Entah kenapa, saya melihat wajah Lee Min Ho di sini keren banget. Banyak banget posenya dia, tanpa senyum pun kelihatan keren.
Sinopsis Faith Episode 11
Ki Chul mengatakan kalau ia
adalah orang pencemburu, dan ia tak suka akan orang-orang yang ada di daftar
Raja. Maka ia membunuhi orang-orang itu.
Choi Young mengarahkan pedangnya
ke leher Ki Chul karena ketidaksopanannya pada Raja. Tapi Ki Chul hanya
tersenyum sinis, dia tak akan seberani itu jika ia tak memiliki rencana
cadangan.
Dan rencana cadangan itu adalah
pembunuhan yang lain, yaitu Ratu dan Eun Soo. Choi Young dan Gong Min terkejut
mendengar rencana cadangan Ki Chul. Gong Min sangat marah, tapi Choi Young
langsung menenangkannya dan berbisik meminta Gong Min agar mengulur waktu. Ia
akan membereskan semuanya.
Maka ia keluar dan menyuruh
woodalchi untuk mengatakan pada Dayang Choi agar menjaga ketat kediaman Ratu,
sedangkan ia pergi keluar istana.
Tiga tebakan, mau kemana dia
pergi.
Choi Young bersama anggota
Suribang mencari Eun Soo dengan mencari kereta hitam terlebih dahulu. Mereka
menemukannya, tapi di dalam kereta itu hanya ada Yi Seong Gye. Untung Dae Man
telah menemukannya. Dengan peluitnya, ia memberitahukannya pada Choi Young.
Eun Soo masih tak mau menjawab
pertanyaan Hwasuin, membuat Hwasuin kesal. Hwasuin mengatakan kalau cara ini
adalah cara Ki Chul untuk mendapatkan orang-orangnya, membunuh orang
terdekatnya.
Hal ini menyadarkan Eun Soo.
Apakah itu berarti Ki Chul yang membunuh Pangeran Kyeong Chang? Hwasuin
mengiyakan dan pura-pura terkejut akan ketidaktahuan Eun Soo. Walaupun
sebenarnya target racun itu sebenarnya adalah Choi Young (untuk mendapatkan Eun
Soo).
Jawaban Hwasuin malah membuat Eun
Soo semakin tak mau menjawab pertanyaannya. Terserahlah kalau Hwasuin mau
membunuh. Hwasuin dan Eum Ja bingung, mereka mencoba taktik yang lain.
Bagaimana dengan si pasien remaja itu?
Walaupun Eun Soo sempat ragu karena
tahu pasien remaja itu akan menjadi raja selanjutnya, tapi ia tetap bersikap
tak peduli, “Bunuh saja dia. Kalian tak boleh membunuhku. Jadi terserah kalian
akan membunuh siapa, aku tak peduli.” Dan Eun Soo pun beranjak meninggalkan
mereka.
Eum Ja menghalanginya dengan
menghunuskan pedang ke leher Eun Soo. Tapi seakan menantang, Eun Soo malah maju
semakin mendekatkan lehernya pada pedang itu. Buru-buru Eum Ja menarik
pedangnya, sehingga Eun Soo terbebas dari pedang dan pergi.
Hwasuin ingin mengejar Eun Soo,
tapi Eum Ja menghentikannya karena ia mendengar langkah orang mendekat.
Ternyata mereka adalah para woodalchi yang hendak menyelamatkan Eun Soo.
Melihat Eun Soo pergi begitu saja,
Eum Ja dan Hwasuin ingin tahu apakah Eun Soo benar-benar tak peduli akan nyawa
orang lain atau hanya gertakannya saja. Maka Eum Ja mulai meniup serulingnya,
sehingga para woodalchi itu mulai jatuh kesakitan.
Eun Soo yang mendengar suara
seruling di belakang dan teringat bagaimana kehancuran yang disebabkan oleh Eum
Ja, berbalik dan menyuruh Eum Ja berhenti.
Tapi Eum Ja tak mau berhenti. Walau
sekarang Eun Soo ada dalam jangkauan serulingnya, ia tetap memainkan serulingnya, hingga telinga
Eun Soo berdarah.
Untung ada anggota Suribang yang
mengacaukan perhatian Eum Ja dengan membidikkan panah ke arahnya. Otomatis Eum
Ja menghentikan tiupan serulingnya.
