![]() |
Keluarga besar Lee |
Sinopsis My Daughter Seo Young Episode 48
Di tengah kerumunan orang dan Seo
Young juga Ho Jung yang panik, Sang Woo memeriksa kondisi ayah. Saat ia menekan
perut ayah, ayah mengerang kesakitan.
Wajah Sang Woo semakin cemas setelah
memeriksa suhu badan ayahnya. Memiliki dugaan tersendiri, Sang Woo segera menyuruh
Ho Jung untuk membawa mobilnya kemari. Ho Jung pun segera melakukan perintahnya.
Wajah Seo Young memucat saat
mendengar kalau ayah perlu diperiksa secara khusus di rumah sakit, yang berarti
sakitnya ayah ini tidak ringan.
Ayah dibaringkan di kursi
belakang mobil Sang Woo lagi. Seo Young menengok ayahnya yang masih meringkuk
kesakitan.
Merasa kalau Seo Young masih mencemaskannya, ayah membuka mata dan
menenangkan Seo Young kalau ia baik-baik saja.
Sang Woo pun masuk mobil yang
kali ini dikemudikan oleh Ho Jung.
Seo Young masuk ke dalam mobilnya
sendiri, dan menyalakan mobil dengan gemetar. Betapa frustasinya ia karena di
saat seperti ini mobilnya tak mau bergerak. Dua kali ia mencoba, dua kali pula
mobilnya mati. Ia menghela nafas panjang, menenangkan diri.
Dan ia baru teringat kalau ia
belum melepas rem tangannya. Segera setelah ia menginjak rem tangannya,
mobilnya bisa berjalan dan ia langsung melarikan mobilnya, menembus kemacetan
menuju Seoul.
Sang Woo menelepon Mi Kyung agar
disiapkan satu tempat. Mi Kyung kaget dan menduga kalau Ho Jung sakit. Ia lebih
terkejut lagi saat mendengar kalau ayah Sang Woo yang sakit.
Paramedis sudah menunggu di depan
rumah sakit, sehingga ayah bisa segera dibawa untuk menjalani pemeriksaan. Seo
Young tiba beberapa saat setelah itu dan ayah sudah ditempatkan di UGD.
Kyung Ho merasa heran melihat
hasil USG perut ayah yang sangat buruk. Dan dari hasil cek darah, diketahui
kalau ayah mengalami peritonitis, radang yang disebabkan oleh infeksi pada
selaput rongga perut. Dan radang itu sekarang sudah menyebar ke organ tubuh
yang lain karena tingkat stress yang berlebih. Tak hanya itu, ayah juga
mengalami keracunan darah yang terjadi karena ada perdarahan yang tak segera
ditangani.
Kyung Ho bertanya apakah ayah
pernah mengalami kecelakaan di jantung atau perutnya? Sang Woo tak pernah
mendengar ayah jatuh atau kecelakaan.
Sang Woo pun menemui ayah dan
bertanya apakah ayah pernah mengalami kecelakaan sebelum ini? Ayah mencoba
mengingat-ingat dan satu-satunya kecelakaan yang ia alami adalah saat ia
menyelamatkan Woo Jae di pagi-pagi buta.
Ayah melirik Seo Young dan tahu
kalau ia tak bisa mengungkapkan hal ini. Maka ia pun menutupi kejadian itu
dengan bertanya mengapa Sang Woo menanyakan hal ini?
Tapi Seo Young melihat lirikan
ayah yang panik dan itu malah membuatnya teringat akan kejadian Woo Jae. Pada
Sang Woo ia mengatakan kalau ayah pernah menyelamatkan Woo Jae dulu. Sang Woo
kaget karena ia tak pernah mendengar hal ini. Seo Young pun bertanya pada ayah
apakah pada saat menyelamatkan Woo Jae, ayah sempat tertabrak?
Di saat yang sama, Mi Kyung
datang bersama perawat dan mendengar pertanyaan Seo Young..
Dengan enggan, ayah mengangguk
lemah, membuat semua yang mengerumuni tempat tidur ayah sangat shock.
Sang Woo yang pertama kali pulih
dari kagetnya, menarik Seo Young untuk mengajaknya berbicara berdua saja.
Mi Kyung teringat kalau pada saat
kecelakaan, Woo Jae mengatakan kalau lukanya tak parah, karena ada orang yang menyelamatkannya.
Ia segera menelepon kakaknya untuk bertanya apakah orang itu adalah ayah Seo
Young? Tentu saja Woo Jae heran, bagaimana Mi Kyung mengetahui hal ini?
Note : dari awal, Woo Jae tak
memberitahukan identitas penyelamatnya (Yoo Man Ho: nama samaran Lee Sam Jae)
pada keluarganya.
Di luar UGD, Sang Woo bertanya
tentang kejadian itu. Apa yang sebenarnya terjadi? Seo Young menceritakan tentang
Woo Jae yang hampir ditabrak mobil jika ayah mereka tak menyelamatkan Woo Jae.
Namun saat ia tiba di rumah sakit, ia tak sempat bertemu dan mengucapkan terima
kasih pada penyelamat Woo Jae, karena ayahnya sudah menghilang.
Sang Woo terkejut dan Seo Young semakin cemas dan bertanya
mengapa Sang Woo menanyakan hal itu.Dan Sang Woo menjawab kalau luka yang diderita
ayah karena trauma di perut yang tak segera tertangani.
