Twenty Again Episode 3
Dicecar oleh Hyun Suk, No Ra malah marah-marah. Ia menuduh
Hyun Suk membully-lah, cari mati lah, selalu menyusahkannya lah. Tapi Hyun Suk
bergeming, tak peduli omelan No Ra. Ia hanya butuh dijawab, mengapa No Ra
bersembunyi dari suaminya. Kalau tidak, ia akan bertanya langsung pada Woo Chul.
Terpojok akan ancaman Hyun Suk (Hyun Suk sih menganggap ini
negosiasi dan bukan ancaman), No Ra akhirnya menjawab kalau suaminya mengatakan
kalau dunia perkuliahan itu tak cocok baginya yang sudah tua dan menyuruhnya
untuk hidup tenang sebagai Ibu Rumah Tangga saja.
Hyun Suk heran mengetahui No Ra sangat ingin kuliah, sementara dulu No Ra begitu mudahnya drop out dari sekolah. No Ra tak mau
menjawab karena perjanjiannya tadi, ia akan menjawab 1 pertanyaan saja.
Dengan baik-baik, No Ra minta maaf, pada Hyun Suk karena sepertinya ia pernah bersalah padanya 20 tahun yang lalu, walaupun sebenarnya ia tak ingat apa kesalahannya.
Hyun Suk malah heran pada No Ra. Hyun Suk ingat bagaimana dulu No Ra remaja melarangnya untuk
minta maaf jika ia tak bersalah. “Kau tak tahu apa kesalahanmu, jadi kenapa kau
harus minta maaf?”
Saat itu Hyun Suk mengusulkan No Ra dan Yoon Young untuk menggabungkan balet dan dance modern mereka dengan musip pop yang sedang ngetrend saat itu. Ia buru-buru minta maaf saat Yoon Young menolak saran yang aneh itu. No Ra melarang Hyun Suk minta maaf karena Hyun Suk tak bersalah. No Ra bahkan berhasil membujuk Yoon Young untuk menuruti Hyun Suk, bahkan dengan koreografi yang diusulkan oleh Hyun Suk.
Saat itu Hyun Suk mengusulkan No Ra dan Yoon Young untuk menggabungkan balet dan dance modern mereka dengan musip pop yang sedang ngetrend saat itu. Ia buru-buru minta maaf saat Yoon Young menolak saran yang aneh itu. No Ra melarang Hyun Suk minta maaf karena Hyun Suk tak bersalah. No Ra bahkan berhasil membujuk Yoon Young untuk menuruti Hyun Suk, bahkan dengan koreografi yang diusulkan oleh Hyun Suk.
Dan Hyun Suk sekarang
mengembalikan kata-kata yang pernah diucapkan No Ra dua puluh tahun yang lalu. Yang dihadapannya seperti bukan No Ra yang ia kenal dulu.
No Ra kembali minta maaf karena ia tak ingat kesalahannya. Lagipula, sesuai permintaan Hyun Suk, ia sudah membatalkan
kelas Teater, jadi mereka tak akan pernah bertemu
lagi.
Hyun Suk kaget mendengarnya. Kapan ia pernah menyuruh No Ra
keluar dari kelasnya? No Ra mengingatkan saat mereka bicara di luar kelas. Ia
langsung minta maaf lagi, membuat Hyun Suk kesal. “Kenapa kau selalu minta
maaf? Ini seperti bukan dirimu!”
“Karena kau sangat menakutkan!” No Ra keceplosan. Hyun Suk
kaget mendengar No Ra yang bisa merasa takut. No Ra buru-buru melanjutkan bukannya ia takut
pada Hyun Suk, tapi karena Hyun Suk kelihatan sangat tak menyukainya.
Melihat Hyun Suk mau mengomelinya lagi, No Ra buru-buru
pergi, membuat Hyun Suk heran. No Ra itu benar-benar berubah atau hanya
pura-pura? Kenapa pura-pura bodoh? Teringat ucapan asistennya yang mengatakan kalau
No Ra butuh mengambil pelajaran Pengantar Psikologi, Hyun Suk segera mengejar
si ahjumma.
