Six Flying Dragon Episode 15
Ddang Sae merasakan hawa pembunuh yang aneh di sekitarnya. Perlahan-lahan
ia mencabut pedang. Tapi ia memutuskan untuk menyarungkan kembali pedangnya.
Sementara yang lain masih berlari menuju Paviliun berharap bisa menghalangi pembunuhan Jung Do Jeon. Tapi Byeoksagye sudah muncul dan membunuh para pengawal yang berjaga di paviliun.
Sementara yang lain masih berlari menuju Paviliun berharap bisa menghalangi pembunuhan Jung Do Jeon. Tapi Byeoksagye sudah muncul dan membunuh para pengawal yang berjaga di paviliun.
Saat Byeoksagye akan membunuh Jung Do Jeon, Yeon Hee muncul dan melemparkan
bubuk asap dan membawa Jung Do Jeon lari ke hutan. Tapi Byeoksagye berhasil
mengalahkan Yeon Hee dan siap menebasnya. Mendadak Ddang Sae muncul dan menebas
Byeoksagye itu hingga tewas.
Tapi ternyata Byeoksagye itu lebih dari satu. Muncul dua orang, satu
melawannya dan satu lagi menghunus goloknya ke arah Yeon Hee dan Jung Do Jeon.
Tapi untung Moo Hyul datang dan membantu Ddang Sae.
Lucunya, Moo Hyul bertempur sambil menanyakan nama Byeoksagye itu. Ia harus
tahu namanya agar bisa dijadikan pencapaiannya. Kesal karena tak dijawab, Moo
Hyul menangkis pedang lawan hingga lawannya terpelanting jauh ke belakang.
Bang Won yang tiba bersama Moo Hyul tadi lega karena Jung Do Jeon baik-baik
saja. Boon Yi yang datang hampir bersamaan, melihat seorang pendekar melawan
Byeoksagye itu. Ia langsung mengenali kalau pendekar itu adalah kakaknya.
Ddang Sae akhirnya berhasil menebas leher lawan hingga mati. Tapi ia heran
melihat pedangnya karena tak terciprat darah sama sekali.
Lawan Moo Hyul melihat kalau temannya mati, memutuskan untuk lari. Tapi Jenderal Yi yang baru saja datang, langsung mengambil panahnya dan memanah tepat di kaki Byeoksagye yang masih hidup itu. Para pengawal segera meringkus Byeoksagye.
Semua lega melihat Jung Do Jeon selamat. Tapi yang mengharukan adalah ketika Boon Yi terbata-bata memanggil Ddang Sae, kakaknya yang ia anggap telah meninggal. Ia menangis dan lari ke pelukan kakaknya. Bang Won tersenyum lega.
Boon Yi menangis dan berkali-kali minta maaf. Karena ucapannya yang tanpa
dipikir itu menyakiti Ddang Sae. Ddang Sae menggeleng dan mengelus rambut
adiknya dengan sayang.
Yeon Hee memandangi mereka berdua dari kejauhan. Tapi Boon Yi melihat dan
langsung mengenalinya. Ia berlari memeluk Yeon Hee dan menangis. Ia lega dapat
menemukan eonni-nya. Mulanya Yeon Hee ragu memeluk Boon Yi, ragu memeluk masa
lalunya. Tapi akhirnya ia membalas pelukan Boon Yi.
Ddang Sae memikirkan Boon Yi dan Yeon Hee. Dua orang yang paling ia sayangi
benar-benar ingin mewujudkan mimpi Jung Do Jeon. Maka ia pun menemui Jung Do
Jeon untuk menyatakan kalau ia akan berada di samping Jung Do Jeon.
Ia masih tetap tak percaya pada ucapan Jung Do Jeon, tapi Boon Yi dan Yeon
Hee mempercayai mimpi sebuah dunia yang diangankan Jung Do Jeon. “Karena itu
aku akan mengawasimu dari samping dengan mata terbuka, tanpa bermimpi. Dan juga
aku akan mencoba melindungi mimpi itu walau aku tak mempercayainya.”
