Imaginary Cat Episode 5
Sepertinya Jong Hyun masih
mengantuk saat gosok gigi karena dia menggunakan tangan kanannya tanpa sadar.
Tapi...tangannya sudah tidak sakit!
Selesai gosok gigi, Jong Hyun
segera melepas perbannya. Ia berseru riang pada Bok Gil. “Bok Gil-ah, tanganku
sembuh sepenuhnya!”
Bok Gil yang mendengarnya tidak
terlalu senang. Ribut banget. Hahahaha. Jong Hyun langsung mengajak Bok Gil
latihan tangan dengan mengangkat-angkat badannya menggunakan satu tangan saja.
Ya, dengan tangan kanannya yang baru sembuh itu.
Dan Bok Gil tambah sebal,
“Pusiiiiiiing!” :P
Jong Hyun nggak peduli,
“Bagaimana? Tangannya sudah baikan kan? Cuma kayaknya Bok Gil tambah berat ya?”
Begitulah Jong Hyun
bertanya-tanya sendiri. Ia lalu mengajak Bok Gil latihan lagi. Main tembak-tembakan
dengan tangan Bok Gil sebagai senapannya. Dor dor dor dor dor. Ampun deh -.-
Lelah bermain, Jong Hyun kembali
ke pekerjaannya. Bok Gil menggerutu, udah? Baru juga mulai. Hhhh, tuannya
selalu seperti itu.
Beberapa saat kemudian, Jong Hyun
yang serius menyelesaikan garapannya merenggangkan otot-ototnya. Senyum
bahagianya mengembang, “Bok Gil-ah, aku sudah selesai!”
Ia kembali mengangkat
Bok Gil sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur, bilang kalau dia akan
bermain apapun dengan Bok Gil.
Setidaknya sampai dia sadar
deadlinenya tiba. Ia buru-buru pamit dan meralat kata-katanya tadi, “Aku akan
pulang cepat dan bermain denganmu, jadi tunggu ya.”
Bagian lucunya adalah tanggapan
Bok Gil sambil mendesah, “Kalau aku percaya pada kata-katamu, aku tidak jadi
kucing, tapi anjing.” LOL. Ada yang terinspirasi bikin Imaginary Dog?
Bab 9 Arti Dirimu
Air muka PD Dokko membuat Jong
Hyun tegang. Tapi ketika melihat air muka itu mencair dan wanita di hadapannya
memuji karyanya, ia sumringah.
“Tidak bisa terus menghubungimu,
dan kau berkata tanganmu sakit. Project ini sangat dramatis, bukan?” Saya
setuju. Nah ini buktinya, jadi drama.
Jong Hyun minta maaf sudah
membuat mbak PD khawatir. Tapi PD Dokko malah balik mengucapkan terimakasih
karena Jong Hyun telah memberinya bukti bahwa penilaiannya tentang Jong Hyun
tidak salah. Jong Hyun juga berterimakasih PD Dokko telah percaya padanya.
Jujur, kalau bukan karena Hae Gong, tidak mungkin rasanya.
“Benar, Hae Gong kita bisa diandalkan
ternyata,” ujar PD Dokko memuji Hae Gong.
Eh? Jong Hyun nggak salah dengar?
Ia bertanya, “Hae Gong kita?”
PD Dokko ngeles, ia mendadak lupa
marga Hae Gong tadi. Harusnya bukan ‘urri’, tapi Yoo Hae Gong. Ia mengalihkan
topik, mengajak Jong Hyun minum-minum. Jong Hyun sudah berusaha menolak pelan
(ada janji sama Bok Gil^^), sayang PD Dokko tidak mau terima. Kali ini tidak.
Di tempat yang dituju sudah ada
Hae Gong yang booking tempat. Mbak PD yang mengundangnya. Membantu penulis
Hyun, sama saja dengan membantu dirinya, jadi dia hendak mentraktir.
Hae Gong tersanjung mendapat
undangan dewi cantik dari industri webtoon.
Tapi Jong Hyun mengernyit
mendengarnya, “Dewi?”
Haha, pokoknya mari bersulang
atas debut Jong Hyun!
Namun lagi-lagi Jong Hyun dibuat bingung
melihat Hae Gong yang mau menyuapi PD Dokko. Hae Gong pun nggak tahan, akhirnya
merangkul bahu sang PD dan mengungkapkan status mereka yang sedang pacaran.
