Sinopsis Nice Guy Episode 8 – 2
Maru telah sampai di vila
Pyeongyang. Betapa terkejutnya ia saat melihat isi rumah yang berantakan dan
Jae Hee duduk terpekur di lantai dengan hanya memakai satu sandal. Wajahnya
sudah lebam dan lengnnya berdarah karena cakaran.
Whoaa… Jae Hee memukuli dan
mencakari dirinya sendiri agar aksinya lebih terpercaya? Ckckck..
Seakan dejavu, Maru melihat Jae
Hee remaja dengan satu sepatu di kaki dan sepatu lainnya di dalam pelukannya,
ketakutan.
Maru memalingkan muka saat Jae Hee mengangkat wajahnya, tak tega melihat Jae Hee yang seperti tikus
yang ketakutan, sama seperti belasan tahun yang lalu. Maru bertanya dimanakah
Jae Shik?
Dengan lirih Jae Hee menjawab tak
tahu. Mungkin Jae Shik sudah melarikan diri karena mendengar kalau Maru akan
datang kemari. Mencoba menekan perasaannya agar tak terlihat, Maru bertanya
dimana kotak P3K.
Jae Hee berkata ada di laci di
ruang tengah. Saat Maru pergi untuk mengambilnya, Jae Hee memanggilnya. Ia tak
yakin kalau Maru akan datang kemari, jadi “Terima kasih, Maru.”
Ewww...
Eun Gi memandangi SMS itu,
mencoba memahami apa yang maksud sebenarnya pengirim SMS itu.
Maru mencari-cari kotak P3K, dan
saat ia menemukan ada telepon masuk. Ia mengangkat telepon itu hanya untuk
mendengar ia dimaki-maki karena tak mau mengangkat telepon. Apakah handphone
itu hanya untuk membaca jam saja? Maru tak mengenali suara itu, maka ia
bertanya siapakah dia?
![]() |
“Aisshh… anak ini. Apa kau tak mengenal suara hyung-mu? Bawa uangnya dan segeralah kemari!” |
Ternyata yang meneleponnya adalah
Jae Shik yang sedang ada di kantor polisi bersama dua orang wanita (satu germo
dan satu lagi wanita penghibur). Mereka mengadukan Jae Shik karena tak bisa
membayar minuman yang telah Jae Shik habiskan dalam satu hari ini. Semuanya 3
juta won. Jae Shik minta tolong Maru untuk membayarinya lebih dahulu.
Mulanya Maru terlihat kesal
karena lagi-lagi kakak Jae Hee membuat ulah. Tapi setelah itu ia tersadar dan
ia bertanya, “Hyung, kau sekarang ada dimana?”
Saat Jae Shik menjawab kalau
sekarang ia ada di Busan, wajah Maru mengeras. Apalagi saat Jae Shik berkata
kalau ia akan membayar Maru 3 kali lipat setelah ia bertemu dengan Jae Hee dan
meminta uang darinya.
Maru kembali menemui Jae Hee
dengan membawa kotak P3K. Namun kali ini Maru hanya terdiam. Ia mengangkat
wajah Jae Hee, melihat lukanya dan mulai mengoleskan obat di bibir Jae Hee.
Dengan mobilnya, Eun Gi
mendatangi vila itu. Betapa terkejutnya ia melihat mobil Jae Hee dan mobil Maru
berjejer berdampingan.
Maru telah selesai mengobati Jae
Hee, namun ia tetap terdiam. Dengan air mata menggenang, Jae Hee bertanya pilu,
“Apa yang telah kulakukan padamu?” Ia sekarang menyadari kalau semua yang
dikatakan Maru semuanya benar. “Saat itu aku tak berpikir jernih. Aku memang
salah. Aku bersalah padamu, Maru.”
Dengan kalem Maru berkata,
“Noona, kau benar-benar mengenalku dengan baik, lebih dari aku mengenal diriku
sendiri.”
Jae Hee ragu akan kata-kata Maru.
Apa maksud perkataannya?
Pada saat itu Eun Gi sudah masuk
ke dalam rumah dan berjalan pelan-pelan agar langkahnya tak terdengar. Di balik
pintu ia mendengarkan ucapan Maru.
