You’re All Surrounded
Episode 16 : Hal-hal yang tak dapat disembunyikan
Pan Seok menjatuhkan kalung itu di atas meja dan menunggu
reaksi Nyonya Yoo. Sesuai dugaan mereka, Nyonya Yoo terkejut menatap kalung
itu. “Anda mengenalinya, kan?” tanya Pan Seok.
Dengan memasang wajah kembali datar, Nyonya Yoo
bertanya bagaimana kalau memang iya. Pan Seok menjawab kalau kalung itu
ditemukan di rumah perawat sekolah yang dibunuh di Masan 11 tahun yang lalu.
“Bisakah Anda menjelaskan hal ini?”
Dae Gu mengepalkan tangannya, apalagi saat Nyonya Yoo
membantah kalau kalung itu bukanmiliknya. Ia langsung berkata kalau kalung itu
adalah kalung dari Henri Jeong Limited Edition-Only for You Series tahun 2002.
“Bulan dan Salib Utara. Bandul kalung itu didesain khusus untuk Anda. Betul,
kan?”
Nyonya Yoo malah tertawa dan menganggap kedua tamunya itu
sangat lucu. Kalung itu memang didesain untuknya. Tapi kalung itu bukan miliknya.
Pan Seok meminta agar Nyonya Yoo jujur karena mereka telah mengkonfirmasi hal
ini dengan desainernya sendiri. Maka
Nyonya Yoo masuk untuk mengambilkan sebuah kotak dan melemparkannya ke atas meja. “Bukalah.”
Pan Seok membuka kotak itu dan terbelalak karena di dalam
kotak itu terdapat sebuah kalung yang bandulnya sama persis dengan bandul yang
mereka miliki. Begitu juga dengan Dae Gu yang langsung membandingkan keduanya
secara bersampingan.
Nyonya Yoo tampak puas melihat ekspresi terkejut kedua tamunya.
“Puas? Sekarang giliran kalian untuk menjelaskan. Dimana kalian mendapatkan
tiruan itu? Aku berhak tahu karena aku sudah membelinya jutaan won untuk itu.”
Pan Seok tak mundur. Ia tak tahu bandul mana yang asli dan
mana yang palsu. Oleh karena itu ia ingin memeriksa keaslian kedua kalung itu.
Nyonya Yoo tak mau. Ia akan melupakan semuanya ini dan meminta mereka pergi.
“Sebelumnya tas palsu. Sekarang bandul palsu? Benar-benar kelihatan sekali
bagaimana cara kalian bekerja.”
Pan Seok dan Dae Gu keluar rumah, nampak frustasi dan
bingung dengan temuan yang tak mereka sangka ini. Bagaimana mungkin hal ini
terjadi pada kalung yang katanya hanya satu-satunya? Dae Gu mengamati bandul
yang mereka punyai. Dengan fotografik memory-nya, ia sadar kalau ada tiga bagian
yang sedikit berbeda pada kedua kalung
itu. “Keduanya tidak sama. Salah satu dari kedua kalung ini pasti palsu.”
Kebingungan yang dialami kedua polisi itu sama besarnya
dengan kepanikan yang mendera Nyonya Yoo. Ia mencoba menelepon ayahnya, tapi
tak kunjung ada respon. Kebetulan suaminya pulang dan heran melihat sikap
Nyonya Yoo. Ia bertanya ada masalah apa.
Tapi Nyonya Yoo malah menjawab sinis, “Sejak kapan kau
peduli padaku?” Dijawab begitu, suaminya meninggalkan Nyonya Yoo yang kembali
panik dan memutar otak mencari jalan keluar.
Pan Seok dan Dae Gu kembali ke kantor dan memberitahukan
hasil temuan mereka. Dan sama dengan mereka, yang lain juga bingung. Bagaimana
mungkin kalung yang ada di ada di TKP pembunuhan perawat sekolah di Masan
adalah milik Nyonya Yoo? Dan Nyonya Yoo memiliki punya kalung yang sama pula,
padahal kata Henry Jeong kalung itu hanya satu di dunia ini.
Dengan Soo Sun yakin kalau kalung itu adalah kalung dari 11
tahun yang lalu, maka kemungkinan besar kalung milik Nyonya Yoo-lah yang palsu.
Jika Nyonya Yoo menjatuhkan kalung itu saat hari pembunuhan
terjadi, pasti Nyonya Yoo akan membuat tiruannya sebagai alibi. Pan Seok mengatakan kalau mereka tak bisa mengetahui
kalung mana yang asli kecuali disandingkan keduanya.
Karena mustahil untuk menyandingkan kedua kalung itu
kembali, maka Pan Seok akan mengubah cara penyelidikan. Mereka akan mencari
saksi yang melihat Nyonya Yoo datang ke rumah Dae Gu saat itu dan mencari tahu
hubungan antara korban dengan Nyonya Yoo. ”Juga, kita harus mencari tahu apakah
Nyonya Yoo memiliki motif untuk membunuh.”
Tae Il menambahkan kalau memang benar Nyonya Yoo memalsukan
kalung itu, berarti ia menyuruh orang untuk membuat tiruannya. Dan mereka bisa
mencari orang itu.
Pan Seok setuju. Maka mereka pun bagi tugas. Ia dan Dae Gu
akan pergi ke Masan untuk menyelidiki hubungan antara Nyonya Yoo dengan kasus
di Masan. Eung Do akan pergi dengan Soo Sun dan Ji Gook untuk bicara dengan
teman-teman kuliah Ibu Dae Gu di Seoul. Tae Il akan mencoba menemukan si pembuat
kalung tiruan itu.
Pan Seok menyemangati anggota timnya. Selama ini kasus
pembunuhan perawat Masan tetap tak terpecahkan. Namun sekarang kalung ini
muncul dan mengubah semuanya. Jadi mereka harus bekerja keras untuk
menyelesaikan kasus ini.
Seusai rapat, Dae Gu kembali ke meja. Soo Sun yang
mengikutinya, ragu-ragu mendekat dan menyapa, “Partner..”