Ia mengancam akan membatalkan kelas Teaternya jika No Ra
tetap tak mau masuk kelas Teaternya. Tapi jika No Ra bersedia masuk kelasnya, ia
akan memasukkan No Ra ke kelas Pengantar Psikologi yang No Ra inginkan. Ia tak
bercanda karena ia langsung menghubungi dosen Lee Chang Ho dan minta koleganya
untuk memasukkan nama No Ra ke dalam kelas Pengantar Psikologi yang sebenarnya
sudah full.
Selesai mengajar, Woo Chul berkencan dengan Yi Jin di taman.
Tapi namanya juga main belakang, mereka pun duduk saling membelakangi. Satu
pura-pura baca, satu lagi pura-pura menelepon. Woo Chul menceritakan tentang
pertemuannya dengan Hyun Suk yang tak sukses dan menganggap Hyun Suk bukan
orang penting.
Yi Jin malah mengatakan kalau Hyun Suk itu orang yang sangat
penting sekali di Univ. Woocheon. Mereka yang mengundang Hyun Suk kemari dan
sangat sulit sekali untuk mendapatkan Hyun Suk. Ia memuji Hyun Suk yang tampan
dan punya banyak fans. Saat Woo Chul mengatai Hyun Suk angkuh, Yi Jin malah
menyebutnya itu sebagai daya tarik Hyun Suk, membuat Woo Chul cemburu.
Woo Chul langsung berbalik dan mulai berdebat face to face.
Tapi setelah beberapa saat, mereka baru sadar kalau mereka seharusnya diam-diam
tak mengenal. Mereka langsung balik badan lagi dan sibuk dengan kegiatannya
masing-masing.
Akhirnya nama No Ra masuk kembali ke kelas Teater. Tapi No
Ra baru menyadari sesuatu. Hyun Suk sudah tahu kalau Woo Chul adalah suaminya.
Bagaimana Hyun Suk bisa tahu, ya? Ia langsung mengejar Hyun Suk dan
menanyainya.
Hyun Suk mau menjawab kalau No Ra juga mau jawab pertanyaannya. No Ra setuju dan minta Hyun Suk menjawab pertanyaannya dulu. Tapi Hyun Suk malah minta No Ra menjawab dulu, membuat No Ra kesal. “Kau ini.. apa kau adalah Hyun Suk yang dulu kukenal?”
Hyun Suk mau menjawab kalau No Ra juga mau jawab pertanyaannya. No Ra setuju dan minta Hyun Suk menjawab pertanyaannya dulu. Tapi Hyun Suk malah minta No Ra menjawab dulu, membuat No Ra kesal. “Kau ini.. apa kau adalah Hyun Suk yang dulu kukenal?”
“Dan apa kau ini No Ra yang dulu kukenal?” balas Hyun Suk
No Ra cemberut walau akhirnya mau menjawab. Ia ingin kuliah
Humaniora karena ingin bisa selevel dengan suaminya. Lagi pula anaknya sekarang
juga sudah kuliah. “Dan aku akan memiliki kejutan untuknya di bulan Juni nanti.
Jadi suamiku tak pernah boleh tahu hingga saat itu tiba,” jawab No Ra tegas,
walau kemudian dengan suara lirih ia meneruskan, “bisa, kan?”
Hyun Suk tertawa dan kemudian menjawab pertanyaan No Ra. Ia
tahu nama Kim Woo Chul dari teman sekelas mereka dan nama itu gampang diingat. Jawaban
selesai. Woo Chul pun berlalu pergi.
Ha.. sederhana banget ya jawabannya.. Kayaknya No Ra harus
belajar ‘negosiasi’ deh dengan Hyun Suk.
Sang Ye heran melihat nama No Ra yang tadinya hilang dari
daftar murid, sekarang muncul lagi. Ia tahu kalau Hyun Suk tak pernah mau
berdekatan dengan orang yang Hyun Suk benci. Tapi sekarang nama No Ra ada, hilang dan
ada lagi. Ia ingin tahu, apakah No Ra adalah gadis jahat dan menyebalkan yang
merupakan cinta pertama Hyun Suk. Hyun Suk mengiyakan, “Dan ternyata ia juga
gadis bodoh.”
