Sinopsis Good Doctor Episode 7 - 1
Semuanya terjadi begitu cepat. Shi On yang melihat para
satpam yang mencoba menangkap Eun Ok yang mereonta-ronta, langsung menerobos
kerumunan.
Tak mempedulikan seruan Yoon Seo yang melarangnya, ia
langsung memegangi Eun Ok dan menepis tangan para satpam yang mencengkeram
tangan dan bahu Eun Ok. Salah satu satpam mencoba menarik Shi On, tapi Shi On
refleks menepis tangan satpam itu dengan sekuat tenaga, hingga tangannya tak
sengaja memukul wajah satpam itu hingga terjatuh.
Do Han dan Yoon Seo langsung membentak Shi On sedangkan Jin
Wook langsung memegang kedua lengan Shi On, menahannya. Hanya Il Kyu yang
diam-diam tersenyum. Shi On tak menjawab namun ia kembali tenang setelah
melihat Eun Ok terlepas dari para satpam yang sekarang mengurusi teman mereka
yang hidungnya berdarah kena pukulnya.
Tapi keadaan bukan membaik, malah memburuk dengan kedatangan
dr. Go yang langsung memarahi Do Han, dan Eun Ok tiba-tiba pingsan.
Yoon Seo dan segera memeriksa perut Eun Ok dan mereka mengatakan
kalau Eun Ok mengalami kejang perut. Do Han segera berlutut dan benar saja. Ia
bahkan memperkirkan abses (bisul) di dalam perutnya bisa pecah dan jika pecah,
akan terjadi peritonitis (infeksi di peritoneum/selaput rongga perut). Shi On
pun langsung berkata, “Kita harus segera mengoperasinya. Cepat! Cepat”
“Diam dan pergi ke ruang jaga!” bentak Do Han pada Shi On.
Ia menyuruh Kil Nam untuk mempersiapkan ruang operasi dan meminta Yoon Seo
untuk segera mengurus surat persetujuan operasi dari wali Eun Ok. Pada perawat
Jo, ia memasrahkan perawatan satpam yang terluka oleh Shi On dan menyuruh residen
lainnya untuk membawa Eun Ok ke ruang operasi.
Dan pada Shi On? Ia kembali membentak, “Bisakah kau tak
menimbulkan masalah sekali saja??” Shi On menjawab kalau ia yakin kalau ia
telah menutup pintu dan tak membiarkannya terbuka.
Tapi Do Han kembali membentaknya kalau tak seorangpun yang
mau mempercayai Shi On, walau Shi On mengulanginya terus menerus. Dengan nada
frustasi Do Han berkata kalau dulu ia sudah mengingatkan Shi On untuk tak menyusahkan
orang di sekitarnya, “Bahkan kau tak memikirkan dr. Cha yang selalu percaya dan
mempedulikanmu.”
Do Han meninggalkan Shi On. Dari belakang, Yoon Seo menatap
Shi On dengan sedih dan khawatir. Sementara Shi On kembali ke ruang jaga penuh
kegalauan.
Di ruang operasi, Yoon Seo menghadap Do Han dan dengan
menunuduk, ia meminta maaf atas nama Shi On. Dengan muka masam, Do Han bertanya
mengapa Yoon Seo harus meminta maaf, apa Yoon Seo adalah orang tua Shi On?
Yoon
Seo menjawab kalau ia juga bersalah. Tapi Do Han tak mau membicarakan hal itu
lagi dan menyuruh Yoon Seo untuk masuk ke ruang operasi.
Di ruang operasi, setelah melihat hasil USG, ternyata dugaan
Do Han benar. Abses telah pecah dan terjadi pan-peritonitis. (Infeksi masal
dalam peritoneum). Nanah akan menyebar dan ternyata volumenya lebih besar dari
yang diperkirakan.
Yoon Seo pernah membaca kasus seperti ini di jurnal, tapi belum
pernah melihatnya langsung. Jika Yoon Seo belum pernah melihatnya, apalagi
residen yang lain yang lebih yunior. Ia pun bertanya bagaimana cara Do
Han untuk menjangkau abses itu? Do Han tenang menjawab kalau ia akan memotong 3
- 4 cm usus untuk menjangkau abses itu.
Dan operasi pun dimulai.
Dan operasi pun dimulai.