Tapi Dae Gu kembali ke sikap ketusnya dan tanpa menoleh ia
mengacungkan penggaris ke arah Soo Sun. “Bicara dari sana saja.” Soo Sun pun
mundur dan bertanya apakah Dae Gu baik-baik saja?
Ia menyesal dan mengakui kalau ia mungkin berotak burung
karena tak dapat menghubungkan kalung itu dengan Cho Hyung Chul.
“Aku kan sudah berkali-kali bilang kalau kalau kau berotak burung,” jawab Dae Gu yang tetap
bekerja di laptopnya, tak melirik sedikitpun pada Soo Sun. Soo Sun hanya bisa
kembali mengucapkan permintaan maafnya, tak tahu harus berkata apa lagi.
Senator Yoo kesal mendengar kalung itu muncul lagi setelah
11 tahun menghilang. Tapi anaknya tak mau disalahkan karena sebelumnya Senator
Yoo sudah berjanji akan menyelesaikan semuanya. Senator Yoo pun bertanya
bagaimana cara anaknya menangani hal itu.
“Tentu saja yang aku
lakukan adalah menunjukkan apa yang aku punya.” Nyonya Yoo menjawab bangga dan
mengeluarkan kalungnya. “Karena kalung itu hilang, maka aku menyuruh membuah
tiruannya. Aku sudah menduga kalau ada orang yang akan mencariku jika kalung
itu ketemu.”
Senator Yoo malah mendelik melihat tindakan ceroboh anaknya.
“Kalung itu hanya ada satu-satunya di dunia ini. Dengan membuah tiruannya,
secara tak langsng kau mengakui telah melakukan kejahatan!”
Nyonya Yoo meyakinkan kalau tiruannya ini sangatlah mirip,
bahkan desainernya sendiri tak akan bisa melihat perbedaannya. Yang jadi
pertanyaannya adalah : bagaimana orang-orang itu bisa mendapatkan kalungnya?
Senator Yoo pun teringat akan ucapan Hyung Chul yang akan
melenyapkan anak perawat itu jika Senator Yoo menginginkan. Ia meminta anaknya
untuk diam menunggu hingga ia menyelesaikan semuanya. Ia pun menelepon seseorang
dan menyuruh untuk mencari tahu apa yang telah dilakukan Cho Hyung Chul selama
ini.
Chief Kang menerima sebuah surat tanpa nama pengirim. Betapa
kaget dan takutnya ia melihat isinya. Foto bandul 11 tahun yang lalu dan sebuah
pesan : Aku memilik kalung yang kau
sembunyikan saat itu. Temui aku di Pulau Mie tanggal 3 pukul 14.00.
Pan Seok masih bekerja di meja makan saat waktunya sarapan.
Tae Il yang muncul pertama kali. Tentu saja keduanya masih merasa canggung
setelah kejadian Sa Kyung. Pan Seok minta sarapan dan Tae Il memberikan menu
sarapan setiap pagi mereka : cornflakes.
Pan Seok mengernyit dan bertanya mengapa mereka harus makan
remah-remah biskuit untuk sarapan? Tae Il menjawab kalau itu bukan remahan
biskuit, melainkan multigrain cornflake. Tapi bagi Pan Seok, keduanya tak ada
bedanya. “Apa kalian tak punya makanan lain?”
Tae Il pun mengatakan ada. Sejurus kemudian, Tae Il pun
mengambil bahan makan di lemari es dan mulai menyiapkan sarapan sementara Pan
Seok meneruskan pekerjaannya. Ia tak menyadari kalau handphonenya bergetar. Ada
telepon dari Sa Kyung dan kebetulan Tae Il melihatnya. Tapi Tae Il memilih diam
saja hingga panggilan itu berhenti.
Pan Seok masih menekuni pekerjaannya saat Tae Il meminta
ijin agar boleh membawa Sa Kyung untuk membantunya mencari pembuat kalung
tiruan. Sesaat terdiam, Pan Seok akhirnya menyetujui walau dengan membanting
buku yang sedang dibacanya dan mengacak-acak catatan yang ada di hadapannya.
Haha.. Nggak.. Pan Seok nggak marah, kok..
Ji Gook dan Dae Gu muncul bersamaan, dan Pan Seok menyapa
mereka, “Pagi, Eun Park Ji.” Semuanya bengong mendengar panggilan aneh itu.
Maka Pan Seok menjelaskan, “EUN Dae Gu, PARK Tae Il, JI Gook. Eun, Park, Ji.
Cerdas, kan?” Dan Pan Seok pun tertawa mendengar guyonannya sendiri.
Ha. Ha. Ha. Ji Gook tertawa terpaksa, sementara Dae Gu tak ada
ekspresi. Males kali nanggepin guyonan garing. (Menurut dramabeans, Eun Bak Ji adalah Foil atau lembaran).
Pan Seok berhenti tertawa, sadar kalau guyonannya aneh.
Dengan nada serius ia berkata kalau ia dan Dae Gu hari ini langsung pergi ke
Masan. Ia minta agar Chief Cha tak mengetahui kepergian mereka dan merahasiakan
aktivitas ini selama mungkin.
Di jalan, Pan Seok bertanya tentang keluarga jauh yang
mungkin masih ditemui oleh Dae Gu. Dae Gu sedikit terkejut mendengarnya. Pan
Seok menjelaskan kalau ia memang tak tahu tentang Eun Dae Gu, tapi ia tahu
banyak tentang Kim Ji Young.
Ia tahu kalau ibu Dae Gu belajar menjadi perawat selama 1
tahun di Seoul dan baru pindah ke Masan setelah diterima menjadi perawat
sekolah. Ia juga tahu kalau ibunya memiliki kakak laki-laki yang sekarang
tinggal di Australia. “Dan kurasa ayahmu sudah meninggal. Apakah benar?”