Reaksi Jong Hyun biasa saja malah
menuangkan minuman ke gelas PD Dokko. PD Dokko tertawa agak terpaksa, bagaimana
Jong Hyun tahu padahal mereka sudah berhati-hati selama ini? Ia menyalahkan
pacarnya. Tapi Hae Gong memang tidak mau merahasiakannya. Ia meraih tangan PD
Dokko dan menggenggamnya untuk diperlihatkan pada Jong Hyun.
Jong Hyun hanya
tersenyum manis.
Acara mereka belum usai meski
malam semakin larut. PD Dokko yang agak mabuk jadi meracau. Ia mengevaluasi
karya Jong Hyun yang tidak punya sisi romantis. Sama sekali tidak ada. Berbeda
dengan PD Dokko dan Hae Gong.
Jong Hyun mengakuinya. Namanya juga orang pacaran. Karena itu,
Hae Gong menyarankan Jong Hyun pacaran. Na Woo kan baik? Suka sama Jong Hyun
pula.
PD Dokko nggak mau kalah, dia
menganalisa lewat karya Jong Hyun yang menurutnya mencerminkan penulisnya. Jong
Hyun seperti punya kegelapan dalam hatinya. “Apa itu?”
Jong Hyun memilih tidak menjawab,
menghabiskan minumannya. Sebelum pulang, ia merenung sendiri di ayunan taman.
Soo In yang tiba-tiba ada di sebelahnya, bertanya apa yang dipikirkan Jong
Hyun. Jong Hyun menoleh.
“Gambar-gambarmu sangat bagus,”
puji Soo In.
Ia mengaku sudah melihatnya...
Gambar-gambar yang dilarungkan Jong Hyun di setiap peringatan hari kematiannya.
Bagaimana ia tak tahu, ia kan tahu semua tentang Jong Hyun.
Jong Hyun membalas lemah, Ia tidak tahu
apapun tentang Soo In. Soo In lantas membalas, toh Jong Hyun tetap menyukainya.
Dan Jong Hyun mengangguk. Jong Hyun-ah
T.T
“Kau juga telah bekerja keras hari
ini,”
Demikianlah Soo In mengakhiri
percakapannya. Jong Hyun sebenarnya hendak berbicara lebih lama, namun bayangan
Soo In telah menghilang. Membawa pergi senyuman yang sempat tersungging ketika
berbincang dengannya. Ketenangan malam merengkuh Jong Hyun dalam diam.
Na Woo sedang melihat-lihat
blognya (Ibu Kucing) yang ternyata diisi banyak foto kucing, ketika Lee Wan
datang ke kafenya.
“Apakah kucingnya yang cantik
atau fotografernya yang handal?” tanya Wan.
Na Woo tersenyum, “Bukankah
keduanya?”
Ia kembali menghadap laptopnya,
sementara Wan mengajaknya ngobrol terkait foto-fotonya yang banyak. Bisa
dimasukkan galeri tuh.
Na Woo menanggapi memang ada
orang-orang yang ingin membeli fotonya setelah mereka melihatnya di blog. Namun
sulit merekrut orang untuk membantunya. Dia ingin mengabadikan
gambar kucing jalanan yang hidup bahagia sesudah diadopsi.
Wan antusias menawarkan bantuan,
“Apakah aku perlu menanyai pelangganku?”
Na Woo sangat senang.
Beruntungnya dia punya teman seorang dokter hewan. Memori Wan terpantik,
“Tidakkah kau ingat pernah berkata dokter hewan itu tipe idealmu?”
Lah, iya ya? Na Woo tampak tidak
mengingatnya. Wan cemberut saudara-saudara. Sedetik kemudian Na Woo teralihkan
panggilan telepon Hae Gong yang mengajaknya ke suatu tempat. Ia pamit pada Wan
yang terpaku ditinggal olehnya. “Siapa (lagi) Hae Gong?” :D
Matahari terik tidak cukup ampuh
membangunkan Jong Hyun. Bok Gil yang melihat rumah berantakan jadi mengomel tak
beda seperti cewek umumnya.
Telepon Jong Hyun berbunyi,
panggilan dari Hae Gong yang mengajaknya bersepeda. Namun Jong Hyun tidak mau
beranjak. Bersepeda saja sendiri, katanya.
“Keluarlah, kataku! Aku juga
butuh waktu untuk diriku. Benar-benar...” Bok Gil turut mengusir Jong Hyun
wkwkwkwk.
Jong Hyun berakhir dengan balapan
sepeda bersama Hae Gong.
Hae Gong sih pake acara bikin keributan. Teriak-teriak
di depan kamar ngungkit utangnya Jong Hyun yang makan ramen dengannya waktu
itu.
