Twenty Again Episode 7
Hyun Suk terpana mendengar No Ra mengatakan kalau vonis
kanker itu salah. Ia mencoba mencerna ucapan No Ra. Kalau begitu, No Ra tak
akan mati? Benar tak akan mati? “Hei Ha No Ra!!” teriakan Hyun Suk mengagetkan
No Ra.
No Ra buru-buru minta maaf, takut Hyun Suk marah. Betapa
kagetnya ia karena mendadak Hyun Suk memeluknya erat-erat dan berkata, “Kupikir
kau akan mati.” Hyun Suk menghela nafas keras, seakan melepas beban berat yang
menghimpit dadanya. “Aku lega. Benar-benar lega.”No Ra mendorong Hyun Suk, tapi
Hyun Suk masih belum selesai bicara. “Tahukah kau bagaimana perasaanku? Aku
jengkel, kecewa dan juga kasihan. Perasaanku benar-benar kacau! Kau harusnya
mengatakan padaku kalau kau tak sekarat.”
Lahh... “Kau tak bertanya,” jawab No Ra.
Hyun Suk tak
mempermasalahkan itu lagi, yang penting No Ra baik-baik saja. No Ra bertanya
darimana Hyun Suk mengetahui hal itu. Ketika Hyun Suk akan menceritakan dari
buku catatan No Ra, teman sekerjanya menyusul. No Ra harus segera kembali
karena si Bos tiba-tiba datang.
Hyun Suk terduduk lemas, walau senyum tak pernah lenyap dari
wajahnya. Tapi ia harus buru-buru pulang karena sudah ada tamu yang
menunggunya. Temannya, seorang producer, tertarik untuk meliput seluruh proses
persiapan hingga pementasan You and Now. Hyun Suk berjanji akan memikirkan hal
itu.
Sang Ye memperhatikan kalau wajah Hyun Suk jauh lebih ceria
daripada sebelumnya. Hyun Suk memutuskan untuk beristirahat. Fiuhh.. sepertinya
perasaan yang seperti rollercoaster itu benar-benar membuatnya lelah walau
bahagia. Tapi setelah emosinya kembali normal, ia mulai berpikir.
No Ra yang mengetahui perselingkuhan suaminya. No Ra yang
ternyata tidak sekarat. Kenapa No Ra tak mengkonfrontasi suaminya? Kenapa No Ra
malah bekerja paruh waktu?
No Ra tersenyum jika teringat Cha Hyun Suk. Keesokan
paginya, ia menyempatkan diri membuat kimbab. Woo Chul yang melihat itu heran
melihat banyaknya kotak bekal yang disiapkan, padahal Min Soo tidak piknik. No
Ra menjawab pendek, “Ini untuk Hyun Suk. Lagipula kau kan tak suka makan
makanan rumahan.”
Woo Chul menyindir, tentu saja No Ra perlu memberikan
sesuatu karena berkat Hyun Suk, No Ra berhasil menyembunyikan status
mahasiswanya. Woo Chul mengingatkan No Ra agar jangan sekalipun membocorkan tentang
perjanjian mereka. No Ra mengiyakan saja, malas menanggapi dan pergi
meninggalkan Woo Chul.
Diam-diam Woo Chul mengambil sisa kimbab. Merasakan sedapnya
kimbab No Ra, ia menjejalkan beberapa potong di mulutnya.
Saat masuk kampus, No Ra berpapasan dengan Hyun Suk.
Anehnya, Hyun Suk melengos tanpa menyapa. Ia ingin memanggil, tapi ada SMS dari
Seung Hyun yang mengajak ketemuan untuk mengerjakan tugas dari Hyun Suk.
Hyun Suk mendecih kesal melihat No Ra, semakin kesal saat
melihat Woo Chul ada di belakangnya, sok tak kenal dengan No Ra sama sekali.
Woo Chul harus mengerem mendadak karena ada pesepeda menyeberang
seenaknya dan memotong jalannya. Ia menyumpah-nyumpah sebelum sadar kalau yang
memotong adalah Hyun Suk.
No Ra ingin memberikan bekal kimbab pada putranya. Dan ia
memberikannya lewat Hye Mi, berpura-pura kimbab itu adalah tanda terima
kasihnya karena Hye Mi telah memberitahu perubahan jadwal kuliah dulu.