Kedatangan Suribang itu juga
menandakan kedatangan Choi Young dan Dae Man juga. Sebelum menghadapi Eum Ja
dan Hwasuin, yang pertama kali Choi Young dilakukan adalah memeriksa Eun Soo.
Darah menetes dari telinga Eun
Soo. Choi Young menatap Eun Soo yang tertunduk, dan membersihkan darah yang ada
di telinganya. Merasakan sentuhan Choi Young, Eun Soo mengangkat wajahnya, dan
saat itu Choi Young melihat kalau keadaan Eun Soo baik-baik saja.
Maka ia pun berdiri dan
menghadapi Eum Ja dan Hwasuin dan bertanya, apakah pertarungan ini akan
dilanjutkan atau tidak?
Hwasuin sudah mendapat jawaban
atas pertanyaan yang tak dijawab oleh Eun Soo. Yang pertama yang harus mereka
bunuh adalah pria di samping Eun Soo. “Ia selalu datang dan selalu menemukanmu.
Setiap saat, setiap waktu.”
Kedua musuhpun itu pergi dan Choi
Young membiarkannya. Menurut Choi Young keduanya adalah lawan yang belum bisa
dihadapi oleh para woodalchi, jadi lebih baik mereka melepaskannya.
Yang lebih menjadi perhatiannya
adalah kondisi Eun Soo. “Apakah kau baik-baik saja?” tanya Choi Young,
tangannya menyentuh pundak Eun Soo yang segera ditepis dan Eun Soo pun berlalu
pergi.
Tapi Choi Young tak memiliki
banyak waktu lagi. Ia menyuruh Deok Man untuk menjaga Eun Soo dan ia segera
berlalu pergi dengan kudanya.
Setelah semuanya terkendali, Choi
Young segera kembali ke istana dan melaporkan kalau Ratu dan tabib langit telah
aman. Tapi 5 orang yang ada daftar telah meninggal dengan pesan yang sama: Ji
Gwa Pil Gye : Jika kau tahu kesalahanmu, segeralah diperbaiki.
Ki Chul tersenyum mendengar
pesannya tersampaikan. Pesan itu ditujukan tak hanya untuk rakyat Gae Kyeong
(ibukota Goryeo) saja, tapi juga seluruh kerajaan.
Gong Min mengerti maksud Ki Chul
yang mengancam semua orang agar tak berada di pihaknya. Bukannya takut, ia
malah mengumumkan, “Pada purnama bulan ini, akan ada khotbah kenegaraan. Pada
saat itu, orang-orangku akan memberikan pendapat tentang bagaimana Raja ideal
yang mereka inginkan.”
Ia tak hanya menantang Ki Chul,
tapi juga mengajak Ki Chul untuk hadir dan mendengarkannya. Bagi Ki Chul,
tantangan Gong Min itu sekaligus mencemoohnya. Ia menghampiri Gong Min, namun
Choi Young langsung menghadangnya.
Maka di tempatnya berdiri, ia
bertanya, “Apakah tadi Paduka berkata ‘orang-orang Paduka’?
![]() |
“Di Goryeo ini, ada orang yang tak takut akan ancaman dan tak puas dengan makanan secukupnya. Mereka adalah orang-orang yang menginginkan raja yang layak. Aku akan menunjukkannya padamu.” |
Ki Chul geram bukan kepalang. Ia
mengeluarkan naegongnya, dan sekejap tangannya membeku. Melihat bahaya
mengancam, Choi Young langsung maju.
Namun Ki Chul tak peduli. Ia
mendorong bahu Choi Young dengan tangannya. Tapi Choi Young pun juga tak mau
mundur. Ia memegang tangan Ki Chul yang menempel di bahunya.
Gong Min yang berada di
singgasana, mulanya tak menyadari, tapi ia kemudian melihatnya.
Mereka tetap berdiri di
tempatnya, Ki Chul menyerang dan Choi Young bertahan. Es bertemu dengan tenaga
listrik. Hampir saja Choi Young mundur, jika Ki Chul tak menarik tangannya.
Ki
Chul mengerti kata-kata Gong Min. Ia menunggu orang-orang Gong Min pada purnama
bulan ini.
Sepeninggal Ki Chul, Gong Min
mengkhawatirkan bahu Choi Young. Tapi Choi Young meminta Gong Min untuk tak
mengkhawatirkannya dan segera pergi ke tempat kediaman Ratu.