Seo Young tersentak dan menangis,
menyadari kalau kecelakaan itu adalah penyebab dari sakit yang diderita ayah saat
ini.
Mereka dikejutkan oleh teriakan
Ho Jung, dan ternyata ayah akan dipindahkan untuk menjalani operasi.
Seo Young
terbata-bata, ingin mengatakan sesuatu. Tapi tak satupun kata muncul. Namun
wajahnya memperlihatkan penyesalan dan kekhawatiran yang mendalam.
Ayah menatap Seo Young dan
tersenyum lemah menenangkan putrinya, lagi-lagi berkata, “Aku baik-baik saja.”
Sang Woo meminta pada Kyung Ho
agar bisa mendampingi profesornya itu untuk mengoperasi ayahnya. Hal yang tak
biasanya terjadi, namun Sang Woo meyakinkan Kyung Ho kalau ia mampu (secara
emosi) untuk mengikuti operasi itu.
Kyung Hoo menatap Sang Woo lama
dan menghela nafas sebelum akhirnya memberi persetujuannya.
Woo Jae melarikan mobilnya menuju
rumah sakit. Selama perjalanan kejadian hari itu terus terulang di benaknya.
Betapa ayah mertuanya tiba-tiba muncul dan mendorongnya, menggantikan dirinya
untuk tertabrak mobil. Saat itu ayah mertuanya sempat tak sadarkan diri. Dan
setelah mereka bertemu lagi, ayah mertuanya itu tak mau menjalani pemeriksaan
lebih lanjut, walau ia telah membujuknya.
Woo Jae menghela nafas, menyesali
dirinya sendiri karena tak memaksa ayah mertuanya lebih keras lagi.
Operasi ayah Sang Woo dimulai.
Seo Young dan Ho Jung menunggui di depan kamar operasi. Seo Young memejamkan
mata, teringat betapa saat itu ia berkata pada Woo Jae kalau ia ingin bertemu
dengan penyelamat suaminya itu dan mengucapkan terima kasih padanya.
Seo Young membuka mata saat
mendengar Ho Jung berbicara untuk
melepaskan rasa cemas karena menunggu. Ho Jung berkata kalau ayah belum lama
merasakan kebahagiaan yang ia idam-idamkan, yaitu Seo Young telah kembali dan
mimpinya menjadi kenyataan.
Seo Young terkejut mendengar
ucapan Ho Jung yang terakhir. Ia tak tahu kalau ayah memiliki impian. Ho Jung
menjelaskan kalau impian ayah adalah menjadi tukang kayu dan betapa bahagianya
ayah saat bekerja di bengkel kayu itu.
Woo Jae datang dan menjelaskan
kalau ia diberitahu oleh Mi Kyung. Ia menyesal dan minta maaf pada Seo Young
karena dulu ia tak bisa membujuk ayah Seo Young untuk menjalan pemeriksaan
kesehatan setelah kecelakaan itu.
Seo Young menunduk dan suaranya
bergetar saat berkata, “Bukan salahmu, tapi semua ini salahku.”
Operasi selesai dan para dokter
keluar. Sebelum pergi Kyung Ho memberitahukan pihak keluarga kalau operasi
berjalan dengan baik. Kyung Ho dan para perawat meninggalkan mereka, hanya
tinggal Sang Woo dan Mi Kyung.
Mi Kyung menarik kakaknya agar
Sang Woo dapat berbicara dengan keluarganya. Karena yang sebenarnya terjadi
adalah terjadi kerusakan dalam usus halus ayah akibat trauma kecelakaan dan
semakin diperburuk akibat stress yang berlebih.
Seo Young kaget mendengarnya.
Stress? Ia tak dapat menahan air matanya, menyadari kalau penderitaan ayah tak
hanya karena menyelamatkan suaminya, tapi juga karena stress yang berlebih yang
tak lain adalah karena dirinya.
Seo Young semakin terisak
mendengar kata-kata Sang Woo selanjutnya. Sebenarnya keterlibatannya dalam
operasi ini adalah semata-mata karena ia khawatir kalau ayah akan meninggal di meja operasi, tapi syukurlah
karena ayah bisa melewati operasi ini dengan baik karena ternyata organ dalam ayah
sangatlah parah,
![]() |
“Ayah pasti merasakan sakit luar biasa kemarin malam dan ia pasti menahan rasa sakit itu agar bisa pergi ke Jinan bersama kita.”
|
Ho Jung menangis dan Seo Young
pun tersedu-sedu, menyesali semua kejadian yang menyatu sehingga mengakibatkan
kejadian hari ini.
Begitu pula Woo Jae. Ia jatuh
terduduk saat Mi Kyung memberitahu kalau semua kejadian hari ini dapat dicegah
jika ayah Seo Young diperiksa segera di hari setelah kecelakaan itu.
Note : Awal terjadinya kecelakaan itu adalah : malam sebelum
kecelakaan, Seo Young memutuskan untuk ikut lari pagi bersama Woo Jae. Tapi
keesokan paginya, Woo Jae yang melihat Seo Young belum bangun, membiarkan
istrinya tidur dan lari pagi sendiri.
Setelah Woo Jae pergi, Seo Young bangun dan menyadari kalau ia ditinggal
Woo Jae. Ia pun menelepon suaminya.
Woo Jae berbicara dengan riang, tak menyadari kalau ada mobil di
tikungan yang mengarah padanya.