“Hati kecilku sendiri sebenarnya
tak ingin balas dendam. Apapun yang kau lakukan padaku, hati ini tetap
merindukanmu. Karena kebodohanku, perasaanku tak pernah berakhir.”
Jae Hee ingin berkata, tapi Maru
memotongnya dengan menyuarakan kata-kata Jae Hee 6 tahun yang lalu,
Jae Hee berlinang air mata saat
menyanggupi keinginan Maru. Bukankah dulu Maru menginginkannya turun ke bawah? Jae
Hee mengangguk meyakinkan Maru, “Aku akan turun ke bawah dan akan membuang
semuanya. Aku akan kembali turun ke Jae Hee yang lama.”
Eun Gi terpana mendengar
percakapan mereka. Tak tahan akan apa yang selanjutnya akan ia dengar, Eun Gi
berbalik meninggalkan mereka dan sayangnya tak mendengar jawaban Maru selanjutnya.
Jae Hee berkata kalau ia akan
melakukan hari ini, atau malah sekarang juga. Tapi Maru malah menyarankan
sebaliknya.
Maru malah meminta Jae Hee untuk
tak melakukannya karena mulai sekarang ia tak akan mempedulikan apa yang Jae
Hee lakukan. “Tak peduli jalan mana yang akan diambil Han Jae Hee, apakah jalan
menuju neraka ataupun menuju kehancuran, aku tak tertarik lagi.”
Jae Hee tak mengerti akan ucapan
Maru. Ia menyangka Maru akan mempedulikannya tapi ternyata tidak. Jae Hee
mencoba menahan Maru dengan berteriak frustasi.
Tapi Maru tak terpengaruh lagi.
Dengan kaku, ia malah berkata, “Perasaanku pada Han Jae Hee sekarang sudah
mati.” Dan Maru terus berjalan meninggalkan Jae Hee yang menangis terisak-isak.
Namun saat Maru berada di luar
rumah, ia tak dapat menyembunyikan perasaannya. Ia teringat saat pertama kali
mereka bertemu, bagaimana perasaan cinta setengah mati pada Jae Hee yang ia
rasakan saat kuliah dulu.
Semuanya itu membanjiri ingatannya dan menangis
karenanya. Ia mencintai Jae Hee, namun sekarang
adalah saatnya ia benar-benar akan melepaskan Jae Hee. Tanpa rasa dendam dan
tanpa rasa amarah.
Air mata Jae Hee sudah mengering
dan ia tak menangis lagi tapi ia masih termangu.
Sementara Eun Gi yang keluar
rumah sejak tadi masih duduk terpaku di mobilnya. Akhirnya ia menyalakan mobil
dan pergi.
Sibuk akan perasaannya sendiri,
Maru tak mendengar suara bunyi mobil dinyalakan. Setelah Eun Gi melaju
melewatinya, ia baru sadar kalau tadi Eun Gi kemari. Tapi pembicaraan terakhir
dengan Jae Hee seakan mematikan semua sel otaknya sehingga ia masih berpikir mengapa
Eun Gi bisa kemari dan apa alasannya.
Ada telepon masuk, dan Maru
mengangkatnya. Dari Jae Hee yang belum bisa menerima Maru yang benar-benar
meninggalkannya, “Apakah karena Eun Gi? Apakah kau mencintainya? Kang Maru!”
“Aku telah melakukan kesalahan
dan aku menyesalinya,” kata Maru membuat Jae Hee sedikit lega mengira Maru akan
kembali. Tapi tidak karena ia menyesal telah menyeret Eun Gi ke dalam masalah
ini. Maru menutup telepon, dan tatapannya kembali melihat ke arah Eun Gi yang
baru saja pergi.
Maru menelepon Eun Gi, tapi Eun
Gi tak mau mengangkat telepon itu.
Di rumah, kondisi Presdir Seo
sudah tak bagus. Ia bertanya apakah Joon Ha sudah mencoba menghubungi Eun Gi?
Joon Ha menjawab kalau ia sudah menelepon tapi Eun Gi tak mau menjawabnya.