Diingatkan seperti itu, Gong Min
segera pergi ke kamar No Gook dengan dikawal Choong Seok. Saat itu No Gook
sedang minum teh ditemani dayang Choi.
Tanpa ba bi bu, Gong Min langsung
menyambar tangan No Gook hingga gelasnya terlepas. Tapi Gong Min tak peduli. Ia
malah menyeretnya pergi.
Persis seperti pertemuan pertama
mereka. Namun kali ini No Gook menahan tangan Gong Min, menghentikan dengan tatapan tanya.
Gong Min tak menjawab tatapan itu,
malah mengumumkan dengan lantang pada semua kasim, dayang dan penjaga, “Mulai
sekarang, Ratu akan tinggal bersamaku di kediaman Gangahnjeon.” Pada dayang
Choi ia berkata kalau hal ini akan berlaku sampai bahaya benar-benar hilang. Ia
pun kembali menarik tangan No Gook dan membawanya pergi.
Aww… Gong Min is so damn cool!
Dayang Choi buru-buru mengambil
jubah No Gook yang tertinggal. Semua mengikuti langkah Gong Min yang cepat.
Choong Seok berjalan mengawal di depan mereka.
“Hari ini, Pangeran Deok Seong (Ki
Chul) datang ke istana,” kata Gong Min.
“Saya tahu,” jawab No Gook lirih.
“Ia juga mengancamku dengan
nyawamu,” lanjut Gong Min.
“Saya juga tahu,” jawaban No Gook
ini mengagetkan Gong Min yang langsung menghentikan langkahnya. Sontak semua
orang berhenti dan diam terpaku.
Gong Min menatap No Gook, dan dengan perlahan ia
berkata, “Karenanya..” ia menghentikan kata-katanya, bingung. Ia baru sadar kalau
sedari tadi ia menggenggam tangan No Gook, maka ia melepaskan tangan itu.
No Gook menyela kata-kata Gong Min
dengan lembut, “Bersama, saya akan tinggal dengan Paduka.”
Gong Min tersenyum lega dan
tatapannya tak pernah lepas dari No Gook. Canggung dengan keadaan yang sangat
baru ini, No Gook berjalan lebih dulu.
Tapi Gong Min mendampinginya,
berjalan bersampingan dan tersenyum gugup.
Aww…
Choong Seok yang ada di depan
juga ikut berjalan, tapi bajunya langsung ditarik hingga ia mundur ke belakang.
Ternyata Dayang Choi yang menarik
bajunya. Ia langsung memberi perintah pada semuanya untuk berjalan lebih
perlahan, dan memberi jarak pada mereka.
Aihh… cuit-cuit.. Dayang Choi ini
ngerti juga. Pernah muda, sih..
Sementara itu Choi Young mencari
tempat sepi untuk melihat lukanya. Duh, lukanya biru kehitaman karena beku.
Di rumah sakit kerajaan, Eun Soo
masih memikirkan perkataan Hwasuin yang menyuruhnya untuk menyebut orang yang
paling berharga untuknya, dan orang itu akan dibunuh oleh Ki Chul.
Ia juga
teringat kata-kata Hwasuin yang akan mereka bunuh pertama adalah Choi Young,
“Ia selalu datang dan selalu menemukanmu. Setiap saat, setiap waktu.” Dan ia
teringat betapa Choi Young mengkhawatirkan dirinya saat itu. Ia langsung
memeriksa telinganya yang berdarah.
Kata-kata Hwasuin itu benar-benar
membuatnya khawatir. Ia pun pergi ke tempat perawatan, mencoba menyibukkan diri
untuk memeriksa Yi Seong Gye. Tapi ternyata Yi Seong Gye sedang bersama dengan
seseorang.
Choi Young.
Eun Soo melihat betapa Yi Seong
Gye memuji-muji Choi Young yang ia dengar sanggup mengalahkan 100 musuh. Dan
betapa tertariknya Yi Seong Gye melihat pedang yang Choi Young gunakan.
Tapi Choi Young menghentakkan
pedangnya ke lantai, dan memberi aturan dasar yang harus dipelajari Yi Seong
Gye. Pertama, jangan pernah tertarik pada pedang orang lain.
