Maafkan kalau episode terakhir ini telaatt banget. Yuk direfresh dulu apa yang terjadi sebelumnya.
Remember : War of the Son Episode 18
Remember : War of the Son Episode 19
Remember : War of the Son Episode 20
Bagaimana Jin Woo bisa tiba bersamaan dengan Nam Gyu Man? Ternyata In Ah mendapat informasi tentang helikopter perusahaan Ilho yang minta ijin terbang sehingga Jin Woo dan polisi berhasil datang ke landasan helikopter grup Ilho tepat pada waktunya.
Mulanya Gyu Man santai melihat kedatangan Jin Woo, tapi betapa
kagetnya Gyu Man melihat helikopter yang harusnya menunggi ia masuk dulu malah mendadak terbang, berangkat tanpa
membawa dirinya. Lucu sekali melihat Nam Gyu Man yang tampak kesal dan
bersungut-sungut, menyumpahi pilot helikopter dan menyuruhnya kembali.
Tapi Jin Woo dan In Ah sudah memperhitungkan hal ini. Pada
Jaksa Tak dan Dong Ho, mereka meminta keduanya untuk menyerang Nam Il Ho
sementara mereka akan menambahkan beberapa tuduhan yang memberatkan dengan
membuka kejahatan yang Nam Gyu Man pernah lakukan di persidangan berikutnya.
Hal ini dilakukan agar Nam Il Ho tak berkutik walau memiliki koneksi kuat.
Yeo Kyung memilih pergi dari rumah. Tapi sebelum pergi, ia mengaku
kalau Nam Gyu Man berhasil ditangkap karena informasi darinya. Sebelum ayahnya
lebih marah lagi, ia memberitahu ayahnya kalau apa yang terjadi pada Nam Gyu
Man itu karena didikan ayah. Dan yang paling fatal adalah ayah membuat kakaknya
merasa kalau membunuh itu dibenarkan. Ia tak bisa membohongi hati nuraninya
karena ia masih memiliki hati seorang jaksa.
Jin Woo sudah memilikinya. Ia adalah Chul Soo, sahabat Gyu
Man. Jin Woo tahu kalau hukuman Gyu Man tak berat, maka Gyu Man dapat
menghabisi Chul Soo sekeluarnya dari
penjara. Maka ia menjanjikan Gyu Man akan mendapat hukuman seberat-beratnya
jika Chul Soo mau bersaksi. Chul Soo bersedia dengan senang hati.
Nam Il Ho berhasil memaksa Tuan Jang, salah satu orang
penting di Departemen Kehakiman untuk membantu membebaskan anaknya. Sementara Gyu
Man tak berhasil memaksa Soo Beum untuk menarik kesaksiannya, walau
diming-imingi dengan bayaran 1 milyar won. Soo Beum malah minta Gyu Man untuk
mengaku, sama seperti dia yang menyerahkan diri.
Persidangan Nam Kyu Man dilakukan hari ini. Di depan para
demonstran, Nam Kyu Man hanya tertawa-tawa santai melihat kerumunan yang
menghujat dirinya.
Namun ketika ada yang melempar telor ke punggungnya, ia marah dan hendak menyerang para demonstran itu hingga para pengawal harus menahannya sekuat tenaga.


Namun ketika ada yang melempar telor ke punggungnya, ia marah dan hendak menyerang para demonstran itu hingga para pengawal harus menahannya sekuat tenaga.


Dan hakim pun blak-blakan jaga gawang untuk Nam Gyu Man.
Saat In Ah memanggil Soo Beum untuk menjadi saksi, Pengacara Hong mengajukan
keberatan dan keberatan itu disetujui oleh hakim. In Ah mencoba mendebat hakim,
tapi hakim malah mengancamnya untuk mengeluarkan In Ah dari persidangan karena
mengganggu ketertiban.
Ia bahkan menunjukkan berita tentang penangkapan Tuan Jang
yang terjadi pagi ini. “Jika Anda tak ingin muncul dalam berita besok, Anda
harus memimpin dengan adil untuk persidangan berikutnya.”
