Sinopsis My Daughter Seo Young Episode 45
Seo Young terkejut melihat wajah
Mi Kyung ada di handphone Sang Woo, bahkan tersenyum ceria bersama Sang Woo dan
ayahnya. Ia langsung bertanya, mengapa ada foto Mi Kyung di handphone itu?
Apakah Sang Woo dulu pacaran dengan Mi Kyung?
Sang Woo mengambil handphonenya
dan pura-pura tak mengerti apa yang Seo Young bicarakan. Seo Young teringat
kalau dulu ia pernah meminta Sang Woo untuk pindah rumah sakit tanpa
menjelaskan alasannya kalau adik iparnya serumah sakit dengan Sang Woo. Seo
Young pun menjelaskan kalau Mi Kyung adalah adik iparnya.
Sang Woo pura-pura terkejut
mendengar kata-kata Seo Young. Seo Young lalu bertanya bagaimana mungkin mereka
bisa berfoto bersama ayah? Sang Woo menjelaskan kalau saat itu, tak hanya Mi
Kyung, semua rekan sejawatnya datang ke rumah semua.
Sang Woo pun mengatakan kalau ia
telah berhubungan dengan Ho Jung selama 3 tahun terakhir ini. Sang Woo pun
menghapus foto yang menjadi masalah itu.
Penjelasan Sang Woo ini cukup
masuk akal, walau Seo Young masih tetap ragu.
Di rumah, Ho Jung membuka hadiah
dari Seo Young. Ternyata jaket yang dibelikan Seo Young sebelumnya itu untuk
ayah. Ho Jung membantu memakaikan jaket itu ke ayah, dan memuji betapa
pintarnya Seo Young memilihkan yang pantas untuk ayah.
Sang Woo keluar dari apartemen Seo Young, walau masih nampak
kecemasan di wajahnya. Tidak mudah membuat kakaknya percaya, apalagi Seo Young
sangat pintar. Dan ternyata Seo Young pun memang masih menyimpan kecurigaan
itu, walau ia coba mengesampingkannya.
Sang Woo pulang dan mendapati Ho
Jung sangat senang karena Seo Young memberikan sepasang jam tangan untuk mereka.
Dan yang paling menyentuh adalah kartu ucapan dari Seo Young : Selama kalian terus memutar jam ini, jam ini
tak akan pernah mati. Kuharap kalian hidup di dalam waktu yang sama.
Sang Woo memandangi kedua jam
tangan itu dengan haru.
Ji Sun sepertinya tak pernah
membersihkan rumahnya sendiri selama perkawinannya. Dan karena ia menumpang di
rumah Gang Sun, ia pun harus ikut bantu beres-beres rumah. Dan tugasnya adalah membersihkan
rumah dengan vacuum cleaner. Pekerjaan itu pun membuatnya sangat lelah.
Gang Sun yang sedang mencuci
piring keluar dari dapur karena mendengar ruangan sepi. Dan Gang Sun menyuruh
Ji Sun untuk tetap meneruskan pekerjaannya. Namun sebelum Ji Sun meneruskan
pekerjaan, ada telepon dari Woo Jae.
Rupanya Woo Jae ingin menemui
ibunya dan telah menunggu di parker gedung apartemen. Ia tersenyum-senyum saat
mengingat bagaimana Seo Young begitu mudahnya melepaskan bintang yang sedari
tadi ia coba lepaskan. Dan ia teringat kata-kata Seo Young yang mengatakan
kalau ibu akan bahagia kalau ayah bisa sedikit berubah.
Ibu heran melihat Woo Jae yang
tahu tempat persembunyiaannya. Ternyata Sung Jae yang memberitahu kakaknya
tentang tempat tinggal ibu mereka. Dan ibu semakin heran melihat perhatian Woo
Jae yang dengan tepat mengatakan kalau ibu merasa tak bahagia selama bersama
dengan ayah.
Merasa aneh dengan sikap Woo Jae
ibu tergeragap bertanya, “Woo Jae.. Woo Jae.. Kau ini kenapa?” Dan ibu menjadi
bingung karena Woo Jae malah tersenyum menenangkan ibu.
Ibu memeriksa dahi Woo
Jae, “Apakah kau jadi seperti ini karena menderita setelah bercerai dengan Seo
Young?”
LOL. Woo Jae malah kembali
tersenyum, bahkan meraih tangan ibu untuk menggenggamnya sambil berkata kalau
ibu tak perlu mengkhawatirkan mereka (Woo Jae, Mi Kyung dan Sung Jae) dan ibu
bebas melakukan apa yang ibu ingin lakukan. Mata ibu berkaca-kaca mendengar
ucapan putra sulungnya itu.
