Jae Suk dan Young Ae tak sengaja bertemu di sebuah mall dan
mereka pun langsung menjadi teman karena mereka berdua mengenakan pakaian yang
sama dan sumber stylist yang sama, yaitu dari Fancy Styling Talk. Saat ditanya
dari mana Young Ae tahu tentang Fancy Styling Talk, diapun menjawab kalau dia
tau dari putranya karena putranya sangat modis dalam perpenampilan. Karena
mereka berdua punya kesamaan, Jae Suk pun mengajak Young Ae berteman di social
media dan Young Ae tentu saja setuju dengan ide tersebut.
Joong Won dan Ma Ri makan malam bersama Nyonya Choi dan Tuan
Baek. Joong Won kemudian mengirim SMS untuk Bok Sil dan menanyakan
keberadaannya dan Bok Sil menjawab kalau dia sedang bersenang-senang setelah
makan enak, jadi Joong Won tak perlu khawatir. Melihat Joong Won sibuk dengan
ponselnya, Tuan Baek pun bertanya apakah itu penting dan Joong Won menjawab
tidak. Tuan Baek kemudian membahas tentang Nyonya Choi yang sudah lama tak
bertemu dengan Joong Won dan Nyonya Choi mengiyakan, dia terakhir bertemu dengan
Joong Won saat pemakaman Louis. Tuan Baek kemudian menuangkan minuman untuk
Joong Won da Joong Won terlihat ragu menerimanya, namun dia tak menolak. Kenapa
Joong Won seperti itu? ternyata Joong Won tak bisa meminum alkohol, baru minum
satu gelas pemberian Tuan Baek, Joong Won langsung pingsan
“Bu. Sunny Land akan segera dibuka,” ucap Tuan Baek.
“Apa sudah waktunya?Kalau saja Louis masih ada,dia pasti
akan menyukainya.Aku memang tidak pernah mengatakannya,tapi Sunny Land adalah
idenya Louis.,’ ucap Nyonya Choi yang kemudian meminta Joong Won menjelaskan
tentang proyek itu, karena Nyona Oh sudah mengatakan semaanya, tapi Joong Won
sedang tak bisa menjelaskan karena dia pingsan gara-gara alkohol. Tak mau
membahas hal yang bermacam-macam, Nyonya Choi pun mempersilahkan Tuan Baek dan
Ma Ri makansaja, sebelum Nyonya Choi bicara hal-hal yang ngelantur.
Tepat disaat itu, Tuan Kim muncul dan memberitahu Nyonya
Choi kalau ada ID Raja Shoping Louis di internet dan cara menulis orang itu
sangat mirip dengan Louis. Tak mau percakapan itu berlanjut sampai Nyonya Choi
meminta dicarikan orang yang ber-ID itu, Tuan Baek pun langsung menghentikannya
dengan berkata kalau Tuan Kim hanya akan membuat Nyonya Choi sedih karena
membahas tentang Louis.
Ma Ri kemudian ikut bicara kalau ID Raja Belanja Louis juga
meninggalkan ulasan mengerikan di produk-produk mereka, jadi mereka pun akan
mengurusnya. Mendengar itu, Nyonya Choi bertanya-tanya kenapa orang itu harus
mengenakan nama itu. Tuan Baek yang tak mau Nyonya Choi berpikir seperti itu,
langsung menyuruhnya makan sebelum
makanannya dingin.
Tuan Baek yang takut kalau Tuan Kim nanti kembali membahas
tentang Louis pada Nyonya Choi, langsung mengajak Jung Ran bicara. Awalnya Tuan
Baek mengeluhkan tentang sikap Tuan Kim yang selalu membahas tentang Louis dan
membuat Nyonya Choi sedih, dan kemudian
Tuan Baek mengucapkan sebuah rencana untuk menangani Tuan Kim. Hmm... tapi kita
tak diberitahukan dengan rencana tersebut.