Di ruang perawatan, Perawat Nam dan Perawat Jo harus
menerima omelan para ibu yang anak-anaknya terluka karena kejadian kaburnya Eun
Ok dan hanya bisa meminta maaf. Dr. Choi yang baru saja diberitahu akan
kejadian ini, hanya bisa menatap akibat yang terjadi karena lepasnya Eun Ok itu
dengan sedih.
Ia juga menyaksikan bagaimana dr. Go menyemprot Shi On dan
tak menggubris penjelasan Shi On. Ia pun masuk dan meminta dr. Go
meninggalkannya dengan Shi On berdua saja. Dr. Go tersenyum mengangguk dan
pergi meninggalkan mereka berdua.
Pada dr. Choi, Shi On langsung memberi penjelasan yang sama
seperti pada Do Han dan dr. Go. Tangan dan kakinya bergerak-gerak seakan panik
dan cemas, hingga dr. Choi menggenggam kedua tangannya dengan lembut, membuatnya
tangan dan kakinya berhenti bergerak.
Dr. Choi berkata kalau selama ini Shi On sudah belajar mengobati
anak-anak, dan sekarang Shi On harus mempelajari apa arti tanggung jawab. Shi
On mengatakan kalau benar-benar bukan ia pelakunya. Dr. Choi mengatakan kalau
ia percaya kata-kata Shi On, tapi orang lain tidak, “Kadang-kadang kau harus
bertanggung jawab walau itu bukan kesalahanmu.”
Logika dr. Choi tidak masuk di otak Shi On, “Jika aku tak
melakukannya, kenapa aku harus bertanggung jawab?”
Rapat komite pun diadakan secara mendadak. Targetnya adalah Park
Shi On dan dr. Choi. Penembaknya siapa lagi kalau bukan dr. Go dibantu dengan
dr. Kim.
Dr. Choi mengatakan kalau ia akan menggunakan wewenangnya
sebagai direktur untuk meminta dr. Park Shi On agar meninggalkan rumah sakit. Dr.
Go belum puas juga dan mengungkit tentang
pertanggungjawaban dr. Choi.
Chae Kyung langsung menyela kalau hal itu belum perlu
dilakukan, tapi dr. Kim malah menyuruh Chae Kyung untuk diam karena di sini
bukan tempatnya untuk bicara. Chae Kyung menjawab manis kalau sama seperti
anggota rapat yang lain, ia punya hak untuk bicara.
Dr. Choi menengahi dan mengatakan kalau ia akan mengundurkan
diri. Ucapan itu membuat dr. Go dan dr. Kim tersenyum lebar. Sayang, keputusan
dr. Choi dianulir oleh Wapresdir Kang yang mengatakan kalau Shi On akan
diberhentikan, tapi pemberhentian dr. Choi akan diputuskan pada rapat direksi
dan bukan sekarang.
Keputusan itu membuat Chae Kyung melihat Wapresdir Kang
dengan pandangan baru. Saat menuruni escalator, pada Wapresdir Kang ia bertanya
mengapa Wapresdir Kang sangat baik akhir-akhir ini? Wapresdir Kang kelihatan
sangat peduli pada dr. Choi dan Shi On.
Wapresdir Kang memasang wajah datar dan mengatakan kalau ia tak merasa
seperti itu.
Presdir Lee menelepon dr. Choi dan memarahinya. Seharusnya
dr. Choi berdiskusi dengannya dulu sebelum mengambil keputusan. Karena tidak
mustahil, para haters dr. Choi akan memaksakan pengunduran dirinya pada saat
rapat direksi. Dr. Choi menjawab kalau ia sudah siap menghadapi hal itu.
Presdir Lee berkata kalau ia akan mencoba mengulur waktu
rapat direksi hingga ia memiliki jalan keluarnya. Dr. Choi berkata kalau hal
itu tak perlu dilakukan. Tapi Presdir Lee memaksa, “Jika kau tak ada, kupikir
aku tak bisa berbuat apapun di rumah sakit ini.”
Operasi Eun Ok akhirnya berhasil dilakukan walau mereka
masih harus mengamati perkembangan selanjutnya. Kabar mengejutkan menanti Do
Han setelah ia keluar dari ruang operasi. Chae Kyung meneleponnya untuk
memberitahu hasil rapat komite.