Dan seperti ia duga (dan intip.. haha si emak kepo), Hye Mi
mengajak Min Soo makan kimbab. Ia senang melihat anaknya menikmati masa
kuliahnya. Setelah makan, Min Soo tidur-tiduran di pangkua Hye Mi. Puas , ia pun
berbalik. Tapi matanya terbelalak panik melihat Woo Chul muncul.
O iya.. taman itu kan taman rahasia tempat Woo Chul kencan,
ya. No Ra memutar otak, bagaimana caranya bisa memberitahu Min Soo tanpa
menunjukkan hubungan mereka.
Akhirnya ia berlari dan tanpa ba bi bu, menarik Hye Mi pergi
hingga kepala Min Soo kejedut bangku. Hahaha.. Min Soo seseorang menarik
pacarnya. Belum selesai terkejutnya, suara ayahnya memanggilnya dari belakang.
Untung ia tak tertangkap basah.
Woo Chul pun juga merasa beruntung tak tertangkap basah. Ia sudah
janjian makan siang dengan Yi Jin dan bisa-bisa hubungan mereka bisa ketahuan,
oleh anaknya pula. Dari ujung matanya, ia melihat Yi Jin berbalik pergi,
membuatnya menghela nafas lega.
Min Soo lega melihat ayahnya pergi. Saat Hye Mi kembali, Hye
Mi menceritakan kalau temannya hanya ingin memberitahukannya kalau kedua
kancing di belakang gaunnya terbuka. Eonni itu hanya khawatir kalau Hye Mi malu
jika Min Soo melihatnya. Min Soo tersadar saat mendengarnya.
Tak hanya Min Soo dan Hye Mi yang merasakan sedapnya kimbab
buatan No Ra. Soon Nam dan Seung Hyun pun juga kebagian kimbab saat mereka mengerjakan
tugas kelompok bersama No Ra. Mereka benar-benar menikmati kimbab itu, karena Seung
Hyun adalah anak kos-kosan dan Soon Nam jarang makan makanan enak seperti ini.
Tak disangka, Min Soo mengajak ibunya ketemuan. No Ra yang
malah toleh kanan kiri, takut ketahuan. Min Soo kaget saat menyadari ibunya
sudah tahu kalau ia pacaran tapi bukannya ngadu ke ayahnya, ibunya malah ikut
merahasiakan. Padahal No Ra tahu di hari
yang sama ia mengadukannya ke Ayah. “Tapi kenapa? Kenapa Ibu tak emmberitahukan
Ayah?”
“Karena jika ketahuan, kau akan dimasukkan wamil dan kau
harus putus dengan Hye Mi.” No Ra berkata kalau ia suka melihat Min Soo
pacaran, entah dengan Hye Mia tau yang lain. “Ibu hanya ingin kau melakukan apa
yang anak-anak seumurmu lakukan. Kalau waktu sudah berlalu, kau tak bisa
mendapatkannya lagi.”
Min Soo heran melihat ibunya yang pandai bicara. Dan ia
tercenung saat tahu kalau sebenarnya No Ra bisa mengadukan kalau Min Soo
pacaran saat ia mengadukan tentang No Ra yang kuliah. Tapi No Ra tak
melakukannya karena No Ra tak ingin Min Soo wamil sekarang.
“Aku janji Hye Mi tak akan mengetahui hubungan kita. Aku tak akan menanyainya tentangmu. Aku bahkan tak akan cari-cari tahu,” janji No No Ra. “Sudah, ya. Ibu pergi sekarang karena ibu sedang sibuk.”
Min Soo kembali dibuat tak bisa berkata-kata oleh ibunya
lagi.
No Ra berjalan dan dalam benaknya ia berkata, “Pacaran dan
belajar. Anakku yang tersayang sedang menikmati masa mudanya. Begitu juga
dengan teman-teman kuliahku. Dan ada teman sejati dari masa lalu yang berterima
kasih padaku karena masih hidup.” No Ra menghela nafas dan tersenyum, mengagumi
langit. “Indahnya hari ini. Jika saja setiap hari bisa seperti hari ini.”
Tapi ia tak menyangka kalau ia disambut Hyun Suk dengan
ketus. Padahal ia ingin memberikan kimbab sebagai rasa terima kasihnya.
