Remember : War of the Son Episode 17
Malam setelah Dong Ho menemui hyung-nya, Dong Ho kembali ke
kantor. Saat sedang mempelajari kasus, Sang Ho meneleponnya, memberitahu
tentang kabar Presdir Suk. Dong Ho bergegas meninggalkan kantor menuju rumah
sakit. Ia tak menyadari kalau ada sosok berbaju hitam menyelinap ke
kantornya dengan membawa pisau bekas membunuh Presdir Seok. Si pembunuh Presdir
Suk.
Ternyata Presdir Suk belum meninggal dan sekarang sudah
dirawat di rumah sakit. Tapi kondisinya sangat kritis sekali. Dong Ho menyesali
semuanya namun berniat balas dendam pada orang yang mencelakai Presdir Suk.
Jin Woo mendapat kabar tentang penusukan Presdir Suk. Ia
segera pergi ke kantor Dong Ho dan di sana sudah banyak polisi untuk menangkap
Dong Ho yang didakwa membunuh Presdir Suk. Jin Woo kaget, apalagi melihat
temuan polisi di sana. Pisau yang digunakan untuk menikam Presdir Suk.
Walau tak ada yang menyukai Dong Ho yang seperti preman, tak
ada seorang pun yang percaya kalau Dong Ho mencoba membunuh Presdir Suk. Mereka
tahu kalau Dong Ho sudah menganggap Presdir Suk sebagai ayahnya sendiri. Jin
Woo setuju dengan pendapat rekan-rekannya. “Park Dong Ho sepertinya kena
jebak.”
Tapi berita itu membuat Gyu Man gembira. Walau ia merasa
heran karena Dong Ho dan Presdir Suk sudah seperti ayah dan anak, tapi akhirnya
ia menyingkirkan keheranannya. “Ternyata preman-preman itu tak seloyal yang
kukira.”
Moo Suk membenarkan hal itu. Para preman itu pasti mau
melakukan segalanya untuk menyelamatkan diri sendiri. Dan karena Dong Ho ikut
menangani kasus Sohn Ha Young, maka Jin Woo akan kehilangan separuh sayapnya.
Gyu Man merasa penangkapan ini sebuah kabar baik. Moo Suk berjanji akan
mencabut sayap Jin Woo satunya di persidangan berikutnya.
Sang Ho memberitahu Dong Ho kalau anak buah Presdir Suk
banyak yang pergi setelah peristiwa penusukan itu. Hanya beberapa puluh orang
saja yang masih setia. Dong Ho merasa Presdir Nam yang menjebaknya dan meminta
Sang Ho untuk menjaga Presdir Suk. Song Ho bertanya bagaimana dengan Dong Ho?
Siapa yang akan menjadi pengacaranya?
Dong Ho meminta Sang Ho tak memikirkan hal itu. Yang penting
Presdir Suk dulu.
Jaksa Tak melaporkan akan ada audit nasional untuk 10
perusahaan terbesar di Korea, salah satunya adalah Ilho. Presdir Nam tak senang
mendengar kabar itu, maka Jaksa Tak menenangkan. Ia akan mengalihkan perhatian
para auditor ke hal lain hingga mereka tak diperiksa secara mendalam. Presdir
Nam berterima kasih pada Jaksa Tak.
Moo Suk muncul saat Jaksa Tak akan meninggalkan ruangan.
Mereka saling melempar pandangan sebelum akhirnya berpisah jalan. Moo Suk
melaporkan kalau ia sudah membuat anak buah Presdir Suk pergi dengan memberi
mereka uang. Ia juga menyembunyikan si pelaku sampai semuanya selesai.
Sepertinya Gyu Man tak menyadari kalau semua ini adalah rencana Presdir Nam.
Presdir Nam lega dan meminta Moo Suk untuk mencari jaksa yang bagus untuk kasus
ini.
Sang Ho tak bisa melakukan permintaan Dong Ho. Ia pergi ke
kantor Jin Woo untuk memintanya menjadi pengacara Dong Ho karena Jin Woo adalah
satu-satunya harapannya. Jin Woo berkata kalau ia tak mengurus masalah Dong Ho.
Semua yang mendengarnya juga menganggap permintaan Sang Ho sudah keterlaluan.
Ternyata pengkhianatan Detektif Bae adalah karena uang.
Presdir Nam memberikan uang pada Detektif Bae untuk pengobatan ayahnya. Moo Suk
berkata jika Detektif Bae juga sukses dalam kasus Dong Ho ini, maka karir
Detektif Bae akan cemerlang. Detektif Bae menyatakan kesetiaannya pada Presdir
Nam dan Moo Suk.