Ayah, yang sering menunggu di depan rumah Seo Young untuk melihat
sekelebat putrinya, melihat kejadian itu. Ia pun mendorong Woo Jae, sehingga ia
yang tertabrak mobil. Ayah segera dibawa ke rumah sakit oleh Woo Jae. Rumah
sakit itu adalah rumah sakit tempat adiknya bertugas. Rumah sakit yang sama
dengan rumah sakit Sang Woo.
Ayah yang tak mau ketahuan oleh Sang Woo kalau ia menyelamatkan suami
Seo Young (tak ada yang tahu kalau ia sudah tahu akan pernikahan Seo Young)
segera menghilang sebelum sempat menjalani pemeriksaan kesehatan.
Mi Kyung mencoba menghibur
kakaknya, tapi Woo Jae melambaikan tangannya, meminta Mi Kyung pergi. Maka Mi
Kyung pun pergi memberikan waktu bagi kakaknya. Di lorong, ia bertemu dengan
Kyung Ho yang secara mengejutkan memujinya yang telah melakukan tugasnya dengan
baik.
Walau kemudian kata-kata
berikutnya benar-benar OOT. Kyung Ho bertanya apakah drama War and Love akan
tayang jam 11 malam nanti? Mi Kyung bengong mendengarnya.
Ternyata pertanyaan Kyung Ho itu berkaitan dengan
kedatangannya di rumah ibu tirinya, Gang Sun. Gang Sun kaget melihat Kyung Ho
datang dengan membawa camilan dan langsung menyalakan TV untuk menonton drama
War and Love.
Rupanya drama itu adalah drama
yang ada mafia yang diperankan oleh Min Suk. Min Suk menonton drama itu dengan
Sung Jae. Mereka menanti, saling bergenggaman tangan. harap-harap cemas apakah
adegannya dimunculkan atau tidak. Karena Min Suk hanyalah cameo seperti Sung
Jae, ada kemungkinan adegan itu dihilangkan, sama seperti Sung Jae dulu.
Dan ternyata ada! Min Suk
tersenyum gembira menatap wajahnya di layar laptop.
Begitu pula Gang Sun yang
mendengar suara suaminya di televisi, sedang dipukuli oleh si suami. Ia melongo
menatap wajah suaminya yang selama ini ia cari ke setiap sudut Seoul, ternyata
muncul di layar kaca lagi. Ia kaget setengah mati dan sadar kalau Kyung Ho
pasti datang kemari untuk menunjukkan hal ini kepadanya.
Kyung Ho memang berniat seperti
itu. Ia takut melihat ibunya sedih jika kebetulan menonton drama ini. Dan jika
ibu tak menonton drama ini, ia takut ibunya kaget saat orang-orang menelepon
ibunya memberitahu kalau suaminya muncul di televisi.
Ibu terharu apalagi saat Kyung Ho
memberikan secarik kertas yang berisi alamat tempat tinggal suaminya.
Saat mereka sedang membicarakan akting
Min Suk, Sung Jae mendapat telepon dari ibunya. Rupanya ibu ingin mendengar
pendapat Sung Jae tentang perubahan sikap ayahnya, apakah ayahnya benar-benar
tulus? Sung Jae merasa kalau kali ini ayah benar-benar berubah.
Dan ketika ibu masih bingung akan
apa yang harus ia lakukan, Sung Jae pun bertanya apakah ibu sudah tak suka pada
ayah, atau ibu marah karena sikap ayah? Sung Jae mencontohkan dirinya sendiri.
Ibu sering marah melihat kelakuannya, tapi ibu tak pernah tak menyukai dirinya.
Ibu pun mempertimbangkan saran
Sung Jae. Dan yang terjadi kemudian, Sung Jae menjadi pengantar pesan ibu pada
ayah. Pesan ibu itu berupa daftar permintaan yang harus dipenuhi jika ingin
melihat ibu pulang ke rumah.
Ayah membaca daftar itu dan
hampir naik darah membacanya, diantaranya : ‘Selalu menanyakan bagaimana
hariku, Pergi belanja bersama-sama, Kencan minimal sekali sebulan’ dan masih
banyak yang lainnya. Tapi Sung Jae menambahkan pesan ibunya kalau ibu baru akan
kembali ke rumah jika ayah menandatanganinya dan diresmikan di depan notaris.
Haha.. Full House ver. 2.0. Begini
mungkin Ji Eun vs Lee Young Jae versi tuanya. Kontrak harus pakai notaris. Di
kamar, Ayah memandangi surat perjanjian itu dan melirik tempat tidur istrinya
yang kosong.
Keluarga Lee berkumpul di kamar
ayah, lengkap dengan Woo Jae, mantan menantunya, yang memilih berdiri agak jauh
dari tempat tidur. Ayah sadar dan samar-samar melihat Seo Young, Sang Woo dan
Ho Jung. Setelah bayangan mereka semakin jelas, ayah berujar lirih, “Maafkan
aku yang pernah mengatakan kalau semua ini adalah demi kalian.”
Sang Woo dan Ho Jung bingung. Seo
Young mulanya juga begitu, hingga ia teringat saat ia membebaskan ayah dari
kantor polisi setelah dituduh berkencan dengan istri orang (padahal ayah,
sebagai penerima tamu di night club, hanya mengantarkan wanita itu pulang).
Saat itu ia berteriak frustasi kalau ayah selalu mengatakan alasan yang sama
yaitu semua itu demi mereka.
Ayah melanjutkan, “Semuanya ini
hanya demi diriku. Maafkan aku karena selalu membuat alasan akan tindakanku.”