Dae Gu mengiyakan dan menjawab pertanyaan Pan Seok lainnya dengan
amat singkat. Ya, ayahnya meninggal sebelum ia lahir. Ya, ibunya adalah orang
tua tunggal.
Melihat ekspresi Dae Gu, Pan Seok sadar kalau pertanyaannya
itu sangat sensitive. Ia pun menyalakan radio. Tapi melihat Dae Gu memejamkan
mata, Pan Seok pun urung menyalakan dan menyuruh Dae Gu untuk tidur karena
tidur itu sangatlah penting. Perjalanan ke Masan pun berlanjut.
Dae Gu mulai menanyai tetangga-tetangga rumahnya dan
memperkenalkan diri sebagai Ji Young. Seorang ahjumma langsung mengenalinya dan
bersyukur melihatnya lagi. Tapi semuanya mengatakan tak pernah melihat sosok Nyonya
Yoo.
Sa Kyung menemani Tae il untuk mencari ahli meniru
perhiasan. Tapi sejauh ini usaha mereka nihil. Saat menuruni escalator, ada
pesan masuk ke handphone Sa Kyung. Karena posisi berdirinya, Tae Il dapat ikut
membaca isi pesan itu. Dari Pan Seok yang membatalkan acara makan malam mereka
karena masih tugas di luar Seoul.
Tae Il bertanya apa Sa Kyung tak jadi kencan hari ini? Sa
Kyung tak menjawab dan malah menyuruh Tae Il berhenti membaca message dari
orang lain.
Soo Sun dan Ji Gook pergi ke rumah sakit untuk mencari teman
ibu Dae Gu yang katanya menjadi dokter di sebuah rumah sakit. Sayangnya, dokter
itu sedang dinas ke Pulau Jeju.
Pan Seok dan Dae Gu berhenti di sebuah toko. Kepanasan,
mereka minum es. Tak disangka pemilik toko itu masih nenek yang sering ditemui
Dae Gu dulu. Nenek itu pun juga langsung mengenali Dae Gu sebagai Ji Young.
Tak dapat dungkapkan rasa syukur dan senang yang dirasakan
nenek itu saat melihat Ji Young yang dikira telah mati. Apalagi melihat Pan
Seok, “Bagaimana kau bisa mengenal woori Young? Apakah kau ayahnya?”
Pan Seok mendelik, “Apa yang membuat Anda berpikiran seperti
itu?!”
Nenek gantian mendelik, “Kau mengagetkanku. Nggak usah
keras-keras ngomongnya, kenapa?”
Pan Seok langsung membela diri kalau kebanyakan orang malah
mengirinya masih sangat muda. “Bagaimana mungkin pria sebesar ini menjadi anak
saya? Kayaknya nenek sudah butuh kacamata, deh.”
Dae Gu yang ganti skeptis, “Masih sangat muda?” Pan Seok
mengangguk yakin.
Haha.. kayanya ada loh, aktor Korea seusia Pan Seok yang
punya anak seusia Dae Gu. Kalau nggak salah namanya Cha Seung Won. Dan
mirii..ipp sekali dengan Pan Seok ini.
Nenek merasa kalau ia merasa sangat khawatir saat Dae Gu
dulu menghilang. Ia merasa semua yang
terjadi pada Ji Yong ini karena kesalahannya. “Coba kalau aku dulu pergi ke
kantor polisi untuk bersaksi!” seru Nenek menyalahkan diri sendiri.
Dae Gu bertanya mengapa Nenek berkata seperti itu? Apakah
Nenek melihat sesuatu pada hari itu? Takut-takut nenek berkata kalau ia melihat
seorang pria mengintip ke dalam rumah Dae Gu dari balik pagar. Tapi karena
takut, ia segera balik arah dan langsung pulang ke rumah. Ia tak menyangka
malah terjadi sesuatu yang mengerikan seperti itu.
Nenek minta maaf pada Dae Gu. Saat itu orang-orang berkata
kalau ibu Dae Gu dibunuh karena ingin berkata benar. Jadi ia terlalu takut
untuk memberitahukan apa yang ia lihat.
Pan Seok segera mengeluarkan beberapa foto dan meminta nenek
mengenali orang yang dulu dilihatnya.
Nenek mengatakan bukan pada foto Hyung Chul dan CEO yang tewas. Tapi nenek
langsung mengenali foto Woo Joon Soo. Pan
Seok pun berterima kasih pada nenek dan pamit pergi.
Setelah pamit dan berjanji akan kembali lagi, Dae Gu mengikuti
langkah Pan Seok. Ia bertanya apakah Pan
Seok tahu dimana Woo Joon Soo berada? Pan Seok mengiyakan bangga. “Tentunya
bukan omong kosong kalau orang menyebutku seorang legenda!”
Tapi kegembiraan Pan Seok tak berlangsung lama. Di dalam
perjalanan kembali ke Seoul, Pan Seok menerim SMS dariTae Il : Terima kasih, Pak. Karena Anda, saya punya
kesempatan mentraktir Detektif Kim untuk makan malam.
Ha. Pan Seok kesal sekali membacanya. Dae Gu diam saja melihat
tingkah Pan Seok. Tapi bersamaan itu, ada pesan masuk dari Soo Sun yang
mengatakan : Partner, kuharap semuanya
berjalan dengan baik. Apa kau menemukan sesuatu? Dae Gu tersenyum
membacanya.
Tapi Soo Sun mengirimkan pesan berikutnya : Detektif Ji dan aku juga tak menemukan
apapun. Sekarang aku sedang makan malam bersamanya.
Dan kita melihat Ji Gook mencoba menyuapi Soo Sun nasi
kepiting yang telah ia kuliti. Mulanya Soo Sun tak mau, tapi karena Ji Gook
memaksa, akhirnya Soo Sun mau juga makan sesendok darinya. Soo Sun mengirimkan
pesan lanjutan : Jangan sampai tak makan
malam, Partner.
LOL. Dae Gu sama kesalnya seperti Pan Seok tadi. Dan ia
langsung curhat, “Kenapa sih para wanita itu tak bisa makan sendiri?”