Yeo Kyung tak sengaja bertemu Suk Kyu di NFS. Suk Kyu
mengajaknya bicara dan memberitahu gadis itu kalau kasus Nam Gyu Man tak hanya
sampai di kasus ini saja karena Gyu Man melakukan kejahatan lainnya. Yeo Kyung
terkejut dan bertanya apa yang dimaksud Suk Kyu adalah kasus Oh Jung Ah dari 5
tahun yang lalu.
Yeo Kyung memikirkan semuanya. Ia pun membawa dokumen kasus
Oh Jung Ah pada ayahnya. “Aku bisa mengabaikan kasus narkoba Kakak, tapi aku
tak bisa mengabaikan kasus pembunuhan. Aku tahu kakaklah pembunuhnya.” Presdir
Nam menegur Yeo Kyung, tapi Yeo Kyung tak mau. “Kumohon berhentilah menutupi
kehajahan Kyu Man. Hal itu tak akan membantunya. Aku akan..”
Presdir Nam menampar Yeo Kyung, “Kyu Man adalah pewaris Grup
Ilho. Kau seharusnya melindungi dan menbantu kakakmu! Kenapa kau malah menggali
kubur untuknya?”
Yeo Kyung shock dan menatap ayahnya yang baru pertama kali
ini menamparnya. Ayah malah menyuruhnya untuk keluar dari ruangannya.
Gyu Man menyuruh Soo Bum untuk menangani Song Ha Young
karena gadis itu ia sekarang menhadapi masalah seperti ini. Walau enggan, Soo
Bum berjanji akan melakukannya.
Gyu Man mengunjungi Dong Ho untuk mengejek Dong Ho yang
sekarang masuk penjara. “Kau kelihatan keren dengan baju itu,” ejeknya. Dong Ho
menjawab ringan, “Apa kau tak tahu kalau aku selalu keren, Gyu Man-ah?” Menyadari
ejekannya tak mempan, ia mengungkit kejahatan Dong Ho yang tega menusuk Presdir
Suk yang sudah dianggap ayah oleh Dong Ho.
Dong Ho malah geli mendengarnya, “Apa kau berkata seperti
itu karena kau tak tahu atau pura-pura tak tahu? Kau tak tahu kalau ayahmu yang
merencanakan semua ini?” Melihat wajah Gyu Man yang bingung, Dong Ho bertanya,
“Kau ini benar-benar tak mengenal ayahmu sendiri, ya?”
“Ayahmu itu memang seperti itu. Ia akan menyingkirkan orang
yang sudah tak berguna baginya. Dan itu juga berlaku padamu,” ujar Dong Ho
tenang. Gyu Man mulai emosi, tapi Dong Ho belum selesai. Ia meminta Gyu Man
menyampaikan pesan pada Presdir Suk untuk jaga diri agar tak ditusuk dari
belakang.
“Hei, kau saja yang mengawasi punggungmu. Kau akan menyesal
telah mengkhianati kami dan akan membusuk di penjara,” jawab Gyu Man.
Dong Ho tersenyum, “Entah ya. Kurasa kau yang akan duduk di
sini dalam waktu dekat. Kau akan menuai apa yang kau tanam. Camkan kata-kataku
ini.” Dong Ho mendekat dan ucapannya penuh ancaman, “Jin Woo akan membunuhmu.”
Dong Ho meninggalkan Gyu Man yang marah dan
menyumpah-nyumpah, berjanji akan membunuh Jin Woo lebih dulu. Ia segera
menelepon Moo Suk yang dianggapnya lambat, untuk segera mempersiapkan jaksa
yang menangani kasus Dong Ho.
Moo Suk dan Jaksa Chae menemui hakim yang memutuskan akan
menerima video yang diserahkan Jaksa Chae. Tentu saja hal ini mengecewakan Moo
Suk apalagi Jaksa Chae akan menghadirkan para saksi yang juga menjadi korban
Kyu Man.
Ia menemui Gyu Man untuk mencari tahu korban lain. Gyu Man
menjawab santai kalau ia tak ingat. Moo Suk meminta Gyu Man mengingat-ingat
agar mereka bisa menang di persidangan nanti. “Kita harus menemukan gadis-gadis
itu sebelum pihak lawan menemukan mereka.”
“Apa kau sedang menginterogasiku?”