Sang Woo meminta ayah tak
mengatakan yang bukan-bukan. Ayah pun bertanya jam berapa sekarang. Saat Ho
Jung memberitahukan kalau sudah lewat tengah malam, ayah meminta Seo Young
untuk pulang karena Seo Young masih harus ke pengadilan besok.
Seo Young mulanya menolak, tapi
saat Sang Woo menenangkan kakaknya kalau ia akan menjaga ayah, Seo Young pun
menurut walau keengganan itu masih tetap terlihat.
Woo Jae yang melihat keengganan
Seo Young itu dan kekhawatiran ayah, mengajukan diri untuk mengantar Seo Young
pulang. Ayah kaget mendengar suara Woo Jae. Woo Jae menyapa ayah. Ayah
mengangguk lemah.
Woo Jae hendak mengantarkan Seo
Young dengan mobilnya. Tapi Seo Young meyakinkan Woo Jae kalau ia dapat pulang
sendiri dan berterima kasih atas kedatanannya. Woo Jae yang masih khawatir,
meminta Seo Young untuk tak menyalahkan diri sendiri. Seo Young mengangguk dan
berkata kalau ia sangat bersyukur dengan keberhasilan operasi itu.
Seo Young menceritakan kegiatan
yang sebenarnya akan mereka lakukan hari ini di Jinan. Woo Jae terkejut naman
juga senang mendengar kalau Seo Young sudah mulai berbaikan dengan ayahnya. Seo
Young pun juga merasa bahagia, tapi sekaligus juga sedih, “Masih sempatkah aku
untuk menjadi putri yang baik bagi ayah?”
Woo Jae tak dapat menjawab
pertanyaan itu. Ia hanya bisa menyentuh lengan Seo Young, memberi dukungan
padanya.
Sang Woo yang menemani ayahnya
heran melihat Woo Jae kembali lagi. Woo Jae menjelaskan kalau Seo Young sudah
kembali dengan mobilnya sendiri. Mereka mendengar suara erangan ayah, dan Woo
Jae bertanya apakah kehadirannya mengganggu. Ayah menggeleng lemah dan Sang Woo
tahu erangan itu adalah cara ayah yang ingin berbicara dengan Woo Jae. Sang Woo
pun menyingkir.
Woo Jae menghampiri mertuanya dan
duduk di sampingnya. Ia melihat perut ayah yang walau tertutup baju, ia tahu
ada bekas operasi di sana dan wajahnya makin menampakkan rasa bersalah. Hanya
ucapan terima kasih dan maaf yang bisa keluar dari mulutnya.
Ayah menggeleng, meminta Woo Jae
tak merasa bersalah, “Aku yang berterima kasih. Karena kau tetap berada di
samping Seo Young-ku.” Ayah tersenyum lemah, menenangkan Woo Jae yang berusaha
keras untuk tidak menangis.
Tak seperti biasanya yang bisa
memisahkan urusan pekerjaan dan pribadi, saat mempelajari kasus Eun Ho,
permintaan maaf ayah tadi masih terngiang-ngiang di telinga Seo Young. Seo
Young terbangun di meja dapur, dan yang ia lakukan pertama kali adalah memeriksa
kondisi ayahnya melalui Sang Woo.
Sang Woo yang masih berjaga di
rumah sakit menenangkan Seo Young kalau kondisi ayah stabil dan Seo Young
berjanji untuk segera kembali ke rumah sakit setelah urusannya di pengadilan
selesai.
Ayah sudah bangun, dan kali ini
ditemani Ho Jung dan Sang Woo. Suara Ho Jung bergetar saat mendengar ayah
berpesan agar mereka hidup berbahagia dan menjadi orang tua yang baik. Ho Jung
meminta agar ayah tidak mengatakan kata-kata seperti itu, seolah-olah itu pesan
terakhir ayah.
Dengan suara berat, ayah berkata
ketika ia dioperasi, banyak sekali pikiran yang muncul di kepalanya yang ia
harap dapat ia katakan sebelumnya. Sang Woo lebih tenang menghadapi kata-kata
ayah dengan berkata kalau ayah pasti kaget tiba-tiba mengalami kejadian
kemarin. Ayah pun tertidur kembali.
Memulai harinya, Seo Young dan
Yeon Hee minum kopi sebelum pergi ke pengadilan Dan Seo Young sudah tampak
tenang saat menceritakan peristiwa kemarin pada Yeon Hee. Yeon Hee membesarkan
semangat sahabatnya, bersyukur kalau operasinya berjalan dengan baik.
Seo Young pun maju sebagai
pengacara Eun Ho untuk melakukan pembelaan. Note: walaupun orang tua korban
sudah tak menuntut, tapi Eun Ho masih tetap dituduh bersalah di mata hukum.
Maka Eun Ho harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Negara.
Pihak terdakwa sudah mengakui
kesalahanny walau Seo Young juga menunjukkan rekaman CCTV saat kejadian malam
itu yang dapat meringankan kesalahan Eun Ho. Namun dalam pembelaannya itu, Seo
Young tak meminta hakim untuk menihilkan kesalahan Eun Ho, tapi Seo Young
meminta agar Eun Ho diberikan kesempatan lagi untuk dapat hidup dengan normal
setelah Eun Ho menjalani program pengabdian masyarakatnya.