Gil Tae Mi kaget mendengar laporan Jukryeong kalau Byeoksgye dikalahkan
oleh orang yang menewaskan Baek Yoon dan mencoba membunuh Hong In Bang. Berarti
pendekar itu bukan orang suruhan Lee In Gyeom melainkan Jung Do Jeon. Hong In
Bang dan Gil Tae Mi benar-benar marah karena selama ini berarti Jung Do Jeon
menipu mereka.
Yi Seong Gye berterima kasih pada Ddang Sae karena menyelamatkan Jung Do
Jeon dan bertanya siapa namanya. Ddang Sae menyebutkan namanya dan hampir semua
tertawa. Sepertinya nama itu gak keren bahkan di jaman itu dan ga sepadan
dengan kemampuan beladiri Ddang Sae. Yi Seong Gye memutuskan memberi nama Yi
Bang Ji dan menganggapnya sebagai anak. Tak hanya itu, Yi Seong Gye meminta
Ddang Sae menjaga keselamatan Jung Do Jeon.
Yeon Hee akhirnya bisa menceritakan perasaannya pada Boon Yi. Walau
ia tahu kalau Bang Ji juga korban, tapi ia tetap tak bisa memaafkan dan tak
bisa menatap wajah pria itu. Sekarang ia benar-benar merasa takdir itu kejam
karena sekarang karena Bang Ji jadi pengawal Sambong, ia harus tahan memandang
pria itu. Boon Yi merasakan kesulitan yang dihadapi Yeon Hee. Yeon Hee
tersenyum getir dan berkata kalua ia akan berusaha melewati masa sulit ini.
Bang Ji muncul dan berkata kalau ia tak berniat untuk melewati masa sulit
ini. Ia akan membuka lembaran baru dan tak akan melindungi Yeon Hee lagi.
Sekarang adalah masa sulit dimana tiap orang akan melindungi dirinya sendiri.
Setiap ucapan itu pasti menyakitkan untuk Bang Ji ucapkan karena kita tahu
kalau alasan Bang Ji bergabung dengan Jung Do Jeon, salah satunya adalah untuk
Yeon Hee. Tapi Yeon Hee tak mengetahui hal ini dan memaksakan senyum sambal
mengambil boneka kayu milik Jung Do Jeon. Ia memberikan boneka itu pada Bang
Ji. “Baiklah, kita lakukan saja seperti itu, teman seperjuangan.”
Hal itu sangat menyakitkan bagi Boon Yi.Bang Won menemukannya menangis dan
bertanya siapa yang membuatnya menangis. Boon Yi menjawab dunia ini, kerajaan
ini, dan juga dodoang. Bang Won memeluk Boon Yi dan berjanji akan menghentikan
semuanya.
Tapi Bang Won tak bisa menjawab saat Boon Yi menanyakan akan nasib Yeon Hee
dan kakaknya. Ia hanya bisa memeluk Boon Yi semakin erat.
Gil Tae Mi mendatangi rumah Yi Seong Gye. Ia menuduh Jung Do Jeon telah
menipunya. Pendekar yang membunuh Baek Yoon adalah orangnya Jung Do Jeon. Ia
mencabut pedang, tapi Yi Seong Gye juga sudah mencabut panahnya. Gil Tae Mi tak
takut karena ia adalah ahli pedang terbaik di kerajaan ini. Tapi Yi Seong Gye
menjawab kalau busur dan panahnya itu beda dengan yang lain.
Gil Tae Mi mengajak Yi Seong Gye bertaruh, siapa yang akan mati. Jung Do
Jeon mempersilakan karena jika Gil Tae Mi mati, maka orang akan melihat
Jenderal Yi hanya melakukan pertahanan diri karena Gil Tae Mi yang menyerbu
rumah Jenderal Yi. “Lanjutkan saja. Ayo taruhan!”
Gil Tae Mi masih punya akal sehat. Ia menyarungkan pedangnya dan mengancam
akan menyelidiki pendekar yang menyelamatkan Jung Do Jeon. Yi Seong Gye
mempersilakan karena mereka akan menyelidiki siapa dalang rencana pembunuhan
Jung Do Jeon melalui Baeksagye yang mereka tangkap.
