Naoki baka! Baka! Baka! Baka!!
Spoiler Itazura na
Kiss – Love in Tokyo Episode 14
Direktur Oizumi datang ke kantor Naoki, ingin mengenalkan
cucunya pada Naoki dan menjodohkan mereka. Di luar dugaan, Naoki memberitahukan
rencana Direktur Oizumi pada kedua orang tuanya di rumah sakit dan mengatakan
kalau ia ingin melakukan rencana perjodohan itu. Ia mengajak ibunya untuk mengikuti
acara perkenalan ini.
Orang tua Naoki tak setuju. Papa Irie marah dan menganggap
Naoki meremehkan kemampuannya yang sudah membesarkan perusahaannya. Mama Irie mengatakan
kalau Naoki harus menikah dengan orang yang ia cintai.
“Aku menyukainya,” kata Naoki, “Aku sudah menyukai gadis itu
saat melihat fotonya.”
Tak hanya orang tua Naoki yang terkejut. Tapi juga Kotoko,
Yuki dan Papa Aihara yang mendengar dari balik pintu.
Kotoko sangat sedih dan menceritakan hal ini pada teman-temannya.
Sepeninggal Kotoko, Jinko dan Satomi dibuat bengong oleh Kinchan yang juga
mengungkapkan kekecewaannya karena selama ini Kotoko sudah berusaha keras untuk
Naoki malah sekarang Naoki mau melakukan perjodohan. Bahkan mereka sempat
berkomentar, “Kinchan, kedengarannya kau seperti ingin mereka berdua jadian.”
Kinchan membantah bukan itu yang dia maksud, “Aku hanya
ingin melihat Kotoko tersenyum.”
Aww..
Kotoko masih tak percaya kalau Naoki mau dijodohkan. Ia
teringat saat Naoki mengungkapkan kegalauannya akan perusahaan dan impiannya
menjadi dokter. Saat itu ia merasa
mereka berdua sudah lebih dekat. Tapi ternyata tidak.
Karena memikirkan Naoki, Kotoko tak sengaja memecahkan mangkuk hingga jarinya terluka. Mama Irie melihat hal
ini dan sambil mengobati jari Kotoko, Mama Irie mengatakan kalau ia tak percaya
putranya mengatakan hal yang sebenarnya.
“Walau aku akui kalau aku ingin Naoki mengambil alih
perusahaan Pandai, tapi setiap aku melihatnya, aku merasa kalau bukan ini yang
Naoki ingin lakukan. Kurasa Naoki merasa bertanggung jawab atas ayahnya yang
sakit parah dan ia mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan perusahaan.”
Duh.. memang ibu yang paling ngerti anak-anaknya, deh..
Karena itu.. ibu berencana akan melakukan ‘sesuatu’ di acara
perkenalan itu.
Kabar perjodohan itu sampai juga ke telinga Matsumoto
Yuko. Yuko kaget mendengar gadis yang
dijodohkan adalah cucu dari Direktur Oizumi, yang terkenal di dunia bisnis. Dan
ia mendengar kalau cucunya itu benar-benar seorang Putri, yang bersekolah di
sekolah elit. Ia tak suka ada gadis yang muncul dan langsung merebut Naoki dari
mereka.
Kotoko keceplosan kalau Mama Irie akan melakukan sesuatu
untuk mengacaukan perkenalan ini. Setelah
mengorek informasi dari Kotoko yang polos, Yuko pun berkata, “Kali ini aku akan
bergabung denganmu.”
Di hari perkenalan itu, Naoki dan Mama Irie mendatangi
tempat pertemuan dengan Direktur Oizumi yang sudah menunggu mereka.
Begitu pula Kotoko dan Yuko yang mengendap-endap menjadi tukang kebun. Tukang kebun yang
bersenjatakan teropong.
Sohoko, yang tak menyangka kalau pria yang akan dikenalkan
padanya adalah Naoki, malu-malu bertanya apakah Naoki masih mengingatnya? Naoki
menjawab, “Aku tak pernah melupakan gadis secantik dirimu.”