Di rumah, Woo Chul sudah menyiapkan surat perjanjian yang
menyatakan No Ra setuju untuk bercerai pada tanggal 2 Maret dan jika ingkar
janji, maka No Ra bersedia memberikan toko yang ia miliki. Woo Chul sudah
bersiap untuk berdebat, tapi tak disangka, ternyata No Ra langsung membubuhkan
cap jempolnya. No Ra hanya berkata, “Asal kau jangan menyesal setelah 6 bulan
nanti.”
Hari Sabtu, No Ra menyiapkan sarapan untuk Min Soo. Tapi Min
Soo menolak sarapan karena ia harus pergi ke perpustakaan. No Ra memaksa, tapi
Woo Chul keluar kamar dan menyuruh anaknya untuk pergi ke perpustakaan
sekarang. Ia akan menyusul Min Soo siang nanti.
Min Soo terbelalak mendengar ucapan ayahnya. Padahal sebenarnya
ia kan mau berkencan dengan Hye Mi. Terpaksalah kencan mereka diundur. Hye Mi
hanya bisa melahap kimbabnya dengan gondok,
sambil melihat Min Soo makan siang dengan ayahnya.
Woo Chul memberikan uang saku pada Min Soo, yang di antara
lembaran uang itu, ‘terselip’ kartu nama Woo Chul yang baru, dosen di
Universitas Woocheon. Melihat anaknya
terkejut dan tak merasa gembira, Woo Chul menghibur anaknya kalau ia beda
dengan No Ra. Walau seuniversitas, tapi ia adalah dosen. Lagipula dengan Woo
Chul menjadi dosen, maka Min Soo memiliki kesempatan lebih besar untuk diterima
kerja di perusahaan besar.
Min Soo mengakui hal itu. Tapi itu berarti dia tak bisa
terlihat pacaran dengan Hye Mi. Hye Mi marah mendengarnya. Kenapa juga Min Soo
menandatangani kontrak dengan ayahnya untuk tak pacaran dulu saat kuliah. Jika
ketahuan pacaran, maka hukumannya Min Soo harus wamil saat itu juga. Apa Min
Soo ini bodoh?
“Kau pikir aku mau menandatanganinya jika aku tahu kalau aku
akan bertemu denganmu?” sergah Min Soo. Ucapan itu membuat Hye Mi tak jadi
marah, apalagi saat Min Soo memegang pipinya dan berkata, “Aku tak menyangka
kalau aku akan bertemu denganmu.”
Akhirnya mereka setuju untuk pacaran diam-diam.
No Ra menemui teman-teman almarhum neneknya di panti jompo,
membawakan banyak makanan untuk mereka. Ia juga berkata kalau ini pertemuan
terakhirnya, karena ia akan pergi jauuuh sekali. Ia akan mengikuti suaminya
yang pergi ke Jerman. Nini-nini itu menyayangkan kepergian No Ra walau juga menyelamatinya.
Sepertinya No Ra sudah terbiasa di panti jompo itu karena ia
mengerjakan cucian para manula itu. Sambil menjemur, ia mendengarkan radio yang
kali ini menyiarkan talkshow dengan Produser Cha Hyun Suk seputar project yang
sedang Hyun Suk garap, You and Now.
You and Now adalah drama teater tentang kisah orang-orang
yang merasa kehilangan. Respon dari masyarakat sangatlah besar. Ia telah
menerima 3500 surat, dengan 70% diantaranya membicarakan tentang kematian.
No Ra mulanya mencibir mendengar Hyun Suk berkata kalau
kematian adalah hal yang lumrah. Hanya orang-orang yang tak pernah mengidap penyakit mematikanlah yang mengatakan hal itu. Tapi kalimat Hyun Suk berikutnya
yang membuat ia tercenung.
Hyun Suk berkata semua orang pasti akan mati. Jika semua
orang sudah bisa menerima kenyataan itu, maka orang itu akan mencoba hidup
dengan lebih baik. Well Dying. “Untuk
mati dengan baik, maka seseorang harus hidup dengan baik.” Jadi kematian dapat
menjadi inspirasi untuk hidup. Seperti yang Mozart pernah ucapkan. Kematian adalah kunci untuk membuka
kebahagiaan kita yang sebenarnya.