Presdir Seo sepertinya sudah tak
peduli lagi dengan Jae Hee, karena ia mengabaikan pertanyaan Joon Ha tentang
keberadaan Jae Hee yang tak dilihatnya pagi ini. Ia malah menanyakan apakah
perintahnya sudah dijalankan? Tentang wasiat dimana Jae Hee tak memperoleh
apapun?
Joon Ha mengingatkan Presdir Seo,
apakah Presdir tak sedikit keterlaluan? Tapi bagi Presdir Seo yang merasa tak
akan hidup lebih lama lagi, ia harus melakukannya sekarang. Karena jika tidak,
segala sesuatunya akan terasa sulit bagi Eun Gi nanti.
Eun Gi tiba di parkiran rumah
Maru. Ada telepon masuk dari Joon Ha dan lagi-lagi ia tak mengangkatnya. Ia
malah menjalankan mobilnya lagi, pergi ke tempat lain.
Dan mobilnya berselisih jalan
dengan mobil Maru yang menyusulnya. Maru masuk ke rumah, menyadari kalau Eun Gi
tidak pulang. Ia melihat tumpukan baju Choco yang kemarin dipinjamkan.
Ia juga
melihat foto pantai milik Jae Hee, dan baru menyadari kalau ada tulisan Jae Hee
dibelakangnya, “Piknik pertama kita. Ayo pergi! Jae Hee love Maru”
Jae Hee pergi ke ruang safety box
di sebuah bank. Kata-kata Min Young terngiang-ngiang, kalau Presdir Seo akan
mencabut pisaunya, dan kali ini mereka tak akan selamat kecuali melarikan diri.
Mereka berdua.”
Tapi ia belum menyerah. Ia mengambil sesuatu dari safety
box. Sebuah amplop yang menjelaskan tentang peristiwa 6 tahun yang lalu.
Malam itu ia bertemu dengan
pegawai Tae San yang tak terima dikeluarkan dengan semena-mena. Ia membawa
amplop berisi dokumen kebusukan Tae San dan Presdir Seo. Ia memberikannya pada
Jae Hee selaku wartawan HBS untuk diliput sebagai berita besar.
Tapi Jae Hee menolak dokumen ini,
dan menyuruh pria itu untuk memeras Tae San saja dengan dokumen ini.
Pria itu langsung menyadari kalau
Jae Hee adalah wanita yang kabarnya disukai oleh Presdir Seo, dan hal ini
membuatnya marah. Ia menyerang Jae Hee, mencoba memperkosanya.
Jae Hee berteriak panik dan
meronta-ronta. Tapi pria itu terlalu kuat, sehingga Jae Hee mengambil botol
yang ada di dekatnya dan memecahkannya
ke kepala pria itu. Ia juga menendang pria itu hingga pria itu terjatuh.
Pukulan itu tak mematikan, tendangan
itu juga tak mematikan. Tapi pria itu terdorong ke bawah tempat tidur dan
belakang kepalanya terantuk ujung meja. Dan seketika itu juga pria itu mati.
Amplop yang sekarang ia dekap itu
adalah amunisi terakhir Jae Hee untuk menghadapi Presdir Seo.
Sementara Jae Hee
pulang ke rumahnya, Joon Ha membuka data pribadi Jae Hee dan Min Young.
Terlihat kalau ia stress dan ragu akan tindakannya.
Sedangkan Min Young ada di
ruangan kantornya, sedang mengemasi barang-barang pribadinya.
Eun Gi tiba di pantai tempat foto
Jae Hee berada dan ia memotret pemandangan pantai dengan handphone-nya, persis
seperti foto itu.
Dalam sekejap, foto itu sampai di
handphone Maru, yang langsung bergegas pergi setelah mengetahui keberadaan Eun
Gi.
Tak lama, Maru sudah tiba di
pantai dimana Eun Gi duduk menikmati pemandangan pantai. Eun Gi berterima kasih
atas baju yang sekarang ia pakai. Bagaimana Maru bisa menebak ukurannya? Pantas
saja Maru disebut playboy.
Eun Gi memuji keindahan pantai
ini yang baru ia ketahui sekarang. Bagi Maru, tentu kedatangannya ke pantai ini
bukan yang pertama, kan?