Ihh… ketauan banget deh Naoki bohong. Mana pernah Naoki
ngomong semanis ini?
Mama Irie pun juga selalu berkata manis, tapi kata-kata
manisnya selalu menjatuhkan Naoki. Saat Sohoko
merendah, mengatakan kalau hobinya adalah hobi yang membosankan seperti memasak
dan menjahit, Mama Irie mengatakan kalau itu memang membosankan.
Saat Direktur Oizumi memuji cucunya yang anggun seperti
wanita Jepang jaman dulu, Mama Irie mengartikan, “Wow, wanita Jepang tradisional
jaman dulu? Sangat tua sekali.”
Bwahaha.. Naoki kesal bukan main mendengar ibunya
menjelek-jelekkan Sohoko. Tapi tidak itu saja, Mama Irie juga menjelek-jelekkan
Naoki dengan mengatakan kalau Naoki itu jahat kalau orang yang diajari tak
mengerti juga (saat Sohoko merendah saat mengatakan kalau ia tak pintar tenis).
Selain mengatakan kalau Naoki itu sangat populer di antara
para gadis namun juga ‘pemalu’. Saking pemalunya, Naoki pernah menolak surat
cinta seorang gadis di depan orang banyak. Bahkan Mama Irie juga mengatakan
kalau Naoki pernah tinggal bersama dengan seorang gadis di rumah mereka. Sohoko
pun juga merasa kalau Mama Irie sangat menyukai gadis yang tinggal di rumah
Naoki.
Naoki merasa cukup mendengar ibunya dengan sengaja menjelek-jelekkan
dirinya dan Sohoko. Ia pun mengajak Sohoko jalan-jalan dan melirik tajam pada
ibunya yang mengatakan ingin ikut. Mama Irie pun mengurungkan niatnya.
Maka sekarang gantian Kotoko yang melancarkan serangannya.
Pertama dengan menyalakan alat penyiram otomatis ke arah Sohoko, sehingga
kimono Sohoko akan basah dan Sohoko harus pulang ke rumah. Yuko berkomentar
kalau cara Kotoko ini simple sekali. Tapi menurut Kotoko, yang paling simple
itu yang berhasil.
Heheh.. atau jangan-jangan Kotoko nggak tau cara yang lebih
advanced, ya?
Namun dengan cara yang sederhana saja, tak berhasil.
Sprinkler itu tak mau menyala saat Kotoko menekan alat itu. Setelah Naoki dan
Sohoko lewat, mereka, yang penasaran,
memeriksa sprinkler itu dan tiba-tiba alat itu menyemprotkan air ke muka
mereka.
Teriakan mereka terdengar, sampai Sohoko khawatir. Tapi Naoki
menenangkannya, mengatakan kalau itu hanya suara para tukang kebun.
Strategi pertama gagal, maka dijalankanlah strategi kedua.
Yaitu melemparkan sekotak ulat hijau. Yuko berkata kalau cara Kotoko itu
kekanak-kanakan sekali, tapi ia tetap mengikuti strategi itu.
Dilemparkanlah ulat-ulat itu. Dan seperti dugaan Kotoko,
Sohoko ketakutan. Tapi yang diluar dugaannya, Naoki malah memeluk Sohoko dan
mengambil ulat itu dari kimono Sohoko. Dan melemparkannya ke arah Kotoko lagi.
Ihh… Naoki usil banget, sih.. Jelas saja Kotoko dan Yuko
ketakutan. Mereka pun menjerit panik dan akhirnya tercebur ke kolam.
Sohoko kembali khawatir mendengar teriakan itu. Tapi Naoki
kembali menenangkannya, mengatakan kalau ada tukang kebun yang sedang
membersihkan kolam.
Hasilnya, Kotoko bersin-bersin sesampainya di rumah. Tapi
Mama Irie menenangkan, kalau usaha mereka pasti membuahkan hasil. Ia berhasil
menampilkan citra calon ibu mertua yang jahat, dan Sohoko pasti tak akan mau
menjadi menantunya.