Ma Ri dan Joong Won sudah berada di meja cafe. Ma Ri
mengeluh kenapa ayahnya harus memberi Joong Won alkohol sehingga membuat Joong
Won jadi seperti itu. Ya, sampai sekarang Jong Won belum sadarkan diri. Tepat
disaat itu, Bok Sil menelpon dan Ma Ri mengangkatnya. Karena Ma Ri mengatakan
kalau mereka masih bekerja, jadi Bok Sil pun bertanya apa dia harus pergi ke
sana juga.Tentu saja Ma Ri mengatakan tidak karena Bok Sil tak akan membantu,
jadi Bok Sil harus kembali ke Seoul saja.
Ma Ri berusaha membangunkan Joong Won, namun tak bisa.
Kesal, Ma Ri pun menempelkan wajahnya di meja juga dan menghadap Joong Won.
Melihat itu, penjaga minuman pun bertanya-tanya., kenapa mereka berdua jadi tidur di tempatnya seperti itu.
Untung saja Louis dan In Sung menyusul, coba kalau tidak,
kan kasihan Bok Sil harus sendirian karena yang mengajaknya pergi ke Busan tak
bertanggung jawab. Bersama Louis dan In Sung, Bok Sil berkeliling pasar di
Busan. Mereka makan hotteok, bermain permainan tebak tongkat dan yang
beruntung adalah Bok Sil, dia mendapatkan
ikan plastik berwarna kuning.
Mereka kemudian melihat sebuah akuarium yang berisi udang
mirip harimau dan In Sung menjelaskan kalau udang itu disebut udang singa.
“Ini harimau bukan singa. Dasar bodoh,” ucap Louis pada In Sung.
“Louis. Kau tidak tahu kan ini apa?” tanya In Sung dan
menunjuk seekor cumi-cumi.
“Cumi kecil,” jawab Louis dan pergi. In Sung pun langsung
mengacungkan cempolnya karena Louis banyak tahu tentang jenis hewan laut.
Mereka kemudian pergi ke pinggir laut, dengan backgroud
jembatan Gwangan yang terlihat indah dengan lampunya, In Sung mengajak Louis
dan Bok Sil foto bersama. Setelah foto bertiga, In Sung kemudian mengambil foto Bok Sil dan Louis berdua.
Selesai berfoto, mereka pergi ke pantai dan duduk disana
sambil menikmati pemandangan laut juga
jembatan Gwangan. Bok Sil kemudian bertanya apa Louis sudah melihat laut
sebelumnya dan Louis menjawab sudah, bahkan pemandangan di depannya itu begitu
familiar untuknya. Mendengar itu, In Sung pun bertanya bagaimana jika Louis
tinggal di Busan? Mendengar pertanyaan itu, Louis balik tanya, apa In Sung
pikir Louis sebelumnya tinggal di Busan? Jadi kenapa dia bisa tertidur di
jalanan Seoul?Mendengar pertanyaan Louis, In Sung pun jadi sadar kalau ada
kemungkinan Louis pernah tinggal di Busan. Tak boleh membuang fakta itu, In
Sung kemudian menyuruh Louis menulisnya di buku catatan Louis.
“Tidak sia-sia kita ke sini,” ucap In Sung dan Louis
membenarkan.
“Jadi kalian berdua memang belum pernah melihat laut.Ini
adalah pertama kalinya.Angin laut membuatku senang.Aku bisa merasakan udaranya
juga. Terasa asin.Bagaimana kalau kita tidur di sini? Jadi dia bisa melihat
laut,” ajak Bok Sil dan Louis setuju, tapi In Sung tak mau karena dia tak mau
kena stroke. In Sung kemudian pergi ke kamar mandi dan meminta keduanya untuk
menunggu dirinya di tempat itu.
