Sambil berjalan turun, Jae Suk mengeluh kenapa dia harus
diminta melakukan semua itu. hmmm.... sepertinya Tuan Baek yang menyuruhnya
untuk melakukan semua itu.
Seperti biasa, kedua orang tua Joong Won datang ke rumahnya
membawakan sesuatu untuk dia. Tanpa kedua orang tua Joong Won sadari, ada
seseorang yang sepertinya mengintai rumah Joong Won, dia mengambil gambar kedua
orang tua Joong Won, saat mereka hendak masuk rumah.
Young Ae kemudian melihat sebuah kotak yang berisi sepatu.
Mengira kalau Joong Won membelikan untuknya, Young Ae pun mencobanya. Tapi tak
muat, sepatu itu kekecilan untuk Young Ae. Karena sepatu itu tak muat untuk
Young Ae, jadi Tuan Cha menebak kalau Joong Won pasti membelikan sepatu
itu untuk kekasihnya. Mendengar itu
Young Ae langsung senang, dia bertanya-tanya wanita seperti apa yang menjadi
kekasih Joong Won.
Kita kemudian dialihkan pada wanita yang Joong Won pikirkan
saat melihat sepatu itu. Wanita itu adalah Bok Sil, dimana Bok Sil sekarang
sedang memayungi Louis seperti yang In Sung lakukan sebelumnya. Dengan posisi
seperti itu, Louis berusaha mengembalikan ingatannya, namun hal itu tak
memberikan efek apapun. Tepat disaat itu, Bok Sil mendapat telepon dari
perusahaan yang menawarkan pinjaman padanya, tentu saja Bok Sil langsung
menutupnya karena dia memang tak butuh pinjaman.
Mendengar kalau Bok Sil ditelepon oleh perusahaan seperti
itu, Louis pun menyebutnya telpin spam, jadi Bok Sil harus hati-hati, karena
Louis sendiri sudah terkena tipuannya. Mendengar itu, Bok Sil langsung mentup
payungnya dan berkata, “Setelah ditipu sekian banyakkau bisa ngomong begitu?”
“Iya, aku tak seharusnya menguliahimu. Padahal aku bego,”
jawab Louis dengan perasaan bersalah. Tepat disaat itu Geum Ja dan In Sung
datang membawa sekarung bawang putih. Semua bawang putih itu, Bok Sil yang
minta dan Bok Sil menyuruh Louis yang mengupasnya. Louis akan mendapatkan 30
dolar jika dia berhasil mengupas 20 kg bawang. Semua itu harus Louis lakukan,
karena Bok Sil sudah tak punya uang lagi, uangnya banyak di buang oleh Louis.
Di saat cucunya diberi kerjaan untuk mengupas bawang, Nyonya
Choi sedang bersantai di sebuah restoran. Manager restoran datang menemuinya
dan saat melihat Jung Ran, si manager langsung menyapanya dengan nama, “Busan
Dokki.” Mendengar si manager menyebut nama panggilannya, Jung Ran langsung
menyuruhnya diam, dia takut ada yang mendengar. Nyonya Choi pun tertawa mendengarnya,
dia tau kalau dulu Jung Ran sangat terkenal di Busan. Si manager pun berkata
kalau dia akan menyiapkan hidangan yang biasa nYonya Choi pesan dan Jung Ran
berpesan agar menu dagingnya di ganti dengan ikan.
Louis sendirian, dia mengupas bawang putih dengan ekspresi
malas. Mengupas bawang putih membuat mata Louis pedih. Hmm.... perasaan bawang
putih gak bikin mata pedes dah, yang bikin mata pedes tuh bawang merah. Mungkin
bawang putih di korea pedes kali yah. LOL
Karena matanya pedih, Louis pun langsung mengambil ponselnya
dan membeli pelindung mata. Dalam sekejap, Louis pun sudah memakai alat
tersebut. Dia menggunakan pelindung mata dan kembali mengupas bawang.
