Three Days Episode 3 – 2
Tae Kyung minta maaf pada Bo Won yang sudah pingsan. Ia kemudian mengambil
kertas yang ia print serta jaket dan topi milik salah satu polisi. Dengan
seragam yang sama dengan mereka yang mencarinya, ia dengan mudah meloloskan
diri.
Atasan Bo Won mencemoohnya yang dapat dilumpuhkan dengan
hanya sekali pukul. Sambil memegang lehernya yang tadi ditotok oleh Tae Kyung, Bo
Won berkilah kalau saat itu ia sedang tak waspada.
Cha Young mendatangi kantor polisi tempat Tae Kyung
dilaporkan muncul. Ia ingin bertemu dan
bicara empat mata dengan Bo Won, polisi yang menangkapnya.
Dari laporan Tae Kyung yang mengemudi sambil mabuk, Cha
Young tahu kalau Bo Won sedang berbohong. Bo Won menatap mata Cha Young dan
menjawab, “Aku tak sedang berbohong.”
Tapi Cha Young yakin kalau Bo Won berbohong karena Tae Kyung
tak pernah minum saat menyetir. Bo Won pura-pura tak mengerti tentang hal itu
karena sepengetahuannya, Tae Kyung bisa minum. Cha Young tahu kalau pembicaraan
mereka tak akan ada akhirnya dan meminta Bo Won untuk menghentikan semua omong
kosong itu. “Agen Han. Mengapa ia datang kemari?”
Bo Won malah balik bertanya tentang Tae Kyung yang sekarang
menjadi buronan, membuat Cha Young mendesah kalau Bo Won ini keterlaluan. Bo
Won akhirnya berkata kalau Cha Young seharusnya tahu, kalau ingin mengetahui
tentang suatu hal, Cha Young harus memberitahu suatu hal juga padanya sebagai
imbalan. Ia mencondongkan tubuhnya dan bertanya, “Tembakan di villa Cheongsoo.
Apa itu benar?”
Cha Young memasang wajah datar. Ia tak perlu menjawab
pertanyaan itu karena salah satu anak buahnya melapor kalau semua hal yang
diminta Cha Young sudah didapat. Ia pun berdiri dan memberikan kartu namanya
pada Bo Won, memintanya untuk menghubungi jika ada yang ingin diutarakan.
Langkah Cha Young berhenti karena Bo Won ikut berdiri dan
berkata, “Katanya ia dijebak oleh seseorang yang membantu penembakan Presiden.”
Cha Young pura-pura tak mengerti tentang apa yang sedang diucapkan Bo Won.
Bo Won tersenyum dan menyindir, “Kurasa mereka tak
mengajarkan bagaimana caranya berbohong yang benar.” Bo Won mempersilakan Cha
Young pergi karena ia akan pergi juga, dan tanpa menunggu jawaban, ia pergi
meninggalkan Cha Young. Tapi dari pertemuan ini, ia tahu kalau Tae Kyung
mengatakan yang sebenarnya.
Atasan Bo Won masuk ke dalam mobil dinasnya, sepertinya ia
akan pulang. Betapa kagetnya ia melihat
Bo Won yang tiba-tiba muncul dari kursi belakang dan mengancamnya, “Anda pasti
membutuhkan biaya besar untuk kelahiran anak Anda, kan? Bagaimana jika saya melaporkan
Anda yang telah merubah laporan?”
Atasan Bo Won tak habis pikir mengapa Bo Won terus
memaksanya. Tapi ia pun akhirnya menceritakan kalau ia diperintahkan untuk
menutup kasus Han Ki Joon sebagai kasus kecelakaan, yang ia tak tahu dari mana
perintah itu berasal.
Bo Won bertanya tentang amplop putih milik korban yang
hilang. Atasannya berkata kalau ada beberapa orang yang datang dari Kepolisian
Pusat, walau ia tak yakin kalau orang-orang itu adalah dari Kepolisian Pusat. Tapi orang-orang itu tak hanya mengambil
barang milik Han Ki Joon saja.