Telepon pun berdering, dan mereka menguping Naoki yang
menerima telepon. Betapa kagetnya mereka mendengar Naoki berkata kalau Sohoko
masih ingin melanjutkan perjodohan ini. Mereka
lebih kaget lagi saat Naoki mengatakan sekali lagi, “Aku menyukainya. Jadi
kumohon, ibu jangan melakukan hal seperti itu lagi.”
Naoki pun menatap Kotoko dan berkata, “Kau juga.”
Kotoko tersenyum, memasang wajah polos, “Hah? Apa?”
“Kelihatan jelas sekali,” kata Naoki tajam. Kotoko pun
menjawab lirih, “Maafkan aku,” tapi Naoki sudah pergi meninggalkan mereka.
Mama Irie tak percaya kalau Naoki benar-benar serius. Dan Kotoko
pun semakin patah hati mendapat teguran dan menghadapi kenyataan ini.
Ia pun memberitahu Yuko kalau perjodohan ini masih tetap berlanjut.
Bahkan Naoki dan Sohoko sudah berkencan beberapa kali dalam seminggu sehingga
Naoki selalu pulang malam, membuat Mama Irie semakin kesal. Yuko mengaku kalah, karena saingannya
sekarang adalah cucu Direktur Oizumi.
“Tapi jika aku harus menyerah akan Naoki, aku berharap aku
menyerah padamu,” kata Yuko tiba-tiba, membuat Kotoko kaget. Yuko pun
melanjutkan, “Karena jika gadis itu adalah dirimu, pada akhirnya Naoki akan
menyesalinya. Ia akan berpikir, ‘Aku seharusnya memilihi Matsumoto Yuko saat
itu..’”
LOL. Bahkan Kotoko pun bingung, apakah Yuko sedang
menghinanya?
Yuko mengakui usaha Kotoko yang kadang tak ada gunanya, tapi
Kotoko konsisten melakukannya, “Aku juga tahu kalau ia pernah menciummu.”
“Tapi.. itu..,” Kotoko tak tahu bagaimana menjelaskan ciuman
saat kelulusan itu.
Namun dengan nada tulus, Yuko mengatakan, “Aku akan
mendukungmu.”
Damn.. kenapa saya juga lebih suka kalau Yuko yang jadi
saingan Kotoko saja, ya?
Kotoko pulang dan tak sengaja mendengar percakapan Naoki
dengan Sohoko di telepon yang membicarakan kencan mereka besok. Naoki pun
melihat Kotoko. Dengan canggung, Kotoko menyapa Naoki dan bertanya apakah Naoki
akan kencan dengan Sohoko? “Aku hanya ingin tahu. Maaf, tapi ini memang bukan
urusanku, ya?”
“Kami akan pergi ke Omotesando. Ada pertunjukan perdana dari
seorang seniman yang didukung oleh Direktur Oizumi,” kata Naoki menjelaskan.
“Oh.. Aku mengerti.”
“Apakah kau akan mengikutiku lagi?” tanya Naoki tiba-tiba,
mengagetkan Kotoko. “Apakah kau akan berpura-pura lagi menjadi tukang
bersih-bersih di pesta itu?”
Kotoko tertawa mendengar kata-kata Naoki.
Namun tawa itu menghilang setelah Naoki pergi. Kentara
sekali kalau Kotoko terluka mendengar kata-kata Naoki.
Dan mungkinkah Naoki juga terluka setelah mengucapkan
kata-kata itu?
Kotoko tak memiliki semangat setelahnya. Dan teman-temannya
melihat hal itu. Kotoko bahkan tak selera makan makanan yang khusus dibuat
Kinchan untuknya. Mereka mencoba membesarkan hati Kotoko kalau akan lebih baik
bagi Kotoko jika Naoki yang tak punya hati itu menikahi orang lain.
“Aku tahu kalau ini mungkin hanya imajinasiku saja. Tapi akhir-akhir
ini aku merasa kalau jarak kami sudah lebih dekat,” kata Kotoko pelan.