Saat hanya berdua, Louis mendengar seorang ibu memanggil
anaknya yang bernama Ji Sung. Anak yang bernama Ji Sung itu kemudian di hampiri
oleh kedua orang tuanya dan kedua orang tua Ji Sung kemudian memegangi tangan
Ji Sung dengan kuat sehingga membuat Ji Sung bisa melompat. Melihat hal itu,
kepala Louis tiba-tiba sakit dan dia sedikit mengingat masa lalunya. Dia
melihat dirinya juga pernah pegangi oleh kedua orang tuanya seperti itu.
Penasaran pada Ji Sung dan orang tuanya, Louis pun hendak
menghampirinya. Namun Louis kembali di beri ingatan dimana dia dipukuli orang
sampai terbentur Hydran. Dia juga ingat kalau saat dia kecil, dia punya anjing
bernama Koboshi. Tak kuat menahan rasa sakit di kepalanya, Louis ambruk dan
wajahnya jatuh kepasir.
Bok Sil khawatir dan langsung menghampiri Louis. Bok Sil
terus memanggil Louis dan bertanya apa dia baik-baik saja. Louis bangun dan Bok
Sil membersihkan pasir dari wajah Louis. Mereka berdua saling lihat dan Bok Sil
kemudian memeluknya.
“Kenapa? Aku ketakutan karenamu,” ucap Bok Sil dan
menepuk-nepuk pundak Louis sambil berkata, “Tak apa.”
Dalam hati Louis berkata, “Malam gelapku yang penuh
ketakutan.. menjadi cerah karena Bok Sil.”
Louis menitikkan air mata dan saat Bok Sil hendak melepas
pelukannya, Louis malah memeluk Bok Sil lebih erat. Karena Louis ingin menangis
dipelukan Bok Sil.
Keesokan harinya, Bok Sil meminta semua pegawai termasuk
Joong Won untuk berkumpul karena dia ingin mempresentasikan tentang idenya
untuk melakukan tour ke Busan. Semua itu sebagai ganti karena dia tak ikut
melakukan presentasi pada kesempatan sebelumnya.
“Malam pertama kali aku ke Busan terasa sangat indah. Seluruh
kota dan lautan bersinar-sinar sangat indah dipandang mata. Jadi, aku ingin
membuat tour perjalanan. berdasarkan pengalamanku yang luar biasa di Busan. Tour
ini akan terdiri dari perjalanan keliling dengan kereta api, dan perjalanan
melihat suasana malam dengan bus. Ini akan jadi pilihan yang luar biasa untuk
teman, keluarga dan kekasih. Aku juga mau merekomendasikan perjalanan ini untuk
orang-orang yang ingin pergi sendiri. Kupikir, pemandangan indah laut di malam
hari akan menghibur dan mengobati stress,” ucap Bok Sil.
“Kau tidak cek website kompetitor kita? Tour perjalanan
malam sudah ada di Wimon,” ucap Ma Ri dan merasa senang karena berhasil
menjatuhkan presentase Bok Sil dan Bok Sil sendiri tak bisa menjawabnya.
Joong Won maju sambil bertepuk tangan, “Nona Baek benar. Wimon
sudah menjual paket semacam itu sejak tahun lalu. Bagaimanapun, ide Bok Sil
sedikit berbeda. Ini berdasarkan pengalaman dan perasaan pribadinya. Dia ingin
menyampaikan lebih banyak hal kepada para pelanggan dan memperluas rute
perjalanan. Dia menekankan pada hal-hal yang mungkin akan membuat pelanggan
tersentuh dia juga merekomendasikan pemandangan laut di malam hari pada
pelanggan sebagai obat dari kepenatan hidup dan rasa stress. Kupikir Bok Sil
tidak menekankan itu. Bagaimanapun kita harus menghargai dan menghormati
potensinya. Tren sekarang memang tentang sensibilitas dan perasaan. Dia
berhasil mendapatkannya,” jelas Joong Won dan di sambut tepuk tangan oleh yang
lain. Joong Won kemudian mengucapkan pada Bok Sil kalau dia sudah bekerja
dengan bagus dan Bok Sil bernafas laga dengan hasil yang dia dapat.Sebelum pergi,
Joong Won mengumumkan kalau dia akan memperpanjang kontrak Bok Sil sampai 1
tahun. Tentu saja hal itu membuat Bok Sil langsung terkejut dan tak percaya.