Seusai sidang, Nenek berterima
kasih pada Seo Young walau Seo Young mengatakan kalau mereka belum mendengar
keputusan pengadilan itu. Tapi Nenek sudah sangat bersyukur. Tak peduli berapa
tahun Eun Ho akan menjalani hukumannya, tapi yang penting adalah Eun Ho
sekarang sudah memiiki semangat untuk hidup baik kembali.
Rencana Seo Young untuk langsung
ke rumah sakit harus ditunda karena Yeon Hee menelepon dan memintanya untuk
kembali ke kantor. Alasannya? Mantan ayah dan ibu mertuanya datang ke kantor.
Diliputi keheranan, Seo Young
buru-buru kembali. Ternyata kedatangan orang tua Woo Jae itu adalah untuk
melegalkan kontrak yang telah ditandatangani oleh ayah.
Sebelumnya ibu berterima kasih
pada Seo Young karena telah menyelesaikan kasusnya dengan baik, dan Seo Young
juga berterima kasih sweater yang diberikan ibu mertuanya itu sebagai hadiah ulang
tahun, ia baru saja membuka barang kiriman ibunya kemarin. Ibu memarahinya,
seakan khawatir karena Seo Young tak seperti biasanya, ceroboh.
Ayah mengigatkan ibu untuk segera
memberitahukan tujuan mereka. Ibu pun menyerahkan selembar kertas dan menjelaskan
kalau ia ingin melegalkan kontrak yang ia buat ini di depan hukum. Seo Young
menjelaskan kalau ia tak memiliki wewenang melakukan itu karena itu adalah
pekerjaan notaris. Tapi ibu bersikeras kalau Seo Younglah yang ia mau untuk
menyelesaikan masalah ini.
Ayah menjelaskan kalau ibu datang
kemari karena ingin menemuai Seo Young. Tapi ibu menyindir suaminya, bukankah
akan menjadi skandal besar jika orang lain tahu mengenai hal ini? Ayah diam tak
berkutik.
Seo Young terkesima melihat
mereka. Ibu ngomong pedas pada ayah? Baru sekali ini Seo Young melihat hal ini
terjadi.
Namun Seo Young tahu penyebabnya
saat membaca isi kontrak itu, Ia menatap pada mantan ayah mertuanya, membuat
ayah mertuanya salah tingkah dan bertanya pada Seo Young kenapa ia menatapnya
seperti itu. Seo Young pun menahan senyumannya dan bertanya, “Apakah ayah sudah
menyetujui hal ini?”
Dengan harga diri yang masih
tersisa, ayah berkata, “Kenapa? Apa aku kelihatan seperti orang yang diseret ke
sini dengan terpaksa?”
Ibu meminta Seo Young untuk
memeriksa dokumen itu dan menyuruh mantan menantunya ini untuk meminta bayaran
yang besaaar untuk jasanya kali ini. Tapi Seo Young berkata ia yang akan
menanggung biaya notaris ini karena ayah telah membayarnya dengan sangat banyak
untuk pekerjaan sebelumnya.
Ayah tertawa tak percaya
mendengar kedua wanita itu menyindir dirinya terus menerus.
Setelah mereka berdua pergi, Yeon
Hee tak dapat menyembunyikan keheranannya akan mantan mertua Seo Young yang
selalu menghubungi untuk meminta tolong padanya akan masalah hukum. Seo Young
pun menjelaskan apa yang menjadi pikirannya selama ini, kalau mereka berdua
memang tak menginginkan ia dan Woo Jae bersama lagi dan meletakkan dengan jelas
kalau posisinya hanyalah pengacara mereka.
Yeon Hee pun kali ini tak dapat
membantah karena jika dilihat dari persepsi orang luar, argument Seo Young
dapat dibenarkan.
Aduhh… padahal kan ya bukan
begitu, Seo Young.
Ayah pun mengajak ibu untuk
belanja. Belanja apa? Apalagi kalau bukan tempat tidur. Dua tempat tidur lama
mereka akan disingkirkan dan disatukan kembali. Ibu terkejut mendengar ide
ayah, apalagi ayah mengatakan kalau ibu bisa memilih tempat tidur manapun yang
disukai.
Ibu pun mencoba satu per satu,
membuat ayah yang tak biasa membuang waktu seperti ini tak sabar. Ia melihat
jamnya dan bertanya apakah istrinya itu sudah selesai memilih? Ibu langsung
menoleh dan bertanya, “Kenapa? Apa kau sudah bosan?”
Ayah buru-buru menggeleng dan
mempersilakan ibu untuk terus melihat-lihat. Haha.. betapa berubahnya ayah
sekarang. Saat ibu melihat betapa cantiknya hiasan-hiasan rumah di toko itu,
ayah langsung mengusulkan untuk membelinya.
Aww.. ibu terkejut melihat betapa
suaminya sekarang so sweet banget.
So Sweetnya itu berlangsung
hingga di rumah Gang Sun. Gang Sun saja bengong melihat Ki Bum menutup kopor Ji
Sun dengan tangannya sendiri dan berterima kasih karena Gang Sun bersedia
menampung istrinya itu. Ia pun menyarankan agar Gang Sun segera membawa Min Suk
untuk segera kembali ke rumah karena tak ada gunanya membiarkan seorang pria sering-sering
di luar rumah.
Waaa… ternyata prinsip hidup ayah sudah
berubah. Ji Sun yang kegirangan mendengar, berkata pada temannya,
“Kau lihat, kan? Kau mendengarnya? Temukan Min Suk sekarang dan segeralah bawa
pulang.”