Maka No Ra pun mencoba apa yang pernah Hyun Suk lakukan. Menulis biografi, surat wasiat dan wish list. Dalam bukunya ia menceritakan dirinya, yang ditinggal ayahnya yang meninggal karena kanker pancreas saat ia berusia dua tahun. Saat ia berumur 4 tahun, Ibunya pergi dan tak pernah kembali setelah menikah lagi, sehingga ia dibesarkan oleh neneknya.
Setelah itu Min Soo hadir dan aku
membesarkannya. Dan membesarkannya.. dan membesarkannya… Dan sekarang aku akan
mati 6 bulan lagi.
No Ra tercenung, menyadari kehidupannya dan merobek kertas
yang baru saja ia tulis. Ia teringat ketika ia berusia 15 tahun, ia mencoba
mewujudkan mimpinya sebagai penari. Tapi mimpinya berhenti di usia 18 tahun, saat
ia masuk ke sekolah seni di Seoul dan bertemu dengan Woo Chul yang menontonnya
sedang manggung.
Mereka jatuh cinta dan hadirlah Min Soo. Ia ikut suaminya yang
belajar ke Jerman dan melahirkan di sana. Ia membesarkan Min Soo dan kelelahan
karena mengurus kehidupan rumah tangganya sendiri.
Dadanya terasa sesak dan ia menelepon Yoon Young. Ia telah
menghitung hidupnya. Ia telah hidup selama 333.000 jam dan ia sekarang hanya
punya waktu 4320 jam saja. Ia merasa tak adil. Ia merasa belum melakukan apa-apa dan berjanji pada
dirinya sendiri kalau ia akan mencoba semuanya.
Maka No Ra memotong rambutnya, menulis wishlist dan
mempersiapkan semua bahan kuliahnya. Lucunya, karena ia tak punya kamar untuk
menyimpan semua perlengkapan kuliahnya, ia menyimpan di daerah kekuasaannya,
dapur. Sebagian buku ia letakkan di dalam lemari bahan makanan, sebagian yang
lain ia selipkan ke laci tempat peralatan makan.
Ia berdiri di depan pintu Min Soo, berjanji akan memberikan
waktu pada putranya 3 bulan. Ia akan membiarkan Min Soo untuk berbuat apa yang
Min Soo mau selama 3 bulan. Hal yang pertama yang masuk dalam wish list-nya
adalah berbaikan dengan Min Soo. Ia juga ingin melakukan semua yang belum
pernah ia lakukan sebelumnya.
Ia pun mendaftar ekskul dance di kampusnya. Soon Nam, yang
menjadi ketua grup Bounce, langsung menolak pendaftaran No Ra dan malah
menyebut No Ra sebagai penguntitnya. Soon Nam tak peduli dengan umur No Ra. Di
sini, ia adalah kakak kelas dan akan bicara informal pada No Ra.
Padahal sebelumnya, Soon Nam menyuruh anggotanya untuk
mencari gadis yang membuat kehebohan di grup musik di hari pendaftaran ekskul.
Gara-gara gadis yang menari saat konser kecil, grup music itu mendapat 27
anggota baru.
No Ra berdalih di pengumuman tertulis kalau grup Bounce akan menerima siapapun, tak peduli jenis kelamin atau pun umur. Bahkan alien
pun diterima. Tapi Soon Nam tetap bersikeras. No Ra pun bersikeras akan datang
lagi nanti.
Karena lama di ruang dance, mereka telat datang untuk kuliah
Teater. Bertiga dengan Park Seung Hyun (gadis kereta api/gadis perpus) yang
juga telat, mereka pun dikelompokkan menjadi satu grup. Soon Nam yang sudah
kesal karena 4LA (Lu lagi, lu lagi ahjumma), berkata kalau ia akan membatalkan
ikut kelas Teater.
No Ra hadir di pesta penyambutan mahasiswa baru. Tapi orang
dewasa yang hadir tak hanya dia, tapi juga Prof. Sung, dosen yang suka grepe-grepe
para mahasiswi. No Ra mengernyit tak suka saat Prof. Sung mulai merangkul bahu
teman kuliahnya bahkan menarik baju hingga pundak terlihat. Ia menunggu tindakan
yang lain, tapi para senior hanya diam saja melihat aksi kurang ajar itu.