“Itu kan kemarin,” ujar Hyun Suk keras. “Kamu nggak bisa
lihat, ya? Hari ini aku ada party dengan teman-teman.” No Ra melihat kalau di
atas meja sudah tertata piring dan gelas. Ia reflek menurunkan tas isi kimbabnya
saat Hyun Suk melanjutkan, “Kemarin-kemarin, aku sudah membuang-buang waktu
untuk hal yang tak jelas dan tak punya waktu untuk teman-teman sejatiku.”
No Ra minta maaf tapi Hyun Suk malah semakin ketus. Ia
menyuruh No Ra pergi dan jika di kampus tak usah sok kenal dengannya. “Dan mulai
sekarang jangan ke kantor lagi. Apa kau pikir aku benar-benar membutuhkanmu? Kupikir
kau akan mati dalam beberapa bulan. Aku tak ingin kau ketahuan oleh suamimu.
Tapi ternyata kau tak sakit parah.” Melihat No Ra hanya diam, ia bertanya, “Apa
kau tak mengerti maksud ucapanku? Aku menolongmu karena kasihan padamu!
Hyun Suk mengakui kalau ia tak sudi melakukan semua ini jika
No Ra tak sekarat dan mengusir No Ra karena sebentar lagi teman-temannya akan
datang.
Sakit hati No Ra mendengarnya, tapi ia tak percaya. “Tak
mungkin. Walau kau mengiraku sekarat dan ternyata itu salah, tak mungkin kau
memperlakukanku seperti ini. Kita kan teman. Bukannya kita sudah berbaikan? Aku
tak paham kenapa kau seperti ini.”
Hyun Suk yang tak bisa memahami No Ra. Ia menyuruh No Ra
pergi dan kembali saja ke Woo Chul. “Aku tak ingin melihatmu lagi!” bentaknya,
membuat No Ra berjengit mundur.
No Ra keluar ruangan, tak sadar telah melewati Sang Ye yang
ternyata ada di luar. Tapi kesadarannya kembali dan ia balik masuk ke dalam
kantor dan berseru, “Hei, Cha Hyun Suk! Siapa memang dirimu yang menyuruhku
datang dan pergi?” Hyun Suk yang tadinya memunggungi No Ra, berbalik kaget. Apalagi
saat No Ra tertawa sinis, “Kasihan, katamu? Siapa yang menyuruhmu melakukan
itu? Apa aku memintamu untuk membantuku agar bisa kuliah tanpa ketahuan
suamiku? Kenapa kau melakukan itu tanpa kuminta?!”
Cha Hyun Suk ternganga melihat No Ra yang bagai kucing ganas
dan terus mencakar. “Iya. Kau ini memang picik dan merasa tak aman. Cha Hyun
Suk akan terus menjadi Cha Hyun Suk!” jerit No Ra. Ia mengangkat kepalanya
tinggi-tinggi. Ia tak butuh Hyun Suk. Tapi Hyun Suk sendiri yang menyuruhnya
mengambil mata kuliah Teater. Hyun Suk pula yang memaksanya nonton fim dan
pergi ke SMA mereka. “Kau yang salah paham, tapi kau malah marah-marah. Kau ini
benar-benar gila, tauk?!”
No Ra berbalik, tak ingin menunjukkan pada Hyun Suk kalau ia
menangis. Tapi ada Sang Ye yang melihatnya di pintu. Cepat-cepat ia menghapus
air matanya dan pergi.
Hyun Suk mengejarnya dan di depan pintu berteriak, “Gila?!
Kau yang bego dan menjatuhkan buku harianmu di sini!!” Ia menoleh pada Sang Ye
dan berkata pendek, “Iya. Yang kau dengar itu benar. Dia tidak akan mati.”
Sang Ye merasa Hyun Suk harusnya merasa lega karena No Ra
tak jadi meninggal. Tapi tidak. Kemarin, setelah membaringkan tubuh dan mulai
berpikir jernih, ia pergi menemui Yoon Young di studionya.
Yoon Young malah tertawa saat diomeli Hyun Suk, tak merasa
bersalah telah berbohong. Toh semua merasa bahagia. Hyun Suk sudah membaca wish list-nya No Ra,
dan semua keinginan No Ra adalah hal-hal yang sederhana yang dilewatkan karena
menikah muda.