Gang Sun mendesah kesal mendengar
saran temannya itu. Tapi setelah kepergian Ji Sun, ia melihat betapa kosong
rumahnya sekarang.
Gang Sun pun menemukan suaminya
dari alamat yang diberi Kyung Ho, sedang memunguti piring pecah yang
terjatuhkan saat ia mencucinya.
Gang Sun berteriak marah. Ia menangis
terisak-isak, meminta maaf pada suaminya. dan meminta suaminya untuk kembali.
Seo Young kembali ke rumah sakit
dan berpapasan dengan Nyonya Bang, atasan ayah, yang akan pulang. Mereka pun
keluar ruangan agar dapat berbincang-bincang namun tak mengganggu ayah. Dan
mereka tak menyadari kalau dari mesin EKG yang ada di sisi ayah menunjukkan
kalau detak jantung ayah perlahan-lahan merayap naik.
Di luar, Seo Young berterima
kasih pada Nyonya Bang yang memberi ayahnya kesempatan untuk bekerja di bengkel
furniturenya.
Tapi Nyonya Bang malah berterima
kasih, karena harusnya ia yang bersyukur memiliki pekerja yang berbakat seperti
ayah Seo Young, “Kau sangatlah beruntung, Ketika anak-anak memiliki waktu untuk
memikirkan orang tuanya, kebanyakan, pada saat itu orang tua mereka sudah tak
ada lagi di dunia ini.”
Seo Young termangu mendengar
saran Nyonya Bang agar Seo Young tak lagi membenci ayahnya. Nyonya Bang
menceritakan betapa ayahnya mengabaikan cita-citanya saat Seo Young dan Sang
Woo lahir ke dunia ini, “Adalah perbedaan besar antara memiliki satu dan dua
anak apalagi di masa-masa yang sulit. Siapa yang akan menduga kalau ayahmu akan
memiliki anak kembar?”
Pada Sang Woo, Seo Young
menceritakan kembali cerita Nyonya Bang. Saat Seo Young dan Sang Woo lahir, Seo
Young yang lahir dengan kondisi badan lemah dan harus masuk incubator. Hal itu
membuat ayah yang telah bekerja siang hari dan malamnya mengikuti kursus malam
membuat furniture, tak menyelesaikan kursus malamnya dan mencari pekerjaan lagi
di malam hari.
Sang Woo menyadari kalau mereka
tak sepenuhnya mengenal ayah mereka. Seo Young pun heran, mengapa ayah tak
pernah menceritakan hal ini pada mereka.
Sang Woo pun memberitahukan
jawaban ayah, karena ia juga pernah menanyakan hal yang sama di malam sebelum
keberangkatan mereka ke Jinan : Semua penjelasan itu adalah alasan belaka bagi
orang tua yang gagal, “Saat menyadari kalau ayahpun juga tak mau memberi
penjelasan atas semuanya, kurasa kau mendapat sifat keras kepalamu dari ayah.”
Seo Young menjawab kalau ibupun
pernah mengatakan hal yang padanya dulu.
Ibu terkejut saat masuk ke dalam
rumah melihat ruang keluarga sudah dihiasi oleh balon dan Sung Jae menyambutnya
dengan nyanyian selamat datang. Ibu memuji putranya, namun Sung Jae mengatakan
kalau semua ini adalah ide ayah.
Waahh.. ibu terkejut tapi tak
dapat menutupi kebahagiaannya. Apalagi Sung Jae membawa kue tart dan lilin yang
harus ditiup bersama.
Misi selesai dan Sung Jae pun
melaporkan hal ini pada kakaknya. Woo Jae berterima kasih pada Sung Jae dan
segera ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Woo Jae bertemu
dengan Mi Kyung yang memberitahukan kalau kondisi ayah Seo Young sudah stabil.
Mi Kyung pun mengajaknya untuk bicara terlebih dulu.
Karena masalah orang tua mereka
telah selesai, Mi Kyung meminta kakaknya untuk menceritakan pada orang tua
mereka kalau ayah Seo Younglah yang menjadi penyelamatnya agar Woo Jae bisa
kembali lagi bersama dengan Seo Young.
Tapi Woo Jae menekankan kalau ia
telah berpisah. Mi Kyung mencoba
membujuk kakaknya kalau perpisahan itu bukan karena tak saling menyukai, kan? Tapi Woo Jae tetap keukuh dengan pendiriannya. Jika
memang Seo Young berniat untuk kembali maka ia pun tak akan menolak, “Tapi
kebersamaan kami yang sedang terjalin ini bukan karena aku berpikir untuk
kembali padanya.”
Mi Kyung mencoba menunjukkan
kemungkinan yang terburuk, yaitu jika Seo Young tak akan pernah kembali padanya
selamanya. Apa yang akan Woo Jae lakukan?
“Aku harap hal itu tak akan
terjadi. Tapi jika memang seperti itu, aku tak dapat berbuat apapun.”
“Oppa..”
![]() |
“Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku dan Seo Young di masa yang akan datang. Tapi aku akan membiarkan segalanya. Yang terjadi, terjadilah. Hubungan dan perasaan seseorang tak dapat dipaksakan.”
|
Mi Kyung pernah mendengar hal ini
dari Seon Woo, tapi ia tak menyangka kalau Woo Jae memang bermaksud seperti
itu. Woo Jae berkata kalau ia dan Seo Young nanti memulai hubungan mereka lagi,
ia ingin agar ayah Seo Young dapat menemui orang tua mereka dengan lebih
percaya diri.