Merasa lelah, Louis pun membeli alat pemijat leher. Setelah
menggunakan alat itu, Louis bukannya mengupas bawang, dia malah tidur.
Bok Sil yang mendapat pemberitahuan kalau uang direkeningnya
sudah ditarik lagi, langsung pulang dan marah pada Louis. Louis yang tadinya
lagi asik tidur langsung terbangun karena kaget.
“Yang kau pake di kepalamu itu. Itu goggle kan?Dengar ya. 70
ribu untuk goggledan 80 ribu untuk massager.Kusuruh kau ngupas bawang,bukan
beli barang!” teriak Bok Sil.
“Anu... Kurasa itu kubutuhkan untuk ngupas bawang,” jawab
Louis.
“Kau cuman dapat 30 ribu dari ngupas bawang 20 kg.Kau malah
habisin 150 ribumasuk akal apa?Supaya impas kau harus ngupas 100 kg,” ucap Bok
Sil kesal dan kemudian dia duduk di depan Louis yang menundukkan kepalanya.
Melihat itu, Bok Sil pun menurunkan nada bicaranya, “Louie-ah.Sebelum beli sesuatu,benar-benar
pikirkan dulu butuh atau tidak.Entah dulu apa yang kaulakukan sebelumnyatapi
coba lihat gimana hidup kita sekarang,” pinta Bok Sil dan Louis pun mengiyakan.
Ketika melihat ekspresi Louis yang memelas, Bok Sil memang selalu lunak
padanya. Karena walaupun marah, Bok Sil tetap memasakan makanan untuk Louis.
Dengan perasaan bersalah, Louis menghampiri Bok Sil dan
berkata kalau sebenarnya dia mendapat diskon 10 dolar dari massagernya.
Mendengar itu, Bok Sil pun hanya menoleh dan melihat tolehan yang tak
bersahabat itu, Louis pun langsung kembali ke tempat duduknya.
Selesai makan mereka berdua kemudian duduk berdua sambil
minum kopi dibawah indahnya suasana
malam di Seoul. Louis mengaku kalau sepertinya dulu dia adalah orang kaya,
yang tak pernah khawatir berapapun uang yang dia belanjakan.
“Kita lihat apa kau masih bisa bilang begitu setelah
mengupas 100 kg bawang,” ucap Bok Sil dan Louis pun terdiam. “Mulai sekarang,
sebelum beli barang benar-benar pikir dulu,” pesan Bok Sil dan Louis mengangguk
iya.
Louis kemudian bertanya apa Bok Sil senang dengan tempat
kerjanya dan Bok Sil pun menjawab kalau setiap hari dia selalu kena marah,
semua itu karena Bok Sil belum baik dalam bekerja, bukan karena atasannya yang
galak.
“Dia mungkin tak tahubetapa kerasnya kau belajar tiap
malam.Haruskah kuberi dia pelajaran?” tanya Louis dan Bok Sil merasa senang
karena ada yang berpihak padanya. Louis kemudian membahas tentang produk yang
bisa digunakan untuk mempromosikan Goldline dan dia mengusulkan agar Bok Sil
mengajukan produk sebuah botol
“Beberapa tahun lalu...Tiap musim, perusahaanmengeluarkan
botol desain baru, karena jadi it-itemyang bisa dibawa kemana-mana.Tahun lalu,
BPA freedinamakan My Bottle, sangat populer,” jelas Louis.
“Tak mahal, jadi konsumen ingin membeli lagikalau ada desain
yang unik.Itu sebabnya kita harus membuat botoldengan desain unikuntuk
mempromosikan Goldline. Kita bisa cetak logo Goldline ke botolnya dan desain
tutup botolnya seperti koin emas, yang merupakan lambang kita. Buka tutup koin
emasdan meminum semangat Goldline.Oh ya, setelah minum dari botol Goldlineorang
bisa kayagimana kalau menyebarkan rumor seperti itu?Seperti mitos kalau kita
makan mochi bisa lulus ujian,” sambung Bok Sil yang melakukan presentase di
depan Ma Ri dan ketika mendengarkan presentasi Bok Sil, Ma Ri seperti
memikirkan sesuatu. Namun pada Bok Sil, Ma Ri mengatakan kalau ide Bok Sil
tidak buruk.