Tetapi seperti yang kita lihat,
balapan mereka malah mengantarkan Jong Hyun bertemu dengan Na Woo. Bagaimana Na
Woo bisa di sini?
Na Woo menjawab polos dia di sini
diajak Hae Gong bersepeda bersama. Jadi mana Hae Gong?
Jong Hyun melihat sekelilingnya.
Tadi bareng kok. Ia lalu membaca sms Hae Gong untuk menjaga Na Woo dengan baik.
Jong Hyun membalas langsung tanpa sms, “Kubilang tidak!” Hahahaha Na Woo heran,
apanya?
Oke, karena Hae Gong yang katanya
mau mengajarinya naik sepeda nggak datang, bagaimana kalau Jong Hyun yang
menggantikan Hae Gong? Ia sangat ingin belajar dulu, tapi ia tidak bisa karena
ayahnya menganggapnya berbahaya (untuk dirinya yang sakit waktu itu). Lagipula
kenapa Hae Gong tidak datang?
Maksudnya supaya bisa bikin scene
belajar-sepeda-romantis antara Jong Hyun-Na Woo. Saya nggak nyangka aja, meski
Jong Hyun ngajarinya setengah hati, belajarnya bisa sampai malem juga ya?
Na Woo pulang dibonceng Jong
Hyun. Namun Na Woo yang mengolok kemampuan Jong Hyun sebagai pelatih, membuat
Jong Hyun kesal hingga mendesaknya turun dari sepeda. Na Woo yang ditakuti
seperti itu, memeluk Jong Hyun erat. Jong Hyun terkejut dan menghentikan
sepedanya.
Mereka berdua pun jalan beriringan dengan Jong Hyun yang menuntun
sepeda.
“Kau bilang, kau menemukan Bok
Gil di jalan ya? Ketika kau melihatnya pertama kali, dia tidak terluka kan?”
Jong Hyun membenarkan. Bok Gil
sangat sehat dan kuat. Na Woo lega mengetahuinya.
Ketika ditanya balik Jong Hyun
apakah ia akan terus mencari Haru, Na Woo juga mengiyakan. Membuat Jong Hyun
penasaran, apa yang akan dilakukan Na Woo kalau ketemu?
“Aku tidak tahu. Aku hanya ingin
menemuinya sekali lagi.”
Perbincangan mereka belum
berhenti sampai di kafe Na Woo. Na Woo yang sedang mempersiapkan pameran foto
hewan terlantar yang hasilnya didonasikan ke penampungan hewan, meminta izin
untuk memotret Bok Gil. Ia pemenang kontes foto lho.
Na Woo tidak melanjutkan
omongannya sebab Jong Hyun menyelanya dengan isyarat. Jong Hyun mendengar suara
kucing dekat sana.
Benar, ada anak kucing di sebuah
gang. Na Woo akan mengambilkan makanan dari kafe,
sebelum seorang ahjussi
setengah mabuk berseru akan menyingkirkan semua kucing di sana. Waduh! Jong
Hyun dan Na Woo gesit bersembunyi. Tapi sampai kapan mereka menunggu?
Jong Hyun berinisiatif keluar
dari persembunyian dan membujuk ahjussi untuk masuk. Ahjussi bisa terkena flu
kalau di luar terus.
Yang dibujuk tidak langsung
menurut, bukan masalah flu-nya, ia harus bekerja besok subuh tapi suara kucing
itu menganggunya hingga tak bisa tidur. Bisa gila dia!
Jong Hyun dengan sabar merayu
ahjussi sambil tak lupa diam diam menyuruh Na Woo membawa kucing malang mengungsi.
Ia berkata, ahjussi pasti sangat kelelahan karena itu dia meminta ahjussi masuk
saja. Dia tidak mendengar suara kucing kok. Kalaupun ada, dia sendiri yang akan
mencarinya.
Mereka masih beradu mulut
setelahnya. Tapi singkat cerita, ahjussi setuju. Dia harus tidur.
Fiuh, Jong Hyun tersenyum tipis.
Usahanya berhasil.
Wan selesai memeriksa si kucing.
Selain dehidrasi ringan, tidak ada masalah lain. Syukurlah, kata Na Woo.
Sayang, dia tidak dapat membawanya karena ada sepupunya di kafe. Na Woo meminta
Wan mencarikan orang yang bersedia mengadopsi kucing itu. Wan tidak yakin bisa.
Tidak mudah.
Jong Hyun nyeletuk, “Bagaimana
kalau dikembalikan?”
Na Woo jelas tak setuju. Nggak
lihat ahjussi tadi?