“Pada malam Han meninggal, ada sebuah kasus kebakaran rumah di
daerahku bertugas. Mereka juga mengambil barang-barang dari kasus itu juga,”
suara atasan Bo Won hampir berbisik, penuh nada kekhawatiran. Bo Won kaget
mendengarnya.
Tae Kyung yang sekarang memakai baju polisi, mencari baju bekas
di tempat pembuangan. Ia menemukan jaket dan sepatu yang bisa dipakai. Maka ia
memakai barang- barang bekas itu dan membakar jaket polisi yang tadi
dipakainya.
Pencarian Presiden masih belum mendapatkan hasil. Di villa, Chief
Ham masih belum mengerti, mungkin saja Jenderal Yang tahu tentang kode-kode
Paspampres, tapi bagaimana Presiden bisa mengenali kode-kode itu?
Tae Kyung melihat bukti-bukti yang ditemukan di mobil
ayahnya. Ada satu yang menarik perhatiannya. Kertas yang ada tulisan tangannya,
berisi kode-kode keamanan. Bagaimana mungkin ayahnya memiliki kertas itu?
Ingatannya kembali pada sebuah malam, 3 bulan yang lalu,
saat ia mengawal Presiden di kereta kepresidenan. Seseorang bertanya padanya
via walkie talkie, “9008 1 7 9 2?”
Tae Kyung tak langsung menjawab, tapi mencari dulu arti 9008
di secarik kertas yang ia bawa. Arti kode itu adalah Apakah semua aman di depan? Ia pun menjawab, “9008 1 7 010” yang
artinya Semua tak ada masalah.
Ahh.. jadi kertas itu adalah kertas contekan.
Malam semakin larut, tapi Presiden masih terus membaca buku.
Tae Kyung tetidur sambil berdiri. Saat bangun, ia kaget karena Presiden
menghilang. Tae Kyung panik karena kehilangan presiden.
Tapi rupanya Presiden ada di balik lemari dan muncul
mengagetkannya. Ia tak marah melihat Tae Kyung tertidur karena menurutnya wajar
karena Tae Kyung sudah berjaga selama 5 jam dalam cuaca dingin.
Ia sekarang membaca sebuah kertas dan membaca, “1250 –
tempat acara, 28 – pejalan kaki, 75 - kendaraan, 2005 – dijadwalkan,” Tae Kyung
terbelalak melihat kertas itu dan merogoh di seluruh sakunya. Kertas
contekannya hilang. Tapi Presiden terus memperhatikan kertas itu dan berkata, “Wahh..
ada lebih dari 90 kode.”
Presiden mengatakan kalau tadi Tae Kyung menjatuhkan kertas
ini saat tertidur, dan ia merasa asyik saja membacanya, “Ini adalah bahasa
walkie talkie yang dibunakan oleh paspampres, kan?” Ia menatap Tae Kyung penuh
makna, “Tapi.. bukankah kau seharusnya mengingat semua ini?”
Tae Kyung terbata-bata tak bisa menjawab, apalagi saat
Presiden bertanya lagi, “Jadi ini semacam kertas contekan, ya?” Terdengar suara
gemerisik di belakang, membuat Tae Kyung semakin panik dan Presiden tahu
alasannya dan berkata lagi, “Jika atasanmu tahu kau menggunakan ini, kau ada
dalam masalah besar.”
Sambil memasukkan ke dalam saku bajunya, Presiden berkata
kalau ia akan menyimpankan kertas itu dan akan menyimpan rahasia ini sebagai
rahasia mereka berdua. Tae Kyung speechless, tak tahu harus berkata apa apalagi
saat melihat senyum geli di wajah Presiden.