Hyun Suk kesal. Siapa suruh No Ra hidup seperti itu?
Suaminya membuat No Ra tutup mulut akan penyakitnya, melarangnya kuliah lagi. “Suaminya
bahkan membuatnya bekerja paruh waktu di usia 38 tahun. Kenapa ia mau hidup
bersama dengan orang seperti itu?”
“Karena dia adalah dunianya No Ra.”
Hyun Suk tercenung mendengar ucapan Yoon Yong yang kemudian
menjelaskan. No Ra telah hidup bersama Woo Chul sejak umur 18 tahun. No Ra
selalu melihat dan mendengarkan Woo Chul selama 20 tahun. “Apa kau pikir mudah
untuk meninggalkannya? No Ra bahkan kuliah lagi demi dirinya.”
Hyun Suk hampir keceplosan bertanya apakah No Ra tetap
bersikap seperti itu walau Woo Cul selingkuh. Begitupun Yoon Young yang hamper keceplosan
kalau No Ra sebenarnya sudah bercerai.
Tapi mereka berhasil menghentikan kalimat yang sudah di ujung lidah itu.
Melihat Hyun Suk yang sinis pada No Ra, Yoon Young
memintanya untuk tak menghakimi No Ra karena Hyun Suk tak tahu apapun tentang
No Ra. Di rumah, Hyun Suk membuang wish list yang ia salin dari buku harian No
Ra.
Dan begitulah. Hyun Suk menceritakan semuanya, bahkan
perselingkuhan Woo Chul pada Sang Ye. Ia mengakui kalau sudah di depan No Ra,
ia malah bersikap kekanak-kanakan dan mulai melakukan hal yang tak jelas. Dan
ia ingin mengakhiri semuanya hari ini. Ia sudah menulis scenario You and Now
dan menyuruh Sang Ye untuk menyerahkan pada Woo Chul.
Ia pun mulai menikmati pesta dengan teman-temannya, melupakan
No Ra dan hanya tersenyum tak menjawab saat teman-temannya menuduh ia dan Sang
Ye ada hubungan khusus.
Keesokan paginya, ia mulai dengan misi penyiksaan. Ia
menyuruh No Ra untuk mengosongkan isi loker sekarang juga. Tapi sudah keduluan.
No Ra memang sedang mengosongkan
loker itu. Tak mau mati gaya, ia pun membentak No Ra, “Ayo cepat kosongkan!
Cepat! Cepat!”
BRAKK!! No Ra menutup
pintu loker dengan menendangnya, membentak Hyun Suk dan pergi. Sepanjang
perjalanan, ia ngomel-ngomel tentang siapa lagi kalau bukan Hyun Suk, tak
menyadari kalau HP-nya ketinggalan dalam loker.
Hyun Suk yang melihat handphone itu, mulanya akan memanggil
No Ra. Tapi ia urungkan niatnya, malah tersenyum jahat. Ia kunci loker itu
tanpa memindahkan handphone itu sejengkalpun.
Pengurus Bounce sedang rapat untuk membicarakan siapa yang
akan tampil di festival nanti. Soon Nam menyayangkan No Ra yang tak bisa
diikutkan di pentas nanti. Tapi No Ra muncul dan mengatakan kalau ia tak
masalah jika tak diikutkan. Melihat No Ra kerepotan dengan semua buku-bukunya,
Soon Nam membantu membawakannya.
No Ra meletakkan semua bukunya di ruangan Bounce dan baru
menyadari kalau handphonenya ketinggalan. Setelah memastikan (dengan me-miss
call) handphonenya ada di dalam loker, ia pergi menemui Hyun Suk untuk meminta
kunci lokernya. Sayang Hyun Suk sudah pergi dari ruangan.
Untung ia masih
sempat melihat mobil Hyun Suk yang sedang keluar dari tempat parker. Ia
berteriak sambil berlari-lari menyusulnya.
Tapi karena Hyun Suk memutuskan hari ini adalah Hari Menyiksa
No Ra, ia pura-pura tak melihat No Ra dan terus menjalankan mobilnya. Saat No
Ra berhenti karena kehabisan nafas, ia juga berhenti. Saat No Ra mulai
mengejarnya lagi, mobilnya ia jalankan lagi. No Ra berhenti lagi, mobil juga
berhenti. Nora berlari, mobil juga berlari. Hahaha… nyebelin nih si Hyun Suk.