Kinchan diam mendengar kata-kata Kotoko. Ia teringat saat ia
mengintip di malam natal lalu. Hanya ia yang tahu tatapan sayang Naoki pada
Kotoko saat Kotoko make a wish.
Jinko pun mengatakan kalau ia juga berpikir kalau Kotoko dan
Naoki akan jadian. Satomi meminta Jinko untuk tak mengatakan hal itu, karena
malah semakin melukai Kotoko. Naoki sudah bersama dengan Sohoko, dan perjodohan
bukan sesuatu hal yang dianggap remeh, ”Karena pernikahan seperti itu adalah
antara dua keluarga. Kau tak bisa mengatakan, “Aku tak menyukainya lagi’ dan langsung
menghentikannya.”
Jinko menghela nafas dan menyadari kalau Naoki tentu sudah
memahami tentang hal ini dan adalah keputusannya yang tetap melanjutkan
perjodohan ini.
Kotoko dan Mama Irie menunggu Naoki yang tak kunjung pulang.
Pada Mama Irie, ia mengatakan kalau ia akan keluar membeli minuman di toko.
Mama Irie hanya bisa menghela nafas, menyadari kalau Kotoko tetap tak bisa
melupakan Naoki.
Di jalan, Kotoko mendengar suara orang yang ia kenal. Ternyata
Kinchan sedang bicara dengan Naoki. Ia pun segera bersembunyi di belakang pohon
dan mendengarkan.
“Sebenarnya bagaimana perasaanmu pada Kotoko?”
“Itu bukan urusanmu.”
“Itu urusanku. Selama ini kau selalu tak menolak
perasaannya. Kotoko adalah orang yang paling berharga untukku. Dan kau malah
mempermainkan perasaannya. Bagaimana mungkin aku hanya diam saja?”
“Jadi apa yang akan kau lakukan?”
“Aku akan merebut Kotoko darimu,” kata Kinchan, tapi ia segera
mengoreksi kata-katanya sendiri, “Tidak. Aku akan melindunginya.”
Kotoko tertegun mendengarnya.
Melihat Naoki hanya terdiam, Kinchan melanjutkan
kata-katanya, kali ini lebih lantang, “Jadi mulai sekarang jangan ganggu kami.
Kau pasti mengerti karena kau juga punya gadis yang ingin kau nikahi. Jika
gadis itu sangat kau hargai, begitu pula Kotoko bagiku. Aku tak tahan melihat penderitaan
Kotoko.”
Naoki tetap terdiam, membuat Kinchan tak sabar dan bertanya
keras, “Apa jawabanmu?”
Naoki tetap diam. Kotoko memejamkan mata, berharap Naoki
mengatakan hal yang selalu dikatakan Kotoko
mencintaiku. Kata-kata itu cukup bagi Kotoko.
Setelah beberapa saat, Naoki pun menjawab, “Sesukamulah.. ,”
dan ia pun berbalik pergi.
Kotoko tertegun, tak menyangka akan jawaban Naoki.
Kinchan pun berteriak, “Oke.. kalau kau menyuruhku seperti
itu. Jangan ikut campur lagi. Mengerti? Ini janji di antara pria!”
Naoki tetap berjalan, tak menghentikan langkahnya
sedikitpun. Hanya tinggal Kotoko yang tetap berdiri di balik pohon, merosot,
duduk menangis dan dalam hati bertanya, Apakah
sekarang saatnya untuk berhenti? Saatnya menyerah?
Naoki lagi-lagi berbaring di kamarnya yang gelap. Tak tidur
dan juga tak ganti baju.
Yuki masuk kamar dan bertanya apakah Naoki serius untuk
menikahi Sohoko? Naoki menjawab kalau hal itu mungkin akan terjadi. Dan Yuki
pun bertanya, “Apakah kau mencintainya?”
Naoki bangkit dan bertanya mengapa Yuki tiba-tiba bertanya
hal seperti ini. Yuki pun mengatakan kalau ia tahu jika Naoki mencintai Kotoko,
karena ia melihat Naoki mencium Kotoko saat di rumah sakit dulu.