Ma Ri mengejar Joong Won dan protes karena dia memperpanjang
Bok Sil hanya dengan ide kecil itu. Dia menyebut Joong Won mengambil keputusan
yang nekad.
“Dia punya kemampuan untuk membuat cerita yang menarik.. yang
bisa menjual produk, meski hanya sebotol minuman. Kukira kau menyadarinya
juga,” ucap Joong Won dan pergi. Ma Ri pun tak bisa berkata-kata lagi, karena
Joong Won tahu tentang pencurian ide botol tersebut. Namun hal itu tambah
membuat Ma Ri tak senang dengan Bok Sil, dia mengira Bok Sil yang sudah
memberitahu Joong Won akan hal tersebut.
Hye Joo dan Mi Young merasa iri sekaligus kagum pada Bok
Sil, karena Bok Sil yang tak bisa komputer dan internet bisa mendapatkan
perpanjangan kontrak. Mi Young juga mengakui kalau presentase Bok Sil cukup
bagus dibandingkan yang mereka lakukan.
“Omong-omong,dia sudah membersihkan kantor, ikut rapat dan lain
sebagainya. Dia juga melakukan banyak hal untuk kita.Kalau dia tidak ada kita
bisa kesulitan,” ucap Hye Joo.
“Itulah maksudku. Tidak ada buruknya kok kalau kontraknya
diperpanjang. Ambil saja hikmahnya,” jawab Mi Young dan mereka sama-sama senang
karena kontrak Bok Sil di perpanjang.
Melihat Bok Sil ada di ruangan Joong Won, Mi Young pun
bertanya-tanya, apa sekarang Joong Won mulai berpihak pada Bok Sil?
Di ruangan Joong Won, Bok Sil berterima kasih karena
kontraknya sudah diperpanjang. Joong Won pun menjawab kaau semua itu berkat
kerja keras Bok Sil sendiri, jadi dia tak perlu berterima kasih. Jadi, Bok Sil
harus melakukan yang terbaik dalam setahun ini, agar dia bisa menjadi pegawai
tetap tahun depan. Bok Sil pun mengiyakan, dia berjanji akan bekerja lebih
keras lagi mulai sekarang.
Pulang kerja, Bok Sil dengan senang memberitahu Louis kalau
kontrak kerjanya di perpanjang. Tentu saja Louis ikut senang dan mereka
langsung berpelukan sambil lompat-lompat. Tepat disaat itu In Sung muncul dan
menyuruh mereka untuk tidak berpelukan.
Bok Sil kemudian memberitahu In Sung tentang dia yang
mendapatkan perpanjangan kontrak, tentu saja In Sung ikut senang mendengarnya
dan mereka jadi lompat-lompat bertiga.
Untuk merayakan perpanjangan kontrak Bok Sil, mereka bertiga
kemudian makan di sebuah kedai. Mereka makan daging panggang. In Sung
mengungkapkan rasa bangganya pada Bok Sil, karea Bok Sil bisa mendapatkan
sesuatu yang tak bisa In Sung dapatkan selama 10 tahun ini. Bok
Sil pun berkata kalau semua itu berkat In Sung dan Louis juga, jadi dia
menyuruh mereka makan sebagai tanda terima kasihnya.
Bok Sil terlihat sedih, sepertinya dia teringat pada Bok
Nam, namun ketika Louis bertanya kenapa, Bok Sil menjawab bukan apa-apa.
Bok Sil kemudian menunjukkan kartu kredit yang dia dapat dan
Louis langsung mengambil dengan berkata kalau mereka sekarang punya kartu
kredit.