Namun kertas contekan yang disimpan Presiden itu, terakhir
kali ada di mobil ayahnya. Kode rahasia yang digunakan paspampres selalu
berubah. “Dan itu berarti jika Jenderal Yang menggunakan kode ini untuk
menyampaikan pesan pada Presiden, maka pesan yang disampaikan pada Presiden pun
juga berubah,” Tae Kyung menarik kesimpulan.
Di villa, terdengar bunyi telepon dari saluran khusus Blue
House yang hanya digunakan untuk kepentingan darurat. Sampai sekarang Blue
House belum mengetahui tentang hilangnya Presiden. Jadi mengapa Blue House
menelepon mereka? Chief Ham berpandang-pandangan dengan para chief lain.
Chief Ham memberi isyarat pada CP Moon untuk mengangkat
telepon. CP Moon menerima telepon dan mendengarkan apa yang diucapkan oleh Blue
House dan langsung melaporkan, “Saya sudah menemukan dimana Presiden berada.”
Berdasarkan kertas contekan itu, 1250 adalah tempat acara
yang dimaksud, yang berarti bukan tempat kejadian saat ini (villa Choongsoo)
tapi tempat kejadian saat ia mengawal presiden di kereta, yaitu stasiun
Cheongju.
Dan kita melihat rencana apa yang disiapkan oleh kelompok
rahasia Presiden. Jenderal Yang menjelaskan rencana mereka di Stasiun Cheongju. “Anda akan
naik kereta terakhir dari Busan yang menuju Seoul. Saya akan memberitahu nomor
kursi Anda melalui Penasihat Han (Ki Joon). Apakah Anda masih memiliki daftar kode
rahasia itu?”
Presiden mengangguk dan berkata pada anggota kelompoknya
yang lain, Komandan Kim Ki Bum – Mantan Komandan Infantri, apakah dokumen itu
sudah siap pada saat pertemuan itu? Komandan Kim menjawab kalau mereka tinggal
menunggu data dari luar negeri.
Anggota yang lain, Kim Woo Hyung, berkata setelah dokumen
itu lengkap, ia akan berikan melalui Penasihat Han. Presiden mengangguk dan
berkata kalau ia akan menemui mereka pada 5 Maret.
Chief Shin bertanya apa maksud CP Moon. Mengapa Presiden ada
di Stasiun Cheongju? CP Moon menjawab kalau Komandan Pasukan yang tewas pada
pukul 6 sore tadi telah memperintahkan tim 3 yang sedang tak bertugas untuk menemani
Presiden di stasiun Cheongju. Komandan itu memerintahkan regu 3 untuk bersiaga
di jalur 4 di kereta terakhir.
Direktur Kim menyuruh CP Moon untuk mengerahkan satuannya ke
stasiun Cheongju sekarang dan berkata kalau setidaknya mereka sekarang bisa
merasa lega karena keberadaan Presiden sudah diketahui. “Saya tak tahu mengapa
ia pergi ke Cheongju, tapi karena itu, ia dapat terhindar dari pembunuhan.”
Mulut Chief Ham menyunggingkan senyum, walau matanya tidak, “Ya.
Benar-benar melegakan.”
Dengan memakai baju orang biasa, Tae Kyung masuk ke dalam
Stasiun Cheongju. Begitu pula dengan rombongan paspampres dari Villa Choongsoo
yang berpencar menjadi dua kelompok.
Tae Kyung berjalan ke arah jalur kereta yang menuju ke
Seoul, sama seperti yang dilakukan Presiden 3 bulan yang lalu. Dan dugaannya
benar. Ia melihat tim paspampres sudah berjaga di bawah.
Hatinya mencelos saat ada yang menepuk bahunya, “Han Tae
Kyung!” Ia berbalik dan melihat salah satu rekannya bertanya dengan bingung, “Apa
yang sedang kau lakukan? Bukankah kau sedang mengurusi pemakaman?”
Sedikit ragu Tae Kyung bertanya pada rekannya, apakah
rekannya tak mengetahui apa yang terjadi di Villa Cheongsoo? Rekannya malah heran,
apa Tae Kyung juga sudah bertugas di villa dan apa yang sebenarnya terjadi di
sana sampai mereka bisa kehilangan VIP?