Di toilet, ia mendengar bagaimana teman-temannya mengeluhkan kelakuan dosen tak
diundang itu dan bahkan memilih diam di toilet lebih lama untuk menghindari
tangan gatel Prof. Sung. Dan sekarang tak ada gadis yang ada di samping Prof.
Sung. No Ra memutuskan untuk pulang.
Kehilangan mangsa, Prof. Sung memanggil Hye Mi yang duduk
agak jauh, dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. No Ra mengernyit jijik
melihat Prof Sung yang tak hanya memegang pundak tapi juga paha Hye Mi. Salah seorang
senior mengajak Prof. Sung untuk meninggalkan restoran untuk karaokean, tapi
ditolak oleh Prof. Sung. Para mahasiswa tak dapat berbuat apa-apa lagi untuk
menolong Hye Mi.
Tapi ini bukan gaya No Ra. Saat remaja ia dan teman-teman
sekolahnya pernah membuat kapok eksibisionis di daerahnya, dan sekarang ia pun
juga akan melakukan hal yang sama.
Dengan lantang ia menyuruh Prof. Sung untuk menyingkirkan
tangannya dari pundak Hye Mi. “Wanita sangat sangat sangat benci ketika pria memegang-megang
tanpa ijin. Saya sudah menghitung kalau Anda telah memegang paha 5 kali, bahu 9
kali dan tangan sebanyak 11 kali. Anda berbisik di telinga dan memegang-megang
pipi. Semua itu dikategorikan sebagai pelecehan seksual.”
Prof. Sung malah marah karena dituduh melecehkan padahal ia
hanya menyemangati mahasiswinya. Ia pun meninggalkan restoran, diikuti oleh
beberapa senior yang membujuk Prof. Sung agar tidak marah.
Tapi teman-teman sekelas No Ra malah bertepuk tangan, memuji
keberaniannya. Bahkan teman-teman ceweknya langsung memanggilnya eonni dan
bukan ahjumma lagi. Ia tak menyadari kalau ada Hyun Suk yang memperhatikan
semua kejadian tadi dari jauh.
Hyun Suk sedang ada pertemuan dengan Yi Jin yang mencoba
membujuknya untuk mau bekerja sama dengan Woo Chul. Hyun Suk tak mau bahkan
memilih untuk membatalkan dana bantuan yang ia terima daripada harus menerima
campur tangan dari pihak lain. Yi Jin merasa Hyun Suk meremehkannya yang
notabene adalah putri Rektor.
Hyun Suk malah bertanya kenapa putri rektor malah ikut
campur dalam kegiatan kampus. Yi Jin merasa tersinggung dan langsung pergi. Tak
sengaja ia menjatuhkan bolpennya, bolpen yang ada grafir I S2 (love) W. Hyun Suk
memungut bolpen itu dan menyimpannya.
Diam-diam No Ra mengawasi putranya yang sibuk belajar di
perpustakaan. Saat Min Soo meninggalkan mejanya, ia buru-buru menaruh minuman
berenergi ke atas meja Min Soo.
Tapi malah Hye Mi yang menemukannya dan kesal, mengira ada orang yang naksir pacarnya.
No Ra mengikuti kuliah Perkawinan dan Keluarga. Yi Jin membicarakan
tentang langgengnya sebuah perkawinan adalah karena suami istri itu memiliki intelegensia
yang sepadan. Jadi sangatlah penting untuk menemukan pasangan hidup yang
sehati.
No Ra mulai merasakan akibat tindakan yang ia lakukan
kemarin malam. Para senior menyuruh No Ra untuk minta maaf pada Prof. Sung atas
kekurangajarannya. Akibat tindakan No Ra, mereka semua terancam tak mendapat
referensi dan nilai baik dari Prof. Sung, yang artinya mereka akan susah
mencari kerja. Beda dengan No Ra yang hanya kuliah bukan untuk mencari
pekerjaan.
No Ra semakin merasa terkucil karena teman-temannya mulai
menjauhinya. Bahkan teman-teman yang kemarin ia selamatkan juga terpaksa
mengucilkan karena disuruh oleh para senior. Berita tentang kejadian kemarin
menyebar dengan cepat. Bahkan Soon Nam yang bukan anak Humaniora, juga mendengar cerita ini.
