Fanfiction Gu Family Book - Queenaraya Azwa
Kang chi dan Yeo Wool
saling berpandangan, keduanya terpaku
“Bagaimana kau tau
namaku?”
Kang Chi hanya diam,
perasaan diliputi keharuan, ia teringat janjinya, “Ketika aku melihatmu, aku
akan mengenalimu lebih dahulu. Ketika itu aku akan mencintaimu lebih dahulu”
“Apa kau mengenalku?”
Yeo Wool bertanya lagi. Anehnya ia merasa pemuda didepannnya memang
mengenalnya. Tiba-tiba dadanya terasa sesak, suatu perasaan ganjil yang sulit
ia ungkapkan. Ia menurunkan pistolnya.
“Mungkin ya, mungkin tidak” jawab Kang Chi lirih. Kemudian ia menyadari tempat pertemuan meraka sama dengan 422 tahun yang lalu, dibawah pohon Peach yang mekar diterangi cahaya bulan sabit.
“Akhirnya aku bertamu
kembali dengannya pada bulan sabit ke-5221....”, ia tersenyum tanpa keraguan, “....dan waktuku yang berhenti kembali
berjalan”.
Mereka masih terpaku, ketika tiba-tiba Gonita datang dan berteriak pada Kang Chi, “Hei! Seharusnya kau mengejarnya, mengapa kau masih disini?”. Yeo Wool kembali mengacungkan pistolnya pada Kang Chi.
“Bukan dia, seharusnya
kau mengejar preman itu. Ia malah menolongku” kata Gonita. “Ayo, dia belum jauh!”
Gonita kembali berlari.
“Sudah kukatakan ini hanya salah paham..., “ belum sempat Kang Chi menjelaskan Yeo Wool sudah berlari mengikuti Gonita dan Kang Chi mengikutinya. Tapi mereka kehilangan jejak.
“Ini semua salahmu. kalau
kau tidak datang, meraka tidak akan membawa lari tasku” omel Gonita pada Yeo
Wool.
“Kenapa ini salahku?”
“Tentu saja ini salahmu. Kalau kau tak menghentikan pemuda ini, tasku pasti sudah kembali. Kau tahu tas itu memang mahal, tapi isinya lebih berharga lagi, dan sekarang aku kehilangannya.”
“Berharga apa? Memang isinya berlian atau uang 10 juta?”
“Bukan, itu lebih
berharga. Tas itu berisi masa depanku”
“Masa depan.... Bagaimana
mungkin masa depan ada dalam tas?”
“Di situ ada jimat
yang kuperoleh dari seorang peramal hebat. Ia mengatakan jimat itu akan
menuntunku pada jodohku. Dan katanya ada kaitan dengan masa laluku, dan
sekarang aku kehilangan jimat itu...” Gonita kelihatan kesal.
“Hari gini masih percaya jimat dan ramalan” Yeo wool geleng-gelang kepala. Tanpa ia sadari, Kang Chi sedari tadi memandangnya, tatapannya penuh kerinduan. Namun ia menyadari Yeo Wool yang sekarang tak mengingatnya sama sekali. Tapi ia bertekad akan membuat Yeo Wool jatuh cinta lagi padanya.
“Kau harus
bertanggung jawab...”
“Apa...”
“Kau harus mengantarku menemui peramal itu lagi, lalu mengantarku pulang,
karena sekarang aku tak punya uang” Gonita menarik tangan Yeo Wool.
“Tapi...,” Yeo wool
menoleh memandang Kang Chi, dadanya semakin sesak, mata yang memandangnya
seperti pernah dilihatnya, Gonita menarik Yeo Wool lagi.
“Tunggu!” Kang Chi
menahannya
Tapi Yeo Wool sudah
berjalan, ia menoleh memandang Kang Chi, tanpa disadarinya air matanya menetes.
Ia terkejut, “Mengapa aku menangis? Kenapa rasanya sakit sekali?”
Kang Chi hendak
mengejarnya, ketika ponselnya berdering, Tae Seo mengingatkannnya bahwa ia
terlambat. Kang Chi meneruskan langkahnya mengikuti Yeo Wool, hingga ia melihat
sesuatu jatuh dari saku Yeo Wool. Ia memungutnya dan tersenyum.