“Ini punya Bok Sil, bukan punyamu. Bok Sil, urus semua ini
ya,” ucap In Sung dan mengembalikan kartu kreditnya pada Bok Sil. “Kau masih
latihan dialek Seoul, kan? Aku ini guru yang mahal loh. Aku akan memberi
pengecualian dan menggratiskan biayanya,” ungkap In Sung dan kemudian meminta
Bok Sil melatih dealek Seoulnya dengan cara memesan daging lagi.
Dengan polosnya, Bok Sil pun melakukan apa yang In Sung
pinta. Dengan dealek Seoul, Bok Sil memesan 3 porsi daging lagi dengan dua
botol soda dan selada yang banyak.
“Nah begitu! Go, Bok Sil! Kau benar-benar pintar,” puji In Sung
karena dealek Bok Sil sekarang sudah bagus dan selain itu karena dia bisa
mendapatkan tambahan daging lagi. Dia bisa makan kenyang malam ini.
In Sung kemudian menyarankan agar Bok Sil menata kembali
rambutnya, karena gaya rambut Bok Sil sudah ketinggalan jaman. Karena Bok Sil
punya kontrak setahun, maka dia harus terlihat seperti wanita karir pada
umumnya. Mendengar itu, Louis pun berkata kalau dia juga harus menata
rambutnya.
In Sung kemudian mengajak Bok Sil dan Louis ke salon rambut,
dimana si pemilik salon bisa menyesuaikan model rambut berdasarkan nama. Untuk
In Sung, si pemilik salon menatanya dengan gaya “Jo In Sung.” Sedangkan Louis
dibuat mirip Louis XIV dan Bok Sil dibuat kriting mirip bulu pudel.
Merasa hasilnya hancur dan tak bagus, In Sung langsung lari
dan Louis mengejarnya. Saat Bok Sil hendak lari, dia langsung di hadang oleh si
pemilik salon karena dia harus membayar biaya salonnya sebesar 100 dolar.
Bok Sil dan Louis kemudian pergi menemui Detektif Nam dan membawakan
beberapa es krim untuk detektif Nam dan polisi yang lainnya. Detektif Nam
terkejut melihat rambut keriting Bok Sil dan Louis, jadi diapun bertanya apa
ada sesuatu yang terjadi?
“Goldline memperpanjang kontrakku,” jawab Bok Sil dan
Detektif Nam kemudian bertanya kenapa dengan rambut mereka?
“Kenapa? Aneh ya?” tanya Louis.
“Ya. Sangat aneh,” jawab detektif Nam.
“Ini mahal loh,” ucap Bok Sil menyayangkan.
Tuan Kim sudah berada di luar rumah, dia mendapat telepon
dari seseorang dan mengatakan pada orang itu kalau dia belum menemukan apa yang
orang itu minta. Hmmm... Tuan Kim mencurigakan juga.
Seorang pria berpakaian serba hitam masuk ke kamar Bok Sil
dan Louis. Dia kemudian mengambil palu yang ada di laci. Di lantai bawah, Geum
Ja sedang asik nonton TV sendirian. Tak lama kemudian In Sung datang dengan
gaya rambut barunya. Geum Ja berkata kalau In Sung terlihat sangat seram dengan
gaya seperti itu, tapi dia juga terlihat sedikit muda. Dibilang muda, In Sung
pun merasa senang.
“Kau dengan Louis lagi?” tanya Geum Ja dan In Sung pun
mengiyakan. Jangan main dengannya lagi. Kau kan sudah punya pekerjaan. Jangan
bermain-main dengan pria pengangguran,” pesan Geum Ja dan In Sung menjawab
kalau dia hanya tak ingin Louis merasa kesepian, jadi diapun menemaninya.
“Oh, Bu. Perusahaan tempatku bekerja mulai sekarang akan
lebih stabil karena sudah mendapatkan klien besar,” ucap In Sung mulai membual
dan ibunya pun percaya.
“Omong-omong, kau tidak memberitahu mereka tentang kejadian
itu kan?” tanya Geum Ja dan In Sung pun mengiyakan, karena dia tak seceroboh
itu memberitahu Louis dan Bok Sil. Kalau Louis tahu hal itu, pasti dia sudah
melarikan diri.