Kesal karena ancamannya tak mempan, ia berbalik pergi. Bang Woo, Bang Gwa
dan Lee Ji Ran muncul untuk memberi bantuan. Gil Tae Mi berteriak, “Bubar,
bubar. Pertunjukannya sudah selesai!” Ha. Gil Tae Mi berbalik lagi dan bertanya,
“Sebenarnya aku penasaran. Jika kita bertaruh, kira-kira siapa yang akan mati,
ya? Aku tak begitu yakin.”
Hong In Bang berencana untuk memberi pelajaran pada Haedonggap yang telah
memilih berbesan dengan Yi Seong Gye daripadanya.
Choi Young menyelamati Yi Seong Gye yang akan berbesan dengan klan
Haepdonggap. Karena walau klan itu tak berpolitik tapi pengaruhnya sangat kuat.
Contohnya saat pendirian kerajaan Goryeo dengan Raja Taejo. Choi Young minta Yi
Seong Gye untuk mengajak klan besannya terjun ke politik.
Dan pernikahan itu pun dilakukan dengan Guru Hong sebagai pemimpin
upacaranya. Boon Yi berusaha tak menampakkan kesedihannya dan tersenyum kecil
pada Bang Won yang meliriknya khawatir.
Namun Moo Hyul merasakannya. Ia tak pintar tapi ia juga tak bodoh. Cinta
tak mengenal kasta dan kondisi dan ia menyarankan Boon Yi untuk menganggap Bang
Won adalah penanak nasi yang memberi makan mereka.
Boon Yi geli tapi setuju. Yi Bang Won si Penanak Nasi. Boon Yi memuji Moo
Hyul yang sangat polos. Moo Hyul belajar beladiri dan ingin namanya terkenal
hanya untuk keluarganya. Jika saja kakaknya bisa seperti itu.
Boon Yi menelan kesedihannya dan dengan ceria ia menyebut Moo Hyul itu
sangat normal. Hanya sedikit orang di Goryeo ini yang masih normal. "Kau adalah harapan Goryeo." Moo
Hyul kaget karena Boon Yi memujinya. "Dan tujuanku adalah menciptakan
banyak orang sepertimu. Dan aku yakin Yi Bang Won si Penanak Nasi juga
merasakan hal yang sama."
Mereka berdua tertawa geli mendengar sebutan itu.
Tapi saat sendiri, Boon Yi masih teringat pada Bang Won. Ia memandangi sepatu pemberian Bang Won dan memutuskan untuk melepasnya.
Duh.. apa ini awal mula takhayul yang melarang untuk memberi sepatu pada
orang yang dicintai karena akan menjadi perpisahan?
Di kamar pengantin, Da Kyung memberi tahu kalau ia tak ingin melakukan hubungan suami istri sebelum arah keluarga Yi dan kekuatan dalam pemerintahan menjadi jelas. Ia tak ingin memiliki anak dulu. Ia akan berbuat yang terbaik untuk keluarga Yi, tapi hanya dia dan bukan keluarganya. Keluarganya akan membuangnya jika keluarga Yi terlibat masalah.
Tak disangka Bang Won menyetujui dengan mudahnya, membuat Da Kyung heran.
Bang Won berkata kalau ia juga akan berbuat sebaik-baiknya sehingga tak dibuang
oleh keluarga Da Kyung. Tanpa menunggu jawaban Da Kyung, ia membaringkan tubuh
dan tidur.
Ternyata tak hanya Da Kyung yang menyampaikan hal itu. Ayahnya juga. Pada
Yi Seong Gye yang meminta dukungan klan Haedonggap, Tuan Min mengatakan kalau
hubungan mereka hanyalah karena pernikahan. Ia tak mengerti tentang politik.
Pada Jo Ban, salah satu keluarganya, ia mengatakan maksud sebenarnya. Jika
ia memberi dukungan, berarti seluruh klan akan memberi dukungan. Ia ingin
melihat kemampuan Yi Seong Gye dulu sebelum mendukungnya.
Melihat pedangnya yang bersih tanpa noda darah, Bang Ji menyadari kalau ia
bisa membunuh tanpa menyentuh korban. Ia ingat ucapan gurunya, semakin ia
bertempur, Bang Ji akan semakin kuat. Jika ia bisa mengalahkan lawan, kemampuan
pedangnya akan setangguh musuhnya itu.