Akhirnya mobil itu Hyun Suk benar-benar berhenti. Tapi misi
belum berakhir. Setelah berbohong tak tahu kalau ada handphone di loker, ia juga
menolak memberikan kunci loker pada No Ra. Kunci lokernya ada di dalam ruangan,
di dalam lacinya yang terkunci. Halah.. repot dan nyebelin. Apalagi Hyun Suk tak
mau repot kembali ke ruangan karena ia
ada janji meeting dengan seseorang. Daahhh… No Ra.. buh bye..
Bukan main kesalnya No Ra. Ia menendang mobil Hyun Suk yang
sedang berjalan dan mengacungkan tinjunya ke arah Hyun Suk. Hyun Suk melotot
melihatnya. Apa-apaan si No Ra ini? No Ra tak marah saat No Ra harusnya marah, Harusnya
No Ra menunjukkan emosinya ini pada Kim Woo Chul. “Huh.. menyesal aku telah
mengasihaninya. Aku yang bodoh sebenarnya. Benar-benar bodoh.”
Meeting itu adalah meeting dengan Woo Chul. Dan Woo Chul
sangat marah membaca scenario itu, tak terima karena skenario You and Now
sangat jauh berbeda dengan apa yang ia sarankan. Tapi dari awal Hyun Suk memang
tak berniat melakukan apa yang Woo Chul sarankan. Tapi jika memang begitu,
kenapa juga Hyun Suk berkonsultasi dengannya?
“Apakah aku yang meminta konsultasi denganmu? Pihak
universitas yang memintaku jadi aku mengiyakan mereka,” jawab Hyun Suk acuh.
Woo Chul menebak kalau penolakan ini berkaitan dengan
dirinya sebagai suami No Ra. Hyun Suk menantang, bagaimana jika iya? Apa yang
Woo Chul lakukan? Woo Chul tahu kalau Hyun Suk hanyalah teman bagi No Ra.
Karena itu ia tak akan cemburu.
“Aku juga begitu. Aku tak lagi tertarik dengan No Ra. Kalian
berdua memang pasangan serasi,” sahut Hyun Suk sinis. “Lebih dari itu, No Ra
kelihatannya benar-benar membutuhkanmu, Prof. Kim. Aku bisa apa kalau No Ra
seperti itu? Apapun perasaan itu, aku benar-benar telah menghilangkan semuanya.
Kuharap No Ra akan hidup bahagia denganmu, orang yang No Ra inginkan.”
Sambil makan kimbab, No Ra teringat betapa Hyun Suk
memberikan bubur dan menduga kalau bubur itu karena Hyun Suk mengetahui kanker
pankreasnya. Sekarang ia malah kesal saat mengingatnya.
Perseteruan itu pun sampai kelas Teater. Hyun Suk terus memandang
No Ra dengan sedingin es, dan dibalas dengan buang muka dari No Ra. Sang Ye
memperhatikan itu semua.
Setelah kuliah, No Ra menagih janji Hyun Suk untuk membawa
kunci loker. Hyun menjawab kalau hari ini ia meninggalkan kunci lacinya di
kantor. Dan ia melarang No Ra menginjakkan kakinya ke kantor untuk menmui Sang
Ye. Ia akan menyuruh Sang Ye untuk mengambilkan handphone itu dan No Ra bisa
mendapatkannya besok.
No Ra merasa terluka mendengar ia tak boleh menginjakkan kaki
ke kantor Hyun Suk lagi. Ia menangis di toilet, marah dan menyumpahi Hyun Suk.
Yi Jin yang mendengar tangisan itu berkomentar kalau pria tak pantas ditangisi.
Tapi ia penasaran, siapa yang menangis itu. Saat No Ra keluar, ia menoleh dan buru-buru
balik badan lagi saat melihat ternyata mahasiswinya yang menangis. Ia buru-buru
pergi.
No Ra yang juga bersembunyi karena malu terlihat menangis saat
ada dosennya, akhirnya keluar toilet. Tapi melihat handphone Yi Jin
ketinggalan, ia buru-buru menyusul Yi Jin. Apalagi ada panggilan dari Oppa
Sepupu.