Ki Bum yang terbiasa melihat
istrinya di rumah setiap saat, tetap merasa istrinya ada di rumah walau sang
istri telah pergi. Saat akan tidur, tak sengaja ia melihat kalender. Ada dua
hari yang ditandai oleh ibu. Satu adalah hari ulang tahun Seo Young, dan ada
satu lagi yang ditandai dengan tinta merah. Reflek Ki Bum bertanya pada
istrinya, apa itu..?
Tapi pertanyaannya menggantung di
udara saat ia menoleh pada tempat tidur istrinya yang kosong. Tak ada istri
yang duduk di sana.
Aww… poor puppy..
Dan keesokan paginya, ia melihat sepertinya semua anak-anaknya tak terpengaruh dengan kepergian ibunya. Ketiga anaknya
seperti biasa, makan dan tak berbicara padanya. Saat ia mengungkit tentang ibu dan
perceraian mereka, mereka juga nampak biasa-biasa saja.
Mi Kyung mengatakan kalau ia
mengerti bagaimana perasaan ibunya dan tak menolak jika keputusan ibu memang
ingin bercerai. Woo Jae pun menambahkan kalau ia juga tak akan menghentikan
keinginan ibunya untuk bercerai, setelah mendengar apa yang ayah katakan dulu
(di tahun baru). Sung Jae bahkan bermaksud untuk tinggal bersama ibu setelah
mereka benar-benar bercerai.
Ki Bum benar-benar melongo
melihat loyalitas mereka pada ibunya.
Pelanggan yang dibuatkan lemari
dengan desain dari ayah Seo Young puas dengan lemari yang dihasilkan. Kata
bosnya, pelanggan itu memberi bayaran yang besar bagi mereka. Oleh karena itu,
bos mengajaknya untuk merayakan keberhasilan ini dengan mengajaknya makan nanti
malam.
Dari episode sebelumnya, Seo
Young menangani kasus-kasus hukum yang
dialami para manula. Salah satunya adalah seorang nenek yang cucunya, Eun Ho,
dituntut oleh orangtua anak yang ia aniaya. Eun Ho sekarang ditahan di kantor
polisi.
Dan malam itu, Seo Young mencari
bukti-bukti yang dapat melepaskan atau meringankan hukuman Eun Ho. Di kantor
polisi, Seo Young melihat rekaman kepulangan ayah Eun Ho yang mencurigakan.
Keesokan harinya, Seo Young pun
mengunjungi rumah Nenek Eun Ho untuk
bertanya tentang rekaman CCTV itu. Betapa kagetnya ia mendengar suara pukulan
dan teriakan.
Dan ia semakin kaget melihat Nenek dan seorang gadis kecil yang
ternyata adalah adik Eun Ho, keluar rumah dengan wajah yang mengeluarkan darah.
Seo Young membawa mereka berdua
ke café. Dari cerita nenek, Seo Young tahu kalau ayah Eun Ho suka memukuli ibu
dan anak-anaknya di kala mabuk. Nenek menyalahkan diri sendiri karena ia tak
mampu mememenuhi kebutuhan anaknya dan ia merasa kasihan pada cucunya, Eun Ho.
Pada Yoon Hee, ia menceritakan
hasil perkembangan kasus Eun Ho yang sepertinya menemui jalan buntu. Eun Ho tak
dapat lepas dari tuntutan orang tua korban. Pada saat itu, mantan ayah mertuanya
menelepon dan meminta Seo Young untuk menemuinya.
Ternyata Ki Bum yang mengundang
Seo Young untuk membayar jasanya sebagai pengacara istrinya. Seo Young terpana
melihat ayah menaruh amplop uang di depannya.
Mulanya ia ingin menolak, tapi
ucapannya menggantung di tengah-tengah, ia kemudian berterima kasih.
Dan yang
tak disangka-sangka oleh Ki Bum, Seo Young mengambil amplop itu, membuka dan
terus menghitungnya! Tindakan yang menurut kebiasaan tak sopan, jika diberi
uang dan dihitung di depan si pemberi.
Ayah semakin kaget mendengar Seo
Young berkata sambil tersenyum kalau seharusnya ayah menambah 10 juta won lagi,
karena ia telah membereskan kasus ibu. Ha. Ayah sejenak benar-benar diam, tak
tahu bagaimana harus merespon permintaan itu. Ayah pun hanya bisa
mengangguk-angguk.