Ma Ri masih berada di meja kerjanya dan dia masih memikirkan
sesuatu. Tak lama kemudian dia menelpon seseorang.
Esoknya adalah waktu presentase, semua pegawai melakukan
presentase. Mi Young mengusulkan sebuah kacamata hitam dari Lury. Kyung Kook
mengusulan perlengkapan camping untuk pasangan. Do Jin mengusulkan makanan diet dan Hye Joo mengusulkan pemberian diskon
untuk manicure. Dan semua ide itu di tolak oleh Joong Won.
Sekarang giliran Ma Ri dan dia kemudian mengeluarkan sebuah
botol dengan nama Goldline. Melihat itu, Bok Sil pun terkejut, karena Ma Ri
mengambil idenya.
Di rumah, In Sung bertanya dari mana Bok Sil mendapatkan
semua pakaian brended itu? dan Louis menjawab kalau Bok Sil diberi oleh rekan
kerjanya. Mendengar hal itu, In Sung pun berkomentar kalau wanita yang memberi
baju mahal itu pada Bok Sil pasti seorang malaikat.
Malaikat dari Hongkong? Sekarang wanita yang In Sung sebut
malaikat sedang mempresentase kan ide milik Bok Sil. Dia mencuri ide milik Bok
Sil. Apa yang Ma Ri katakan dalam presentasenya sangat sama dengan apa yang Bok Sil katakan dan itu membuat Bok Sil
kebingungan karena dia tak punya produk lain untuk dipresentasekan selain ide
botol yang sekarang sudah diambil oleh Ma Ri. Ma Ri hanya menambahkan kalau
botol itu akan dijual seharga 5 ribuuntuk penjualan online. Selain itu produk
eksklusif menarik initersedia di Goldline dan akan sangat mendukung dalam program
promosi social commerce.
“ Stoknya bagaimana? Aman?” tanya Joong Won dan ma Ri
pun mengiyakan. Joong Won melihat ke
arah Bok Sil yang tertunduk dan kemudian berkomentar kalau ide Ma Ri bagus.
Mendengar Ma Ri di puji, Mi Young langsung menginteruksi pada teman-temannya
untuk memberi tepuk tangan pada Ma Ri.
Kyung Kook kemudian menyuruh Bok Sil maju karena sekarang
giliran Bok Sil, tapi karena Bok Sil hanya diam saja, jadi Kyung Kook pun
mengambil kertas presentase Bok Sil yang diberi judul, “Proposal Botol
Goldline”.
Melihat Kyung Kook melihat proposal Bok Sil yang sama persis
dengan miliknya, Ma Ri pun langsung berkata kalau Bok Sil sudah banyak membantu
dirinya dalam membuat proposal. Mendengar ucapan Ma Ri, semua orang jadi
mengira kalau Bok Sil lah yang sudah mencuri ide Ma Ri. Tentu saja hal itu
membuat Bok Sil menahan emosinya.
Selesai bekerja, semua staf mengadakan minum bersama dan
mereka terus menyanjung Ma Ri yang mendapat pujian dari Joong Won. Karena
selama ini, Joong Won tak pernah memuji. Ma Ri yang sok rendah hati berkata
kalau mereka tak perlu menyanjungnya, karena semua ide mereka bagus juga. Untuk
semakin membuat hati mereka senang, Ma Ri pun berkata kalau malam ini, dia yang
mentraktir. Melihat tingkah dan ucapan Ma Ri, Bok Sil pun semakin sadar, orang
seperti apa Ma Ri sebenarnya.
Flashback!
Selesai presentasi, Bok Sil membasuh wajahnya dengan marah.