Pan Seok menjawab, “Masalahnya bukan hanya di wanitanya.
Tapi masalahnya juga ada pada pria-pria yang tak punya semangat
sportivitas.Mereka langsung saja menyambar setiap kesempatan yang muncul,
padahal penjaga gawang sedang tak ada di sana.”
Hahaha… emang dikata piala dunia? Tapi Dae Gu yang masih
dilanda kesal a.k.a cemburu membenarkan semua perkataan Pan Seok dan memintanya
untuk menginjak gas dalam-dalam karena lampu sudah hijau. Pan Seok pun
menjawab, “Oke. Apakah kau sudah memakai seatbealt, kelinci?”
“Kelinci?” Dae Gu mengerutkan kening, bingung.
“Nggak.. bukan apa-apa. Seekor kelinci bingung,” jawab Pan
Seok sambil terbahak-bahak mendengar gurauannya sendiri.
Mereka menemui Woo Joon Soo di restoran. Pan Seok
menunjukkan kalung dan bertanya apakah Joon Soo pernah melihat kalung itu. Joon
Soo tak pernah melihat kalung yang jelas-jelas kalung wanita. Untuk apa juga
bossnya yang pria menjatuhkannya?
Pan Seok pun mengeluarkan foto Nyonya Yoo dan bertanya
apakah Joon Soo pernah melihatnya. Joon Soo mencermati foto itu dan dari
ekspresinya, Pan Seok dapat menebak kalau Joon Soo pernah melihatnya. Joon Soo
kembali membantah pernah melihatnya.
Tapi ia tak dapat berkelit saat Pan Seok mengatakan kalau ia
punya saksi yang melihat Joon Soo ada di balik pagar dan sekarang belum
terlambat untuk mengatakan apa yang pernah dilihatnya dulu. “Setelah kau
memberi informasi pada kami, aku tak akan mengganggumu lagi.” Joon Soo terlihat
ragu. Pan Seok pun mendesaknya, “Kau pernah melihatnya, kan?”
Akhirnya Joon Soo mengakui kalau ia melihat wanita itu
keluar dari dalam rumah. Ia sangat ingat wajah wanita itu karena wanita itu
sangat flamboyan. Pan Seok berseru gembira dan berterima kasih pada Joon soo.
Di luar restoran, Dae Gu termenung memikirkan temuan yang
sangat baru ini. Pan Seok yang mengikutinya keluar menepuk punggung Dae Gu,
berkata kalau ia tak menyangka akan menemukan saksi dari kejadian 11 tahun yang
lalu. Dae Gu berterima kasih pada Pan Seok.
Pan Seok sangat gembira dan merangkul bahu Dae Gu. Tapi
tangan itu langsung dilepaskan oleh Dae Gu yang tak terbiasa. Pan Seok cemberut
mendapat penolakan dari Dae Gu.
Hihihi.. jadi ingat saat si adek nggak mau digandeng saat
masuk TK karena malu.
Kabar tentang munculnya saksi yang melihat Nyonya Yoo keluar
dari rumah Dae Gu itu sampai juga ke P3 dan Eung Do. Mereka tak dapat menyembunyikan
kegembiraan mendengarnya. Walau mereka harus menurunkan volume suara saat Chief
Kang lewat ruangan mereka.
Eung Do teringat saat Pan Seok menceritakan tentang Chief
Kang yang menyembunyikan pesan dari Jung Tak. Saat itu ia bertanya apakah
mungkin Chief Kang itu adalah Detektif Seo yang menyembunyikan kalung dan
membahayakan jiwa Ji Young? Apa mungkin saat itu Chief Kang hanya lupa
memberikan pesan Jung Tak. “Dan yang terpenting, marga Chief adalah Kang, jadi
bagaimana bisa ia dipanggil Detektif Seo?”
Pan Seok juga tak tahu, tapi ia bertekad untuk mencari tahu
dan ia yakin akan mendapat jawabannya dalam beberapa hari ini.
Sudah larut malam, tapi Soo Sun belum juga pulang. Ternyata
ia menunggui kedatangan Dae Gu. Terlihat dari ia yang buru-buru merapikan
rambutnya saat melihat Dae Gu datang.
Tapi Dae Gu cuek, tak mempedulikan Soo Sun yang mencoba
membuka percakapan dengannya. Ia malah meninggalkan Soo Sun dan masuk ke ruang
meeting. Soo Sun terkejut mendapat perlakuan dingin itu. Soo Sun pun mengikuti
Dae Gu.
“Apa kau marah padaku?”
“Iya.”
“Kenapa?”
“Menurutmu kenapa?”
Soo Sun terdiam sebelum menjawab, “Karena kalung itu?”
Dae Gu menoleh dan menjawab, “Otak burung.”
“Lalu kenapa kau marah padaku?” tanya Soo Sun yang masih tak
mengerti.
Dae Gu menatap Soo Sun, “Kenapa aku bukan tipemu?” Mata Soo
Sun melebar mendengar ucapan Dae Gu yang meneruskan, “Kalau aku bukan tipemu,
lalu tipemu itu siapa?” Soo Sun terlalu terkejut untuk menjawab. Tapi Dae G
uterus bertanya, “Apa kau benar-benar menciumku itu murni karena pekerjaan?”
“Hei.. Eun Dae Gu..,” terbata-bata Soo Sun menjawab, “Kau ..
benar-benar..”
“Benar-benar kenapa?” potong Dae Gu.
“Itu.. itu .. apa itu penting bagimu?” tanya Soo Sun bingung. “Kau baru saja menemukan
kalung itu setelah 11 tahun..”
“Iya. Itu memang penting bagiku,” Dae Gu meradang. "Karena
katamu aku bukanlah tipemu, aku merasa hidupku menjadi tak punya arti lagi.”
Kyaa…. Soo Sun hanya bisa membuka dan menutup mulutnya, tapi
tak ada satupun kata yang keluar, terlalu terkejut mendengar ucpan Dae Gu yang
terus terang itu. Ia akhirnya memilih pergi meninggalkan ruangan.