Dari ucapan rekannya itu, Tae Kyung menyimpulkan kalau
rekannya itu tak tahu tentang masalah dirinya. Ia pun bersikap normal dan
bertanya apa yang sedang dilakukan seluruh regu 3 di stasiun ini.”Kupikir
kalian sedang tak bertugas.”
Rekannya mengiyakan tapi mereka dipanggil kembali untuk
bersiaga menunggu kedatangan VIP di jalur 4 yang katanya akan naik kereta
terakhir. Dan katanya Regu dari villa juga mengarah kemari. Dengan polos rekan
itu bertanya, “Apakah kau datang dengan Agen Hwang?”
Tae Kyung mendongak dan melihat tim dari vila yang bergegas
menuruni escalator. Tim dari villa telah datang. Ia harus segera pergi, maka ia
pun menjawab, “Ya. Aku datang bersamanya. Itu dia sudah datang,” Tae Kyung
menganggukkan kepala ke arah escalator, membuat rekannya itu menoleh.
Dan saat itu juga Tae Kyung menghilang.
Rekannya tak sempat berpikir panjang melihat Tae Kyung
menghilang karena ia melihat Hwang Yoon Jae berlari menemui Komandan Regu 3 dan
bertanya dimanakan VIP sekarang. Komandan Regu 3 menjawab kalau VIP belum
datang dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi di villa Mansion.
Yoon Jae menjawab kalau ada orang yang ingin membunuh VIP.
Tentu saja hal ini mengagetkan seluruh regu. Tapi Yoon Jae berkata kalau tak
ada waktu untuk bercerita lebih detail. Pada komandan regu 3, Yoon Jae
berbisik, “Diduga kalau Han Tae Kyung adalah salah satu antek dari pembunuhan
itu.”
Komandan Regu 3 kaget. Yoon Jae berkata kalau sekarang
mereka tak dapat menemukan VIP, dan petunjuk yang mereka dapatkan hanyalah VIP akan
ada di stasiun ini. Tapi Komandan Regu 3 berkata kalau instruksi yang mereka
dapatkan hanyalah Kereta terakhir di
Jalur 4.
Tak yang bisa mereka lakukan, kecuali menunggu kereta yang
dimaksud itu.
Tae Kyung mulai menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. Ada
kendaraan tanpa tanda pengenal keluar dari villa. Salah satu regu secara
rahasia diminta untuk bertugas. Dan
sekarang regu dari Villa Cheongsoo juga tiba di stasiun.
Dari fakta-fakta itu, Tae Kyung menyimpulkan, “Presiden
masih hidup.”
Bo Won mendatangi lokasi kebakaran yang diceritakan atasannya
sebelumnya.
Atasannya telah memberikan identitas kedua korban, yaitu Kim
Ki Bum –Komandan Divisi bintang 2- dan Kim Woo Hyung –Mantan Menteri Keuangan.
Keduanya bukan orang biasa, mereka adalah mantan pegawai eselon tinggi. Dan
keduanya diketahui telah tinggal di rumah itu selama 2 bulan, tak pernah ada
kunjungan dari luar. Mereka hanya pergi ke toko untuk membeli kebutuhan pokok
pada malam hari.
Bo Won bertanya apa penyebab kebakaran itu? Atasannya
menjawab, sama seperti kasus Han Ki Joon, kebakaran rumah itu disebut sebagai
kecelakaan.
Bo Won pun masuk ke dalam rumah yang gelap itu. Ia dapat
membayangkan dan menduga apa yang sebenarnya terjadi.
Dan kita kembali ke kejadian kemarin malam, saat Han Ki Joon
mendatangi kedua rekannya di rumah itu. Kim Woo Hyung meminta Han Ki Joon untuk
mencoba menyelundupkan dokumen itu dan harus ekstra hati-hati. Han Ki Joon
merasa khawatir dengan pergerakan lawan mereka.