Seo Young mengangguk hormat dan
pamit. Tapi ayah menghentikannya dan bertanya tentang permintaan istrinya untuk
bercerai, apakah kemungkinan cerai itu bisa terjadi? Masih tetap tersenyum, Seo
Young mengatakan hal ini sangat mungkin karena ada kasus Sung Jae (yang
ternyata bukan anak pungut, melainkan
anak Ki Bum dengan Sekretaris Yoon). Seo Young pun mengangguk lagi dan kali ini
benar-benar meninggalkan mantan ayah mertuanya.
Ha. Ayah tak dapat berkata
apa-apa. Ia hanya bisa menganggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.
Namun ucapan Seo Young mengena di
benak ayah. Ayah langsung ke ruangan Woo Jae untuk mencari tahu keberadaan ibu.
Ia ingin meminta maaf padanya. Ayah juga mengadukan tentang kelakuan Seo Young
yang meminta tambahan uang.
Woo Jae kaget mendengar apa yang
baru saja terjadi di ruangan ayah. Iapun menjadi marah karena ia tak percaya
pada apa yang dilakukan oleh ayahnya ini, “Apakah kemarin ayah benar-benar
memanggil Seo Young karena profesinya sebagai pengacara? Apakah ayah pikir Seo
Young bergegas ke kantor polisi itu untuk memperoleh uang bayaran?
Sebelum ayahnya sempat menjawab,
Woo Jae bergegas mengambil handphonenya dan langsung pergi meninggalkan ayah
yang tak menjawab karena benar-benar bingung, tak tahu apa yang salah dari
ucapannya. Ckckck…
Seo Young keluar gedung dan teringat
pada ayahnya saat ia melihat tempat parker. Ia seperti melihat ayahnya duduk di
kotak kecil dan membukakan palang ke setiap mobil yang akan lewat.
Ia juga
seperti melihat Woo Jae khusus datang dan menyapa ayahnya (Not:pada saat itu
Woo Jae belum mengetahui kalau ayah adalah ayah kandung Seo Young)
Seo Young menerima SMS dari Ho
Jung yang berterima kasih atas hadiah jam tangan dan menyesal karena Seo Young
tak dapat menghadiri pernikahannya. SMS Ho Jung ini mengembalikan ingatan Seo
Young pada saat-saat itu.
Saat dimana Woo Jae memintanya
untuk menghadiri pernikahan putri Choi Min Suk (yaitu Ho Jung) dan setelah itu
bertanya dengan dingin bagaimana acara pernikahannya. Saat dimana Woo Jae
berkata dengan penuh emosi pada Seo Young jika terjadi sesuatu pada Mi Kyung, Seo Young harus bertanggung
jawab. Pada saat itu, ia tak tahu apa maksud perkataan Woo Jae.
Namun sekarang ia tahu. Seo Young
langsung menghubungkan semuanya. Tepat pada saat itu juga, Woo Jae menelepon,
minta maaf atas tindakan ayahnya dan karena khawatir Woo Jae mengajak Seo Young
untuk bertemu.
Tapi Seo Young tidak sedang memikirkan hal itu. Ia langsung
bertanya pada Woo Jae siapa mantan pacar Mi Kyung?
Woo Jae tak dapat menjawab. Dan
Seo Young pun mengetahui kalau dugaannya benar karena tak ada jawaban yang
keluar dari mulut Woo Jae, “Apakah adikku?”
Woo Jae masih tak dapat menjawab,
seakan membenarkan dugaan Seo Young dan iapun bertanya lagi, “Apakah kau
menyuruhku pergi ke pernikahan karena telah mengetahui semuanya?”
Tahu kalau Seo Young sekarang
pasti merasa terpukul, Woo Jae berlari keluar mencari Seo Young. Dan ia
menemukan Seo Young di tempat parkir, hampir masuk mobil. Woo Jae menarik Seo
Young, mencegahnya untuk masuk. Woo Jae menjelaskan kalau saat itu ia melakukan
hal itu bukan untuk membuatnya menderita, tapi karena ia ingin Seo Young
mengaku kepadanya.
Namun penjelasan itu malah
membuat Seo Young merasa semakin bersalah, karena demi dirinya, Mi Kyung dan
Sang Woo tak dapat menikah. Woo Jae mencoba menenangkan Seo Young karena semua
itu sudah menjadi masa lalu, tapi Seo Young tak bisa diyakinkan dengan
kata-kata itu.