Maka ia pun berlatih pedang lagi. Moo Hyul menyaksikan dari pinggir arena
dan mau tak mau mengakui kalau Bang Ji benar-benar hebat.
Walau begitu ia jaim sok berwibawa dan ingin memberi saran beladiri karena
sesuai ucapan Nona Boon Yi (yang bersinar-sinar dalam ingatannya), ia adalah
harapan Goryeo. Ha. Tapi Bang Ji menyela, memintanya untuk menyampaikan surat
untuk Gap Boon. Moo Hyul langsung menjadi Moo Hyul yang baik hati dan langsung
mengiyakan. Hahaha.
Moo Hyul merutuki dirinya sendiri yang malah tak terlihat kuat di mata Bang
Ji. "Hei Gagak Beracun, aku akan menangkap dan mengalahkanmu! Aku juga
punya ilmu beladiri!" teriaknya dan malah membuat Bang Ji geli.
Saat Moo Hyul menyampaikan surat itu, Gap Boon juga menitipkan baju-baju
Bang Ji. Saat titipan itu sudah di tangan, Moo Hyul mencoba merasakan menjadi
Gagak Beracun walau dengan memakai bajunya saja. Ia langung bergaya pendekar. Mencabut pedang
dan menatap (lawan) dengan tajam. Dan setelah itu tertawa kesenangan.
"Kenapa aku jadi sangat keren?"
Gil Tae Mi yang berpapasan dengan Moo Hyul langsung mengenali baju Gagak
Beracun. Ia mengejar Moo Hyul dan mengajaknya berperang. Moo Hyul yang tak
siap, juga kewalahan menghadapi jurus pedangnya. Secepat Gil Tae Mi bertindak,
secepat itu pula ia berhenti setalah menyadari kalau Moo Hyul bukan Gagak
Beracun.
“Kau terlalu tinggi. Ah.. kenapa sih kau pakai baju itu?” tukas Gil Tae Mi
jengkel. “Apa sekarang sedang trend, ya?” Moo Hyul mengelus dada, lega karena masih
bisa hidup. Tapi Gil Tae Mi berbalik lagi dan bertanya, “Apa kau ini murid Hong
Dae Hong?”
Moo Hyul bengong karena nama itu keluar dari Gil Tae Mi, ahli pedang nomor
satu di Goryeo. Apa Gil Tae Mi mengenal nama itu? Gil Tae Mi menjawab kalem, “Tentu
saja. Dia kan guruku.”
Hahaha.. Mampus, deh.. Moo Hyul tak menyangka kalau bualan gurunya itu benar. Gil Tae Mi menambahkan kalau kemampuan pedang Guru Hong memang payah dan orang itu suka menipu. Tapi ia mengakui kalau Guru Hong adalah guru terbaik yang ada di Joseon. “Belajarlah dengan baik padanya. Kau punya bakat.”
Hahaha.. Mampus, deh.. Moo Hyul tak menyangka kalau bualan gurunya itu benar. Gil Tae Mi menambahkan kalau kemampuan pedang Guru Hong memang payah dan orang itu suka menipu. Tapi ia mengakui kalau Guru Hong adalah guru terbaik yang ada di Joseon. “Belajarlah dengan baik padanya. Kau punya bakat.”
Moo Hyul bertanya lagi. Kalau memang Guru Hong itu memang gurunya, kenapa tak
ada orang yang tahu? Gil Tae Mi menjawab, “Karena memalukan. Dia masih suka
menipu, kan? Lagipula nama jurusnya juga agak aneh.” Gil Tae Mi menirukan jurus
Guru Hong dengan gemulai. “Apa-apaan itu nama Naga Kembar dari Timur?”
Pulang, Moo Hyul langsung menarik gurunya dan berteriak, “Kenapa Guru tak
cerita? Kenapa Guru tak pernah cerita padaku?!” Guru Hong yang tak tahu apa-apa, langsung mengakui
kalau ia makan paha ayamnya. Haha.. bukan itu, tapi tentang Guru Hong yang tak
pernah cerita kalau ia adalah guru Gil Tae Mi, Gil Sun Mi dan Hong Ryun. Ia menarik-narik baju Guru Hong lagi. “Kenapa
kau tak cerita padaku sebelumnya?”