Maru menjawab jujur kalau ini
adalah kali pertamanya datang ke sini. Dulu ia pernah berjanji akan pergi ke
pantai ini bersama seseorang, tapi pada akhirnya mereka tak jadi pergi.
“Seperti apa orang itu?” Eun Gi
tetap bertanya walau ia sudah tahu jawabannya.
“Orang yang pernah kucintai.”
“Siapa dia?”
Maru menoleh dan menatap mata Eun
Gi saat menjawab, “Han Jae Hee.”
Komentar :
Sekarang adalah saatnya Maru berkata jujur dan
menceritakan semuanya pada Eun Gi. Sebelumnya, pada Jae Hee ia mengakui kalau
ia menyesal dan merasa bersalah telah menyeret Eun Gi ke dalam masalahnya.
Apakah ia sekarang menyukai Eun
Gi? Saya rasa iya karena ia mencium Eun Gi saat Eun Gi tertidur. Jika Maru masih
berpura-pura, ia pasti mencium Eun Gi saat Eun Gi terbangun.
Tapi apakah Eun Gi bisa menerima
pengakuan jujur Maru?
Eun Gi sudah terluka saat
mendengar separuh pengakuan Maru saat di vila. Sayang ia tak tinggal lebih lama
untuk mendengarkan penolakan Maru pada Jae Hee. Ia hanya mendengar bagian
dimana Maru sangat terobsesi pada Jae Hee dan bersedia melakukan segalanya
untuk Jae Hee.
Min Young pernah mengatakan kalau
Eun Gi termasuk orang yang mengerikan karena tak dapat menerima perselingkuhan.
Saya tak setuju dengan pernyataan Eun Gi orang yang mengerikan. Tapi saya setuju kalau Eun Gi tak bisa menerima
perselingkuhan. Perselingkuhan berarti berbohong. Dan Maru telah berbohong padanya
untuk membalas Jae Hee.
Perasaan Eun Gi mati selama
beberapa tahun terakhir ini. Perginya ibu kandungnya, ayahnya yang berselingkehadiran
Jae Hee di rumahnya, telah melukai perasaannya.
Dengan membawa semua luka itu,
ia bertemu dengan Maru yang ia anggap sebagai penyelamat. Ia bersedia
melepaskan semuanya demi pria itu. Ia bahkan memaafkan (atau mungkin tak
mempedulikan) kenyataan kalau Maru ternyata telah mengenal Jae Hee.
Jadi betapa kata-kata Maru di
vila itu merupakan pukulan yang menghantam semua kepercayaan dirinya. Ia tak
merasakan ciuman yang Maru berikan di pipinya semalam tadi. Ciuman yang jauh
lebih jujur dari kecupan penyemangat atau ciuman di kastil Hirosake.
Apakah ia akan mempercayai semua
kata-kata Maru setelah ini?
Berikutnya, Sinopsis Nice Guy Episode 9. Spoiler Nice Guy Episode 9 dan Preview Episode 10
Berikutnya, Sinopsis Nice Guy Episode 9. Spoiler Nice Guy Episode 9 dan Preview Episode 10
cape juga bca sinopsisnya ..
ReplyDeletebukan karena panjang sinopsisnya, tp karena emosi naik turun yg dirasain pas bca sinopsisnya ..
ckckck ..
horee ..
besok udh rabu lgi ..
saatnya menyiapkan energi untk membca sinopnya ..
kekekke ..
.ndah.
hooreeeyy.... perasaan maru pd jae hee sudah mati..
ReplyDeletemaru nya udh mulai suka sm eun gi, tp eun gi nya galau ... :(
eh joon ha dket ya sm presdir ...? tar jgn2 djodohn sm eun gi,
*asal nebak :p
~titaRha~
hooreeeyy.... perasaan maru pd jae hee sudah mati..
ReplyDeletemaru nya udh mulai suka sm eun gi, tp eun gi nya galau ... :(
eh joon ha dket ya sm presdir ...? tar jgn2 djodohn sm eun gi,
*asal nebak :p
~titaRha~
hooreeeyy.... perasaan maru pd jae hee sudah mati..