Dengan nada tinggi, Seo Young
berkata kalau ia tak percaya kalau hanya ia sendiri yang tak tahu atas apa yang
sedang terjadi, dan dia benar-benar menjadi ‘jahat’. Namun ia pun menghentikan
ucapannya dan sadar, kalau ia tak berhak marah atas semua kejadian ini.
Ia
menunduk, tak berani menatap Woo Jae dan buru-buru masuk ke dalam mobil. Ia pun
langsung melarikan mobilnya.
Woo Jae mencoba mengejarnya. Tapi
ia segera sadar kalau ia tak membawa kunci mobil. Bahkan mantel pun lupa
dipakai.
Seo Young kembali ke rumah dan
langsung duduk meringkuk. Ia teringat kata-kata Sang Woo saat itu, saat ia akan
menikah. Dan ia juga teringat pada Mi Kyung yang seperti stress di saat itu.
Seo Young pun menangis, tak percaya kalau masa depan kedua adiknya itu berubah
gara-gara dirinya.
Yeon Hee mencoba menelepon Seo
Young namun heran mengetahui handphone Seo Young mati. Keheranannya terjawab
setelah melihat Woo Jae yang tanpa mengetuk pintu langsung masuk kantor dan
mencari-cari Seo Young.
Woo Jae tahu, selain kantor,
tempat Seo Young hanyalah rumah. Maka ia pun ke apartemen Seo Young dan
menggedor pintu Seo Young, menyuruhnya untuk keluar. Tapi Seo Young diam tak
menjawab. Woo Jae tak menyerah dan terus menggedor, hingga para tetangga
bermunculan. Woo Jae meminta maaf pada para tetangga itu, tapi ia tetap
menggedor dan meneriaki Seo Young agar mau keluar.
Seo Young pun akhirnya membuka pintu dan
mereka pun berbicara di taman.
Woo Jae meminta Seo Young untuk
berhenti menyalahkan diri sendiri. Tapi Seo Young yang masih dibutakan oleh
perasaan bersalahnya, minta maaf dan meminta Woo Jae untuk menghentikan
semuanya sampai disini.
Ia tak dapat berteman dengan Woo Jae. Ia juga tak ingin
bertemu dengan Woo Jae lagi, “Aku tak tahu kalau semua yang terjadi ini
disebabkan olehku. Semua kepahitan yang dialami oleh adikku dan adik iparku,
dan aku telah menghancurkan kehidupan mereka agar aku bisa menikmati
kehidupanku. Bagaimana mungkin aku bisa kembali padamu?”
“Apakah aku pernah memintamu
untuk kembali padaku?” tanya Woo Jae frustasi.
“Karena itulah, sebaiknya kita tak melakukan apapun di antara kita. Melihat dirimu sangatlah menyakitkan. Aku merasa seperti berada di luar dengan memakai baju yang koyak,” Seo Young menahan tangis.
Woo Jae berteriak kesal, “Kau melakukan hal itu lagi,
lagi dan lagi! Apakah kau pikir aku menceraikanmu agar kau kembali seperti ini?
Jika aku tak menandatangani perceraian itu dan tetap bersikeras, kau akan tetap
menjadi istriku. Apakah kau pikir mudah bagiku untuk melepaskanmu?
Aku sangat takut melepaskanmu.
Tapi aku akhirnya melepaskanmu karena aku ingin kau hidup tanpa memikul beban
(kebohongan). Aku berharap kau membebaskan dirimu dari segala luka dan sakitmu.
Karena itulah aku melepaskanmu. Tapi sekarang kau malah berkata kalau kau ingin
melarikan diri lagi?”
Seo Young terhenyak mendengar
kemarahan Woo Jae. Ia langsung minta maaf. Tapi Woo Jae menganggap kalau seo
Young tak benar-benar menyesal, “Jika kau memang menyesal, kau seharusnya
melakukan apa yang aku inginkan. Apakah aku memintamu untuk kembali
padaku? Sudah kubilang bukan itu yang kuinginkan!”
![]() |
“Kau seperti cermin masa laluku. Setiap aku melihatmu , untuk selamanya aku akan melihat diriku yang lama, yang selalu kubenci.” |
Woo Jae diam dan akhirnya menatap Seo Young,
“Benarkah? Jika memang itu yang kau inginkan, jika kehadiranku di hadapanmu
membuka luka dan membuatmu menderita, maka aku tak akan muncul lagi.”