Naoki tak menjawab pertanyaan adiknya malah berkata, “Suatu
saat aku akan mengenalkan Sohoko padamu. Ia cantik dan pandai memasak.” Naoki membelai
kepala Yuki, “Aku yakin kalau kau pasti menyukainya. Ia sangat cocok untukku.
Kuyakin semuanya pasti akan baik-baik saja.”
Yuki menatap kakaknya khawatir.
Keesokan harinya, walau tak bersemangat, Kotoko pergi ke
kampus. Sudah ada Kinchan yang menunggunya dan memberitahukan menu spesial
kantin hari ini dan ia juga berjanji untuk memberi porsi ekstra. Kotoko hanya
tersenyum lemah dan berterima kasih.
Kinchan sepertinya serius dengan niatnya kemarin, karena ia
mengajak Kotoko untuk nonton film hari Minggu ini, “Apakah kau mau pergi
denganku? Aku mendapat tiket dari pelanggan restoran. Kau bisa mengajak Jinko..”
“Tentu saja.”
“Hah? Kau mau?”
“Iya. Aku mau. Kita pergi berdua saja,” jawab Kotoko.
Kinchan masih tak percaya, “Uhmm.. maksudnya.. ini kencan..
Apa kau yakin?”
Kotoko tersenyum kecil dan mengatakan kalau Kinchan telah
membantunya selama ini saat Papa Irie masuk rumah sakit, dan ia ingin membalas
kebaikan Kinchan dengan menerima ajakan Kinchan.
Sepeninggal Kotoko, Kinchan mengepalkan tangan, bahagia.
Asisten Naoki memberitahu Naoki kalau Papa Irie sudah
diperbolehkan pulang dan rencananya akan diadakan pertemuan resmi antar kedua
keluarga setelah Papa Irie keluar dari rumah sakit. Naoki berterima kasih pada
asisten itu, tapi asisten itu yang malah berterima kasih pada Naoki, “Direktur
Oizumi menjanjikan kita dukungan finansial yang sangat besar. Jadi perusahaan
kita sekarang aman.”
Kotoko berjalan di dalam kampus, dan tak seperti biasanya,
ia mengambil jalan lain yang lebih sepi. Dan ia berkata dalam hati, “Aku dan
Irie-kun mulai berjalan menjalani sendiri kehidupan kami..
.. Dan semakin jauh jalan hidup itu, aku bertanya-tanya, masa
depan seperti apa yang menunggu kami?”
Komentar :
Kalau boleh menjawab pertanyaan Kotoko yang terakhir, Kotoko
dan Naoki akan menjalani masa depannya dengan baik.
Naoki pasti akan menjalani kehidupannya tanpa keluhan
bersama Sohoko. She is a perfect girl after all. Seperti yang dikatakannya pada
Yuki, Sohoko itu gadis cantik, pintar memasak dan sangat cocok untuk Naoki. Papa
Irie pun tak perlu pusing memikirkan kelangsungan perusahannya. Naoki akan mewarisi
perusahaannya yang akan didukung oleh keluarga besan.
Mereka berdua sangat cocok sekali. Seperti sepasang kembang
api yang indah. Beneran, deh..
Begitu pula Kotoko dan Kinchan. Melihat preview episoe 15,
Kotoko akan senang saat kencan dengan Kinchan. Ia mengalami kencan yang
menyenangkan, yang mungkin tak pernah bisa ia dapatkan saat bersama Naoki.
Jika mereka menikah, mereka akan saling mendukung. Dan Papa
Aihara pasti juga senang mendapatkan menantu yang bisa menjadi chef yang
menggantikannya. Mereka berdua sangat bersemangat, seperti sepasang api yang
menyala.
Kehidupan pernikahan Naoki nanti pasti akan baik-baik saja.
Menilik sifat Naoki, ia pasti bisa menahan semuanya. Kata-kata witing tresno
jalaran saka kulino itu benar-benar manjur. Cinta ada karena biasa. Cinta Naoki
pada Sohoko nanti pasti akan tumbuh. Begitu
pula dengan Kotoko jika ia menikah nanti. Kotoko juga pasti akan bahagia.