Shi On mendatangi Yoon Seo yang terpekur lesu untuk bertanya
tentang hasil operasi Eun Ok. Ia menghela nafas lega mendengar cerita Yoon Seo
kalau operasi berhasil dilakukan. Ia juga memberitahu kalau ia benar-benar
menutup pintu dan ia tak bohong.
Ia tak mengerti kenapa dr. Go dan Do Han tak mempercayainya.
Bahkan dr. Choi yang katanya mempercayainya, juga mengatakan kalau ia tetap
bersalah. Ia bertanya apakah Yoon Seo juga berpikir kalau ia memang berbohong,
“Bukankah Anda mengatakan kalau Anda percaya pada saya?”
Mulut Yoon Seo terbuka, namun tertutup kembali, tak tega
menjelaskan yang sebenarnya. Dengan wajah datar, ia akhirnya hanya meminta Shi
On untuk kembali ke ruang jaga seperti perintah Do Han. Setelah Shi On pergi, Yoon Seo baru bisa
menumpahkan kegundahannya.
Do Han langsung menemui dr. Choi untuk mencegah keputusannya
untuk mundur. Dr. Choi berkata kalau ia sudah berjanji di depan orang banyak.
Ia tak pernah ingkar janji. Do Han langsung menyela frustasi, “Ini adalah janji
yang bisa Anda ingkari. Tak ada gunanya memegang janji pada orang-orang seperti
itu!”
Dr. Choi berkata dengan nada tinggi kalau tak ada janji yang
boleh diingkari. Namun dengan nada yang lebih lembut ia meminta Do Han untuk
tak memperpanjang masalah ini dan ia berterima kasih atas bantuan Do Han selama
ini.
Do Han tak menjawab, hanya bisa menatap gurunya dengan
sedih.
Di ruangannya, dr. Kim bertanya pada dr. Go, jika ia
menggantikan dr. Choi dan Direktur Lee menggantikan Presdir Lee, apa yang akan
didapat dr. Go? Dr. Go sok polos dengan mengatakan kalau ia tak memiliki ambisi
apapun. Ia hanya ingin menyenangkan koleganya (dr. Kim) dan keluarganya
(Direktur Lee).
Tapi dr. Kim bukan dokter bodoh. Ia langsung menebak kalau
Direktur Lee menjanjikan posisi kepala rumah sakit di daerah. Dr. Go masih
tetap innocent dan mengatakan kalau ia hanya ingin berkonsentrasi pada pasien.
Hhh.. puhleaseee… is the hell freezing now?
Dr. Kim pun juga tak percaya (seperti saya). Ia akan
mengikuti rencananya dr. Go, tapi ia jugamewanti-wanti agar rencana itu harus
berhasil. “Jika tidak, tamat riwayat kita.”
Pembicaraan mereka terhenti karena Do Han menyerbu masuk
ruangan. Tak mempedulikan kekesalan mereka karena ia tak mengetuk pintu, Do Han
mengatakan kalau ia sudah tak tahan lagi melihat tipuan licik mereka, “Apa
kalian pikir ini adalah akhirnya? Suatu saat nanti kalian akan menerima
balasannya.”
Tanpa menunggu jawaban, Do Han meninggalkan mereka yang
speechless.
Wapresdir Kang rupanya berpikir panjang. Ia segera pergi ke
ruang CCTV untuk menyelidiki kasus lepasnya Eun Ok. Sayang, di depan ruangan
Eun Ok tak ada CCTV. Dan mereka juga tak memiliki akses daftar orang yang masuk
dengan menggunakan kartu pegawai, karena bagian pediatrik sendiri yang memasang
sistem keamanan itu.
Walau begitu, mereka bisa mendapatkan daftar 10 orang
terakhir yang masuk ke dalam ruangan. Wapresdir Kang meminta agar bisa mendapatkan daftar itu, tapi ia
berpesan agar tindakan ini tak boleh ketahuan oleh siapapun.
Do Han menemui tunangannya, untuk curhat dan bertukar
pikiran tentang kejadian yang menimpa dr. Choi. Tapi bukannya mencarikan jalan
keluar, Chae Kyung malah mengatakan kalau Do Han kelihatan tak tak berdaya sama
sekali, “Kau marah, tapi tak bisa
melakukan apa-apa. Kau penuh ambisi, tapi kau tak punya kekuatan untuk
menyelesaikan masalah seperti ini.”