Seo Young terkejut mendengar
keinginannya terpenuhi. Tapi tak ada kegembiraan maupun kelegaan tersirat di
wajahnya saat melihat Woo Jae berjalan pergi menjauhinya.
Teman Ho Jung mengunjungi Ho Jung
di rumah, dan Ho Jung dengan gembira memberitahukan kalau Sang Woo sekarang
telah berubah, persis seperti yang ia inginkan. Padahal Ho Jung tak pernah
sekalipun memberitahukan keinginannya itu.
Bukannya ikut bergembira,
temannya itu malah curiga kalau Sang Woo
mengetahui blog yang ditulis Ho Jung. Sang Woo menikahinya bukan karena cinta,
jadi sangatlah aneh jika Sang Woo tiba-tiba romantis, hanya dua bulan setelah
pernikahan.
Haduhhh… Ho Jung yang sebelumnya
berbunga-bunga, langsung muram memikirkan kemungkinan itu. Saat sendiri, ia
melihat-lihat lagi blog yang ada wishlistnya, dan merasa kata-kata temannya itu
ada benarnya juga.
Sang Woo yang ada di rumah sakit
tak merasa kalau kedoknya mulai terbongkar. Ia dan teman-temannya memutuskan
untuk makan siang. Kebetulan Mi Kyung baru selesai operasi, dan teman sejawat
mereka, walau masih canggung, menawarinya untuk makan siang bersama.
Mi Kyung kaget mendengar ajakan
itu. Tapi ia buru-buru mengangguk dan mengambil jasnya. Sang Woo tersenyum
melihat Mi Kyung telah dimaafkan dan bisa diterima lagi oleh teman-teman
mereka. Saat mereka menuju kantin, mereka bertemu dengan Gyung Ho. Sang Woo
juga mendapat telepon dari Woo Jae.
Gyung Ho membongkar kotak yang
berisi barang-barang lamanya. Saat menemukan kalung berbandul hati, ia
tersenyum. Ahh.. sepertinya kalung hati itu adalah bukti yang diminta Mi Kyung
kalau ia adalah oppa itu.
Saatmenemui kru produksi drama
yang sedang ia jalani untuk mencari tahu mengapa adegannya dipotong, ia mendengar pembicaraan telepon kru itu kalau mereka
membutuhkan pemain tambahan sebagai mafia. Sung Jae yang kebetulan mendengar
itu mendapatkan ide.
Ia menemui Min Suk (ayah Ho Jung)
dan memberitahukan kalau ia akhirnya menemukan peran untuk sahabat ayahnya itu.
Ia menunjukkan naskah drama itu dan mengajak Min Suk untuk ikut audisi. Min Suk
sangat senang mendengar kaba itu dan berterima kasih padanya.
Ji Sun yang sedang mengira-kira, rumah di daerah mana yang tepat untuk ia tinggali, mendengar suara bel. Saat ia sedang di rumah sendirian.
Dan
saat membuka layar CCTV, ia kaget wajah suaminya ada di hadapannya. Ki Bum
menunjukkan surat cerai ke layar itu. Ternyata suaminya yang datang memintanya
untuk membicarakan perceraian mereka.
Tapi Ki Bum masih tak ingin
menceraikan istrinya. Mereka pergi ke sebuah cafe.Beserta permintaan maafnya, ia juga menawarkan 10% saham Winners
jika Ji Sun mengurungkan niatnya untuk bercerai.
Jiaahhh… ni bapak. Bukannya kalau
sudah menikah itu milikku milikmu, milikmu milikku, ya?
Tentu saja Ji Sun marah dan
berkata, “Kang Ki Bum, Karena inilah hubungan kita tak pernah berhasil. Hanya
saham, uang dan kartu kredit yang kau punyai.
Aku minta cerai sekarang juga!”
Ki Bum kaget mendengar penolakan
istrinya. Ia buru-buru keluar mengejar istrinya dan menarik tangannya.
Ji Sun mencoba melepaskan diri,
tapi Ki Bum tetap memegang tangannya. Ia pun berteriak, “Tolong! Ada
pengganggu! Ada pengganggu!” membuat orang-orang langsung memperhatikan mereka.
Dan saat ada pria bertubuh besar
mendekati mereka, Ki Bum reflek langsung melepaskan tangannya sehingga Ji Sun
langsung lari meninggalkan si pengganggu itu. LOL.
Di apartemennya yang gelap, Seo
Young berpikir akan apa yang baru saja ia alami. Seperti telah memutuskan
sesuatu, iapun keluar apartemen. Entah kemana ia akan pergi, tapi kepergiannya
itu tertunda karena Sang Woo muncul di hadapannya dan langsung menariknya
pergi.