Tapi Dae Gu tak membiarkannya. Ia menarik tangan Soo Sun
hingga Soo Sun hilang keseimbangan dan jatuh jika Dae Gu tak segera
menangkapnya.
Memeluknya, tepatnya. Sesaat mereka berpelukan, tapi Soo Sun
segera tersadar dan mencoba melepaskan diri. Dae Gu malah mempererat
pelukannya. Dengan lirih, Dae Gu bertanya siapa tipe pria yang disuka Soo Sun.
Soo Sun tak ingin menjawab dan mencoba melepaskan diri lagi.
Tapi Dae Gu malah menariknya semakin dekat. Terbata-bata, akhirnya Soo Sun
menjawab, “Temanmu..”
Dae Gu mengerjapkan mata, kaget mendengar jawaban Soo Sun.
“.. Kim Ji Young,” Soo Sun meneruskan, terlalu malu untuk
menatap mata Dae Gu.
Terpana, kali ini Dae Gu tak menahan Soo Sun yang berusaha melepaskan
diri. Ia hanya terus memandang Soo Sun yang salah tingkah, malu karena telah
mengakui perasaannya dan memilih pergi dari ruangan.
Bahkan hingga Soo Sun menghilang dari pandangannya, Dae Gu
tetap terpana. Dan saat tersadar, ia akhirnya tersenyum lebar.
Senator Yoo mendapat laporan tentang kunjungan Pan Seok dan
Dae Gu ke sel Hyung Chul. Pertama Pan Seok menemui Hyung Chul. Setelah itu Dae
Gu datang, tapi Hyung Chul menolak bertemu. Yang ketiga adalah Pan Seok dan Dae
Gu datang bersama, tapi Hyung Chul kembali menolak untuk bertemu.
Senator Yoo teringat ucapan Chief Kang di arena tembak yang
ingin melihat hasil darinya. Ia sangat geram pada Chief Kang yang tak tahu
kalau kalung itu kembali muncul dan tak tahu akan ulah para bawahan, malah
berani mengancam dirinya. Ia pun menelepon seseorang dan berkata, “Lakukan
sesuai rencana.”
Chief Kang masih mempertimbangkan akan datang atau tidak
untuk memenuhi undangan surat kaleng itu saat Chief Cha muncul untuk
memberitahukan kalau usulan pemisahan wewenang antara jaksa dan polisi akan
dimunculkan kembali ke sidang dewan. “Senator
Yoo kita akhirnya mulai bergerak!”
Chief Kang terkejut mendengarnya, tapi Chief Cha yakinn dan
ia merasa kalau para jaksa itu pasti sedang kebakaran jenggot sekarang. Chief
Kang tersenyum mendengar kabar menggembirakan ini. Ia melirik jamnya yang sudah
mendekati pukul 2 siang.
Si pengirim surat kaleng itu rupanya adalah Pan Seok yang
sekarang menunggu kedatangan Chief Kang. Tapi hingga pukul 14.15, Chief Kang
belum datang juga. Saat itu Pan Seok tersenyum, sepertinya merasa lega karena
kecurigaannya tak terbukti. Tapi betapa kagetnya ia melihat Chief Chief Kang
berjalan kaki mencari-cari pengirim surat kaleng itu. Raut kecewa terbersit di
wajahnya.
Chief Kang berdiri menunggu. Ia refleks menoleh saat ada
orang yang memanggil, “Detektif Seo..” Ia kaget melihat Pan Seok berdiri di
belakangnya. Tapi rasa kaget itu tak sebanding dengan kekecewaan Pan Seok pada
guru yang selama ini menjadi panutannya.
“Apakah Detektif Seo itu benar-benar Anda? Jadi Anda yang
menyembunyikan kalung, malam itu 11 tahun yang lalu. Dan Anda juga yang memberitahu
Hyung Chul tentang keberadaan Ji Young di sekolah. Setelah itu Anda menjadi
orang tua asuh bagi Ji Yong setelah apa yang Anda lakukan kepadanya?!” tuduh
Pan Seok. “Lalu bagaimana mungkin Detektif Seo itu adalah Anda?”
Maka kita kembali ke 27 tahun yang lalu, saat Chief Kang
masih menjadi polisi pemula dan dipanggil Detektif Kang. Ia dan rekannya sedang
ada di kantor jaksa Ulsan, menuntut jaksa untuk memberitahu mengapa permintaan
penahanan mereka yang kelima ini masih
ditolak. Jaksa itu menyuruh kedua detektif itu untuk membawa bukti yang kuat.
Rekannya, detektif Seo, mencoba berkata kalem. Kasus yang
mereka bicarakan adalah kasus pemerkosaan gadis 19 tahun oleh 4 pria. Jaksa
berdalih kalau gadis itu di bawah umur untuk masuk klub malam dan masuk ke
motel tanpa dipaksa. “Bagaimana mungkin itu disebut dengan pemerkosaan?”
Detektif Kang menjawab kalau gadis itu sudah dicekoki dengan
narkoba dan mengalami pemaksaan dengan adanya lebam di tubuhnya. Jaksa itu malah menyuruh mereka menjadi jaksa
saja jika mereka merasa diri mereka pintar, dan bukannya jadi polisi.
Detektif Seo pun bertanya, “Berapa banyak mereka membayar
Anda?” Jaksa itu mendongak dan tatapannya berbahaya. Tapi Detektif Seo tak
gentar. Ia membeberkan siapa keempat pria itu. Anak hakim, cucu senator, anak
CEO, “Saya yakin orang tua pemerkosa membayar Anda cukup banyak untuk
menyelamatkan anak-anak mereka..”
Jaksa itu menampar
Detektif Seo karena menuduhnya sebagai jaksa yang korup. Ia juga menampar
Detektif Kang yang mencoba membela rekannya. Sambil melepas jam tangannya, ia
memperingatkan mereka untuk menyadari apa akibatnya jika polisi rendahan
seperti mereka menantang jaksa.