Gonita membawa Yeo Wool, ke sebuah kedai, dengan tirai berwarna merah dan hitam. Seperti tempat cenayang kebanyakan, dibuat semisterius mungkin. Didalamnya telah menunggu reinkarnasi So jung.
“Aku tau kau akan kembali, kau kehilangan jimat itu bukan?” katanya sebelum Gonita sempat menyampaikan maksudnya.
“Ha.!.” Yeo Wool
terperangah, “Paling hanya tebakannya saja” pikirnya.
“Aku tak menebaknya
nona, aku memang dapat membaca tanda-tanda langit”
“Apa yang harus aku
lakukan” Gonita bertanya pada So Jung
“Tak ada yang bisa
kau lakukan, kau sudah bertemu takdirmu, ia jodohmu dimasa lalu”
“Aku sudah bertemu
dengannya?” Gonita tampak berpikir, tiba-tiba ia tersenyum
“Pasti pemuda tadi”
katanya girang.
Yeo Wool memandangnya
tak percaya, lalu berbalik.
“Kau tak ingin
diramal juga nona?”
“Terimakasih, aku tak
percaya ramalan” Yeo wool melangkah pergi
“Kau telah bertemu
kembali dengannya, ia telah menunggumu ratusan tahun”
Langkah Yeo Wool terhenti.
“Hal konyol apa ini,
ratusan tahun?”
“Sama seperti ratusan
tahun yang lalu, kalian bertemu kembali dekat pohon peach dibawah bulan sabit”
Yeo Wool tak
mepedulikannya.
“Ayo, aku antar kau
pulang” katanya pada Gonita yang memandangnya heran. Mereka melawati tempat
tadi, Yeo Wool melihat pohon Peach dan bulan sabit, ia teringat kata-kata
peramal tadi. Dadanya kembali sesak.
Di penthousenya yang
mewah, Kang Chi memandang bulan sabit yang sama, tangannya memegang sebuah
kartu yang dijatuhkan Yeo Wool. “Bahkan namanya sama...” gumamnya.
Kesokan harinya, ia
terkejut ketika membuka pintu. Orang yang sangat dikenalnya memperlihatkan
tanda pengenal. Reinkarnasi Gon dan Lee Soon Shin. Kang Chi begitu gembira
bertemu meraka, hingga tak mempedulikan maksud meraka menemuinya yang untuk
mempertanyakan identitas Kang Chi. Tapi Kang Chi dengan mudah berkelit berkat
pengalaman hidup ratusan tahun. Meraka mengatakan sebenarnya mereka mencurigai
rekanan bisnis Kang Chi. Mereka minta bantuan Kang chi untuk mengungkapnya.
“Datanglah besok pagi ke alamat ini” Lee Soon Shin menuliskan alamatnya. sementara Gon melihat barang-barang pajangan Kang Chi.
“Apakah kau pernah melihatnya?”
Gon menggeleng, “tapi
sepertinya tidak asing” kata Gon.
Kang Chi tersenyum.
Ia merasa tahun bulan sabit kali ini adalah keberuntungannya. Ia bertemu
kembali dengan orang-orang yang dekat dengannya dimasa lalu. Dan terpenting ia
bertemu kembali dengan soulmate-nya Yeo Wool.
Kang Chi semakin sering tersenyum. Hal ini tak luput dari perhatian pelayan Choi, “Anda terlihat gembira dan bersemangat presidir”
“Seseorang yang kutunggu akhirnya kutemukan”
“Seorang gadis?”
Kang Chi hanya
tersenyum. Ia mengendarai Lamborghininya membelah jalan raya kota Seoul yang
padat. Mulutnya tak henti tersenyum. Ketika lampu merah, ia melihat sebuah
kedai. Ia seperti ditarik ke tempat itu. Ia kemudian memarkir mobilnya. Ia
memasuki kedai itu. Ia melihat seseorang yang sedang sibuk membaca sebuah buku
teknik meramal.
“Apa kau pemilik
tempat ini?”
Orang itu mengangkat
kepalanya, Kang Chi terkejut, “Biksu?!”
“Aku bukan biksu, aku cenayang. Apa kau tidak bisa membedakan”
“Oh tentu, kau pasti
tak mengingatku, sama seperti yang lain”
Giliran So Jung yang
heran, “Memangnya kita pernah bertemu sebelumnya?”