Saya dapat membayangkan bagaimana Naoki menjadi suami Sohoko
dan bagaimana Kotoko menjadi istri Kinchan.
Everyone is happy. Is .. it?
Mereka mungkin akan berbahagia. Tapi pertanyaannya,
sebahagia apa? Sebahagia apa melihat sepasang kembang api yang tak menyala? Sebahagia
apa melihat sepasang api yang menyala?
Alangkah bahagianya jika kembang api itu menyala dan
berpijar di udara.
Selanjutnya : Itazura na Kiss episode 15
aduh pengen liat kotoko sama naoki nikah deh...
ReplyDeletekembang api yang menyala?
ReplyDeletekenapa gag langsung bilang aja mba dee lebih setuju naoki & kotoko :)
naoki as kembang api, kotoko as api yg menyala,,
betul..betul..betul..
hayoo ngaku mba dee ^^
=adhe=
Mba dee, kenapa gak bikin sinopsisnya aja sekalian sih. Hazuki kayaknya ga bisa nerusin sinopsis itakis lit deh mba. Please ya mba bikin sinopsisnya tinggal 2 episode lagi nih.... semangat ya mba dee!!! Fighting!!!
ReplyDeleteKpn kluar sinopsis nya mba ??
ReplyDeleteaduh nonton ittakiss p 14 itu rasanya kayak naik roller coaster,, kadang seneng bgt ketawa2 liat tingkah lucu Kotoko,, tapi kesringannya nylkit liat kisah cintanya,, naoki bakaaaaaaaaaa
ReplyDeletegak pa2 dech cm spoiler aja, lumayan jd ada gambaran....
ReplyDeleteapalagi kl dee mau bikin sinopnya lebih okeee lg.... hehhehhe
semangka...semangat kaka
liat episode ini ..
ReplyDeletejadi ngerasa aku yang sakit hatinya ..
hhe ..
rasanya nyesek banget ..
pengalaman pribadi soalnya ..
hahha ..
*curcol
Mb dee, tqu so much #hug :)
ReplyDelete-trifena-
hiikks,, mbakk deeee,, akhirnyaa setelah sekian lama bolak balik ne blog menantiii sop iler itakiss akhirnyaa muncul jugagg,,,
ReplyDeletehahahaaa mbak dee gregetann juga rupanyaa,, ho''oh mbakk he is baka,, very very baka,, sebell bgt ma naoki,, tapii ya disatu sisi yaa kasiann jga diaa,, tapii yaa nyebelinn,, tinggal 2 mggu lagi yaahh, huuuuhh,,
kayaknyaa ne dorama booming bgt yaa mbak??
-oeni-
Membaca spoilernya aja hati udah kaya diiris2 sembilu. Gmana kalau nontn filmnya, kayaknya nangis jejeritan. Lanjutkan buat sinopsisnya ya
ReplyDeleteDuhhhh... nyesek mbak liha kotoko d episod ni...mngkin naoki bsa mnahan smwa ny..tp smpai kpan mbak..smakin d than bknk ldakan ny akan mkin bsar t....
ReplyDeleteAkhir nya kumenemukan mu.eh slh menemukan spoiler itazura na kiss.hehehe...makasih mba dee....biasa cari sinopsis itazura di hazuki..tp sedih bolak balik buka blog hazuki,gk ada update terbaru.dannnnnn akhirnya mba dee update itazura.....
ReplyDeleteGomawo
Kok aku jd pengen nangis liat komen nya dee, pas bnget sama perasaaan naoki ma kotoko. . Mungkin mereka bahagia, tapi sebahagia apa ??
ReplyDelete_latifah
wahhhh akhirnyaaaaaa
ReplyDeleteStrees mikirin INKLIT
ReplyDeleteNaoki baka
ReplyDeleteMungkin katoko dan naoki membuat kita smua mngingat kengan indh dan pahit dlm hidup ini sprty melihat diri sendiri.
ReplyDeleteKnagan indah dlam Cinta yg dsertai rasa pahit.
ReplyDelete