Chief mereka marah besar karena Detektif Kang dan Detektif
Seo menuntut kejaksaan atas pengaiayaan yang mereka alami. Hal itu membuat
kantor kejaksaan berbalik menyerang mereka dan bisa-bisa seluruh polisi distrik
Busan akan dipecat.
Senator Yoo, yang dulu rupanya adalah Chief Yoo, atasan
langsung kedua detektif itu, mencoba membela bawahannya kalau mereka berhak
menuntut atas penganiayaan itu. Tapi Chief mereka tak mau, karena hal itu akan
menghancurkan satuan mereka. “Apa kau mau aku memecat semua bawahan
untukmu?! Batalkan tuntutan itu.
Hentikan sekarang sebelum menjadi besar nantinya.”
Maka Chief Yoo menyuruh mereka menarik tuntutan itu karena tak
ada jalan lain. Detektif Seo pun bertanya tentang kelanjutan kasus pemerkosaan
itu. Mereka sudah membujuk korban yang mulanya menolak untuk maju namun
akhirnya bersedia setelah mereka berjanji akan membawa pelaku ke meja hijau.
Chief Yoo tak menjawab, begitu pula Detektif Kang. Tapi
begitulah yang terjadi. Tuntutan ditarik dan kasus itu pun ditutup.Detektif Seo
tak percaya saat mengetahui Detektif Kang telah menutup kasus itu, padahal
sebelumnya mereka telah berjanji akan melindungi gadis itu apapun yang terjadi.
Mereka pun menemui ibu korban yang menangis karena
penderitaan putrinya semakin bertambah karena mereka menyerah dan tak menepati
janji mereka yang akan menjebloskan pelaku ke penjara.
Detektif Seo hanya bisa berlutut dan berkali-kali minta maaf.
Termakan rasa bersalah, Detektif Seo mengajukan surat pengunduran diri.
Keesokan harinya, Detektif Kang shock melihat jasad rekannya tergeletak di jalan, bunuh diri dengan terjun dari gedung. Di depan makam Detektif Seo, Detektif Kang
bertanya tentang ketidakadilan yangmereka alami. Kenapa polisi tak punya
kekuatan penuh dan harus meminta persetujuan jaksa untuk mengeluarkan surat
penangkapan?
Detektif Kang meminta Chief Yoo untuk menjadi lebih kuat, “Untuk
membela korban yang lemah, kumohon jadilah lebih kuat dan berikan otoritas
penuh bagi polisi untuk investigasi. Saya yakin Anda mampu melakukannya. Saya
akan melakukan apapun untuk membantu.”
Chief Yoo diam dan nampak sedih. Sambil menggengam pin nama
temannya, Detektif Kang meminta Chief Yoo untuk memanggilnya Detektif seo mulai
sekarang, agar ia bisa membasuh rasa malu dan rasa bersalah yang ia rasakan
pada Detektif Seo.
Dan begitulah. Bagi Chief Kang, sejak hari itu hanya ada
satu tujuan dalam hidupnya yaitu meloloskan hak penuh bagi polisi untuk
melakukan investigasi. “Dan yang kutahu sekarang adalah impianku selama 27
tahun ini akan tercapai. Sebentar lagi dewan agar bersidang untuk membicarakan UU
ini. Setelah semuanya selesai, aku akan menguak semuanya.”
“Bagaimana jika tak tercapai?” tanya Pan Seok. “Kasus ini sudah
hampir 11 tahun.”
Chief Kang
membenarkan. Kesabarannya selama 11 tahun ini hampir saja kandas. Tapi ia tak
akan membiarkan. Pan Seok tak akan memperoleh apapun bahkan jika Pan Seok
menjebloskannya ke penjara dengan dasar kesaksiannya. Ia akan menggunakan hak
diamnya dan Pan Seok benar-benar tak memiliki bukti
Pan Seok menatap Chief Kang penuh rasa kecewa dan terluka.
Ia bertanya apakah ini sosok Chief Kang yang sebenarnya? Banyak emosi yang
tersimpan di diri Chief Kang, tapi ia menguatkan diri dan malah menanyakan
dimanakah kalung itu sekarang.
Dae Gu dan Tae Il bersiap-siap untuk menemui ahli perhiasan.
Di depan, ada seorang pria yang menunggu Dae Gu. Anak Nyonya Yoo, Ki Jae,
sekarang sedang berselfie dengan resepsionis. Tapi begitu ia melihat Dae Gu, ia
langsung berseru girang, “Hei, cowok keren!”. Ia bahkan memberi hormat penuh pada
Tae Il yang berpapasan dengannya.
Ki Jae langsung sok akrab dan mengajak Dae Gu makan siang
bersama. Tapi melihat reaksi negative Dae Gu, Ki Jae langsung mengira kalau Dae
Gu tak menyukainya karena ia adalah anak dari Nyonya Yoo. Lucunya, Ki Jae malah
mengaca di handphone dan bergumam, “Padahal aku tak mirip dengannya, loh.”
Ki Jae kembali mengajak Dae Gu makan, tapi Dae Gu tak mau.
Ki Jae pun berkata harusnya Dae Gu mentraktirnya makan karena ia telah
memberitahukan lokasi vilanya. Melihat ekspresi Dae Gu, Ki Jae langsung berkata
kalau ia memberitahukan vilanya bukan karena berhasil dipancing, tapi karena ia
tak ingin ibunya membuat masalah lebih besar lagi.
Dae Gu masih diam melihat keantikan Ki Jae. Ki Jae pun
ngambek dan mengomel sendiri, “Kupikir kau ini beda, tapi ternyata sama saja
dengan yang lainnya! Bosen, ah! Aku pergi saja.” Dae Gu mencoba memanggil Ki
Jae, tapi Ki Jae malah berseru, “Dan kau sudah bukan cowok keren lagi! Nggak
sama sekali!”
