mengiyakan, dia tak
mempermasalahkannya. Mereka bisa makan malam lain waktu, bahkan mereka bisa
mengajak In Sung dan ibunya untuk ikut serta.
Di rumah, Joong Won dan ayahnya sedang memisahkan toge dari
akarnya. Sang ayah kemudian memberitahu
Joong Won kalau dia dan Young Ae pergi mengunjungi rumah Bok Sil beberapa hari
lalu. Ketika berada di rumah Bok Sil, mereka mendengar kabar kalau Bok Sil
pacaran dengan Louis. Tuan Cha sangat menyayangkan hal tersebut, dia bahkan
mengaku kalau dia sebenarnya sangat menyukai Bok Sil.
“Mau kuberi tahu sesuatu?” tanya Joong Won.
“Apa?”
“Sebenarnya,Aku yang pertama bertemu Bok Sil.Sebelum
pertemuan kedua kami, seorang kandidat yang lebih kuat muncul dan mengacaukan
segalanya,” aku Joong Won dan hal itu sama-sama membuat keduanya merasa kesal.
Louis mengantar Bok Sil pulang. Sampai rumah, Louis langsung
memeriksa kulkas Bok Sil, karena di dalamnya tak ada minuman soda, Louis pun
bertanya pada Geum Ja, yang saat itu sedang berada di rumah Bok Sil untuk
menunggui Bok Nam belajar sambil bersih-bersih. Louis berkata ingin minuman
soda untuk Bok Sil karena Bok Sil bilang perutnya sakit. Mendengar Bok Sil
sakit perut, Geum Ja pun bertanya apa yang dia rasakan.
Bok Sil mengaku kalau dia terlalu banyak makan hari ini.
Louis kemudian menelpon In Sung dan minta dibawakan minuman soda. Namun, apa
yang Geum Ja pikirkan sama dengan apa yang Nyonya Choi pikirkan, jadi dia
berkata pada Louis kalau minuman soda bukanlah ide yang bagus untuk mengobati
sakit perut Bok Sil sekarang. Louis bertanya kenapa, tapi Geum Ja tak bisa
menjelaskan. Dia hanya menjawab kalau semua itu bukan apa-apa.
Tak mau ambil pusing dengan apa yang Geum Ja katakan, Louis
kemudian beralih pada Bok Nam yang sedang belajar. Louis berusaha mengajari Bok
Nam, namun Bok Nam sama sekali tak mengerti dengan pelajaran Matematika dan itu
membuat Louis frustasi. Melihat Louis seperti itu, Geum Ja pun menyindir kalau
Louis sendiri tak pandai mengeja.
“Itu tidak benar. Ejaanku sempurna.AKu banyak belajar saat
Bok Sil tidak ada,” jawab Louis.
“Belajar mengeja di usia 25 tahunbukan sesuatu yang bsa kau
banggakan,” ejek Geum Ja dan Louis kembali beralih pada Bok Nam. Dia berkata
pada Bok Nam kalau dia akan memberikan tutor yang hebat untuk Bok Nam. Tutor
yang selama ini mengajari Louis belajar, jadi Louis meminta Bok Nam untuk percaya
padanya.
“Walaupun ingatanmu kembali. Kau masih saja menyuruh orang
untuk percaya padamu.Apa kau mendapatkan kembali uangBok Sil yang dicuri waktu
itu? Kau menyuruhnya percaya padamu,” ucap Geum Ja mengingatkan Louis pada
janjinya.
“Akan kucari lagi uang itu, oke? Kenapa kau mengomel?” jawab
Louis dengan nada kesal. Tak senang dengan nada bicara Louis, Geum Ja pun
langsung mengambil tongkat pemijat dan hendak memukul Louis. Louis sendiri
langsung menarik Bok Nam untuk jadi tamengnya.
Jung Ran merasa kesal karena Tuan Kim tak kunjung
melamarnya, Tuan Kim hanya sibuk menganalisa cara-cara melamar dari drama dan
film, tanpa ada tindakan nyata sampai sekarang. Tuan Kim tiba-tiba memegang
tangan Jung Ran dan bertanya, “Aku tidak berbuat apa-apa?”
Belum sempat Jung Ran menjawab, Louis datang dan langsung
terkejut melihat Tuan Kim dan Jung Ran berpegangan tangan. Melihat keterkejutan
Louis, Jung Ran pun langsung menarik tangannya. Menyadari kalau Tuan Kim dan
Jung Ran saling menyukai, Louis pun tersenyum dan menghampiri mereka. Louis
berkata tak masalah kalau mereka berdua berkencan, lagi pula Tuan Kim memang
sudah waktunya berkencan dengan seseorang.
“Kau adalah cinta pertamanya,” ucap Louis pada Jung Ran dan
Tuan Kim jadi malu dibuatnya. Louis kemudian menyuruh Tuan Kim untuk langsung
bertanya padanya kalau Tuan Kim punya pertanyaan tentang asmara karena Louis
merasa lebih banyak tahu daripada Tuan Kim. Mendengar penawaran itu, Tuan Kim
bertambah malu di depan Jung Ran.
Louis berkata kalau dia punya sebuah permintaan pada Jung
Ran. Apa permintaan Louis? Belum Louis katakan, tapi sekarang Jung Ran sudah
berganti pakaian. Dia memakai jaket kulit dan mengulang kembali ucapan Louis,
dimana Louis ingin Jung Ran mengurus tiga gadis SMA yang sudah mengambil uang
Bok Sil sampai dua kali. Selain itu, tiga gadis itu juga sudah menyepelekan
Louis, mengabaikan telepon Louis dan yang lebih parah mereka selalu mengatakan
ucapan-ucapan mengumpat.
Mendengar informasi kalau tiga gadis itu bukanlah
gadis-gadis yang mudah diatasi, Tuan Kim pun bertanya apa Jung Ran akan
baik-baik saja?
“Aku Heo Jung Ran, Busan Double Axe,” aku Jung Ran dan
kemudian meminta nomor telepon gadis itu.
Setelah mendapatkan nomornya, Jung Ran langsung menelpon
seseorang dan memintanya untuk melacak keberadaan si pemilik nomor.
Bersama 3 pria berbadan besar, Jung Ran pergi menemui ketiga
gadis itu di sebuah tempat karoke. Karena Jung Ran mengatakan ingin ngobrol
bersama mereka, jadi mereka pun keluar dari tempat karoke. Sekarang mereka
semua sudah berada di taman bermain dan Jung Ran tak lagi mengajak 3
bodyguard-nya karena dia merasa bisa mengatasi ketiga gadis itu sendirian. Dia
hanya berbekal tongkat bisbol untuk menghadapi mereka. Khawatir pada Jung Ran,
Tuan Kim pun ikut menemani Jung Ran saat menghadapi ketiga gadis SMA itu.
Ketiga gadis itu bersiap menyerang Jung Ran bersamaan dan
siapa yang akan menang? Jangan kemana-mana... baca sinopsis Part duanya ya...
Bersambung
No comments :
Post a Comment