Whoa.. Chae Kyung-ssi, kau sedang memberi masukan,
mengkritik atau menghina? Benar-benar cara yang manis untuk menjatuhkan ego
pria, terutama tunanganmu sendiri.
Do Han mendesah mendengar Chae Kyung yang lagi-lagi
mengingatkan kalau keadaan seperti ini tak akan pernah terjadi jika Do Han
mematuhi kata-katanya.
Dr. Choi mendatangi
ruang jaga dan meminta Shi On untuk berganti baju. Shi On menolak karena
tugasnya masih belum selesai dan ia masih harus melihat kondisi Eun Ok terlebih
dulu. Tapi dr. Choi berkata, “Semuanya sudah selesai, Shi On. Mulai besok, kau
tak dapat kembali ke rumah sakit.”
Sun Joo yang kebetulan ada di ruangan, kaget. Shi On berseru
kalau tak ada satupun yang mempercayainya. Dr. Choi hanya bisa menggenggam
tangan untuk menenangkan Shi On yang cemberut kecewa.
Sun Joo segera pergi menemui Yoon Seo untuk memberitahu
kejadian yang tak sengaja ia dengar tadi.
Sudah tak memakai jas dokternya, Shi On pergi, tapi tidak
menuju ke arah pintu keluar. Di tengah jalan, ia bertemu dengan Do Han yang
mengatakan kalau arah lobi bukan ke sini. Shi On berkata kalau ia akan
berpamitan pada Yoon Seo dan yang lainnya .
Dengan dingin Do Han berkata kalau hal itu tak perlu,
karena mereka tak punya kenangan yang
manis bersamanya,”Mulai sekarang, jangan menimbulkan masalah dengan orang yang
kau temui. Jangan berpikir kalau kau mampu mlakukan semuanya sendiri. Dan..,”
dengan nada lebih lunak Do Han melanjutkan, “Jalani hidup yang cocok untukmu.
Ini adalah nasehat terakhir yang dapat kuberikan padamu.”
Di ruangannya, dr. Choi memandangi foto-fotonya bersama Shi
On dengan sedih. Ia tak dapat menahan air matanya melihat foto Shi On saat ia
masih kecil dan saat ia diwisuda menjadi dokter.
Begitu pula Yoon Seo yang segera kembali ke ruang jaga dan
tak menemukan Shi On di sana. Ia mencoba menelepon Shi On, tapi Shi On tak mau
mengangkatnya walau ia sebenarnya masih ada di dalam rumah sakit. Ia sekarang
berada di depan ruangan Eun Ok dan puas hanya memandanginya sebentar. Ia
kemudian pergi.
Yoon Seo mencari-cari Shi On kemana-mana. Dan ia masih
sempat melihat Shi On di lobi. Ia mengejarnya dan berteriak memanggilnya. Tapi
Shi On terus berjalan, tanpa menoleh sedikitpun. Yoon Seo akhirnya berhenti dan
memandangi punggung Shi On dengan sedih dan berkata dalam hati, “Baiklah.
Mungkin ini yang terbaik untukmu.” Tanpa sadar air matanya mengalir.
Shi On terus berjalan. Hanya setelah ia sampai di jembatan
penyeberangan, ia menoleh ke belakang, ke arah gedung rumah sakit yang
menjulang dan berkata dalam hati, “Hyung, maafkan aku. Lain kali aku akan
berbuat lebih baik lagi. Aku akan menjadi seorang dokter.”
Do Han juga duduk sendiri, hatinya ternyata tak sedingin
yang ia perlihatkan pada Shi On. Ia memandangi rubric 12 sisi yang sudah rapi
dan berkata dalam hati, “Park Shi On, jangan mencari masalah. Jika kau mampu,
hindarilah. Jika kau mampu, bersembunyilah. Kumohon.”
Shi On masih belum bisa melupakan jiwa dokternya. Saat
melihat ambulans rumah sakitnya berlalu dengan sirene meraung-raung, ia refleks
berbalik untuk kembali. Namun ia teringat statusnya sekarang, dan ia pun
berbalik lagi dan meneruskan langkahnya.