Kang Chi tak
menjawab, ia memperhatikan ruangan itu
“Dulu dan
sekarang.... kau memang suka meramal” gumamnya
“Apa kau percaya
reincarnasi?” tanyanya lagi.
“Aku percaya, tapi
sulit membuktikannya, bahkan aku tak tahu dulu aku seperti apa”
“Mungkin ini bisa
mengingatkanmu.” Tiba-tiba mata Kang chi berubah hijau.
So Jung terkejut
hingga terjengkang kebelakang. Setelah pulih ia bangkit dan bergegas menuju
ruangan dibawah kedainya. Kang Chi mengikutinya. Ruang bawah tanah itu dipenuhi
buku-buku kuno, disimpan dengan rapi dalam sebuah kotak kaca. “Ini adalah
peninggalan leluhurku, untuk menghindari kepunahan setiap generasi kami
diharuskan menyalinnya kembali, tapi aku tak bisa menulis hanja, jadi ayahku
menyalinnnya juga dengan hangul” So jung menarik sebuah buku dari raknya.
“Pesan ini diteruskan
pada setiap generasi keluargaku” ia membuka-buka halaman buku itu.
“Jika aku bertemu
dengan laki-laki bermata hijau, maka aku harus menyampaikan buku ini padanya,
kau... Choi Kang Chi kan?” katanya menatap Kang Chi.
“Kita bertemu lagi,
biksu” Kang Chi tersenyum.
“Sudah kubilang aku
bukan biksu”
“Kau reinkarnasinya”
“Apa...”
“Biksu So jung.”
Kang Chi kembali
duduk dalam Lamborghini putihnya, ia memandang sebuah buku tua yang diserahkan
So jung padanya. Ia tersenyum. “Sekarang saatnya” pikir Kang chi. Ia memacu
kendaraannnya ke tujuannnya semula.
Ia berhenti disebuah bangunan tua, ia memandangnya sejenak lalu melangkahkan kakinya memasuki gedung itu. Tak seperti penampilan luarnya yang lusuh, gedung itu terlihat bersih dan rapi didalamnya. Seorang penjaga mengantarkannya kesebuah ruangan.
“Kau terlambat,” tegur
Gon
“Ah... itu .. tadi
ada hal mendadak di jalan”
Tiba-tiba seorang
gadis memasuki ruangan, Kang Chi menoleh, ia tersenyum.
“Kita bertemu
lagi.... Yeo Wool-ssi”
Yeo Wool terpaku,
kata-kata peramal itu terngiang kembali “Sama seperti ratusan tahun yang lalu,
kalian bertemu kembali dekat pohon peach dibawah bulan sabit”. Perasaan aneh
itu muncul kembali, Yeo wool tak mampu berkata-kata.
“Kalian pernah bertemu sebelumnya?” tanya Gon.
“Dulu sekali.. “
gumam Kang chi.
Lee soon shin
memasuki ruangan, “Anda telah datang, Presidir..., silakan duduk”
Seperti yang kita
bicarakan kemarin, rekan bisnis anda dicurigai melakukan penipuan dibeberapa
perusahaan, namun kami belum punya bukti. Kami khawatir anda sasaran
berikutnya. Sebelum itu terjadi kami mohon bantuaan anda untuk menangkapnya,
apakah kami bisa mempercayai anda, Presidir?”
“Seseorang dulu
mengatakan, kepercayaan itu tidak turun dari langit, kenapa kita tak memberi
waktu agar kepercayaan itu tumbuh, Direktur”
Gon menyodorkan
sebuah dokumen, “Ini beberapa transaksi mencurigakan dari rekanan anda pada
seorang politikus yang mencalonkan diri menjadi presiden”
“Kami curiga ia
menjadi penyandang dana bagi politikus itu,” Yeo Wool akhirnya buka
suara.
Kang chi memandangnya
sejenak, “lalu apa yang harus saya lakukan”
“Anda bisa menjadi
umpan”
“Bukankah itu
berbahaya bagi saya?”
“Gon dan Yeo Wool akan mendampingi anda, Presdir.”