ReplyDeletemaru nya udh mulai suka sm eun gi, tp eun gi nya galau ... :(
eh joon ha dket ya sm presdir ...? tar jgn2 djodohn sm eun gi,
*asal nebak :p
~titaRha~
berharap di akhir cerita nanti 'happy ending'...
ReplyDeletewaaah aku salut sama aktingnya park shi yeon ~ hehe park shi yeon sukses buat orang-orang benci sama dia sebagai han jae hee dan tiap episode kita malah semakin benci sama han jae hee ~ >___<
ReplyDeletedtnggu lgi episode 9 nya...jdi smakin pnsaran sja ya???hemmzzzz
ReplyDeletelope lope lah kang maru <3<3<3<3<3
Ngga kebayang orang bisa melukai dirinya sendiri sampe berdarah-darah gitu...bener-bener deh..tapi, setuju akting Park Shi Yeon bagus di sini :)
ReplyDeleteSayang Eun Gi ngga denger sampe akhir >,<
bener2 seperti nonton di tv,emosi ikut keseret2..padahal cuma liat gambar doang,semangat mb dee untuk episode seterusnya!
ReplyDeletedari episode 1- 8 ini saya merasakan ke galauan nya maru...bagaimana tidak galau setelah apa yg di lakukan maru tdk ada artinya di mata jae he orang yg sangat maru cintai...dan marru merasa tdk percaya apa yg ada di depan matanya seolah olah ia ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yg ada di hadapannya adalah mimpi...
ReplyDeletebukankah manusia tak luput dari kesalahannya ?itu lah maru ingin berlapang dada atas kesalahan jae hee dan ia ingin menyeret jae he untuk membuka mata lebar lebar ....tapi sayngnya jae he terobsesi dengan kekayaan walaupun harus mengesampingkan harga diri dan persaan cinta nya .....
tapi seandainya endingnya jaehe kembali ke maru setelah bertobat ..dan memberikan kesempatan satu kali buat jae he saya senang juga mereka bersatu atas cintanya ..."toh manusia pasti pernah melakukan kesalahan"...dengan syarat jae he benar2 bertobat..
ini cocok di sebut 'nice guy'
dan seandainya endingnya maru sama eun gi ..bagus juga aslakan maru benar2 mencintai eun gi.....
hehe....lebih jelas lagi tunggu episode selanjutnya.....
makasih mba sinopsis nya "fighting"......
Saya ngarep Eun Gi jadian dgn Park Joon Ha aja, sdh capek liat ketololan MaRu. Smg pria kyk Maru gak ada di kehidupan nyata, cukup di drama aja:-)
ReplyDelete-anit-
wahhhhh,,,,, mantap sinopsisx!!!!
ReplyDeletemdh2an maru akhirx sm eun gi. Berharap boleh dong!!!!
@yayu->yang sabar yah sampe minggu depan!!! :D
Yaey maru eun gi maru eun gi!! Tp kasian joon ha. Mungkin gak kalo eun gi pas lupa ingatan malah sm joon ha ato malah eun gi diambil sm jae hee buat ngambil hartanya lagi sekaligus bales dendam sm maru? Aaaaah unpredictable bgt ini drama
ReplyDeleteSatu lagi jae hee 2 kali bunuh orang coooy! Bener2 udah gak punya hati lagi tuh si jae hee sampe bisa bunuh 2 orang
ReplyDeletesaya sukaa ma drama ini,,, unpredictable deh,, moga endingnya unpredictable tp happy ending... aamiiinnn....
ReplyDeleteingin kubunuh jae hee. udah jahat sok menyesal perbuatannya lagi. tp tetep enak critanya
ReplyDeleteWOW BGT CERITANYA !
ReplyDeleteHadeeeh ribet yaaa oh Maru Maru Maru
makin penasaran ja.. Aq brharap ntar endingx jgan smpai maro ma jae hee..
ReplyDeleteTi2k..
Klo ntar emank ma jahe.. Mksudq jae hee..
Aq anggap maru bner2 pria bodoh mskipun ntar jahe sdah tobat..