Mi Kyung terpana melihat niat Woo
Jae itu. Woo Jae pun melanjutkan yang terpenting baginya sekarang adalah berdoa
akan keselamatan penyelamat hidupnya.
Ho Jung dan Seo Young menunggui ayah,
dan Ho Jung tersenyum melihat betapa tenangnya ayah tidur sekarang. Seo Young malah
mulai khawatir dan bertanya sejak kapan ayah mulai tidur? Ho Jung mengatakan
sebelum Seo Young datang. Seo Young melihat jamnya dan menatap ayah yang
tertidur pulas.
Bertepatan dengan itu, mesin EKG
mulai berbunyi. Angka yang tadi hanya menunjukkan 81 sekarang sudah melonjak ke
129. Seo Young panik mendengar bunyi itu.
Sang Woo yang sedang menangani
pasien, mendengar pager-nya berbunyi.
Mi Kyung dan Woo Jae melihat Sang
Woo berlari dan mereka pun berpandangan, mengkhawatirkan hal yang sama. Mereka
pun segera bergegas ke arah yang sama dengan Sang Woo.
Kyung Ho datang dan mendapat
laporan kalau tekanan darah ayah tiba-tiba tak terkontrol dan antibiotik yang
diberikan tak berfungsi. Kyung Ho segera memeriksa kondisi fisik ayah. Ayah pun
mulai tersengal-sengal.
Dan Kyung Ho pun memutuskan,
“Intubasi!”
Sang Woo tersentak mendengar kata
itu. Kyung Ho membentak Sang Woo yang hanya diam mendengar perintahnya.
Buru-buru Sang Woo berlari keluar dan berteriak ‘intubasi!’ kepada perawat
jaga.
Mi Kyung menarik tempat tidur
ayah untuk memberi ruang lebih luas bagi Kyung Ho melakukan tindakan
selanjutnya.
Seo Young yang melihat kepanikan
yang tiba-tiba terjadi di ruangan ini, bertanya pada Sang Woo apa yang terjadi?
Sang Woo mencoba
tenang saat menjelaskan kalau ayah mengalami kesulitan bernafas dan mereka
sekarang akan memasukkan selang nafas ke dalam tenggorokan untuk memudahkan
pernafasan ayah.
Kaki Seo Young lemas
mendengarnya. Hampir saja ia jatuh jika Woo Jae tak segera menahannya.
Ho Jung terisak mendengar kata-kata suaminya, apalagi saat ia melihat tang
besar yang dibawa kakaknya ke dalam mulut ayah yang dipaksa terbuka.
Dunia terasa melambat untuk ayah.
Ayah membuka mata, sejenak menatap putra dan putrinya satu persatu.
Ia menatap Seo
Young yang khawatir dan tak dapat menghentikan air matanya yang berlinang.
Dan
ia juga menoleh pada Sang Woo yang memanggil namanya dengan cemas.
Sekali lagi ayah menatap Seo
Young yang kali ini ia juga dapat melihat pria yang berada di sebelah putrinya
itu, Woo Jae. Air matanya jatuh saat ia berbisik dalam hati,
![]() |
“Maafkan aku…” |
Komentar :
Ucapan Nyonya Bang paling mengena
di hati saya. “Ketika anak-anak akhirnya memiliki waktu untuk memikirkan orang
tuanya, kebanyakan, pada saat itu orang tua mereka sudah tak ada lagi di dunia
ini.”
Ketika seorang anak sudah keluar dari rumah, biasanya
kos, bekerja ataupun berkeluarga, mungkin ada yang seperti saya : terlalu sibuk
dengan urusan sendiri dan melupakan orang tua. Bukan melupakan karena marah, tapi lupa karena memang lupa, terlalu sibuk akan urusannya sendiri.
Jujur, saya pernah melakukannya. Dan setelah mendengar kata-kata Nyonya Bang membuat saya menelepon ibu hanya untuk bertanya, "Bagaimana kabarnya?"
Saya pernah membaca novel Korea terbitan Gramedia karangan Shin Kyung Sook yang berjudul, "Please Look After Mom" atau judul Indonesianya adalah "Ibu Tercinta". Buku itu menceritakan seorang ibu yang hilang di Stasiun kereta saat ia pergi bersama dengan suaminya hendak mengunjungi anak mereka di Seoul. Berbagai cara dan usaha dilakukan untuk menemukan ibu mereka, tapi semuanya nihil.
Saat kehilangan ibunya itulah, mereka mulai mengerti perasaan ibunya, apa yang pernah dilakukan oleh ibu mereka yang sebelumnya tak pernah mereka ketahui. Sama seperti Nyonya Bang yang mengenal ayah lebih dari Seo Young dan Sang Woo sendiri, putri Ibu di novel itu akhirnya bertemu dengan seorang pemimpin panti asuhan yang menceritakan kalau Ibu ternyata adalah donatur tetap dan sering mengunjungi panti itu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga, mengurus anak-anak yatim.
Chi Hon, novelis, baru teringat ia memiliki buku yang dibelikan ibunya dengan hasil menjual anak anjing. Buku itu adalah salah satu buku yang membuatnya menjadi seperti ini. Dan betapa setelah bekerja, Chi Hon, putri Ibu jarang sekali menghubungi Ibu karena sibuk. Bahkan tak jarang Chi Hon marah-marah dan kesal pada ibunya yang mengkhawatirkannya karena sering pergi keluar negeri sendirian.