Kedua, jika ada 100 musuh di
hadapannya, jangan melawan. Tapi lari saja dulu. Yi Seong Gye mengerutkan
kening mendengar nasihat dari prajurit yang katanya tangguh. Tapi Choi Young
mendorong dahinya dan berkata, “Jika tujuanmu adalah pemimpin yang ada di
belakang 100 orang itu, kenapa juga kau harus bertempur? Ya, kan?”
Yi Seong Gye tertawa, menyadari
kebenaran kata-kata Choi Young. Choi Young berbalik untuk pergi dan melihat Eun
Soo bersembunyi di balik pintu. Ia segera menghampiri Eun Soo dan bertanya
tentang keadaan telinganya. Eun Soo menjawab kalau telinganya sudah sembuh dan
ia juga sudah memeriksa para woodalchi lainnya.
Tak ada lagi yang perlu
dibicarakan, dan Eun Soo berbalik pergi. Tapi Choi Young menghentikannya. Ia
ingin bicara dengan Eun Soo dan mengajaknya keluar.
Lucu sekali Dol Bae yang
mengintip Daejangnya, seperti adik yang ingin mengintip kakaknya pacaran. Tapi
si kakak yang sadar kalau adiknya mengintip, melemparkan kerikil ke belakang,
menyuruhnya untuk minggir. Dan si adik lainnya, Deok Man menyeretnya pergi agar
tak mengintip kakak mereka.
Choi Young membuka pembicaraan
dengan mengatakan kalau ia sudah berbicara dengan Yi Seong Gye, dan ia merasa
kalau anak itu tak cukup mampu untuk membunuhnya.
Eun Soo hanya diam saja, membuat
Choi Young salah tingkah. Choi Young kemudian mengatakan lagi kalau ia akan
meminta Yang Mulia untuk membiarkannya pergi mengantar Eun Soo ke gerbang
langit, dan menunggu saat gerbang langit itu terbuka lagi.
Tapi Eun Soo tahu kalau Choi
Young masih memiliki banyak tugas di kerajaan ini, sementara mereka tak tahu
kapan gerbang langit akan terbuka, dan Ki Chul mengincarnya karena ia
mengetahui masa depan.
“Semakin banyak orang yang ingin
mengetahui dirimu, dan ini akan semakin membahayakanmu,” kata Choi Young.
Namun ada yang masih ingin
ditanyakan Eun Soo, “Terakhir kali aku ingin melarikan diri dari rumah Ki Chul
dan hampir saja jatuh dari tebing, apakah itu kau yang menyelamatkanku? Yang
meraihku agar tak jatuh?”
Choi Young diam tapi dengan ia
tak membantah sudah memastikan jawabannya. Setelah mengambil nafas panjang, Eun
Soo bertanya lagi, “Kau selalu menyelamatkanku saat aku ada dalam bahaya.”
“Kan aku berjanji padamu,” jawab
Choi Young.
“Janji untuk mengembalikanku dan
melindungiku?” “Ya.”
“Kalau kau melawan Ki Chul,
dapatkah kau menang?” “Aku akan kalah.”
“Di dunia ini, kalau kau kalah,
artinya kau akan mati, kan?” “Hal itu mungkin terjadi.”
Walau jawaban Choi Young yang
pendek-pendek, tapi itu sudah cukup untuk Eun Soo. Ia mengerti dan akan
memikirkannya lagi.
Choi Young memperhatikan kalau
Eun Soo sudah tak lagi sering tersenyum, dan iapun bertanya, “Apakah kau tak
mau tersenyum di hadapanku atau kau sudah tak dapat tersenyum lagi?”
Eun Soo tak menjawab pertanyaan
Choi Young, malah berbalik pergi.
Ki Chul marah dan merencanakan
untuk memanggil Chilsa, kelompok yang berisi 7 pembunuh bayaran, untuk membunuh
orang-orang yang ingin bergabung dengan Gong Min. Dan Hwasuin bertanya apa yang
harus mereka lakukan dengan Eun Soo?
Bagi Ki Chul, untuk menaklukkan
Eun Soo, mereka harus melenyapkan raja dan Choi Young. Setelah itu Eun Soo akan
kembali merangkak padanya.
Walaupun Penasihat Jo memuji
tindakan Gong Min yang berani menghadapi Ki Chul, Gong Min masih belum
khawatir, bagaimana caranya mengumpulkan orang-orang itu? Penasihat Jo
mengatakan kalau tak akan sulit mengumpulkan orang-orang yang mau berbakti pada
Gong Min, karena Gong Min memiliki Eun Soo, tabib langit.