Tak lama kemudian Ma Ri datang menghampirinya dengan membawa proposal milik Bok
Sil yang di tinggal di ruang rapat.
“Kau pikir aku mencuri idemu?Karena itukah kau terlihat
kesal? Aku berterima kasih padamu,” ucap Ma Ri dan Bok Sil menjawab kalau
seharusnya Ma Ri itu meminta maaf, bukannya berterima kasih.
“Bok Sil-ssi, berhentilah berkhayal.Botol Goldline.Kalau
tetap jadi idemu,menurutmu akan secepat ini dikomersilkandi situs promosi
kita?Akan tetap jadi lembaran kertas di tanganmu.Aku menyelamatkannyadari
onggokan sampahdan mengaktualisasi idemu jadi produk.Bukankah harusnya kauyang
berterima kasih padaku, Bok Sil-ssi,” ucap Ma Ri dan Bok Sil tak bisa
berkata-kata lagi. Hmmm... itu adalah ide Louis kali.
Flashback End!
Merasa tak nyaman bergabung dengan mereka, Bok Sil pun izin
pulang lebih dulu dengan alasan takut ketinggalan bus. Mendengar itu, Ma Ri
langsung mengeluarkan dompetnya dan hendak memberikan uang untuk ongkos taksi
Bok Sil. Namun Bok Sil dengan cepat menolaknya dengan alasan kalau dia lebih
suka naik bis.
Setelah Bok Sil pergi, Hyun Joo berkata kalau Bok Sil pasti
akan di pecat dalam waktu satu bulan dan Mi Young menambahkan kalau selama ini
dia bersikap baik karena Bok Sil orang kampung, tapi menurutnya Bok Sil
bersikap sok pekerja keras. Mendengar itu, Ma Ri kembali bersikap sok baik, dia
meminta kedua rekan kerjanya untuk tidak membicarakan Bok Sil seperti itu.
Tepat disaat itu, Joong Won datang dan Kyung Kook langsung
mempersilahkannya duduk. Joong Won kemudian melihat sekeliling dan kemudian
bertanya apa Bok Sil sudah pergi? Ya, Bok Sil sekarang sudah berada di dalam
bis. Bok Sil terlihat sedih karena apa yang terjadi padanya benar-benar
menyakitkan. Tepat disaat itu hujanpun turun.
Kyung Kook menuangkan minum untuk Joong Won dan dia juga
berkata kalau malam ini, Ma Ri yang mentraktir mereka semua. Dengan ekspresi
tak senang, Joong Won kemudian berkata kalau dialah yang akan mentraktir malam
ini. Ma Ri terus melihat ke arah Joong Won, saat Joong Won sedang bicara dengan
Kyung Kook. Joong Won meminta Kyung Kook untuk memperbarui situs commerce
Social mereka sekitar 1 – 2 minggu lagi.
Bok Sil sampai halte dan dia tak bisa kemana-mana karena
hari masih hujan. Saat Bok Sil hendak hujan-hujanan, seseorang muncul dan
memayungi Bok Sil. Orang itu adalah Louis. Karena hujan, Louis sengaja
menjemput Bok Sil di halte.
“Hari ini semuanya lancar?” tanya Louis dan Bok Sil malah
menangis. Tentu saja itu membuat Louis bingung dan bertanya ada apa? Kenapa?
Apa terjadi sesuatu? Tapi Bok Sil langsung mengubah ekspresinya dengan senyum.
Dia berkata kalau dia merasa terlalu senang.
“Kau menyatakan perasaanmu nih? Kau senang melihatku? Matamu
sampai berkaca-kaca begitu,” ucap Louis.
“Jangan lebay ih. Aku senang jadi tahu ada orang yang ada di
pihakku,” aku Bok Sil dan Louis pun tersenyum lalu memeluk Bok Sil.
“Bok Sil. Aku juga sangat senang. Aku bersyukur kau ada di
sisiku,” ungkap Louis dan mereka kemudian pulang.