Karena tak tahan dikucilkan, No Ra akhirnya memilih makan
siang tidak di kafetaria. Ia juga menelepon Hyun Suk untuk konsultasi akan hal
ini. Hyun Suk menyuruh No Ra untuk menemuinya di kantor.
Tapi di kantor No Ra malah diomeli karena selalu membuat
masalah, padahal No Ra sudah mempunyai segudang masalah. Bahkan anjing juga akan tertawa melihat No Ra
yang mengambil jurusan humaniora (tapi tak mengerti sama sekali tentang
manusia). No Ra heran melihat teman-temannya malah marah padanya karena hal
yang normalnya orang akan lakukan jika melihat pelecehan seksual.
Hyun Suk malah tambah memarahi No Ra. “Jangan menghina
anak-anak itu. Generasi mereka berbeda denganmu. Mereka mempersiapkan untuk
masuk kuliah selama 6 tahun dan sekarang 4 tahun untuk bekerja. Apa kau mengerti
bagaimana perasaan mereka? Kau boleh mati dan hidup kembali, tapi kau tetap tak
akan mengerti. Kau tak punya hak untuk menghina mereka.”
No Ra tak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya dan
meminta pendapat Hyun Suk. Hyun Suk menolak menjawab. Kenapa juga No Ra malah
bertanya padanya. Bukankah No Ra bisa bertanya pada suaminya? “Ahh.. aku lupa.
Kau tak bisa memberitahukannya. Kejutan, kan?” ejeknya.
No Ra kesal. Kalau Hyun Suk tak mau menjawab, kenapa juga Hyun Suk menyuruhnya kemari? “Kau benar-benar orang dewasa yang aneh. Kau dulu kan temanku.”
No Ra kesal. Kalau Hyun Suk tak mau menjawab, kenapa juga Hyun Suk menyuruhnya kemari? “Kau benar-benar orang dewasa yang aneh. Kau dulu kan temanku.”
Hyun Suk menghampiri No Ra dan menatap matanya, “Aku
menyuruhmu datang agar aku bisa memberitahukanmu langsung kalau aku bukan orang
yang tepat untuk kau mintai saran. Sebagian darimulah yang menjadikan bagaimana
anak-anak itu sekarang. Jangan curhat padaku tentang masalah hubungan atau hal
semacamnya. Dan jangan ganggu aku lagi.”
No Ra menatap temannya berapi-api, “Aku janji tak akan
mengganggumu lagi. Dasar manusia jelek jahat dan menyebalkan!” Ia pun lari keluar,
tak menyadari kalau buku catatannya terjatuh dari tasnya.
Di luar, handphonenya
berbunyi, mengingatkannya kalau ia harus ke rumah sakit dan bertemu dengan
dokternya.
Hyun Suk memungut buku catatan No Ra yang terbuka dan
membaca isinya. Anakku.. sudah lama
sekali sejak aku memanggilmu dengan sebutan itu. Anakku.. Mungkinkah aku bisa
memanggilmu lagi seperti itu sebelum aku mati? Tinggal 5 bulan lagi. Aku
mengidap kanker pancreas seperti kakekmu. Ia terkesiap membaca tulisan No
Ra. Lima bulan lagi?
Sementara itu No Ra mendapat kejutan yang menyenangkan.
Dokternya memberitahu kalau ia salah memberikan diagnosa, yang seharusnya ia
berikan pada pasien yang bernama Han Oh Ra. Ia tak mengidap kanker ganas.
Komentar :
Haha.. ternyata menye-menyenya gak lama. Tapi gantian
sekarang, episode berikutnya Hyun Suk pasti jadi lembek banget sama No Ra.
Dasarnya juga si No Ra adalah cinta pertamanya. Terus sekarang dia mau mati? Tidaaakk…
*ikutan lebay*
Seneng aja lihat Hyun Suk jadi knight in shining armor. Sama
kaya dulu Woo Jin yang terus merhatiin Soo Young setelah tahu kalau Soo Young
itu menderita. Saya udah nonton episode 4, dan aww… rasanya seneng melihat
sosok Woo Jin di MDSY muncul lagi. Walaupun kalau Woo Jin, mana pernah sih dia
ngejutekin Soo Young.