Choi Young mendelik marah pada
Penasihat Jo. Walaupun pandangan Choi Young membuat Penasihat Jo salah tingkah, tapi
ia tetap meneruskan kalau semua orang sudah tahu tentang Eun Soo yang
menyelamatkan banyak orang dan mengetahui masa depan. Ia bahkan sudah
menyebarkan berita ini ke seluruh pelosok kerajaan.
Mendengar hal ini, Choi Young
langsung memohon pada Gong Min agar tak menjual Eun Soo untuk mendapatkan hati
para pengikutnya. Ia berjanji untuk mengumpulkan orang-orang itu sebelum bulan
purnama. Dan Gong Min berjanji akan mengembalikan Eun Soo ke langit.
Tak hanya Penasihat Jo yang akan
menyebarkan kabar tentang hebatnya tabib langit, tapi juga ayah Yi Seong Gye.
Ia menemui Jang Bin untuk berterima kasih dan memberi hadiah pada Eun Soo. Ia
sangat bersyukur anaknya bisa ditolong oleh tabib langit.
Saking gembiranya, ia berkata
kalau ia akan memberitahukan tentang kehebatan Eun Soo hingga ke orang-orang
Yuan. Mendengar hal ini, bukannya gembira, Jang Bin malah terlihat khawatir.
Kata-kata terakhir Choi Young
mengganggu pikiran Eun Soo. Di depan kaca kuning yang buram, ia melihat
wajahnya dan bergumam, apakah ia memang tak pernah tersenyum lagi.
Ia mencoba
menyunggingkan senyumnya dan berkata, “Ah, tak mungkin. Yoo Eun Soo, don’t
worry. Be happy. Aja!” Eun Soo pun mengepalkan tangannya bersemangat.
Maka Eun Soo pun menulis arah
berdasarkan petunjuk Deok Man. Jang Bin yang melihat mereka berdua bertanya apa
yang sedang Eun Soo lakukan? Membuat
peta.
Ia tahu kalau Ki Chul tak akan pernah memberikan buku hariannya, maka ia
akan pergi ke tempat gerbang langit dibuka dan menunggunya dengan sabar di
sana.
Eun Soo juga bertanya, apakah ia
akan mendapat uang jika ia memintanya pada No Gook? Ia kan sudah mengoperasi
dan merawat No Gook, dan ia pantas menerima bayaran.
LOL. Jang Bin mendelikkan matanya
mendengar ada orang yang meminta bayaran untuk menyembuhkan Ratu. Mungkin
biasanya orang di Goryeo sudah pingsan kali karena bisa bertemu dengan Ratu
dengan jarak sedekat itu.
Jang Bin bertanya, apakah Eun Soo
sudah memberitahukan hal ini pada Choi Young? Eun Soo tak menjawab, malah
meminta baju laki-laki untuk menyamar, “Di drama sageuk, setiap wanita yang
menyamar selalu memakai baju laki-laki dan topi bamboo.”
Mengapa Eun Soo tak mau tinggal
di kerajaan ini lebih lama lagi? Apakah Eun Soo merasa tak aman walau ada
Woodalchi yang menjaganya?
Eun Soo tak tahu mengapa ia harus
tinggal lebih lama lagi di sini, “Aku tak ingin bertanggung jawab atas sejarah
maupun politik yang ada.”
Di rumah Ki Chul, pemimpin Chilsa
datang untuk menyetujui permintaan Ki Chul dan mendapat bayaran di depan.
Choi Young mulai mencari orang
yang tepat untuk menjadi orang-orang Gong Min. Ia pergi ke suatu rumah, dimana
ada seorang pria yang tidur bermalas-malasan.
Orang itu adalah Guru Yi Saek,
sarjana yang lulus ujian negara pada usia 13 tahun.
Choi Young langsung membangunkan Guru
Yi dan memintanya untuk menyampaikan
pesan pada guru dari Guru Yi. Guru Yi berkata kalau gurunya tak berbicara
bahasa preman seperti Choi Young.
Tapi Choi Young tahu kalau
gurunya Guru Yi bersembunyi karena ia takut kehilangan nyawa. Maka ia memberi
pesan, “Pergi dan katakan pada gurumu untuk menemuiku jika ia punya nyali
bertemu denganku, Woodalchi pengawal raja.”