Baru saja akur, Bok Sil sudah kembali marah, karena Louis
tak mengangkati bajunya sehingga bajunya basah semua. Bok Sil terus memukuli
Louis, sampai-sampai In Sung merasa terganggu oleh suara mereka. In Sung
berteriak menyuruh mereka diam, tapi Bok Sil tak perduli, di terus memarahi Louis.
Karena Louis dan Bok Sil tetap berisik, In Sung menambah volume TV-nya dan kali
ini Geum Ja yang mengeluh berisik.
Mendengar teriakan Geum Ja, In Sung langsung mematikan TV
dan tidur. Louis dan Bok Sil ikut terdiam karena teriakan Geum Ja. Bok Sil yang
tadinya marah, jadi tertawa dan mereka jadi basah kuyub karena tak mengenakan
payung lagi.
Pagi tiba dan disaat Bok Sil bangun, Louis sudah tak ada
lagi di tempat tidurnya. Kemana Louis? Ternyata dia ada di toilet, dia
mengeringkan sepatu Bok Sil dengan menggunakan hair dyrayer.
Bok Sil masuk kerja dan melihat sebuah kotak hadiah di
mejanya. Saat Bok Sil membukanya, Mi Young dan Hye Joo ikut melihatnya,
ternyata isinya adalah sepasang sepatu. Itu adalah sepatu yang Joong Won beli,
namun Hyun Joo menebak kalau sepatu itu pasti dari Ma Ri. Diberitahu kalau
sepatu itu dari Ma Ri, Bok Sil pun langsung membungkusnya lagi dan membawanya
keluar. Melihat Bok Sil membawa sepatu pemberiiannya keluar, Joong Won langsung
keluar juga..
Di luar Bok Sil hendak membuang sepatu itu, tak lama
kemudian Joong Won cepat datang dan menghampirinya. Dia bertanya apa Bok Sil
mau membuang sepatu itu, Bok Sil menjawab tidak, dia hanya berfikir apa tidak
masalah menerima kebaikan seperti itu. Karena Bok Sil tahu nantinya dia sakit
hati lagi.
Flashback!
Joong Won keluar ruangan dan melihat Bok Sil masih di meja
kerjanya, dia tertidur dengan catatan yang berisi penjabaran mengenai botol
Goldline.
Flashback End!
Ternyata Joong Won tahu kalau ide botol itu dari Bok Sil,
namun dia tak bisa melakukan apa-apa untuk membantunya, jadi dia hanya berpesan
pada Bok Sil kalau tidak semua yang baik padanya akan menikam dia dari
belakang, karena ada beberapa orang baik pada Bok Sil yang memang
sungguh-sungguh menghargai kerja kerasnya.
“Itu dariku, jadi pakailah sepatu itu dan bekerjalah lebih
giat. Mengerti?” ucap Joong Won dan menutup tempat sampah lalu pergii. Bok Sil
tersenyum senang setelah mendengar semuanya.
Dengan senyum di wajahnya Bok Sil terus berjalan menggunakan
sepatu pemberian Joong Won. Di jalan, hampir semua orang memakai botol minum
Goldline. Bok Sil pun ikut senang karena botol yang dia buat banyak di gunakan
orang. Dengan semangat Bok Sil pun memesan semua pesanan kopi dari pegawai
lainnya.
Di kantor, Bok Sil juga bekerja dengan giat, dia bisa
mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan padanya dan bisa bekerja sama dengan
pegawai yang lainnya. Dari ruangannya, Joong Won terus melihat apa yang Bok Sil
lakukan.
Jam istirahat, Bok Sil menggunakannnya untuk berlatih cara
bicara atau logat orang-orang Seoul. Joong Won pun dari jauh melihat apa yang
Bok Sil lakukan. Selesai berlatih logat, Bok Sil kembali memakan rotinya.