Yoon Seo menunggui Eun Ok dan melihatnya bangun. Sikap Eun
Ok masih sama padanya, saat ia mengulurkan tangan untuk membelainya, Eun Ok
berpaling menolaknya. Yoon Seo teringat ucapan Shi On yang mengatakan tentang
bagaimana manusia harus menyelaraskan hatinya dengan hati hewan.
Maka Yoon Seo pun
merendahkan badannya, dan perlahan menyentuh dada Eun Ok. Perlahan kemudian, Eun Ok pun mengulurkan tangannya, memegang tangan Yoon Seo.
Yoon Seo tersenyum, menyadari apa yang dikatakan Shi On
benar adanya. Dan gelombang kesedihan menerpa dirinya lagi.
Dari luar, terdengar suara wanita yang memanggil-manggil Eun
Ok, menyuruhnya keluar, membuat Eun Ok panik dan menggeleng-gelengkan kepala.
Yoon Seo menoleh ke arah suara itu, menyadari siapa sebenarnya orang yang
membuat Eun Ok seperti ini.
Maka mereka pun menemui bibi Eun Ok yang marah-marah karena
berani-beraninya mengoperasi Eun Ok tanpa persetujuannya. Yoon Seo menjawab
kalau persetujuan wali sudah cukup untuk melakukan operasi dan bertanya
bagaimana wanita itu bisa tak dihukum?
Dengan congkak, bibi Eun Ok menjawab kalau ia cukup mendapat
peringatan saja, “Memang apa salahku? Aku memberinya makan dan membesarkannya.
Sekarang keluarkan dia!”
Yoon Seo mendengus mendengar ucapan itu. Perawat Nam lebih
sopan. Ia mengatakan kalau Eun Ok akan keluar rumah sakit jika sudah sembuh.
Tapi bibi Eun Ok tak mau tahu. Ia harus membawa Eun Ok sekarang juga, membuat
Yoon Seo menyela, “Dan kau akan membesarkannya seperti anjing lagi?”
“Memang apa masalahmu kalau aku membesarkannya seperti
anjing ataupun sapi?!” bentaknya, membuat Perawat Nam hilang sabar dan balas
membentaknya, “Kenapa kau tak menyerahkannya pada orang lain saja agar bisa
diadopsi?!!”
Yoon Seo menambahkan kalau Eun Ok memiliki tak bisa bicara,
memiliki masalah psikologis dan kesehatan yang tak terhitung banyaknya,
“Bagaimana mungkin kau menyebut dirimu adalah keluarga kalau kau yang
membuatnya seperti ini?!”
Bibi Eun Ok marah dikatai seperti itu dan tangannya sudah ke
atas untuk menampar Yoon Seo. Perawat Jo-lah yang masih bersikap sabar dan
menurunkan tangan bibi Eun Ok. Tapi Yoon Seo sudah tak sabar. Ia menyuruh bibi
Eun Ok untuk pergi dan membawa surat perintah pengadilan jika ingin
mengeluarkan Eun Ok.
Perawat Jo mengantarkan bibi Eun Ok yang masih marah-marah
dan mengatai Yoon Seo dan Perawat Nam. Ia terus mengomel hingga tersentak kaget
karena mendengar suara gebrakan di belakannya. Ternyata Perawat Jo menatapnya
dengan garang, dan berkata, “Selain menjadi perawat, aku punya pekerjaan
lainnya.”
Tangannya bergerak seperti memotong daging (sapi? Manusia?),
membuatnya bibi Eun Ok beringsut ketakutan. Lift berdenting dan suara Perawat
Jo menjadi manis dan berkata, “Pintunya telah terbuka.” Bibi Eun Ok
terbirit-birit masuk lift dan buru-buru memencet tombol tutup. Perawat Jo
tersenyum saat ada pasien lewat, namun matanya kembali garang menatap bibi Eun
Ok hingga pintu lift tertutup.
Ia kembali ke ruangan Eun Ok. Di sana sudah ada Yoon Seo dan
Perawat Nam yang khawatir karena bibi Eun Ok berhasil lolos dari hukuman karena
kurangnya bukti. Perawat Nam sering melihat kasus seperti ini dan Komite
Perlindungan Anak hanya memberi peringatan saja. Yoon Seo mengeluh kalau terus begini, anak-anak
seperti Eun Ok akan mati.