Sang Woo berkata kalau kalau kedatangannya
kemari adalah karena mendapat telepon dari Woo Jae. Ia minta agar Seo Young
berhenti menyalahkan diri sendiri karena semua itu sudah menjadi masa lalu. Ia
sekarang merasa berbahagia bersama Ho Jung. Sang Woo berkata jujur walau dengan
nada sedikit bercanda , “Tak sepertimu, aku hanya dapat melakukan sesuatu yang
bisa kupegang saja.”
Walau begitu, Seo Young masih
merasa bersalah. Maka Sang Woo pun berkata lebih serius. Ia tahu kalau ia
memberitahu Seo Young, kakaknya itu pasti akan langsung mengakui kebohongan itu
dan langsung menceraikan Woo Jae, “Dan setelah itu apa mungkin aku mampu
tinggal di rumah yang kau tinggal pergi untuk hidup bersama Mi Kyung?”
Seo Young tak bisa menjawab. Dan
Sang Woo pun memberikan pendapatnya tentang niat Seo Young untuk mandiri itu bukan berarti hidup
sendiri, makan sendiri dan tidur dan bangun sesukanya, “Hidup bersama orang
lain tanpa tergantung dengan orang lain,
itulah artinya mandiri.”
Sang Woo mengingatkan kalau ada
pria yang bernama Woo Jae yang selalu di sisi Seo Young, “Lihatlah ke dalam
hatinya sekarang. Pengkhianatan yang ia rasakan mungkin jauh lebih besar
daripada rasa malu yang kau miliki. Apapun alasannya, kau telah membuat pilihan
itu 3 tahun yang lalu. Bagimu, alasan itu karena ayah. Tapi bagaimana dengan
Kang Woo Jae-ssi? Apapun yang telah terjadi, ia masih tetap ada di sisimu.
Apakah kau tak berpikir mungkin sekarang saatnya kau memikirkannya?
Jangan terpaku pada masa lalu dan
menggunakan masa lalu itu untuk mendorongnya pergi. Pikir lagi dalam-dalam,
mengapa Woo Jae-ssi melakukan hal itu. Mengapa ia tak dapat memberitahu tentang
hubunganku dengan Mi Kyung.
Seo Young-ah, kau melarikan diri
dari baying-bayang ayah, dan kau telah berhasil melakukannya. Tapi kenapa kau masih
tetap menyalahkan dirimu sendiri? Jika kau seperti ini, ayah selamanya akan
merasa bersalah karena telah membuatmu seperti ini. Apakah ini yang kau
inginkan? Aku tak ingin memintamu untuk memaafkan ayah, aku memintamu untuk
melepaskan luka yang disebabkan oleh ayah. Bencilah ayah, tapi jangan membenci
dirimu sendiri.”
Ayah sedang membuat kursi goyang
dan saat ditanya oleh pemilik bengkel, ayah mengatakan kalau ia hanya iseng
saja. Mereka pun makan malam untuk merayakan bayaran yang didapat tadi pagi.
Ayah berceritakan kalau saat-saat
paling membahagiakan dalam hidupnya adalah saat-saat ia mengikuti sekolah malam
jurusan desain, dan siangnya ia bekerja menjadi tukang kayu. Hanya saja ia
harus menghentikan sekolah itu karena istrinya melahirkan bayi tak hanya satu
tapi dua dan ia juga harus merawat orang tuanya.
Ayah tak banyak makan saat itu,
karena ia mengeluh kalau ia tak enak badan.
Seo Young kembali ke apartemen,
namun terlihat banyak pikiran yang berkecamuk di pikirannya. Woo Jae diam-diam
mengawasi mantan istrinya itu dari belakang.
Aww.. Woo Jae-ssi, tak muncul di
hadapannya bukan berarti tak muncul di belakangnya, ya..
Sesampainya di apartemen, Seo
Young langsung mengambil selimut dan tanpa berganti baju, langsung tidur dengan
beralaskan bantal tangan yang dihadiahkan Woo Jae padanya. Kata-kata Sang Woo
terus terngiang di telinganya kalau Seo Young tak perlu memaafkan ayah, tapi
Seo Young hanya perlu melepaskan luka yang diakibatkan oleh ayah.
Sang Woo pulang ke rumah dan,
tanpa Ho Jung sangka-sangka, Sang Woo memintanya untuk memotong kuku tangannya.