Tuan Kim merasa bahu pegal-pegal, jadi dia mencari “massager
bahu” di online shop. Dia menemukan massager dengan harga 80 dolar dan sebelum
membelinya, dia membaca ulasannya terlebih dahulu. Salah satu komentar dari
massager bahu itu adalah, "Jelas tidak bisa dibandingkan dengan yang
kursi, tapi setidaknya pijatannya cukup berasa meskipun kecil,” dan yang
menulis komentar itu adalah Raja Belanja Louis.
Melihat nama yang sama dengan majikannya dan cara tulis yang
salah, Tuan Kim pun langsung bergumam, “Apa mungkin Doryeon-nim?” setelah Tuan
Kim mengatakan hal tersebut, tiba-tiba terdengar suara petir.
Louis baru selesai mandi dan melihat Bok Sil yang terlihat
gelisah dalam tidurnya. Louis menghampirinya dan ternyata Bok Sil demam. Louis
langsung menemui In Sung dan bertanya apa yang harus dia lakukan, In Sung pun
menyuruh Louis pergi ke mini market dan beli obat demam. Dalam hujan lebat,
Louis berlari ke mini market untuk membeli obat.
Louis kemudian merawat Bok Sil yang sakit. Dia menunggui Bok
Sil dan mengompres dahinya. Bahkan Louis sampai tidur di lantai, dia tidur
disamping Bok Sil.
Keesokanharinya, Geum Ja membuatkan bubur untuk Bok Sil.
Melihat itu, In Sung terlihat heran, sampai-sampai dia bergumam apa matahari
terbit dari barat, karena sang ibu begitu baiknya pada orang.
“Orang merasa sedih dan kasihan kalau sedang sakit. Si Bego
Louis itu tak bisa ngapa-ngapain kecuali punya tampang ganteng. Jelas dia tak
bakalan masak untuknya,” ucap Geum Ja.
“Benar. Aku yakin 100% dia akan... menyuruh Bok Sil masak
meski sakit. Dasar blekok,” jawab In Sung dan duduk.
“Padahal dia lebih blekok. Andai aku bisa mengirimnya ke
panti asuhan,” gumam Geum Ja dengan suara pelan. LOL
In Sung pergi ke rumah Bok Sil dengan membawa bubur dan
ternyata Bok Sil suda berangkat kerja. Dia meninggalkan Louis yang masih
tertidur.
“Sudah pasti. Bok Sil tipe orang... yang kerja meskipun dia
sakit parah,” ucap In Sung dan bertanya apa yang akan mereka lakukan dengan
bubur buatan Geum Ja.
Orang suruhan Tuan Baek pergi ke seorang dokter forensik dan
dokter itu mengatakan kalau DNA dari darah dan gigi pada korban tidak cocok
dengan DNA Louis.
Louis sendiri sudah berada di gedung Goldline, dia
membawakan bubur untuk Bok Sil. Tepat disaat itu, Tuan Baek keluar bersama
beberapa rekan kerjanya dari lift dan Tuan Baek mendapat telepon dari orang
suruhannya. Orang suruhannya memberitahukan informasi tentang fakta kalau orang
yang mati di lokasi kecelakaan bukanlah Louis. Mendengar itu, Tuan Baek
terkejut dan langsung menghentikan langkahnya.
Louis yang ternyata tepat di depannya langsung menghentikan
langkah karena mendengar suara Tuan Baek. Di tengah rasa kaget karena mendapat
info kalau Louis masih hidup, Tuan Baek tambah di buat kaget lagi karena
melihat pria berwajah sangat mirip dengan Louis sedang berjalan ke arahnya.
Saat berhadapan dengan Tuan Baek, Louis menyapanya dengan
berkata, “anyonghaseo,” sedangkan Tuan Baek tak bisa berkata-kata. Mulutnya
terbuka karena kaget dan tak bisa menjawab apa-apa.
Bersambung ke sinopsis Shopping King Louis Episode 5
No comments :
Post a Comment