Yi Jin berterima kasih walau keduanya merasa canggung. Tapi
kecanggungan itu berhenti saat ada kurir yang mengantarkan sepelukan buket
bunga untuk No Ra dengan ucapan Untuk
orang yang selalu ingin kujaga.
Eaaaa… siapa ya?
Dan ada SMS masuk ke handphone Hyun Suk, memberitahukan kalau bunga sudah dikirim. Hahaha…. Hyun Suk panik membaca SMS itu dan menyalahkan Sang Ye yang tak membatalkan pesanan bunga itu. Sang Ye merasa itu bukan masalah. Entah sekarat atau tidak, No Ra kan belum pernah menerima bunga sama sekali.
Tapi ia tak peduli No Ra mau mati atau tidak. Apa pedulinya?
Dan teringat kalau ia menulis pesan di bunga itu, Hyun Suk hanya bisa mengerang
dan tutup muka. “Aku pasti sudah gila.”
Hahaha..
No Ra berjalan dengan memeluk buket, bingung hingga tak
sadar kalau Yi Jin mengikutinya dengan iri. Ia iri melihat No Ra bisa menerima
bunga. Ucapan Hyun Suk kembali terngiang. Kau
harus pacaran dengan benar sebelum terlambat. Apa W itu adalah sebuah hati? Kau
bahkan tak bisa menggenggamnya atau menciumnya.
Oppa sepupu itu ternyata adalah Woo Chul yang janjian
bertemu dengan Yi Jin. Ia merasa beruntung tak kepergok saat akan menemui Yi
Jin dan bertanya-tanya sendiri, apa
hubungan Yi Jin dan No Ra.
No Ra memandang bunga untuknya yang bahkan tak sedang
berulang tahun. Ia teringat setiap tahun suaminya hanya memberikan gift voucher
sebagai hadiah ulang tahun. Tanpa pelukan dan tanpa kecupan.
Yi Jin memandangi lukisan dan Woo Chul menyapanya dari
belakang. Begitulah pertemua mereka pertama kali. Saat itu Yi Jin pingsan
karena emosinya meluat saat melihat sebuah lukisan dan Woo Chul menolongnya.
Setelah itu mereka bicara di kafe, di tempat yang sekarang
mereka duduki. Yi Jin mengenang, saat itu mereka bicara hamper 4 jam nonstop. “Tapi
mengapa kita masih belum bisa berpelukan, berciuman dan mengaku kalau kita
saling mencintai di depan umum?” desahnya murung. “Aku bahkan tak bisa menerima
bunga.
Melihat Yi Jin yang sensi, Woo Chul bertanya tentang keadaan
hati Yi Jin. Yi Jin mengaku kalau emosinya sedang memuncak saat melihat
mahasiswinya yang paruh baya menerima kiriman bunga.
Woo Chul terkejut mendengar No Ra ada di kelas Yi Jin.
Apalagi mendengar dugaan Yi Jin kalau No Ra mungkin telat kuliah karena mengurus
keluarganya. “Katanya ia belum menikah. Ia sangat lembut dan cantik.”
“Lembut dan cantik,” ulang Woo Chul. Ia menyesap kopinya dan
berdecak.
Di rumah, ia memandangi No Ra yang sudah terlelap dan
berkata, “No Ra-ya.. berhenti kuliah, ya.. Aku harus apa agar kau mau berhenti?”
Ia mengangkat tangan dan mulai merapal, “Kumohon berhentilah kuliah… berhenti
kuliah.. ia akan berhenti.. ia akan berhenti..”
Haha.. entah memang dukun atau sudah stress si Woo Chul ini.
Keesokan harinya, Hyun Suk rapat dengan Sang Ye membicarakan
tentang pekerjaan mereka yang masih menggunung karena harus mensortir semua CV
yang masuk. Ia menyuruh Sang Ye mencari orang karena tahu Sang Ye tak mungkin
bisa melakukannya sendirian.
Sang Ye melirik handphone No Ra yang tergeletak di pojok,
berkedip-kedip silent dan bertanya apa Hyun Suk tak keterlaluan dengan si
pemilik handphone itu?