Kang chi tersenyum puas, memang itu yang ia harapkan sejak melihat Yeo Wool di ruangan ini.
Singkat cerita Yeo wool dan Gon menyamar jadi pegawai Kang Chi. Dalam suatu kesempatan Yeo Wool memasuki penthaouse Kang Chi, ia melihat barang-barang pajangan Kang Chi. Matanya terhenti pada pedang berwarna hijau, hatinya seperti tertusuk, air matanya jatuh. Lalu ia melihat bunga ungu itu, sekelebat bayangan ketika tangannnya menyentuh tangan seseorang, ia merasa pilu namun juga hangat... Yeo Wool merosot terduduk sambil menangis ia terus memandangi bunga ungu itu.
Tiba-tiba ia berdiri
lalu berlari keluar. Kang chi yang sedari tadi memperhatikannya mengikutinya
dari belakang. Yeo Wool menghentikan taksi. Demikian juga Kang Chi, ia tak
sempat mengambil Lamborghininya. Ok man yang melihatnya merasa heran. Yeo Wool
berhenti di depan kedai So jung.
“Aku tau kau akan
datang lagi nona”
“Katakan siapa pria
itu, mengapa kau mengatakan ia menungguku selama ratusan tahun?”
So Jung tak menjawabnya malah balik bertanya, “Apa kau percaya reinkarnasi Nona?”
“Aku tak tahu... tapi
sejak kecil aku bermimpi, mimpi yang sama terus berulang, tentang pedang,
laba-laba, bunga ungu yang hari ini kutemukan lagi dirumah pria itu, aku juga
melihat sepasang mata hijau, wajah yang menyeramkan, tapi anehnya aku sama
sekali tidak takut, aku justru ingin mendekatinya”
“Itu mungkin bayangan
dirimu dikehidupan sebelumnya”
“Siapa aku
dikehidupan sebelumnya? Mengapa aku bermimpi begitu? Bukankah kalau kita
bereinkarnasi kita akan melupakan segalanya dimasa lalu?”
“Masa lalumu bisa sangat
kuat melekat, bisa jadi karena janji tulus yang kalian buat dimasa lalu”
“Bisakah aku
mengingat kembali semuanya?”
“Kau ingin mengingatnya karena penasaran, atau...”
“Entahlah, dadaku terasa sakit. Kurasa dengan mengingatnya, rasa sakitnya akan hilang”
Kang chi mendengarnya
dari luar.
Setelah Yeo Wool
pergi, Kang Chi menemui So jung.
“Sekarang saatnya aku
mencari buku keluarga Gu” katanya mantap
“Apa kau yakin? Yeo
Wool yang sekarang bisa jadi tidak sama dengan Yeo Wool yang kau kenal dulu”
“Aku yakin dia Yeo
wool yang sama”
Dalam taksi Yeo Wool
mengingat perkataan So Jung
“Jika kau ingin
mengingatnya, biarkan perasaanmu menuntunmu, jangan kau tentang, meski mungkin
semuanya kelihatannya tak masuk akal”
Kang Chi mulai
menjalani pantangan 100 harinya, hingga tinggal hari terakhir, sang politikus
“memakan umpan” meraka. Dalam suatu perkelahian Yeo Wool nyaris tertembak lagi,
jika saja Kang Chi tidak datang menolongnya. Perubahan wujud Kang Chi yang
meski hanya sebentar, mengejutkan Yeo Wool. Akan tetapi ia malah mendekati Kang
Chi.
“Aku sering melihatnya dalam mimpi ku, ternyata memang dia orangnya” mendadak semua kenangannya bersama Kang Chi dimasa lalu berputar seperti video dikepalanya. Ia mengingat semuanya.
“Kang chi-ah....” katanya
Kang Chi terkejut,
“Yeo Wool-ah....” Kang Chi tiba-tiba roboh, tembakan yang ditahannnya dengan
tubuhnya ternyata tak segera sembuh seperti biasanya. Kang Chi telah meninggalkan
keabadiannya.
“Kang Chi-ah... “ Yeo
Wool berteriak panik. Gon yang datang terlambat segera memanggil ambulans.
Kang Chi terbaring di ICU rumah sakit. Yeo wool menunggunya. Ia menangis.