Ma Ri mengajak Bok Sil bicara di tangga darurat dan bertanya
apa Bok Sil memberitahu Joong Won kalau botol Goldline merupakan idenya. Tentu saja
Bok Sil menjawab tidak, karena dia memang tidak memberitahu Joong Won, namun Ma
Ri tak percaya akan hal itu.
“Aku tidak pernah menceritakan tentang botol itu pada
siapapun kecuali dirimu,” jawab Bok Sil yakin.
“Apa kau pernah berada di kantor berdua saja dengan Pak Cha?
Kau pernah kan? Kau memberinya petunjuk tentang itu, kan?” tanya Ma Ri masih
penasaran.
“Tidak. Sama sekali tidak. Dia datang ke tempatku beberapa
waktu lalu dan minum teh,” jawab Bok Sil
dan Ma Ri terkejut sampai tak percaya mendengarnya.
Joong Won masuk kantor dan kaget melihat gaya rambur Bok
Sil. Tapi setelah memperhatikannya lebih teliti, Joong Won malah senyum-senyum
sendiri melihat Bok Sil. Tanpa Joong Won sadari, Ma Ri melihat apa yang dia
lakukan dan Ma Ri bisa menebak kalau Joong Won benar-benar menyukai Bok Sil.
Louis pergi ke toko tas dan membeli tas yang selama ini
ingin dia beli dengan menggunakan kartu kredit milik Bok Sil. Dia mengambil
cicilan selama 12 bulan dengan cicilan 200 dolar tiap bulan. Karena tahu
belanja dengan kartu kredit bisa dicicil, maka Louis pun membeli banyak barang
couple untuk dirinya dan Bok Sil. Ada baju, kacamata dan juga sepatu dan semua
itu perlengkapan untuk joging. Louis juga membeli robot pembersih debu yang
bisa mereka nyalakan untuk membersihkan rumah disaat mereka pergi joging.
Louis menunjukkan semua barang itu pada Bok Sil termasuk tas
berbulu yang juga Louis beli untuk Bok Sil. Setelah Louis selesai menunjukkan
barang-barang yang dia beli, Bok Sil pun bertanya berapa harga tas itu.
“2,400 dolar,” jawab Louis dan Bok Sil langsung terduduk
lemas.
“Hey. Kau sudah gila?” tanya Bok Sil dan Louis menjawab
kalau dia membelinya dengan cicilan 12 bulan, jadi perbulan mereka hanya harus
membayar 200 dolar.
“Bagaimana caramu membayarnya? Mau 100 atau 1000 dolar
perbulan, kita tetap saja harus membayarnya. Kau pikir sekarang kita sanggup
membeli tas seharga 2400 dolar? Pergi dan kembalikan barang ini,” perintah Bok
Sil marah. “Kalau kau tidak bisa mengembalikannya kau tidak boleh masuk,” ancam
Bok Sil.
“Bok Sil. Aku tidak tahu cara mengembalikannya,” rengek
Louis yang sekarang sudah berada di luar rumah.
“Aku juga tidak tahu. Kau cari tahulah,” jawab Bok Sil ketus
dan di dalam rumah dia memasukkan kembali barang-barang yang Louis beli ke
dalam kotak.
Saat sendirian, Bok Sil teringat kembali ucapan Nyonya Choi
yang berkata, “Kau mungkin tidak mengerti.. tapi mungkin.. barang itu yang
dibutuhkan temanmu. Setiap orang punya nilai sendiri-sendiri tahu tidak? Mengamati
pola berbelanja seseorang bisa menjadi kunci untuk mengetahui tentang orang
itu.”
“Dia membelikan banyak barang untukku. Siapa yang mau bayar?”
ucap Bok Sil yang paham kalau Louis ingin membelikan untuknya, tapi dia tak
bisa menerimanya karena dia juga yang harus membayar barang-barang itu.