“Kita harus membujuk para saksi agar tak bersaksi yang
memberatkan Anda,” jawab Moo Suk.
Berdasar informasi dari Ha Young, muncul nama Min Hee, anak
trainee yang mengalami perlakuan sama dengannya. Tapi Ha Young tak pernah
berhubungan lagi sejak kejadian naas itu.
Sang Ho tak putus asa. Ia terus datang menemui Jin Woo,
memohon Jin Woo untuk menjadi pengacara Dong Ho. Ia tahu Dong Ho bersalah dalam
persidangan ayah Jin Woo, tapi sebenarnya Dong Ho sudah akan menunjukkan video
pengakuan Gyu man di persidangan. Tapi Dong Ho tak bisa karena Presdir Suk yang
menghentikan Dong Ho.
“Dong Ho hyung-nim sudah berniat membuang semua yang pernah
dicapai demimu. Aku tahu hyung-nim bersalah dan tak mungkin termaafkan olehmu,
tapi kumohon,” mata Sang Ho berkaca-kaca, “.. selamatkanlah dia kali ini saja.”
Jin Woo meninggalkan Sang Ho tanpa jawaban. Tapi kali ini ia
ragu. Ia teringat semua takdir yang membelit keluarganya dengan keluarga Dong
Ho, dan Dong Ho yang mengharapkan Jin Woo berhasil memenangkan kasus ayahnya.
Gyu Man mulai menekan Moo Suk untuk memaksa Detektif Gwak
tutup mulut karena hidup merekba berdua tergantung pada persidangan ini.Ia
bertanya siapa yang akan menjadi pengacara Dong Ho? Moo Suk menjawab belum ada
dan rasanya cukup sulit.
Hal itu membuat mood Gyu Man kembali bagus dan bercanda, “Siapa
yang mau membela preman? Eh.. tunggu. Harusnya dia membela dirinya sendiri. Dia
kan pengacara.” Gyu Man geli sendiri mendengar guyonannya.
Muncul seseorang dan Moo Suk memperkenalkan juniornya, Ko
Man Il, yang akan menjadi jaksa di kasus Dong Ho. Gyu Man bertanya apa yang
akan terjadi jika korban meninggal. Man Il menjawab kalau kasus ini akan
menjadi kasus pembunuhan. Gyu Man senang mendengarnya karena toh Presdir Suk
juga tinggal menghitung hari.
Ha Yong panik melihat banyak preman menunggu di depan gedung
apartemennya. Ia segera menelepon In Ah. In Ah tahu kalau itu pasti ulah Nam
Gyu Man dan mengajaknya untuk tinggal sementara di rumahnya.
“Keluargaku sudah tahu
dan tak keberatan. Kami berencana untuk menghukum Nam Gyu Man, tak hanya untuk
kasusmu saja. Tapi untuk semua kejahatan yang pernah ia lakukan, termasuk kasus
pembunuhan mahasiswa Seongchon. Hal ini tak mudah, tapi kita sudah menuju ke
sana dan semua ini karenamu.”
Ha Young pun dibawa ke rumah. Ibu dan ayah menyambut gadis
itu dengan tangan terbuka dan memuji keberanian Ha Young.
Moo Suk menemui Detektif Gwak yang membawa injil dan
bernyanyi syahdu, bahkan mengkotbahi Moo Suk. Moo Suk mengejek Detektif Gwak
yang ia anggap hanya berakting. Ia mengancam Detektif Gwak untuk tutup mulut jika
tak mau hukumannya diperpanjang dan sengsara di penjara. Tapi Detektif Gwak
hanya tersenyum dan berkata, “Amin.”
Hakim yang menangani kasus Presdir Suk adalah Seok Kyu.
Kabar ini tentu membuat Gyu Man kesal. Dua orang yang ia benci ada di sana
bersama-sama.
In Ah memberitahu Jin Woo kalau Suk Kyu yang akan menjadi
hakim dan percaya kalau Suk Kyu akan mengadili kasus ini dengan benar. Merasakan
keraguan Jin Woo, In Ah mengajak Jin Woo ke taman tempat ia biasa berpikir jika
sedang suntuk.
In Ah memberitahu kalau ia dan Jaksa Chae bisa menangani
kasus Song Ha Yong dan secara implisit mengatakan kalau Jin Woo bisa mengambil
kasus Dong Ho. Ia memahami keraguan Jin Woo.