Hyun Suk melihat kalau Woo Chul sudah menghubungi handphone
itu beberapa kali, juga meng-sms-nya. Ia membuka SMS itu dan membaca, “Kau tak
angkat handphone. Yuk kita makan siang bersama. Telepon aku balik.” Hyun Suk
heran melihat isi SMS itu dan bertanya pada Sang Ye. Harus diapakan handphone
ini, ya?
Sang Ye malah menyalahkan Hyun Suk yang tak mau
mengembalikan handphone itu dari kemarin dan malah bersikap kekanak-kanakkan.
Hyun Suk membela diri kalau ia tak mau mengalah kalau No Ra terus seperti itu. “Kau
kan lihat sendiri kemarin. Matanya melotot dan menantangku. Harusnya ia lakukan
1% saja -apa yang telah ia lakukan padaku- kepada suaminya.” Sang Ye
mengingatkan kalau bukan No Ra yang menipu Hyun Suk dan Hyun Suk mengakui itu.
Ia tertipu sendiri.
Hyun Suk pun berpikir liar. Bagaimana jika Woo Chul berniat balik
tapi tak bisa ketemu dengan No Ra karena handphone No Ra ada di tangannya. Bagaimana
jika mereka tak bisa bertemu karena ulahnya? “Aku harus memberikan handphone
ini padanya.”
Sang Ye mengingatkan kalau Hyun Suk tak tahu No Ra ada di
mana. Hyun Suk menjawab, “Kemanapun ia pergi, ia ada di telapak tanganku.”
Hyun Suk buru-buru keluar gedung, dan malah menabrak No Ra
yang juga bergegas masuk. No Ra mengaduh kesakitan. Tapi Hyun Suk menyuruhnya
marah nanti-nanti. Suami No Ra mencoba menghubunginya. Dan tepat saat itu,
handphone No Ra berbunyi lagi.
Hyun Suk mencoba menguping pembicaraan No Ra, tapi No Ra
sudah menjauh. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala, “Ck..Lihatlah betapa
bahagianya dia.”
Tapi sebenarnya No Ra tak bahagia. Ia menerima tawaran makan
dari Woo Chul, tapi menolak makan dulu. Mereka sebaikanya bicara lebih dulu.
Woo Chul berkata kalau ia menyerah dengan kekeraskepalaan No
Ra. Ia tak sadar betapa No Ra sangat menyukainya, bahkan rela kuliah agar bisa
menyamakan kepintaran dengannya.
Mendengar itu, No Ra menyangka Woo Chul akan tak akan
melarang kuliah lagi. Tapi tidak. Woo Chul mengeluarkan selembar kertas yang
menyatakan keluar pendidikan universitas. “Seperti yang pernah kukatakan,
universitas adalah tempat yang penting bagiku dan bagi karirku. Daripada
menghabiskan hidupku melihatmu di kampus, lebih baik aku melihatmu di rumah. Jika
kau berhenti kuliah, aku akan membatalkan perceraian.”
“Tidak,” jawab No Ra tegas. “Lanjutkan saja perjanjian perceraian
itu. Aku akan melanjutkan kuliah.” Dan ia tersenyum tegar.
Komentar :
Di episode ini saya melihat kalau Woo Chul memang tak
perhatian lagi pada istrinya. Saat ia melihat No Ra dengan sebuket bunga, tak
ada rasa penasaran sedikitpun. Ia hanya melihat Yi Jin dan Yi Jin saja. Ya
karena memang sudah bercerai, nggak papa juga sih. Asal jangan menyesal, ya..
Dan Hyun Suk ini loh.. haduhh… ga cuman No Ra saja yang
pengen mengulang masa mudanya. Hyun Suk kayaknya juga deh. Buktinya ia balik
jadi anak-anak lagi kalau menghadapi No Ra. Kayak anak yang mencoba menarik
perhatian temen yang ditaksir dengan menarik rambut si temen itu. Ngambil
barang si temen agar dicariin sama temen itu.
Halah… udah.. Hyun
Suk dan No Ra balik SMA lagi aja deh..
udah dari episode 1ngerasa hyun suk kayak gitu
ReplyDeletepadahal profesor lho, tapi tiap sama no ra juga nggak keliatan..
kalo balik sma mereka emang pantes ya mbak, jadi mau ikutan wkwkwk