“APA MAKSUDMU AKU TAK PERNAH CERITA PADAMU?!” Guru Hong kesal, karena ia
kan selalu cerita. Ia mengatakan itu sebelum makan malam, saat pergi keluar. “AKU
KAN SUDAH CERITA BERKALI-KALI! AKU YANG MELATIH MEREKAAA!!”
Hahaha.. maaf, capslocknya jadi rusak kalau Guru Hong sedang marah.
Moo Hyul langsung berlutut dan minta maaf. Ia juga memohon agar Guru Hong mengajarkannya 24 jurus Guru Hong agar ia bisa mengalahkan Gil Tae Mi.
Jung Do Jeon mendapat laporan tentang aksi Hong In Bang yang sangat
keterlaluan. Sekarang Hong In Bang tak hanya merampas tanah rakyat, tapi juga tanah
milik bangsawan. Hong In Bang dinilai telah gila kekuasaan dan melewati batas.
Tapi Bang Won merasa ada yang aneh dengan tindakan Hong In Bang.
Walau sudah merampas tanah milik bangsawan, anak buah Hong In Bang tak
berani merampas tanah milik klan Haedonggap. Hal ini malah membuat Hong In Bang
marah. Ia memukuli dan menendang anak buahnya hingga berdarah-darah. Sepertinya,
nama klan Haedonggap membuat Hong In Bang naik darah.
Melihat temannya babak belur, anak buah yang lain segera melaksanakan tugas
Hong In Bang.
Tentu saja Jo Ban, anggota klan Haedonggap, tak terima melihat tanahnya dirampas. Ia melawan, tapi anak buah itu malah memukuli Jo Ban.
Berita itu sampai di Dodang, yang bahkan Gil Tae Mi sendiri merasa khawatir
kalau besannya ini sudah melewati batas. Tapi kubunya masih membela Hong In
Bang. Yi Seong Gye sudah memanggil Jo Ban dan Choi Young memutuskan akan mengadakan
pertemuan 3 hari lagi untuk menndengarkan kesaksian Jo Ban. Jika benar, maka
Hong In Bang akan dimakzulkan dari posisi perdana menteri.
Kemana Hong In Bang sekarang? Kubu Gil Tae Mi mendapat kabar kalau Hong In
Bang pergi ke Baeju, tempat Jo Ban tinggal. Mereka pun langsung mengutus orang
untuk menjemput Hong In Bang.
Jung Do Jeon merasa Hong In Bang kali ini membuat kesalahan fatal dan
sekarang adalah saatnya mereka bergerak. Walau mereka kalah suara, tapi banyak
orang dari kubu Hong In Bang juga merasa jengah dengan kelakuan Hong In Bang
yang menyinggung klan Haedonggap dan yakin bisa mengambil suara mereka.
Mereka memiliki 30 suara, sedangkan kubu Hong In Bang 60 suara. Mereka
butuh 16 suara pindah ke kubu mereka. Jung Mong Joo yakin ada 13 suara yang
akan ikut pemakzulan karena 8 orang memiliki hubungan saudara dengan klan
Haedonggap dan 5 lainnya melakukan perdagangan dengan Haedonggap. Tinggal 3 orang
lagi yang perlu diyakinkan untuk mengakhiri Hong In Bang.
Bang Won mengungkapkan pikirannya. Sejak ia berada di Sungkyunkwan, ia
selalu disikisa oleh Hong In Bang. Dan ada satu ucapan Hong In Bang yang ia
benci. Hong In Bang mengatakan ia mirip dengannya.
Maka jika ia memang mirip dengan Hong In Bang, maka ia heran melihat
tindakan Hong In Bang yang di luar konteks. Ia merasa Hong In Bang memiliki
niat lain, tak sekedar hanya mabuk kekuasaan. Tapi Jung Do Jeon juga mengenal
Hong In Bang yang dulu adalah temannya. Saat disiksa di penjara, saat itulah
Hong In Bang mulai cacat dan ada kemungkinan Hong In Bang jadi buta karena
kekuasaan.
Jikapun benar dugaan Bang Won, tindakan Hong In Bang ini salah besar karena
targetnya adalah klan Haedonggap yang punya kekuasaan. Karena itu mereka harus
menyerang Hong In Bang lebih dulu.