Eun Ok mencengkeram sprei, ketakutan. Perawat Nam berkata kalau di saat sepert ini, akan
lebih baik kalau Park Shi On masih ada di rumah sakit. Perawat Jo setuju karena
Shi On mengerti dan sangat menyukai Eun Ok.
In Hye dan anak-anak lainnya terkejut mendengar Sun Joo mengatakan kalau Park Shi On sudah tak ada di rumah sakit lagi. In Hye benar-benar kesal pada manajemen rumah
sakit karena mengeluarkan Shi On padahal Shi On tak melakukan kesalahan yang
besar.
Ia pun menelepon Shi On. Dan aww… dering handphone Shi On
adalah lagunya pororo.. haha.. cute. Namun Shi On malah mematikan saat melihat
dari siapa panggilan itu berasa. Namun ia masih mau membuka SMS, karena matanya
langsung membuka saat membaca SMS dari In Hye : dr. Park, rasanya aku sakit sekali. Sepertinya aku akan mati.
Buru-buru Shi On menelepon In Hye, dan panik saat mendengar
erangan In Hye. In Hye mengaduh kesakitan dan berkata, “Hatiku sakit sekali ..”
Haha.. alay juga si In Hye. Ia sendiri langsung merinding
mendengar kata-kata alaynya. Dan akhirnya Shi On tahu kalau ia berbohong. Tanpa
basa-basi, In Hye bertanya di mana Shi On sekarang.
Sementara anak-anak lain membicarakan kejadian sebelum Eun
Ok keluar. Mereka sepakat kalau mereka melihat sendiri kalau Shi On sudah
mengunci pintunya. Tapi anak laki-laki masih merasa takut pada Shi On karena Shi
On tak pernah tersenyum dan hanya menatap mereka. Dan salah satu anak
memberitahu ucapan ibunya yang mengatakan kalau Shi On sedikit gila. Tentu saja
Yae Eun membelanya, karena tak mungkin orang gila bisa menjadi dokter.
Pembicaraan mereka terhenti karena melihat In Hye yang
mengendap-endap keluar dengan memakai baju bebas. In Hye hanya meletakkan
telunjuk di mulut, menyuruh mereka diam.
Komentar :
Entah kenapa, saya kok kurang nyaman dengan para dokter dan
suster yang mengeluh di depan pasien ya? Secara spesifik adalah Yoon Seo, Perawat
Nam dan Perawat Jo. Dulu mereka juga pernah melakukan hal ini saat membicarakan
pasien yang perlu konsultasi psikologis sebelum operasi. Dan sekarang adalah
Eun Ok.
Apa mereka tak melihat betapa ketakutannya Eun Ok? Apa
sebaiknya mereka tak membicarakan hal seperti itu di depan Eun Ok? Tapi itu
hanya saya, sih.. Dan saya juga bukan dokter.
Tak disangka, orang yang cukup pintar untuk menyelidiki
sistem keamanan kamar Eun Ok adalah Wapresdir Kang. Di pihak siapakah dia? Sebenarnya
siapa yang ingin dihancurkan?
Ia adalah kepanjangan tangan dari pria misterius itu.
Sebenarnya apa motifnya mengintervensi rumah sakit? Sampai episode ini, saya
masih belum bisa menebaknya. Siapa yang sebenarnya ingin dibidik? Presdir
Lee-kah? Atau Chae Kyung? Atau keduanya? Atau mereka berdua yang mungkin
menjadi pewaris RS USW setelah suami/ayah mereka meninggal?
Saya setuju denga Irfa yang mengatakan kalau mungkin membimbing Shi On akan mengobati rasa bersalah Do Han pada adiknya. Melepas seorang autis, bahkan seorang anak pun, tak bisa dilakukan dengan langsung.
Sedikit sharing pengalaman yang semua ibu pasti pernah mengalami saat melepas anaknya untuk masuk TK. Saya tak berani melepas anak langsung tanpa pengawasan. Anak itu saya lepaskan perlahan-lahan. Hari pertama, ditemani dan dilihat kondisi psikologis anaknya. Jika sudah berani, hari kedua, hanya diawasi dari jauh dan tetap diamati perkembangannya. Hari ketiga, dilepas, tapi diikuti diam-diam. Jika terjadi suatu masalah, maka si ibu bisa muncul sewaktu-waktu untuk mendampingi si anak.