Hakim juga mengijinkan kesaksian tertulis yang diberikan
oleh Chil Soo dan dokter jiwa ayah Jin Woo. Begitu juga saat In Ah mengajukan
Jin Woo sebagai saksi terakhir. Pengacara Hong mengajukan keberatan karena Jin
Woo mengidap alzheimer sehingga tak layak menjadi saksi. Tapi In Ah mendebat
karena alzheimer yang diidap Jin Woo dalam masa transisi sehingga masih bisa
bersaksi.
Dalam kesaksiannya, Jin Woo yang telah menyelidiki Nam Gyu
Man selama 5 tahun, mengatakan kalau Gyu Man adalah pembunuh asli dalam kasus
pembunuhan Oh Jung Ah dan menjebak Seo Jae Hyuk. Dan bukannya bertobat, Nam Gyu
Man malah melakukan kejahatan yang lebih banyak lagi untuk menutupi kejahatannya.
Hakim sudah memiliki hasil keputusan dan Nam Gyu Man diminta
berdiri. “Terdakwa terbukti bersalah telah membunuh Oh Jung Ah dan terdakwa tak
menunjukkan penyesalan dan malah terus melakukan kesalahan. Walau hukuman mati
adalah hukuman yang tidak manusiawi, tapi hal ini tak terhindarkan lagi. Terdakwa
mendapat hukuman mati.”
Semua orang bertepuk tangan. Nam Gyu Man tertawa, namun
kemudian berteriak mengumpat hakim. Pengacara Hong menenangkannya tapi malah
kena bogem mentah.


Semua terkesiap, tapi ulahnya belum berakhir. Ia melompati meja dan hendak menyerang Jin Woo, mengatai kalau semua ini adalah ulah Jin Woo. Untung para petugas sudah siaga dan langsung meringkus Gyu Man untuk segera diamankan.


Semua terkesiap, tapi ulahnya belum berakhir. Ia melompati meja dan hendak menyerang Jin Woo, mengatai kalau semua ini adalah ulah Jin Woo. Untung para petugas sudah siaga dan langsung meringkus Gyu Man untuk segera diamankan.
Seok Kyu memberitahu hasil persidangan ini pada Soo Beum di
penjara. Soo Beum merasa harusnya ia merasa lega, tapi entah kenapa ia malah
merasa sedih. Seok Kyu menjawab, “Karena kita teman. Melihat kalian berdua ada
di penjara, membuatku sedih.” Soo Beum berkata kalau masa-masa bahagia yang ia
alami adalah saat dimana mereka tak perlu memikirkan apapun, dengan atau tanpa
uang.
Jin Woo mengunjungi Gyu Man untuk yang terakhir kalinya dan
mempedulikan ejekan Gyu Man yang mengatainya bernasib seperti ayahnya yang pikun.
Ia tak menyangkal ejekan itu tapi juga mengingatkan Gyu Man akan nasib Gyu Man,
“Kau akan membusuk di sini selamanya.”
“Hei, aku ini adalah Nam Gyu Man,” kata Gyu Man sombong. Tapi Jin Woo hanya tersenyum, mengatakan kalau semuanya sudah terlambat. Nam Gyu Man tak bisa berbuat apa-apa lagi. Ia beranjak pergi tapi Nam Gyu Man berteriak, “Mau kemana kau?! Aku akan keluar dari sini, apapun yang terjadi jadi jangan lupakan aku.”


Jin Woo menatap Gyu Man yang berdiri dan mengancam, “Kau dapat kehilangan semua ingatanku, tapi jangan pernah lupakan aku. Aku akan kembali untuk membalasmu.”
“Kau yang menyedihkan!!” teriak Nam Gyu Man marah, tapi matanya
berkaca-kaca.
Jin Woo berterima kasih pada Dong Ho dan mempunyai permintaan. "Jika pada saat itu aku tak bisa ingat padamu, kumohon berpura-puralah tak mengenalku, karena aku memiliki lebih banyak kenangan buruk bersamamu daripada kenangan indah."
Dong Ho termangu mendengarnya, walau ia sangat memahami maksud Jin Woo. Jin Woo juga ingin Dong Ho menepati janji 50 ribu won-nya.