Tentu saja Ho Jung sangat bahagia, karena itu juga salah satu keinginannya
setelah menikah. Memotong kuku suami. Tapi ia teringat akan ucapan temannya.
Jadi saat Sang Woo memberikan
kedua tangannya yang kukunya masih pendek, Ho Jung mengatakan kalau ia tak
dapat menemukan pemotong kukunya. Ho Jung pun langsung menghampiri tempat
tidur.
Sang Woo yang tak sadar akan perubahan mood Ho Jung pun langsung tidur
dan mengulurkan lengannya. Kembali ia akan menghitung sampai tiga dan akan
menarik tangannya jika Ho Jung tak segera tidur.
Tai kali ini Ho Jung tak segera
loncat ke tempat tidur, malah berkata dengan mata berkaca-kaca, “Sudah kubilang
kalau tak masalah buatku. Kau melakukan semuanya ini karena kau membaca blogku,
kan?”
Ketahuan, Sang Woo mencoba
beralasan kalau ia tak sengaja membaca blog Ho Jung. Dan ia bertanya mengapa Ho
Jung marah karena ia melakukan apa yang Ho Jung idamkan?
Hhh… boys..
Ho Jung mengatakan kalau bukan
ini yang ia inginkan, “Hal-hal yang kutuliskan dalam blog itu ingin kulakukan
bersamamu saat kau memang benar-benar mencintaiku, walaupun pada saat itu aku
sudah menjadi wanita tua dan berumur. Aku tak ingin kau melakukan itu karena
wajib dan merasa hal itu sebagai tugas.”
Sang Woo kehilangan kata-kata. Ho
Jung pun langsung menyibak selimut dan membaringkan badan. Tanpa menunggu Sang
Woo, Ho Jung menutup mata dan meminta Sang Woo untuk mematikan lampu.
Hhh… boys… ckckck..
Di rumah sakit, salah satu rekan
Sang Woo mencoba menjual tiket teater musical karena ternyata jadwal nontonnya
bertabrakan dengan jadwal jaganya. Tapi teman satunya itu tak mau. Kebetulan
Sang Woo masuk dan memutuskan untuk membelinya.
Sang Woo pun menelepon Ho Jung
yang sedang berpikiran untuk menghapus blognya. Sang Woo mengajak Ho Jung untuk
menonton teater, “Aku ingin membuatmu tersenyum,.. tapi kau kan tahu kalau aku
tak begitu pintar.”
Aww.. dimaafkan.
Ho Jung tersenyum mendengar
ucapan Sang Woo dan bertanya dimana ia harus menemui suaminya itu.
Di kantor, Seo Young dan Yoon Hee
dikagetkan oleh Seon Woo yang datang dengan membawa buket bunga. Rupanya
kedatangan Seon Woo ini sebagai permintaan maafnya atas apa yang terjadi selama
ini.
Ho Jung berdandan untuk
kencannya, dan ia pun berjanji pada dirinya sendiri untuk mengatakan permintaan
maafnya atas ucapannya kemarin malam. Ia mengaca di cermin dan tersenyum
menatap bayangannya.
Sang Woo pun ternyata juga
berdandan dan tersenyum saat memeriksa penampilannya di cermin. Aww.. so
sweet..
Rupanya Sang Woo yang datang
terlebih dahulu. Ho Jung yang melihat Sang Woo sedang berdiri menunggu
kedatangannya, berbalik dan membuka cermin kecilnya. Sambil tersenyum, ia
mempraktekkan sapaannya di depan cermin kecil itu.
Setelah puas dengan latihannya,
ia pun berbalik untuk mengagetkan Sang Woo dari belakang. Tapi betapa kagetnya
ia mendengar kata-kata yang diucapkan Sang Woo di telepon, “Memang apa yang
bisa dilakukan kalau itu melelahkan? Siapa yang melakukan hal itu karena memang
ingin? Itu memang kewajiban. Aku tak dapat meninggalkannya dalam kondisi itu.
Tutup saja matamu dan lakukan sambil tersenyum.”
Ho Jung yang mulanya ragu atas
apa yang dibicarakan Sang Woo, teringat akan semua tindakan manis Sang Woo
sebelumnya. Dan hatinya semakin patah saat mendengar ucapan Sang Woo berikutnya,
“Tentu saja menjengkelkan dan membosankan. Tapi aku harus melakukannya karena
itu sudah keputusanku.”
Ho Jung mundur perlahan-lahan tak
tahan mendengar sisa pembicaraan Sang Woo lagi. Ia lari saat Sang Woo mengeluh,
“Aku capek.”