Kang Chi terbaring di ICU rumah sakit. Yeo wool menunggunya. Ia menangis.
“Kang Chi-ah... aku
sudah mengingat semuanya, janji kita dulu. Kau harus membuka matamu, bukankah
kau telah melamarku....buka matamu Kang Chi,” kali ini Yeo Wool yang merasakan
kepedihan yang dulu dialami Kang Chi ketika melepasnya ditepi sungai.
Perlahan mata Kang Chi terbuka
“Yeo Wool-ah...”
Yeo Wool menagis
haru.
***
Beberapa tahun kemudian...
Beberapa tahun kemudian...
Seorang anak
laki-laki dengan lincah berkelit dari kejaran ibunya,
“Wol ryung
ah...hati-hati!”
Tiba-tiba sepasang
lengan mengangkat anak itu tinggi-tinggi, dan menggendongnya.
“Kau semakin besar
saja, tak lama lagi aku tak akan kuat mengendongmu” Kang Chi menjawil hidung
anaknya.
“Ia berlari cepat
sekali, aku sudah tak bisa mengejarnya” keluh Yeo Wool.
“Hei... kemana
perginya Yeo Wool ku yang lincah dan tangguh, masa sama anak kecil saja
menyerah” ledek Kang Chi.
“Paling tidak aku
tidak takut laba-laba” bisik Yeo Wool.
“Itu rahasia...kalau
kau mengatakannya pada orang lain, awas.”
“Memangnya apa yang
akan kau lakukan” goda Yeo Wool.
“Aku akan menikahimu
di kehidupan berikutnya” katanya sambil tersenyum.
The end
The end
sip
ReplyDelete:)
ReplyDelete:D
ReplyDeleteKeren fanfic nya
ReplyDelete_latifah
wah ... Daebak
ReplyDeleteFF nya bagus banget ... ampe brasa nonton GFB season 2.
Gomawo eonnie dah di Post FFnya... memang pilihan mba Dee tepat heeeee... (maaf selama ini jadi silent reader).
Kamsahamnidaaaaa ....
Bagus juga ya mbak ff nyaaaa.... Gomawo
ReplyDeleteFan Fic nya keren, aq baca nya senyum2 sendiri, sambil menbayangkan LSG n Suzy... yag berbicara ,,,, :)
ReplyDeletewahh ffnya bagus...
ReplyDeletelumayan mengobati kerinduan terhadap GFB..
ceritanya bagus dan masuk akal ^^ gak salah klw ffnya menang :)
ReplyDeleteI CANT BREATH READ THIS FANFIC
ReplyDeletemantaaaaap,,,,,,,,like it ^_^
ReplyDeleteKeren banget fanficnya mbak... Berasa nonton lanjutan GFB. Gk salah jd pemenang..
ReplyDeletebagus ffnya :) suka suka :D
ReplyDelete:)
ReplyDeleteKereeennnnn
andaikan endingnya seperti ini. semoga dibikin sekuelnya ya maba..
Gomawo :)
yg agax ganjal hanya kata "menjawil" d kalimat :
ReplyDelete“Kau semakin besar saja, tak lama lagi aku tak akan kuat mengendongmu” Kang Chi menjawil hidung anaknya.
tpi selain itu kereeeen bnget critanya... :D
bagus ff nya ^^
ReplyDeleteEmg bagus ya ^^ coba writer gu family book baca ini, pasti ga da fansnya gu family book yg kecewa dgn ending yg ada . Daebak! :D
ReplyDeleteBerasa nonton episode 25 nih. Great job mba
ReplyDeletekeren FF-nya..setuju sih kalau menang... serasa nonton kelanjutannya hehehe..++tx
ReplyDeletekeren.., good.., kyak nonton kisah selanjutnya GFB....,
ReplyDeletekeren FFnya, daebak :D
ReplyDeletenice bangetttt:):)HArusnya ini endingnya::)
ReplyDeletekeren..keren..^^
ReplyDeleteSetuju bangeeetttt ma endingnya... :)
ReplyDeletekerenn
ReplyDeleteBerasa bener2 lanjutan ceritanya,,,
ReplyDeletesuka banget! Panteslah jadi juara :D
ReplyDeletebagus bgt mbk. . . .terasa terobti rindu ni GFB.
ReplyDelete