Konsumen melakukan boikot produk Ilho sehingga harga saham jatuh. Pengacara Hong menemui Jaksa Tak dan Dong Ho untuk mencari jalan keluar. Bukan untuk Nam Il Ho melainkan untuknya. Ia bersedia memberikan informasi yang bisa menghancurkan Nam Il Ho dan Grup Ilho untuk selamanya. "Anggap saja aku memberikan kontribusi sosial untuk masyarakat," ujar Pengacara Hong.
Dong Ho dan Jaksa Tak menyaksikan berita tentang Nam Il Ho yang sekarang ditahan dengan menggunakan kursi roda, cara eksklusif para pengusaha jika ditahan. Jaksa Tak merasa lega sekali karena perburuannya selama 10 tahun sudah berakhir. Dong Ho nyengir dan mengingatkan kalau perburuan serigala belum mereka lakukan.
Jin Woo dan In Ah kembali jalan-jalan di taman. Jin Woo memberitahu kalau ia akan berhenti menjadi pengacara karena tujuannya menjadi pengacara adalah demi ayahnya. Dan lagipula ia ingin beristirahat. Karena semuanya sudah selesai, ia meminta In Ah untuk berhenti mengurusi urusan orang lain.
"Kalau aku tak ikut campur urusan orang, apa mungkin kita akan ketemu?" tanya In Ah lucu.
Jin Woo ingat saat In Ah memberikan kalung yang tak sengaja ia jatuhkan saat menyaksikan ayahnya. Ia juga ingat saat In Ah tiba-tiba muncul di rumah judi yang akhirnya menyelamatkannya. Jin Woo tersenyum dan berkata kalau mereka benar-benar memiliki kenangan yang indah.
In Ah menggandeng lengan Jin Woo, "Karena itu mulai sekarang kita lakukan apa yang belum sempat kita lakukan. Jalan-jalan, belanja dan nonton film. Kita belum pernah kencan beneran." Jin Woo tersenyum mengiyakan.
Sesampainya di rumah, ibu sedang menunggu dengan makanan kesukaannya. In Ah tersenyum saat ibu bertanya apa In Ah sanggup menghadapi kondisi Jin Woo. In Ah mengiyakan, membuat ibu heran darimana In Ah mendapat sifat keras kepala itu. In Ah menjawab ceria, "Darimana lagi, tentu saja dari Ibu."
Ayah keluar dan senang melihat keduanya ngobrol lagi. Tapi ibu ngomel-ngomel mendengar jawaban In Ah dan masuk kamar. Ayah meyakinkan In Ah kalau ibu mungkin di luar seperti itu tapi sebenarnya tak sungguh-sungguh.
Pengacara Hong mulai hendak bekerja di perusahaan yang juga memiliki kasus-kasus kotor. Betapa kagetnya ia saat melihat In Ah dan para penyidik membawa surat penangkapan untuknya yang didakwa menerima suap sebesar 1 milyar won saat penyelidikan Grup Ilho, kasus pembunuhan Oh Jung Ah dan kasus Seok Joo Il.
Pengacara Hong menggertak In Ah, tapi In Ah tak takut. Jaksa Tak telah memberikan semua bukti yang telah dikumpulkan selama ini. Ia bahkan menyebut Pengacara Hong lebih hina daripada Nam Gyu Man dan Nam Il Ho, "Tindakanmu telah mempermalukan profesi jaksa."
Dong Ho bertemu dengan Jin Woo di rumah abu dan tersenyum saat memanggil Jin Woo. Tapi senyumnya hilang saat Jin Woo bertanya polos, "Apa saya mengenal Anda?"
Jin Woo akhirnya ingat. Tapi ingatannya hanya sampai Dong Ho yang baru saja lulus dan menunjukkan piagam pengacaranya di depan abu.
Dong Ho berusaha keras menahan air matanya agar tidak turun. Ia berkata kalau mereka sering bertemu karena orang tua mereka meninggal di hari yang sama. Dong Ho tak bisa menahan air matanya saat Jin Woo memberitahu kalau ia juga adalah seorang pengacara.
Sebelum pergi, Jin Woo bertanya apakah Dong Ho tahu apa pujian terbaik bagi seorang pengacara. Dengan suara tercekat, Dong Ho menjawab, "Kumohon belalah aku."
Jin Woo memegang dua buah buku. Satu bertuliskan 'Kenangan yang ingin kuingat' dan 'Kenangan yang ingin kulupakan'. Dan ia membakar buku yang terakhir.