Jong Hyun beralasan mungkin
induknya mencarinya. Tapi Na Woo kekeuh menolak. Terlalu berbahaya.
Wan menengahi, bila induknya tidak
datang maka ia yang akan merawatnya. Jadi ia menitipkan kucingnya di sini dulu
bersama Jong Hyun, sementara ia dan Na Woo pergi mencari induk kucing.
“Tidak. Aku yang akan pergi.”
Gubrak! Tak dinyana Jong Hyun sukarela mengajukan diri mencari si induk.
Bersama Na Woo, mereka berdua meninggalkan Wan bersama kucing di klinik. Wan
yang malang...
Bab 10 Laki-laki, Perempuan, dan Kucing
Na Woo dan Jong Hyun menunggu
cukup lama sampai akhirnya menyerah. Mereka bahkan sudah meletakkan makanan
kucing di sana, tapi induk kucing yang dinanti tak kunjung menampakkan diri.
Mungkin terjadi sesuatu, pikir Na Woo. Lebih baik dari ditelantarkan, bukan?
Bok Gil yang juga tidak
terabaikan karena tuannya pulang, meminta Jong Hyun pulang lebih awal. Tidak
bisakah? Jangan-jangan Jong Hyun punya dua rumah sampai dia sering pulang malam
belakangan. Mendadak jadi manis tanya-tanya kabar. Mencurigakan.
Bisa-bisanya Bok Gil. Padahal
Jong Hyun cuma keinget aja dulu waktu dia menemukan Bok Gil seperti halnya hari
ini dia menemukan kucing kecil sendirian di gang. Jong Hyun ingin tahu
bagaimana Bok Gil bisa sendiri. Bok Gil harusnya punya ibu.
Flashback
Kala itu hujan deras waktu Jong
Hyun melihat seekor kucing kecil di kardus basah tanpa perlindungan.
Esok
paginya ia dan sang kucing bermain, “Bagaimana kau sangat berani? Apakah kau
dibesarkan oleh manusia?”
Flashback end
Jong Hyun berkata jika sebelumnya
Bok Gil punya pemilik, betapa sedihnya pemilik itu.
Ia lantas teringat pada Na
Woo yang pernah menceritakan bagaimana dia kehilangan kucingnya ketika sakit.
Na Woo sampai menyalahkan diri sendiri tidak bisa melindungi kucingnya.
Jong Hyun menggendong Bok Gil
yang sangat mengantuk. Bok Gil sebal Jong Hyun malah membangunkannya.
“Kita tidak boleh berpisah, oke?”ohhhh...
Suasana romantis yang tidak
dirasakan Bok Gil. Ia mengeluh ke Jong Hyun, “Aigo! Yang lembut (ngelusnya)!”
Tak biasanya, Bos memperlakukan
Jong Hyun dengan baik. Ia memijat-mijat lengan Jong Hyun, bertanya kapan teman
wanitanya datang. Maksudnya sih tanya saudara sepupunya Na Woo, penyair Heo.
“Tolong perhatian dengan
sekitarmu. Pikirkan bagaimana Bos bujang tua ini menghabiskan hari-hari
kesepiannya. Dia bukan pacarnya, tapi kakak sepupu dari temannya (Jong Hyun
berteman dengan Bos) dan betapa mempesonanya dia. Begitu cocoknya mereka satu
sama lain. Sangat indah jika kau bisa menghubungkan dua orang ini bersama.”
Walah. Jong Hyun baru tahu Bos
belum nikah. Kirain cerai.
Bos yang sedikit tersinggung
mengungkit perhitungan gaji Jong Hyun yang terpotong karena kebiasaannya terlambat
dan kepergiannya waktu itu ke rumah sakit. Jong Hyun merasa tidak adil.
Bukankah Bos sendiri yang menyuruhnya pergi.
Bos memberi usul kalau ingin
impas, dia meminta nomor telepon Penyair Heo.
“Anda bisa memintanya sendiri.
Dia tadi di sini,” Jong Hyun menunjukkan di mana sepupu Na Woo berada. Tidak
jauh dari tempat mereka.
Bos ambil langkah seribu
mendekatinya. Melancarkan rayuannya. Sementara Jong Hyun melanjutkan
pekerjaannya.
Na Woo menanti Jong Hyun melewati
kafenya. Ia menyampaikan kabar baik, kucing kemarin telah menemukan tuan
barunya kata Wan. Mereka tidak perlu khawatir lagi. Jong Hyun senang. Ia
berniat berjalan kembali, tapi Na Woo mencegahnya. Mengingatkan tentang tawaran
kemarin.