Min Soo tanda tangan kontrak kalau ketahuan pacaran dia akan
dikirim wamil? Wow.. Woo Chul ini seneng banget ya nulis surat kontrak. Nggak
anaknya, nggak istrinya.. semua diikat dengan kontrak. Walaupun saya ngerti sih
alasan Min Soo diikat kontrak. Mungkin Woo Chul menyesal telah nikah muda. Tak
hanya No Ra, Woo Chul pun pasti juga kehilangan masa mudanya. Jadi Woo Chul tak
ingin pengalamannya dengan No Ra terulang kembali pada Min Soo.
Mungkin yang dikatakan oleh Hyun Suk benar adanya. Generasi
sekarang berbeda dengan generasi mereka. Persaingan yang dialami anak-anak
sekarang jauh lebih sengit daripada jaman dulu. Kalau ini saya juga
menyetujuinya, karena jaman saya SD itu beda banget dengan jaman anak saya
sekarang. Dulu nilai rata-rata UN = 8 koma sekian saja sudah termasuk tinggi.
Tapi sekarang? Nilai 9 aja masih ketar-ketir bisa masuk ke sekolah favorit atau
nggak.
Tapi, apakah normal jika kita melihat teman kita dilecehkan
dan kita diam saja? Dan jika kita sendiri dilecehkan, apakah kita diam saja karena takut
tak diberi nilai bagus atau referensi?
Mungkin sekarang kita bisa berkata, 'yang
penting sekarang aku diterima kerja, nanti jika aku melihat hal itu, aku akan ambil tindakan'. Tapi bagaimana jika atasan di tempat kerja
juga melakukan itu? Kita berarti harus diam juga kan ya agar bisa mendapat
promosi dan tidak dikucilkan.
Jika semua berpikir seperti itu, maka generasi
sekarang akan menjadi generasi yang sakit.
Entah saya kurang bisa menterjemahkan atau bagaimana. Saat
Hyun Suk menyalahkan No Ra. “Aku menyuruhmu datang agar aku bisa
memberitahukanmu langsung kalau aku bukan orang yang tepat untuk kau mintai
saran. Sebagian darimulah yang menjadikan
bagaimana anak-anak itu sekarang. Jangan curhat padaku tentang masalah
hubungan atau hal semacamnya. Dan jangan ganggu aku lagi.”
Saya rasa dosen-dosen seperti Hyun Suk lah yang menjadikan
bagaimana anak-anak itu sekarang. Hyun Suk tahu Prof. Sung itu dosen yang
kurang ajar. Tapi dia diam saja melihat kejadian itu. Entah karena senioritas
atau karena Hyun Suk mungkin memang tak peduli. Ia malah membela sikap
anak-anak itu yang membela Prof. Sung.
Sebagai orang dewasa, Hyun Suk-lah yang harusnya memberi
contoh. Tak ada wilayah abu-abu dalam masalah ini. Jika bibit ketidakpedulian
bersemi, anak-anak itu akan menjadi generasi yang egois dan hanya peduli pada
diri sendiri.
Menye-menye.....grepe grepe.....wkwkwkwk....bahasa generasi 90an ya mbak.....xixixi....
ReplyDeleteThx ya mbak dee......fighting.....
Hahaha... iyaaa... ga bisa ngeluarin kosakata anak skrg. Entah.. ga bisa aja keluar kata2 itu. Jadi, anggep aja ini yg nyeritain temennya no ra. :D
DeleteEmang temennyaaaaaa hahaha *kabur
DeleteYang di mdsy woo jin atau woo jae mbak? ;)
ReplyDeleteSaya pikir hyun suk bakal nyebelin sampe akhir,untungnya nggak ya
No ra yang mau mati,hyun suk jg berubah LOL
Bahasa anak sekarang keluar kok
Ada 4L hihihihi
Iya tuh^
DeleteBahasa kekinian^
4L-A* Lo Lagi Lo Lagi, Ajumma^
*makasih mbak Dee^
Btw mbak,woo jae pernah kok jutekin soo young waktu tau sooyoung bohong soal ayahnya yang gs ada...
ReplyDeleteTapi terbayar sebelnya sama woo jae saat itu karena ngeluit dia nangis setelah diceritain ayah lee betapa tegarnya sooyoung dulu T.T