Walaupun ternyata yang sedang
Sang Woo bicarakan itu bukannya Ho Jung, melainkan pasien. Dan Sang Woo
berbicara dengan rekan sejawatnya.
Ho Jung yang merasa telah mendengar
perasaan Sang Woo yang sebenarnya, berjalan menyusuri kota, tak tentu arah. Ia
tentu dapat pulang ke rumah. Ia pun berjalan-jalan dan melamun, hingga menabrak
orang yang ingin menawarinya sesuatu. Ia pun akhirnya lari menghindari
laki-laki itu hingga ke sebuah jalan yang gelap.
Saat sedang menenangkan nafasnya
yang tak beraturan, ia mendengar suara langkah kaki yang terseok-seok. Ada orang di
belakangnya.
O oh.. Ho Jung gemetar ketakutan
dan berbalik. Ternyata di hadapannya ada seorang pria berpenampilan kumal yang
berjalan perlahan-lahan mendekatinya.
Ho Jung mundur perlahan-lahan,
tapi pria itu malah semakin mendekatinya.
Sang Woo menelepon rumah dan ayah
yang sudah berada di rumah mengatakan kalau Ho Jung sudah meninggalkan rumah.
Sang Woo mencoba menelepon Ho Jung lagi dan lagi, tapi handphone Ho Jung tetap
tak diangkat.
Hingga yang terakhir kali, ia
menelepon. Dan Ho Jung mengangkatnya. Namun yang terdengar malah suara bariton pria.
Sang Woo kaget mendengar suara itu. Ia bertanya siapa pria itu.
Hanya terdengar suara, “Aku..” dan telepon pun mati.
Sang Woo semakin panik. Takut
sesuatu terjadi pada Ho Jung, ia pun berlari meninggalkan bioskop.
Komentar :
Benar-benar akhir yang sangat mengantung. Berhasilkah Ho jung menyelamatkan diri? Apakah Ho Jung selamat? Lalu mengapa handphone Ho Jung sekarang berada di tangan pria berpakaian kumal itu?
Hmm...
"apa aku pernah meminta mu kembali pada ku?" cie..ketauan deh sbnarnya seo young tuh yg g nahan pengen balik sm woo jae :) ya iya lah kalo sy yg jd seo young jg g bakal nahan pisah lama2 sm woo jae, perhatianya itu loh yg bkin g nahan wkwkwkw.. mbak dee pnya stok cowok kyk woo jae g?? klo ada bagi sy satu yah..:) *woojaeaddict*
ReplyDeletebest couple sang woo & ho jung..
ReplyDeleteMie tebak hojung keduluan pingsan, sangkin takut atau shock udah denger kata2 sang woo trus liat pria wajah acak kadul kumel pula
Lanjut dee bagus banget daebak
ReplyDeleteHadeuh.....meleleh baca kata2nya woo jae. Makasih mbak dee
ReplyDeleteKaya πŶª tuw co kumel G̲̮̲̅͡ĂĄĐş̲̮̲̅͡ jahat, cuma ho jung πŶª aja yg paranoid jd pingsan dh.. #smoga
ReplyDeletembaa dee buat review chunhye dihunhan dong please kangen chunhye nih
ReplyDeleteWah sinopsis nya lengkap nih! Great review bro.. :)
ReplyDeleteOooh woo jae-ssi,rada gemes nih sama soe young yg tll jaim u/melihat kebaikan&perhatian woo jae,btw kalo ga gito ga da critay ya,MDS berapa episode ya mb dee??
ReplyDelete-nath-
filmnya SIGNS yg kmarin ko' mirip sm MV nya K WILL - My Heart Beating yah?!
ReplyDeleteseru banget ^^
ReplyDeletejadi kepengen tau lanjutannya..
http://oldsunday.blogspot.com/
kpn lanjutan-nya K' dee, ud beberapa kali update blog-nya K' dee qo' blom ada postingan terbaru....
ReplyDeleteNdak sabar pengen baca kelanjutan sinopsisnya, τнanκ чoü
ReplyDeleteMba dee, baca sinopnya trnyata menarik jg ya. Drama keluarga tapi ga sepanjang youre my destiny kan hhehhe.. gomawo mba dee, ditunggu lanjutannya ya ^^
ReplyDeletenooo,, sang woo balikan dong sama mi gyeong :(((( ga sudi kalo sang woo sama ho jong :/ *sang woo mi gyeong couple hwaiting!!!
ReplyDelete