Mencari 3 orang untuk meloloskan pemakzulan itu ternyata hal yang sulit karena tak ada lagi yang berani pindah kubu. Tapi Jung Do Jeon mempunyai ide cemerlang dan menemui orang-orang yang tadi berkata tak berani pindah kubu.
Tak hanya merampas tanah Jo Ban, anak buah Hong In Bang juga
memporakporandakan ruang tempat menyimpan abu leluhur Jo Ban. Jo Ban sangat
marah dan berniat memberi pelajaran. Ia menyerbu tempat anak buah itu tinggal
dan membunuhnya.
Jo Ban berniat pergi ke Gaegyeong untuk melaporkan semua tindakan Hong In
Bang. Tapi belum sempat ia melakukannya, tentara muncul untuk menangkapnya. Jo
Ban terkejut melihat perkembangan yang tak terduga ini.
Pagi itu, kubu Gil Tae Mi panik karena 5 orang anggota mereka tidak hadir
karena sakit. Yang berarti suara akan berbalik menjadi 43 – 42 untuk kubu Yi
Seong Gye. Ini rupanya ide cemerlang
Jung Do Jeon. Para anggota itu tak bisa dikatakan membelot karena tidak hadir.
Jung Do Jeon yakin kalau kali ini mereka menang. Tapi saat Choi Young
mengumumkan akan voting, Hong In Bang muncul dan mengumumkan kalau Jo Ban telah
merencanakan pemberontakan dan ia telah menangkap Jo Ban.
Ia juga mendengar kalau ia dituduh telah merampas tanah Jo Ban. Karena itu
ia pergi ke Baeju untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi di sana
ia malah menemukan kalau Jo Ban ingin memberontak dan mencoba membunuhnya. Ia
melarikan diri, tapi pembantunya yang menyamar menjadi dirinya terbunuh demi
melindunginya.
Setelah itu ia mengumpulkan pasukan dan berhasil menangkap Jo Ban. Yi Seong
Gye bertanya apakah Hong In Bang punya buktinya? Hong In Bang berkata, “Tenanglah,
Jenderal Yi. Kecuali Anda terlibat di dalamnya.”
Yi Seong Gye kaget mendengar tuduhan itu. Tapi Hong In Bang mengacungkan
sebuah surat dan membacakannya. Seperti
perjanjian sebelumnya, kumpulkan pasukan pada hari kelima bulan ini. Kita akan
berkumpul di Gerbang Dongdeok untuk bertolak ke Manwoldae. “Saya
bertanya-tanya kepada siapa surat ini akan ditujukan?”
Semua berbisik-bisik bingung. Hong In Bang berkata karena Jo Ban merupakan
anggota klan Haedonggap, ia akan menyelidiki apakah anggota lain dari klan itu
juga terlibat. “Atau ada pihak lain yang terlibat juga. Kita harus menyelidiki
secara menyeluruh dan melenyapkan semua pengkhianat itu!”
Semua terkejut dengan perkembangan yang tak terduga ini. Tapi Bang Won sudah menduganya . Pada Jung Do Jeon, ia berkata kalau dugaannya ternyata benar. “Kali ini Guru salah dan aku benar. Hong In Bang memalsukan sebuah rencana pemberontakan.”
Komentar :
Uh.. padahal tinggal sedikiiit saja, Hong In Bang akan terjungkal. Tapi memang Bang Won sudah merasakan keanehan itu hanya tak ada yang mempercayainya.
Agak serem mendengar kalau Bang Won dan Hong In Bang mirip, karena seperti
kita tahu, Bang Won adalah Raja ketiga dinasti Joseon. Trait Hong In Bang ada
di Bang Won. Yang membedakan mereka adalah lingkungan tempat mereka berada.
Bang Won masih memiliki ayah yang masih dihormati, Jung Do Jeon yang disegani
dan Boon Yi yang ia cintai.
iya mbak dee aku jga ngerasa serem dengernya.. soalnya yg aku tau dr drama2 sageuk lain klo Bang Won itu raja yg begitu -.-
ReplyDeleteJangan jangan entar bang won berubah. Pengen dpt adegan romantis bangwon-bun yi tp kayaknya susah amet.
ReplyDelete