Keesokanharinya, Louis kembali ke toko tapi takut masuk
toko, sampai-sampai si penjaga toko yang menghampirinya, karena dia melihat
Louis berada di depan toko. Karena si penjaga toko sudah berada di depannya,
Louis pun dengan ekspresi tak enak mengatakan kalau dia ingin mengembalikan tas
yang dia beli.
Tuan Baek kembali menemui orang suruhannya di pinggir sungai
Han. Dia berkata kalau acara pengangkatan dia sebagai presdir sebentar lagi
akan diselenggarakan dan pada saat itu, Nyonya Choi akan memindahkan semua
sahamnya ke Tuan Baek. Jadi sebelum acara itu dimulai, Tuan Baek meminta pria
itu untuk mengurus segala sesuatunya, tapi disini kita tak diberitahu apa yang
Tuan Baek perintahkan pada orang itu. Selain harus melakukan hal yang
diperintahkan, Tuan Baek juga meminta pria itu untuk terus mengawasi Joong Won.
Louis mengembalikan uang Bok Sil, itu uang yang digunakan
untuk membeli tas dan lain-lain.
“Aku sangat stress. Aku harus mendapatkan tepukan di
punggung,” ucap Louis dan menundukkan kepalanya ke bahu Bok Sil.
“Kalau kau tidak pakai kartunya, ini tidak akan terjadi. Jangan
pernah kau melakukannya lagi,” pinta Bok Sil dan Louis menjawab kalau dia hanya
ingin memberi hadiah untuk Bok Sil. Bok Sil pun menjawab kalau dia paham hal
itu karena dia sudah diberi nasehat oleh seorang nenek.
“Aku tidak tahu siapa dia. Tapi aku sangat berterima kasih,”
ucap Louis dan Bok Sil kemudian mengatakan kalau dia tak butuh hadiah, dia
hanya ingin Louis mengajaknya nonton di bioskop, karena Bok Sil tak pernah
pergi ke bioskop.
“Sebenarnya aku merasa aku belum pernah ke sana juga,” aku
Louis.
“Apa? Aku dari gunung, lalu kau dari planet mana?” tanya Bok
Sil
“Baiklah, ayo pikirkan tentang ini,” jawab Louis dan diapun
hendak duduk di kursi berpikirnya. Namun Bok Sil mencegahnya, karena dia ingin
merapikan kembali rambut Louis dan Louis juga akan melakukan yang sama untuk
rambut Bok Sil.
Bok Sil sudah berada di bioskop dan rambutnya sudah kembali
lurus. Karena Louis tak kunjung datang, Bok Sil pun menelponnya. Dimana Louis? Ternyata
dia sedang berada di toko bunga, dia hendak membeli bunga untuk Bok Sil.
Saat melayani Louis, si panjaga toko merasa sedikit tak
nyaman karena Louis mengatakan kalau dia membelikan bunga untuk wanita yang
tinggal bersamanya dan mereka tinggal bersama tanpa ada hubungan pernikahan.
Selain itu, Louis juga orang yang pemilih dalam membeli bunga dan yang membuat
si penjaga tambah tak nyaman namun dia tak bisa berkata apa-apa adalah karena
Louis membayar uang bunganya dengan menggunakan receh. LOL
Louis berjalan menuju bioskop dengan langkah riang. Saat dia
melihat ada koin di jalan diapun langsung mengambilnya. Lampu penyebrangan
masih hijau dan Louis bergegas menyebrang, tapi tiba-tiba muncul sebuah mobil
dan hendak menabrak Louis.
Karena kaget, Louis pun jatuh dan kepalanya terbentur. Louis
pingsan dan Bok Sil masih menunggunya di bisokop.
Bersambung
Head hunters in India
ReplyDeleteHead hunters in Bangalore
Consultany in Bangalore
Serviced Apartments in Bangalore
SEO Services in Bangalore
SEO Services in India