Pencarian orang yang bisa meniru bandul kalung itu menemui jalan buntu. Semua ahli mengatakan tak mampu melakukannya. Di tengah jalan, Dae
Gu teringat kalau ia meninggalkan handphone di
tempat terakhir. Ia pun pergi untuk mengambil handphonenya dan menyuruh
Tae Il untuk pergi dulu. Tak lupa ia menyerahkan bandul itu untuk disimpan Tae
Il.
Tae Il tak menyadari kalau ada orang yang mengintainya.
Mengintai kalung itu tepatnya. Sebelum Tae Il sempat masuk ke dalam mobil,
mereka menarik dan mengeroyoknya. Tae Il mencoba mempertahankan kalung itu
sekuat tenaga, tapi ia kalah. Kalung itu berhasil direbut, sementara Tae Il
sudah babak belur dipukuli.
Kalung berhasil direbut, mereka pun meninggalkan Tae Il.
Tapi Tae Il berhasil mengejar dan mencoba merebut kalung itu kembali. Salah
satu dari mereka berhasil menangkap Tae Il dan satunya mengeluarkan belati dan
menusuknya.
Tae Il tersungkur ke tanah, tapi ia masih berusaha dengan
menahan kaki si penusuk. Hanya dengan sekali sentak, orang itu berhasil
melepaskan kakinya dan mereka kabur dari TKP.
Dae Gu akhirnya kembali dan panik saat melihat Tae Il
terkapar berlumuran darah di tanah. Tae Il langsung memberitahu kalau kalung itu berhasil dirampas
dan masih ada waktu bagi Dae Gu untuk merebut kembali. Tapi Dae Gu menyuruhnya
untuk melupakan kalung itu dan ia melepas jaketnya untuk mencegah darah keluar
lebih banyak. Ia berteriak meminta bantuan.
Tae Il dibawa dengan ambulans dengan Dae Gu terus menemaninya.
Ia masih sempat tersenyum kecil mendengar ucapan Dae Gu untuk menguatkannya.
Dae Gu menunggui operasi Tae Il. Timnya muncul dan Dae Gu mengatakan
kalau ia baik-baik saja. Dan semua itu karena kalung yang sedang dipegang Tae Il,
membuat Tae Il ditusuk oleh orang yang merampas kalung. Ji Gook lemas
mendengarnya, khawatir akan kondisi temannya.
Eung Do menyuruh Dae Gu untuk duduk, tapi Dae Gu tak mau. Ia
tahu siapa dalang dibalik penuskan ini. Yaitu Nyonya Yoo. Dan ia akan pergi
untuk menemuinya.
Soo Sun mengejar Dae Gu yang sudah meninggalkan rumah sakit.
Ia menahan Dae Gu, tapi Dae Gu tak mau. Ia akan menyelesaikannya sekarang juga. Soo
Sun mencoba menyabarkannya, karena hal ini tak akan bisa dipecahkan sekarang.
“Jadi kapan?!” Dae Gu meluap, matanya berkaca-kaca. “Kapan
hal ini akan terselesaikan? Haruskan aku terus menahan diri seperti idiot?!
Park Tae Il ditusuk karenaku. Jika sesuatu terjadi, harusnya itu terjadi
padaku!”
Dae Gu menyuruh Soo Sun pergi, tapi Soo Sun malah memeluk
Dae Gu, mencegahnya pergi. Dae Gu mencoba melepaska diri, tapi Soo Sun semakin
mempererat pelukannya, “Ini semua bukan salahmu. Siapapun itu, apapun bukti
yang dimiliki, Tae Il akan tetap melakukannya. Karena ia adalah detektif.
Karena ini adalah pekerjaan kita.”
Dae Gu mengepalkan tangannya. Tapi ia tetap mendengarkan Soo Sun yang
terus berkata kalau ini semua bukanlah kesalahannya, “Tahan amarahmu. Tahanlah
sampai kita dapat membawanya ke pengadilan.” Soo Sun terus memeluk Dae Gu dan
menepuk-nepuk punggungnya.
Perampas itu menemui Nyonya Yoo dan menyerahkan kalung itu. Nyonya
Yoo teringat kejadian 11 tahun yang lalu sebelum kalung itu jatuh. Saat itu ia
masuk ke rumah ibu Ji Yong. Ibu Ji Yong terkejut melihat kedatangannya, tapi ia
hanya diam saja saat Nyonya Yoo menerobos masuk ke kamar tidurnya, seakan
mencari sesuatu.
Kita tak mengetahui secara utuh, tapi yang kita lihat adalah
Nyonya Yoo mengambil vas dan memukulkan ke belakang kepala ibu Ji Yong yang
hendak pergi dari kamar hingga bersimbah darah.
Nyonya Yoo terkejut menyadari tindakannya. Ia menjatuhkan vas itu dan
buru-buru pergi dari rumah, tak menyadari kalau kalungnya terjatuh.
Dan sekarang kalung itu kembali ke genggamannya lagi. Nyonya
Yoo tersenyum puas.
Di depan rumah sakit, Soo Sun masih tetap memeluk Dae Gu
yang menangis
Komentar :
Selama ini saya mengira
kalau kematian ibu Dae Gu akibat ibu Dae Gu menjadi saksi pembunuhan seorang gadis di Masan. Sedangkan Hyung
Chul dan Senator Yoo mempunyai hubungan dengan pelaku kasus tersebut. Ternyata tidak.
Ibu Dae Gu secara kebetulan menjadi saksi sebuah kasus. Ia
menerima terror dari Woo Joon Soo dan bosnya, agar mengurungkan niatnya untuk
bersaksi.
Di saat yang bersamaan, Ibu Dae Gu memiliki masalah pribadi
dengan Nyonya Yoo, dan pastinya bukan masalah tas KW. Mendekati hari ibu Dae Gu
untuk bersaksi, terror dari Woo Joon Soo semakin intens. Dan kebetulan pada
hari itu, Nyonya Yoo datang dan membunuh ibu Dae Gu. Nyonya Yoo menjatuhkan
kalungnya.
