Sebelumnya: Secret Door Episode 7 – 1
Secret Door Episode 7 – 2
Sebuah karung
yang terikat lemah dijatuhkan ke tengah jalan oleh seorang pria berkuda. Siapa
yang menyangka pengawal Kang yang selama ini dicari Pangeran justru keluar dari
dalam sana. Ia terkejut melihat pengumuman pencariannya dengan imbalan 100
nyang tertempel di papan terdekat.
Pangeran
menginterogasi Pengawal Kang. Bertanya apakah di hari kematian Heung Bok,
Pengawal Kang menemui Heung Bok secara pribadi. Namun Pengawal Kang malah
langsung menyatakan kalau dirinya tidak membunuh Heung Bok. Ia lebih lanjut
bercerita dirinya baru saja bebas setelah diculik di malam hari. Bukan bebas
dengan melarikan diri, tapi dibebaskan oleh sang penculik sendiri.
Penasihat Chae
seolah terpancing mendengar jawaban Pengawal Kang mengenai penculikan itu. Ia
kemudian ikut menanyakan pada Pengawal Kang, penasaran di mana si pengawal
berada saat Heung Bok terbunuh.
Pengawal Kang menatap
lurus pada Penasihat Chae, dengan yakin menjawab dia sedang berada di istana
karena kebagian tugas jaga malam. Ia tidak berbohong. Bagaimanalah ia bisa
melakukannya pada Pangeran.
Tidak lama
kemudian, Menteri Hong menghampiri Pengawal Kang dan mengatakan akan memberi
100 nyang yang tidak diberikan pihak Pangeran. Pangeran memang mengumumkan akan memberi imbalan tersebut pada siapapun
yang menemukan Pengawal Kang.
Dari Pengawal
Kang, Menteri Hong mendapatkan informasi bahwa Pangeran tengah mencari pembunuh
Shin Heung Bok. Ia menceritakannya pada Putri yang ditanggapi dengan nasihat
agar tidak mendekati pihak Noron untuk saat ini. Putri tahu kasus pembunuhan
Heung Bok bukanlah urusan yang perlu mereka pikirkan, namun ada baiknya bila
Menteri Hong menjaga jarak dengan partai Noron dulu. Menjaga jarak tidak selalu
berarti meninggalkan partai dalam artian sebenarnya, hanya buat saja Pangeran
percaya anda melakukan hal itu. Sehingga Pangeran mungkin bisa berbagi info
yang justru dapat membantu partai Noron.
“Anda sebaiknya
meraih kepercayaan dari sisi yang lain (Pangeran) dan mengontrol keduanya
(Pangeran dan Noron). Begitulah bagaimana orang-orang seperti kita harusnya
berpolitik…untuk membuat tempat menetap bagi kita,” Putri mengungkapkan
pemikirannya.
Dia memang
cerdas sampai Menteri Hong menyesalkannya yang tidak terlahir sebagai putra.
Tetapi Putri Hyegyeong beranggapan karena ia terlahir sebagai puterilah, dia bisa
bersama ayahnya sekarang. Haha, kalau
jadi putera mungkin nggak bisa sesantai gini ya ngomongnya? Kerjaannya berkutat
di pemerintahan kalau nggak di kemiliteran yang bikin otot tegang :P
Sementara itu
Pangeran mendapat kabar dari Penasihat Chae mengenai kebenaran alibi pengawal
Kang Seo Won. Malam di mana Heung Bok meninggal memang waktunya berjaga. Dengan
demikian, bisa dibilang dia tidak ada sangkut pautnya dengan kasus Heung Bok.
“Lalu mengapa
Heung Bok menandainya (Pengawal Kang) dalam gambarnya?” Pangeran heran.
Menteri Park
kemudian menemui teman lamanya yang menjadi makelar perumahan.
Sambil mentraktir makan, ia minta tolong pada mereka untuk menemukan penyewa
rumah yang ia curigai dari catatan pembayaran pajak. Ia tahu ada yang
menggunakan nama palsu untuk mendaftarkan rumah. Ia pikir bisa menemukan
pelakunya dari temuan tersebut.
Raja penasaran
mengapa Menteri Park belum menemukan maenge. Menteri Park mengatakan dia sudah
mengirim orang-orang terpercaya untuk menyelidikinya, jadi harusnya mereka bisa
mendengar kabar secepatnya.
Raja mengerti.
Ia hanya cemas terhadap pergerakan partai Noron, juga Menteri Hong dan Puteri.
Namun menurut Menteri Park sendiri, yang lebih mengganggu adalah pergerakan
pihak Pangeran. Ia khawatir pula bila Pangeran menelusuri jalan yang berbahaya.
“Bagaimana
dengan gurumu, Park Moon Soo?” usul Raja.
Raja juga
menganggap Menteri Park bisa menjadi ayah kedua selain dirinya. Sebab dibanding
siapapun, bukankah Menteri Park yang paling mengerti dirinya?
Pangeran
menjawab bijak jika dia menemukan sesuatu yang lebih pasti, dia akan
memberitahukannya pada Raja. Sang Ayah mengangguk-angguk paham. Ia selalu ada
di pihak Pangeran. Jadi apabila Pangeran membutuhkan bantuan, katakan saja
padanya. Pangeran mengiyakan dan mereka berdua
sama-sama minum mengakhiri percakapan itu.