Kasus yang dialami Chi Hon dan Seo Young memang berbeda. Tapi keduanya sama. Sama-sama tak memahami ibu dan ayah mereka, dan melupakan kasih sayang mereka.
Cinta anak sepanjang galah, cinta orang tua sepanjang masa.
Ada dua hal yang tak bisa ditunda : Beramal dan Berbakti kepada Orang Tua. (Quote Anonim)
*Mendadak ingin menelepon Bapak Ibu di pagi hari ini...*
Kisah yang mengharu-biru.,
ReplyDeleteUntuk episode ini, benar-benar mengena di hati T_T
WARNING .. !!
ReplyDeleteDILARANG MEMBACA SINOPSIS INI DI KANTOR ATAUPUN DITEMPAT YANG RAMAI ..
Hhha ..
karena air mata bisa tiba tiba mengalir ..
dan kalo diliat banyak orang bisa langsung jadi pusat perhatian ..
hahha ..
dan membuat malu karena salah tingkah ..
hhe ..
*pengalaman pribadi beberapa saat yang lalu*
xixixi ..
ditunggu 2 episode lagi mba dee ..
.ndah.
samaaa... di angkot pulaaa :( ga kuat deh malu pulaa
Deleteuntuk ada tissue disamping PC..
ReplyDeleteSumpah sedih banget .. masih nangis sampai sekarang ..
Kalau kisah orang tua pasti selalu bikin mewek T.T
ampun dah gua air mata gk bisa berhenti
ReplyDelete2 episode lagi berakhir dah nih drama, tapi di kbs 2tv dah tamat, MDSY/akan aku selalu kenang dramanya T_T
ReplyDeletenangis bacanya :(
ReplyDelete#untung kantor sepi
Sangat terbantu sekali dengan sinopsis ini, krn msih 4 epi lagi di KBSWorld, dah punya ampe tamat tapi kaga ngarti apa yg diomongin krn teksnya di doramax baru sampai ep 40 -huaaaaa nangis dipojokan-
ReplyDeleteSemangat ya say buat ngelanjutin sd end
Kena bgt d hati... Sedh bgt rasny... Top d ni drama, tp sayng sy bcny di episd" trakhr g tau awlny gm, Sist buatn recpny dr awl dong biar nymbng gt... he...he... Gomawo y sist...^ ^
ReplyDeletebunga
aih, mbak dee co cwit bener, mvnya ep 1-10 ditempel di sidebar...
ReplyDeletetau aja yang lagi nunggu sinop 6-10
seddiiiiihhh bangeet.... huaaaaa
ReplyDeletemau share pndpat mbak dee..saya bkn tipe penyuka drama melo, tapi drama ini kyknya pengecualian deh g tau knp drama ini bkin sy addict bgt alurnya g ngejelimet jd meskipun epsdenya pjg g ngbosenin buat diikuti n sy pikir scra kseluruhan semuanya pas ntah itu romancenya, melonya, n humornya jg ada jd intinya sy blm bosan nge-rerun ni drama waluapun mash ada yg tanpa subtitle dan msh setia menanti DVD nya di lapak2 terdekat...:) makasih utk mbak dee yg sdh ngenalin sy sm drama ini..:)
ReplyDeletembak dee, aku boleh kasih info ya sama yg lain. kalo yg mau nonton lengkap drama ini dari awal dg sub inggris, buka aja dramacrazy, ini link nya: http://www.dramacrazy.net/korean-drama/my-daughter-seo-young/
ReplyDeleteair mata mengalir sampai jauhh. . .
ReplyDeletejd teringat ibu dan bapak dirmh, smg mrk berdua sll sht dan dlm lindungan-Nya sll..amin
ReplyDeletejadi kengen bapak ibu
ReplyDeleteGak sabar nunggu episode 49-50..Kapan ya mba Dee....
ReplyDeleteMba,kapan nih ep 49-50nya,ak ud ga sabar nunggunya,cepet dong,maaf ya,mba he..he..
ReplyDeleteMba,kapan nih ep 49-50nya,ak ud ga sabar nunggunya,cepet dong,maaf ya,mba he..he..
ReplyDeletemba kapan nih 49-50 ko belum ada maaf mba soalnya dah gk sabar
ReplyDeleteudah seminggu lebih masih gak ada kabar lanjutannya ya
ReplyDeletehuftttt mba dee kelamaannnn 49-50 nya
ReplyDeletefanny
mb dee....kelanjutannya mana???...
ReplyDeletepenasaran nih ama endingnya???...
makasih en sorry udah ngerepotin...
^_^
Mba dee,ak tiap hr bolk balk ke blognya tp blm ad jg ep 49-50,ak penasaran bgt,maaaf mba rd maksa abiss ak penasran bgt,ak suka bgt am nih drama bgs ceritanya,fighting mba...
ReplyDeleteayo mbakkkk....SEMANGGGAAATTTTT
ReplyDeleteudah lupa kali dia buat lanjutin sinopsisnya
ReplyDeleteapa yg dibilang nyonya bang bener-bener menusuk hati... jadi inget ibuku yg sdh ga ada.. semoga bisa menjaga dan merawat bapak, seperti mereka menjaga dan merawat kita, anak-anaknya, sejak kita masih kecil bahkan sampai sekarang kita sudah dewasa....
ReplyDelete