Jong Hyun tidak mau. Kenapa harus
Bok Gil?
Na Woo menjelaskan, “Katamu, Bok
Gil itu kucing jalanan. Kau tidak tahu apakah dia ditelantarkan atau tersesat. Sedangkan
aku memilih kucing yang bahagia setelah menemukan pemilik baru. Apakah kau
pikir mudah menemukan seekor kucing yang lebih bahagia daripada Bok Gil?”
Na Woo bilang dia tahu Bok Gil
bahagia karena Jong Hyunlah pemiliknya. Mendengarnya Jong Hyun merasa tersanjung.
Sebelum pulang, ia diberi Na Woo makanan kucing yang ia buat sendiri. Na Woo
minta Jong Hyun menerimanya sebab itu untuk Bok Gil bukan untuknya. Dan Na Woo
mengingatkan agar Jong Hyun membawa Bok Gil besok dengan foto masa kecilnya
jangan lupa.
Jong Hyun menolak, dia belum
mengatakan iya. Namun Na Woo melangkah masuk ke kafe, “Aku akan menunggu.”
Melihat makanan Bok Gil yang
masih utuh (Bok Gil tidak selera makan makanan berat, minta snack),
Jong Hyun
menawari makanan yang dibuat Na Woo. Ia menyuruh Bok Gil mencicipi, namun Bok
Gil malah memakannya dengan lahap. Enak banget menurutnya.
Ha. Bok Gil tipe kucing gampangan
rupanya. Dulu dibikinin burger nggak mau sama sekali. Lalu sekarang Bok Gil
malah mau nambah?
Bok Gil minta maaf, dia hanya
suka makanan enak. LOL Buatan Jong Hyun nggak enak to?
Jong Hyun ikutan senang melihat
Bok Gil. Dia mengajak Bok Gil olahraga.
Atau kita sebut saja main. Mereka
berdua terus main sampai capek. Di akhir, Jong Hyun mengucapkan terimakasih. Bok
Gil membuatnya lebih bahagia.
Hari pemotretan Bok Gil. Na Woo
memujinya cantik dan mampu berpose bak model. Namun Bok Gil tak luluh. Dia
tetap tidak suka.
Usai menyerahkan foto lama Bok
Gil, Jong Hyun mengutarakan keprihatianannya melihat Bok Gil tidak selera makan
akhir-akhir ini. Tapi entah kenapa Bok Gil menikmati sup yang diberikan Na Woo
kemarin.
Na Woo takjub selera Bok Gil pun
sama dengan Haru. Bok Gil berkomentar, ia tidak tahu Na Woo yang membuatnya.
Hihihi.
Jong Hyun minta resepnya. Dan Na
Woo mengajaknya berbelanja sekalian. Mudah membuatnya, Cuma resepnya rahasia.
Itung-itung sebagai bayaran Bok Gil sebagai modelnya.
Ups! Rencana mereka batal saat
Wan bercerita ada kucing yang memiliki mata dwi warna di kliniknya. Na Woo
pernah mengatakan ingin melihatnya. Ia menoleh ke Jong Hyun sebentar. Begitu
tahu Jong Hyun tidak keberatan, Na Woo baru pergi. Ia akan mengirimkan resepnya
nanti dan bila ada yang ditanyakan Jong Hyun, telepon saja. Jong Hyun lalu
berbalik.
Malamnya, ia mencoba membuat sup
ala Na Woo dan mencicipinya. Seperti kurang sesuatu. Ia melirik pada Bok Gil
yang meragukan kemampuan masak tuannya.
Tiba-tiba bel berbunyi. Itu Na
Woo. Jong Hyun senang karena Bok Gil beruntung banget soal makanan. Na Woo
mungkin membantunya gitu? Atau membawakannya sup???
Tidak. Na Woo justru meminta
kucingnya dikembalikan.
Jong Hyun memandangi Na Woo tak
mengerti.
![]() |
“Aku punya firasat buruk.” |
Komentar:
Kenapa mendadak Na Woo begitu? Sebelumnya
kan nggak...
Mana judul babnya kayak cinta
segitiga. Masa iya ada yang ngomporin? (Sempet curiga sama Wan yang makin frontal aja keliatannya)
Mereka berdua tetep sayang Bok Gil kan
terlepas Bok Gil adalah Haru atau bukan. Apa masalahnya Bok Gil milik siapa
kalau begitu.
Tidak. Ada yang harus dipastikan.
Dan nggak lama kok bisa tahu endingnya, tinggal 3 episode lagi :)
No comments :
Post a Comment