Menteri Park
mengunjungi Na Chul Joo yang berlatih memanjat tebing. Ia meminta maaf, kalau
Chul Joo terlahir di keluarga yang lebih baik dengan bakatnya ini ia bisa
menjadi panglima. Menyedihkan melihatnya hanya hidup sebagai pendekar yang
melakukan kejahatan politik paling berbahaya bersamanya. Ia menyesalinya.
Namun Chul Joo
berkata itu bukanlah kesalahan Menteri Park. Chul Joo hanya membalas apa yang
diberikan Menteri Park: makanan yang sangat berarti baginya di tengah
kelaparan. Ia mungkin bisa melupakan bantuan Menteri Park, tapi ia tidak akan
pernah lupa makanan tersebut. Jadi, jangan terlalu mengkhawatirkannya.
Di tempat lain,
Perdana Menteri Kim mengunjungi seorang pria yang selesai berburu dan memberi
makan gagaknya dengan daging yang sudah ia potong. Perdana Menteri mengajak si
pria ke makam seorang wanita penghibur yang ia cintai. Ibu dari si pria yang ia
sengaja makamkan di tempat yang indah.
Si pria tertegun
memandangi makam di depannya kala Perdana menteri Kim menyuruhnya menuangkan
minum untuk membuat ibunya bahagia.
“Jika aku mati,
aku akan tinggal di sini, di sampingnya. Kalau kasus ini berjalan baik, aku
akan memenuhi permintaan ibumu. Aku akan membersihkan catatanmu dan secara
resmi mengadopsimu menjadi puteraku,” demikianlah kata Perdana Menteri Kim.
Janji di hadapan satu-satunya orang yang ia cintai? Atau rayuan agar puteranya
membantunya menutup kasus yang dimaksud?
Apapun
alasannya, saya bisa melihat paras seorang Ayah di raut wajah Perdana Menteri
Kim yang sama seperti paras Raja saat ia bertanya, “Tidakkah kau ingin
memanggilku, Ayah?”
Menteri Park
akhirnya mendapat berita. Dari ketiga nama yang diberikan Menteri untuk dicari
tahu, ada seorang pengawal istana bernama Kang Pil Jae yang bisa membeli rumah
dengan gajinya yang tidak luar biasa sebagai bawahan Pangeran.
Menteri Park
lantas mengikutinya sampai ke tempat menjual cerutu joseon. Dari penjual
cerutu, Menteri tahu Pil Jae tidak biasa merokok dari tangannya yang tidak
hitam dan memesan pipa yang cukup panjang. Hmmm, nggak biasa merokok tapi pesan
pipa yang panjang?
Malam kembali
datang dan tidak terasa waktu yang dipilihkan bagi Pangeran dan Puteri telah
tiba. Pangeran sebenarnya tidak ingin pergi ke istana Puteri karena masih ada
yang hendak diselesaikannya. Namun perkataan Dayang Choi membuatnya urung
melanjutkan rencana.
“Anda sebaiknya
mengunjungi Puteri lebih sering. Anda mungkin berpikir Puteri sudah melewati
batas, tetapi Puteri mungkin melakukannya untuk menarik perhatian Anda,
Pangeran. Anda sebaiknya memperhatikan Puteri. (Sebab) Sekalipun Anda
melakukannya, kehidupan di istana tidaklah mudah bagi Puteri.”
Tapi dasar Pangeran. Belum sempat ia melakukan apa yang dianjurkan dalam kamar Puteri, mendadak ia terpikir mengenai Ban Chado yang digambar sebelum hari upacara. Ia menyadari kalau pengawal Kang yang ditugaskan berjaga malam sebelumnya digantikan orang lain. Dengan cepat ia meminta maaf pada Puteri karena harus pergi. Jelas Puteri sedih, panggilannya tidak bisa menghentikan langkah sang suami. Ckckck…seorang Pangeran tidak boleh hanya meninggalkan Puteri seperti itu, kata Kasim Jang.
![]() |
“Shadow adalah masa lalu dan kau akan menjadi (kepala pendekar Barat) masa depan. Bagaimana pendapatmu? Bukankah sekarang waktunya membuka kunci masa depan?” |
Sama dengan Raja
yang juga mengangkat tangannya di istana. Tidak sabar menggenggam dokumen yang
selama ini membuatnya resah.
Bersambung ke Secret Door Episode 8
Salah satu
alasan Pangeran Lee Sun atau biasa dikenal dengan Sado dikurung dalam peti
beras selama 8 hari adalah karena ia mengalami masalah mental yang cukup
menganggu istana. Di akhir episode 4 kita bisa melihatnya berhayal berbuat
kasar pada Kepala Polisi Hong dan di akhir episode ini ia tampil mencurigakan
dengan tangan berlumuran darah. Ketidakwarasan itulah yang sebenarnya ingin
dilihat penonton dalam drama ini. Tapi apakah penulis juga sependapat?
No comments :
Post a Comment