Kita kembali ke Bo Won yang menduga kalau para pegawai
eselon tinggi itu tak berkumpul di sini untuk senang-senang. Sesuatu yang
rahasia pasti terjadi di sini. Dan ia bisa menduga kalau dokumen rahasia 98 itu
diberikan oleh Kim Ki Bum pada Han Ki Joon yang langsung meninggalkan rumah
itu.
Ia menduga kalau sesaat setelah mobil Han Ki Joon pergi, salah satu orang
dari truk Jaeshin turun untuk melakukan pembakaran rumah yang kemudian disebut
dengan kecelakaan. Dan truk Jaeshin itu pergi mengikuti mobil Han Ki Joon yang
akhirnya menewaskannya dan juga disebut sebagai kecelakaan.
“Dokumen rahasia 98,” Bo Won menarik kesimpulan. Semua ini karena
dokumen itu.
Cha Young melaporkan kalau ia kehilangan jejak Tae Kyung
karena berdasarkan CCTV, Tae Kyung menyamar sebagai polisi untuk meloloskan
diri. Tapi ia tak dapat mengenyahkan kecurigaannya pada Chief Ham, apalagi jika
teringat ucapan polwan Bo Won yang megnatakan kalau Tae Kyung dijebak oleh
orang dalam yang membantu pembunuhan Presiden.
Maka ia pun menyelinap masuk ke ruangan Chief Ham untuk
mencari informasi yang menguatkan dugaannya.
Sementara di stasiun, seluruh anggota Paspampres mulai
mencari sosok Presiden saat kereta itu tiba, baik di luar maupun dalam kereta.
Saat kereta akan berangkat, mereka memutuskan untuk naik dan mencari VIP.
Begitu pula Tae Kyung yang naik kereta di saat-saat terakhir
kereta akan berangkat. Tapi sangat sulit menemukan Presiden di antara penumpang
dalam gerbong kereta yang berderet-deret itu. Ia pun menbaca kembali kertas contekannya,
menemukan angka 1252 dan 2005. Tapi tak ada kode 1007.
Tae Kyung melihat di setiap sisi kursi penumpang ada nomor
penumpang. Ia pun melihat di daftar kursi dan menemukan angka tersebut. 1007
berarti gerbong 10 kursi no 7, yang berarti pesan Jenderal Yang itu adalah
kursi yang akan diduduki Presiden.
Chief Shin dan Direktur Kim sedang membahas kemungkinan
Presiden yang mungkin tak ada di kereta. Chief Shin merasa ada yang aneh. Jika
Presiden pergi dengan inisiatif sendiri, ia pasti sudah menelepon sekarang. Chief
Shin merasa mereka tak boleh menghilangkan kemungkinan Presiden sekarang
diserang ataupun diculik.
Dan kemudian mereka menyadari kalau Chief Ham sekarang tak
ada bersama mereka. Kemana Chief Ham?
Chief Ham ternyata berjalan kembali ke ruangannya. Cha Young
mendengar langkah kaki orang datang, dan ia pun segera bersembunyi di bawah
meja.
Chief Ham masuk ke ruangan dan menelepon seseorang.
Tae Kyung menuju ke gerbong 10. Di belakangnya ada seorang
penumpang yang kemudian berhenti untk menerima telepon. Telepon itu dari Chief Ham yang ingin tahu
apakah target sudah ketemu.
Penumpan yang ternyata adalah antek Chief Ham melaporkan
kalau ia belum menemukan target, tapi ia menemukan orang lain, yaitu agen yang
menjadi buronan dan sepertinya agen itu sedang mencari seseorang dan
kemungkinan orang yang dicari itu adalah Presiden.
Cha Young mendengar Chief Ham memberi instruksi untuk
menemukan Presiden lebih dulu sebelum Han Tae Kyung ataupun agen paspamres, “Dan
kali ini, pastikan untuk benar-benar membunuhnya.”