Saat In Ah ke kantor Jin Woo, ia mendapati kalau meja Jin Woo sudah kosong. Dan kamar rahasianya juga sudah bersih kecuali boneka monkichi yang memegang cincin milik Jin Woo dan sebuah layar dengan post it bertuliskan 'Untuk In Ah'.
In Ah berkaca-kaca saat melihat Jin Woo muncul di layar, menyapanya. Jin Woo memintanya untuk tak merasa sedih dan terluka. Ia tahu kalau In Ah memang ingin bersama dengannya. "Tapi aku tak bisa membuatmu menderita lebih lama lagi. Aku ingin kau hidup dengan kenangan yang indah. Walau semua kenanganku hilang, aku akan mengingatmu." In Ah menangis tersedu-sedu melihat senyum Jin Woo yang terakhir kali.
1 tahun kemudian
Seok Kyu masih menjadi hakim dan Dong Ho juga menjadi pengacara. Kali ini ia membela seorang nenek yang tak punya apa-apa. Seok Kyu memujinya yang berhasil menyelesaikan kasus itu dan Dong Ho senang sekali. Nenek itu sangat memujanya bahkan ingin mengenalkannya dengan cucu perempuannya.
In Ah muncul dan Seok Kyu bertanya apakah In Ah sudah mendengar kabar dari Jin Woo. In Ah menggeleng. Dong Ho berkata kalau Jin Woo menghilang seperti angin yang berarti ia tak ingin menjadi beban orang lain. In Ah yakin kalau Jin Woo pasti sekarang sedang berbahagia di suatu tempat yang mereka tak ketahui.
Dong Ho ternyata menepati janji 50 ribu won-nya dengan mengambil alih kantor pengacara Jin Woo dan menangani kasus orang-orang lemah dengan tambahan Soo Beom yang sudah keluar penjara. Mereka sekarang sedang menikmati ubi panggang, bayaran dari nenek yang mereka bela.
Sang Ho mengeluh kalau Dong Ho selalu mengambil kasus-kasus orang lemah. Rasanya tenggorokannya kering jika mengingat bayaran seuprit yang masuk ke pundi-pundi kantor. Pengacara Song mengatakan kantor mereka sudah cukup menghasilkan dengan ia dan Manajer Yeon (yang juga akhirnya jadi pengacara) bekerja.
Dong Ho menyadari masalah yang dikemukakan Sang Ho dan menemukan solusinya. "Jika masalah itu terjadi, kita tinggal buka kaleng soda saja." Hahaha.. semua tertawa mendengarnya.
In Ah terkejut ketika pergi ke pohon kenangan. Ia melihat Jin Woo sedang menggantungkan sebuah pesan di pohon itu Betapa senangnya ia ketika melihat Jin Woo berbalik dan menatapnya.
Tapi senyumnya hilang saat Jin Woo berjalan melewatinya. Ia segera memanggil Jin Woo tapi tak bisa berkata apapun. Hanya matanya yang berkaca-kaca.
Tapi senyumnya hilang saat Jin Woo berjalan melewatinya. Ia segera memanggil Jin Woo tapi tak bisa berkata apapun. Hanya matanya yang berkaca-kaca.
Jin Woo berkata kalau mungkin mereka dulu pernah bertemu, tapi In Ah akhirnya berkata kalau ia salah orang. Jin Woo pun mengangguk dan berbalik pergi.
In Ah menngambil pesan yang berisi tulisan Jin Woo dan membacanya. Aku yakin sebagian kenangan yang kulupakan adalah saat bersamamu. Kumohon simpanlah kenangan itu selamanya. Aku akan selalu mendoakanmu untuk terus berbahagia dimanampun kau berada.
In Ah buru-buru mengejar Jin Woo dan memanggilnya. Ia mengeluarkan kalung bercincin milik Jin Woo dan bertanya apa Jin Woo mengingat kalung itu. Jin Woo menggeleng. Ia tak mengingatnya.
Jin Woo berbalik pergi. In Ah mengikutinya dengan senyum tapi ingin menangis. Dan kita mendengar suara Jin Woo yang berkata, Aku adalah pengacara yang bisa mengingat semuanya. Itu adalah kelebihanku, juga kekuranganku. Karena ingatan itu, aku bahagia sekaligus juga sedih.