Jin Woo sendiri tak mengerti takdirnya yang selalu terlibat
dengan Dong Ho sejak kecelakaan mobil yang menewaskan ibu dan kakaknya. Ia
bertanya, “Menurutmu, apakah aku harus mengambil kasus Park Dong Ho?”
In Ah balik bertanya, “Sepanjang hari kau selalu memikirkan
kasus Park Dong Ho. Menurutmu apa itu artinya? Itu karena kau percaya kalau ia
tak bersalah. Karena itu kau terus memikirkannya.” Jin Woo ingin membantah tapi
In Ah menyela. “Kau percaya kalau tak seorang pun boleh dituduh jika ia tak
bersalah, sama seperti ayahmu. Aku percaya kalau kau akan mengambil keputusan
yang benar.”
Sang Ho mengajak So Bum minum, mengungkapkan kekhawatirannya
akan nasib Dong Ho dan dirinya nanti. Ia akan mati jika Dong Ho dipenjara. Ia
merasa hidup ini sangat berat. So Bum melarang Sang Ho untuk mati. “Kenapa juga
kau harus mati? Hidup ini tidak berat. Yang berat adaah hidup di negera ini
karena orang-orang yang berkuasa adalah orang-orang brengsek. Aku tak pernah
berkuasa jadi aku akan meninggalkan negara ini segera.”
“Kenapa? Apa Nam Kyu Man melakukan sesuatu lagi?”
“Tidak. Kurasa ia akan membunuh seseorang dalam waktu dekat.
Aku,” jawab So Bum serius. Melihat Sang Ho bengong, ia langsung tertawa. Sang
Ho ikut tertawa. Tapi ia meneruskan, “Jika ia mengetahui apa yang kulakukan, ia
tak akan memaafkan aku.” Melihat Sang Ho kembali bengong, So Bum tersenyum, “Aku
hanya bercanda.” Mereka pun tertawa.
Di penjara, Dong Ho tak memikirkan nasibnya, malah terus
memikirkan saat-saat terakhir bersama hyungnya. Hanya penyesalan yang bisa ia
rasakan.
Nam Gyu Man masuk ke toko bunga. Membeli bunga? Ha.. ga
mungkin banget. Ia datang menemui seorang gadis yang terbelalak ketakutan
melihatnya. Ia adalah Min Hee, gadis sesama trainiee yang diceritakan Ha Young.
Gyu Man menyapa Min Hee tapi kemudian membentak dan mencekal rahang Min Hee
saat gadis itu menolak menatapnya. Dengan takut-takut, Min Hee menatap Gyu Man
yang kemudian merasa puas.
Gyu Man tahu kalau ada jaksa yang pernah mencari Min Hee.
Min Hee segera berkata kalau ia tak akan datang ke pengadilan. Ia berjanji tak
akan datang.
Tapi Gyu Man malah mempersilakan Min Hee datang dan
memberinya uang, “Datanglah dan kantakan sebenarnya. Berapa uang yang kau
terima setelah memuaskanku? Kau tak usah hidup memelas seperti ini. Pergilah ke
pengadilan dan bicaralah. Aku memberikan uang yang jauh lebih banyak dari yang
terkahir. Teirmalah.”
Karena Min Hee hanya diam saja, Gyu Man membentaknya untuk
menerima amplop uang itu. Min Hee pun buru-buru menerima, membuat Gyu Man
senang. “Lihatlah aku. Wajahmu tak keruan. Gunakan uang ini untuk merawat kulit
wajahmu dan belilah baju bagus.” Ia mengambil sekuntum mawar dan menciumnya. “Baunya
wangi sekali.”
Uhh.. creepy.
In Ah dan pengacara Song akhirnya menemukan alamat Min Hee.
Tapi mereka terlambat karena saat masuk
ke toko bunga, mereka melihat Min Hee terduduk di lantai, lemas dan gemetar
ketakutan.
Saat Mn Hee mengetahui kalau In Ah adalah pengacara dan bertanya
apakah Min Hee mengenal Ha Young, Min Hee langsung ketus menjawab, “Pergilah. Aku
tak bisa dan tak mau mengatakan apapun di pengadilan.”
Komentar :
Min Hee adalah salah satu gadis yang ada di dalam video itu.
Jika Min Hee menolak bersaksi untuk Ha Young akan runyam. Dan semakin runyam
jika Min Hee hadir ke pengadilan untuk bersaksi menguatkan Nam Gyu Man, yang
mengatakan kalau hubungan itu dilakukan atas dasar suka sama suka dan bukannya
pemaksaan.
love korea
ReplyDeleteIlmu pesugihan cyber