Tingkat kematangan setiap anak pun bisa berbeda. Anak pertama saya jauh lebih siap masuk TK daripada yang kedua. Maka proses pendampingan anak kedua jauh lebih lama daripada anak pertama. Mungkin seperti itulah yang harus dilakukan Do Han pada Shi On. Proses healing untuk Shi On, juga healing untuk Do Han.
Kasian Eun Ok,, rgemes banget liat bibinya >_<
ReplyDeleteSemoga shi on bisa cpt kembali bertugas d Rs lagi,, dan semoga pelaku keributan yg sebenarnya cpt ketahuan dan dihukum,, Grrrr
Gomawo noona,, ditunggu sinopsis selanjutnya ^^
min... yung yi dilanjut dung....T.T
ReplyDeleteMakasih ♈Ã¥ sinopnya,,ttp semangaat..
ReplyDeletePoor Shi on... Kasian.. mkin seru aj.. Bnyk mistery.. Hah!???
ReplyDeleteRena
Poor Shi on... Kasian.. mkin seru aj.. Bnyk mistery.. Hah!???
ReplyDeleteRena
kyaa~
ReplyDeletejeongmal mianhae eonni aku bru comment
kmren" pas baca sinopsisnya ga bsa coment karena eror opera web nya
mianhae
:'(
ampun nih aku sama kata" do han yang bilang ke shi on kalau shi on jangan menimbulkan masalah lagi dgn orng yg kau temui
langsung jleb ke hati
:'( :'(
eonni DAEBAAAAK !!
semangat ya nulis sinopsisnya
aku akan terus menanti
:-*
by : sarah
Kasiann sekalii liat oppa shi on,,,
ReplyDeleteBuat eoniiiii smngattt yaaaa
makin seru, ditunggu lanjutannya ya mba...semangat :)
ReplyDeletemba deeeee...part 2 please
ReplyDeletesebenernya wapresdis tuh kenapa sih? kayaknya dia beda pihak deh sama si chae kyung...
ReplyDeletefighting ya mbak buat yg part 2...!
Bnyak bgdd sii org jahat nya -__-"
ReplyDeleteditunggu sinopsis selanjut ya :)
ReplyDeleteHEALING XD
ReplyDeleteThankyou sinopsisnya,sebagai orangtua dari anak berkebutuhan khusus seperti shi on,saya dan teman2 seperjuangan merasa melihat harapan pd putri kecil saya,jjang deh pokoknya,semoga indonesia jg bisa bikin drama2 inspirasional seperti ini,bukan hanya sinetron beratus episode yg geje
ReplyDeletePart 2 mbak, slalu di tunggu.
ReplyDelete@anonymous yg d atas.. Pliss dunk anda yg bikin biar ga gaje film/sinotron d indonesia ini
ReplyDelete@mba dee n irfa .. Maksih sinop na :)
baru kali ini buka blog mbak Dee lewat PC n headernya Yoochun semua,,hahaha gantengnyaa yoochun,, katanya yoochun mau main film yaa mbak dee??? hooreee^^
ReplyDeletetp katanya juga ad adegan ranjangnyaa,,,, TIDDAAAKK,, ;(
*maaf komenya ga nyambung ama good doctor,,hehehe
yaa shi on kembalilah kerumah sakit
ReplyDeleteDo Han sadarlah kembalikan shi on ke posisinya " kan enak klo pas diruang operasi ada yang do han ga tahu, bisa tuh dapat ide dari shi on dengan teori-teori berliannya.
dari pengalaman bunda dee untuk anak. dapat pengetahuan baru untuk anak2
#Vi808
Saya setuju dgn komentarny, seharusny tenaga kesehatan dr perawat smpai dokter tidak boleh berbicara keadaan pasien didepanny kecuali saat dokter sedang visit/penjelasan perawat jaga kepada dokter. Etika dokter harus di utamakan.
ReplyDeleteceritanya biasa ttp noce guy :( :)
ReplyDeleteMungkin si pria misterius itu mantan suaminya ibu tirinya cha kyung jd dia agak mau bales dendam gitu ke dia *ngasal*
ReplyDelete