Sadar kalungnya hilang, ia minta tolong ayahnya untuk
mengambil kalung itu. Senator Yoo menyuruh Chief Kang untuk membantu anaknya,
karena jika anaknya ketahuan membunuh, karir senatornya akan hancur dan UU kebebasan
polisi yang diingikan Chief Kang akan gagal.
Chief Kang menyuruh Hyung Chul untuk mencari kalung itu.
Mereka tak menyangka kalau kalung itu dipungut oleh Dae Gu. Saat Dae Gu
bersembunyi, ia mendengar Hyung Chul menelepon Detektif Seo, nama yang
kebetulan merupakan panggilan Pan Seok. Dae Gu yang selama ini melihat Pan Seok
membujuk ibunya, mengira Hyung Chul bekerja sama dengan Pan Seok untuk
membunuh. Karena itulah ia menyimpan dendam pada Seo Pan Seok.
Dengan dua kasus yang berbeda, membuat Dae Gu maupun Pan Seok
tak menemukan titik temu dalam kasus ini sampai kapanpun. Tapi semuanya
mengikat menjadi satu saat kalung itu muncul.
Woo Joon Soo, salah satu anak buah tersangka pembuhan gadis Masan, adalah saksi kunci
pembunuhan ibu Dae Gu.
Mungkin sudah banyak yang menebak kalau Ki Jae dan Dae Gu
saudara tiri. Melihat usia Dae Gu yang lebih tua, yang berarti ibu Dae Gu
bukanlah wanita simpanan, lebih kepada pacar atau mantan istri. Rasanya lucu
juga melihat Ki Jae, walaupun di balik sikap acuh-acuh bodohnya, sepertinya ia
lebih pintar dari penampilannya.
Atau jangan-jangan ia sudah tahu tentang siapa Dae Gu
sebenarnya?
Mau ngomong tentang Chief Kang, tapi entar aja deh..
Yeay mba dee is back...
ReplyDeleteWelcome back mba dee....
Penasaran bangeeeettt episode selanjutnya..
ReplyDeleteMakin seru, komen mba dee khas bgd dh, TOP markotop,.
ReplyDeletePengakuan cinta k2'y bikin lega, jd saat daegu down soo sun bz ngademin.. *sweet*
penasaran eps tujuh belas aaa
ReplyDeleteakhirnya sinopsis episode muncul:) terima kasih mbak.
ReplyDeletesemangat untuk sinopsis selanjutnya :)
Yeyy akhirnya mba dee nulis lagii, makasih mba
ReplyDeleteOh.... gitu ya mbak, jadi mengerti masalahnya, thanks sinopsis & komennya
ReplyDeleteWahhh mbak, saya ga kepikiran sampai sana loh..
ReplyDeletetapi benar juga komennya mbak... :D
yeaayyy akhirnya baca tulisan mba Dee lagi.
ReplyDeleteTae Ill masih selamat kan? jadi takut.
aku kira Dae Gu ngambek gegara liontin, eh nyatanya gara2 Soo Sun 'nolak' dia. lucu ah itu bocah dua.
gimana donk nasib kasus ibu Ji Young kalo kalungnya raib? can't wait..
Keren komenny,langsung ngeringkas ep2 yg ud lewat
ReplyDeleteAk cm mau komen ttg detektif seo yg meninggal,menurutku sih dia terlalu mudah nyerah seharusny dia berpikiran spt cief kang yg akan terus melangkah mencapai posisi atas jd bs ngerubah peraturan yg ad
Tp ga stuju jg sih sm carany cief kang yg kyk gini,walopun niatny baik
Welcome back mb dee,ttp semangat nulisny :D
alhamdulillah, mbak dee muncul lagi..
ReplyDeletemakasih ya mbak sinopnya...
*hugmbakdee*
mba dee, makasih sinopsisnya..
ReplyDeletegak tau mau komen apa, tapi yang pasti deg2an sm kondisi ny Tae Il..
akhirnya Noona & Dongsaeng mengaku tentang perasaan mereka masing2..
mba dee semangat terus buat sinopsis2 selanjutnya..
:D
hah uri Tae Il kesiaaan sekaliii. smga gak ada cerita Tae il mendadak meninggal-_- dae gu dae gu inget yoona bang:3 thanks sinopsisnya sukses trus kakak ;)
ReplyDeleteTaeil-ah... Cepet sembuh, nak. Kalau gak ada kamu siapa yang ngerawat dan mengobati rekan-rekanmu *halah* Kalau gak ada kmau siapa yang jadi penengah dan pencerah dalam tim *maksud pencerah di sini karena kulitnya LOL*
ReplyDeleteDaegu daegu, kasian Jigook. Kalau dia lewat terus liat kalian gimana? Sabar ya buat Tae-Gook. Cinta bertepuk sebelah tangan waks ._.
Kijae! Durhaka lho nanti ._.
Entah kenapa saya jadi penasaran sama kakaknya Taeil ._.
Liat mukanya nyonya bikin batal puasa alias bikin emosi >_<.....sedikit demi sedikit kasusnya ibu nya dae gu makin jelas..makasih mba dee :)
ReplyDeleteNyonya yoo maksudnya :D
ReplyDeleteThank's a lot mba dee sinop + pnjelasan di komennya
ReplyDeleteUntung si kijae gak jahat kayak ibunya ya, mgkn dia udh bosen liat ibunya buat masalah mulu
Oiya drma ini cmn sampe epsd 20 kah?
thanks sob untuk postingannya...
ReplyDeletearticle yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu...
salam kenal yach...
kunjungi blog saya ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca..
http://chaniaj.blogspot.com/ dan situs kesayangan kami http://oliviaclub.com
serta sites.google kebanggaan kami https://sites.google.com/site/pokeronlineterpopuler/
ini dia yg gw cari dari kemaren hehehe thanks :) http://ihsanmagazine.blogspot.com
ReplyDelete