Cha Young tersentak kaget. Ia menutup mulutnya, mencegah
suaranya keluar. Ia mendengar langkah Chief Ham menjauh pergi dan terdengar
suara pintu terbuka dan tertutup kembali. Ia pun buru-buru menyibakkan taplak
meja untuk keluar.
Cha Young terbelalak ketakutan melihat Chief Ham ternyata
masih di dalam ruangan, sekarang berjongkok menunggunya keluar dari tempat persembunyian.
O oh..
Para agen berpencar untuk mencari Presiden. Sementara Tae
Kyung terus berjalan ke gerbong 10, tak menyadari kalau ada seseorang yang
mengikuti mereka.
Aish.. dengan berpencar para agen itu pasti ada yang bertemu
dengan Tae Kyung. Tapi Tae Kung sudah masuk ke gerbong 10 dan berkata dalam
hati, “Presiden ada di gerbong ini.”
Ada seseorang yang duduk di kursi 1007.
Saat itu adalah 5 Maret, pukul 23.40 – 3 jam 40 menit
setelah penembakan.
Komentar / Pertanyaan :
1250 + 2005 = 1007
Ternyata arti kode itu berbeda. Mulanya dengan daftar kode
yang baru, artinya adalah Tempat pertemuan – Villa Choongsoo (1250) yang (+)
direncanakan (2005) adalah (=) pembunuhan (1007).
Tapi dengan kode 3 bulan yang lalu, menjadi Tempat pertemuan
– Stasiun Cheongjoo (1250) yang (+) direncanakan (2005) adalah (=) no kursi (1007).
Yang masih menggelitik saya, mengapa Jenderal Yang sebelum
ia mati, berkata pada Tae Kyung kalau Presiden akan mati pada 5 Maret? Darimana
Jenderal Yang tahu? Apakah dari orang yang membunuhnya?
Sampai sekarang Presiden masih belum ketemu. Dimanakah dia?
Benarkah orang yang duduk di kursi 1007 itu adalah Presiden? Lantas siapa yang
tergeletak di hutan di akhir episode 2 itu?
Dari kelima anggota kelompok Presiden, hanya Presiden saja yang masih tersisa. Apa yang diharapkan musuh? Kenapa mereka semua dibunuh?
Apa sebenarnya isi Dokumen Rahasia 98 itu? Masalah tersebut melibatkan orang-orang yang bergerak di bidang ekonomi dan pertahanan.Sekotor apa rahasia itu, sehingga membuat Presiden cemas jika rahasia itu terkuak?
Dan Cha Young… serem saya lihat Chief Ham jongkok dan diam-diam
menunggu Cha Young keluar. Seperti macan yang sedang mengintai musuhnya.
Moga-moga Cha Young selamat. Masa ya dia hanya muncul di 4 episode awal saja?
Makin tegang, chunnie blom sempet senyum, hiks..
ReplyDeleteMakin penasaran.... aemangat mbak dee
ReplyDeletedeg deg an
ReplyDeleteMirip Phantom yah. Penulisnya sma sih. Intinya cma nyari bukti sma kronologi kejadian. Penjahatnya dri awal udah dibongkar. Semoga gak serumit Phantom.
ReplyDeleteFighting eonnideul!!
oommmmooo.. . . .bener" tegang banget udah. . . gag ad yang sedih maupun seneng aplagi ketawa dikitpun juga gag ad yaa. . .
ReplyDeletegaring bnget dech. . .
moga" han tae kyung berhasil dan cha young jg berhasil jgn sampe ketahuan. . .
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteralat dikit boleh ga mbk, cha young sembunyinya bukan di bawah meja tapi di bawah tempat tidur.. hihihi.. biar match sama sinop mbk fanny di episode selanjutnya mbk.. :D
ReplyDeletejadi geregetan dengan ceritanya
ReplyDelete