Kita akhirnya melihat lanjutan video Jin Woo yang sekarang ditonton oleh Dong Ho cs. Aku tak akan pernah lupa apa yang pernah kita lewati bersama. Terima kasih banyak atas semua kenangan ini.
Jin Woo tersenyum dan memandang langit, bersyukur. Walau kenangan itu hilang, kenyataan kalau aku ada itu tak pernah hilang. Dan ia berjalan dengan In Ah berjalan mengikutinya sambil tersenyum.
Komentar :
Ahh.. akhir yang open ending. Open ending yang sulit diraba apa yang akan terjadi berikutnya.
Kira-kira apa ya yang dilakukan In Ah? Apa ia membiarkan Jin Woo pergi? Entahlah, sepertinya itu bukan tipikal In Ah. In Ah itu keras kepala, seperti yang diucapkan Ibu kepadanya. Saya rasa In Ah akan mengikuti Jin Woo hingga ia mengetahui kemana Jin Woo tinggal.
Apakah Jin Woo tinggal di sebuah panti, yang bisa mengurus semua yang ia butuhkan? Jin Woo pintar dan tentunya mengumpulkan cukup uang. Ia pasti sudah punya cara agar ia bisa hidup sendiri tanpa orang-orang di masa lalunya.
Yang dihadapi In Ah bukanlah cerita-cerita kebanyakan drama korea yang mengalami amnesia, dimana ia bisa berharap ingatan yang hilang itu akan kembali. Jika amnesia adalah hilang sementara, alzheimer adalah hilang semuanya.
Saya jadi teringat pada ucapan Choco di Nice Guy yang berkata jika kenangan itu hilang, maka buat saja yang baru. Tapi itulah sedihnya jika Alzheimer. Yang kemarin terjadi saja juga bisa lupa. In Ah harus berusaha keras sepanjang hidupnya untuk mengingatkan Jin Woo, hingga di satu titik perjuangan itu akan habis. Bukan di saat maut memisahkan, tapi saat otak Jin Woo menghapus semua ingatan di otaknya.
Jin Woo memahami hal itu. Ia menyadarinya. Ia tak akan merasakan patah hati karena ingat saja tidak. Maka ia memilih untuk menghilang dari semua orang yang ia kenal, semua orang yang ia cintai.
Tapi sanggupkah In Ah melepaskan Jin Woo? Saya berharap setelah ini muncul sosok lain yang bisa menggantikan Jin Woo, yang membuat In Ah menerima Jin Woo sebagai teman, sahabat dan bukan orang tercinta.
Siapa yang merasa kasihan pada Nam Gyu Man? Walau cara bunuh diri dengan mengikat jaket itu kelihatan mustahil, tapi ya sudahlah.. Mungkin kepala Nam Gyu Man cukup kecil hingga bisa bunuh diri dengan cara seperti itu.
Nam Gyu Man memiliki gangguan mental yang harusnya bisa diterapi sejak dini, bukan hanya dengan obat-obatan, tapi kesadaran dalam diri Nam Gyu Man. Tapi memang susah sih jika lingkungan juga tidak mendukungnya. Apalagi punya ayah yang super penuntut dan menganggap dirinya adalah hukum. Yang dilihat Nam Gyu Man itu ya yang akan ia contoh. Digabung dengan gangguan mentalnya, cocok deh..
Entah kenapa, dua episode terakhir ini malah tak membuat saya benci pada Nam Gyu Man. Saya malah cekikikan nonton episode 19. Gak sabar rasanya nungguin Nam Gong Min jadi pemeran utama di drama romcom, karena dua peran jahat di dua drama terakhirnya itu ngena banget. Kalau dia senyum, mungkin gak ya saya malah kepikiran dia punya pikiran evil? Hahaha.. kayaknya patut dicoba, deh..
Terima kasih ya Lilik dan Putri yang mau ngerecap bareng saya.. Terima kasih juga ya untuk readers yang masih sabar nungguin recap ini. Love you.. muah..
Finally...
ReplyDeletethank you mbak deee
In ah nanti ketemu healer lagi kok kalo healernya udah dari china :p