Dae Man masuk dan memberi kabar
yang mengejutkan.
Di istana, Jang Bin menemukan
kalau isi kotak hadiah dari ayah Yi Seong Gye telah hilang dan Deo Gi
memberitahukan dengan bahasa isyarat kalau Eun Soo mengambil isi kotak itu dan
pergi.
Ternyata Eun Soo sudah
berkeliaran di jalan dengan baju pria dan topi bambo agar orang tak curiga
padanya. Tapi orang yang ia tanya arah sudah mencurigainya, karena ia berbicara
dengan bahasa yang aneh (kalau menurut Eun Soo sih bahasa sageuk yang di
drama). Orang yang ditanya itu malah menganggap Eun Seo aneh dan berlalu pergi.
Akhirnya Eun Soo melanjutkan
perjalanannya. Namun langkahnya terhenti karena ia melihat seseorang berdiri
santai di depannya
Ternyata Choi Young sudah menunggunya. Buru-buru ia berbalik, mencari jalan
lain.
Tapi malang karena Choi Young
menarik buntalan kainnya. Eun Soo memintanya untuk tak ikut campur akan
urusannya. Ia menendang-nendang ke belakang.
Pada dasarnya jangkauan
kakinya lebih pendek dari jangkauan kaki Choi Young, tendangan kakinya hanya
bisa mengenai angin.
Choi Young membalikkan badan Eun Soo dan
mengangkat topi Eun Soo dan hanya bisa mendesah kesal. Ia kemudian menutupkan
topi itu kembali dan meluapkan kekesalannya pada Deok Man yang bersembunyi tak
jauh dari mereka. Bukankah Deok Man sudah diperintahkan untuk mengawasi Eun Soo
baik-baik?
Deok Man sudah mengawasi Eun Soo.
Tapi ia tak tega melihat segala persiapan yang dilakukan oleh Eun Soo. Masa
juga ia harus mengikat Eun Soo agar tak kabur? Jadi yang hanya bisa ia lakukan
hanyalah mengawasi dari jauh.
Choi Young menyuruh Dae Man untuk
mengambil satu kuda dan membawanya kemari.
Menjajari Eun Soo, Choi Young
mengambil topi dan buntalan kainnya. Ia tak mau mengembalikan barang-barang itu
pada Eun Soo. Apakah ini cara Eun Soo yang katanya ‘akan memikirkan lagi’?
Pergi sendirian menunggu gerbang langit? Choi Young meraba buntalan kain itu
dan menyindir kalau Eun Soo benar-benar mengemasi barangnya dengan baik.
Tak terima, Eun Soo mengatakan
kalau ia mendapat imbalan dari ayah Yi Seung Gye. Ia juga menyuruh Choi Young
untuk tak mengikutinya. Tapi Choi Young masih memikirkan, apa ia harus memaksa
Eun Soo dengan paksa atau cukup dengan kata-kata saja.
Tapi Eun Soo punya pendapat lain,
“Kita.. sudahi saja janji kita. Aku akan melupakan kalau kau pernah menculikku.
Dan aku hanya meEnganggap kalau aku sedang sial dan akan melupakannya, jadi
anggap saja kau tak pernah berjanji.”
Choi Young tahu alasan sebenarnya
di balik kata-kata Eun Soo. Apakah Eun Soo takut ia mati saat ia melindungi Eun
Soo? Jadi Eun Soo memutuskan untuk pergi ke gerbang langit sendirian? “Karena
aku?”
Eun Soo tak menjawab, hanya
mengulurkan tangan. Ia mengajari Choi Young kalau berjabat tangan adalah cara
langit saat bertemu pertama kali dengan seseorang, juga saat berpisah.
Choi Young memandangi tangan Eun
Soo, dan kemudian ia meraih tangan Eun Soo. Tapi Choi Young tak berniat untuk
berjabat tangan. Ia malah menarik tangan Eun Soo dan menyeretnya untuk ikut
dengannya, “Aku yang berjanji. Hanya aku sendiri yang bisa membatalkan atau
meneruskannya.”
Eun Soo meronta, meminta Choi
Young untuk melepaskan tangannya, tapi genggaman Choi Young kuat sekali, maka
Eun Soo mengancam kalau ia akan kabur kalau Choi Young tetap memaksanya.
Choi Young menghentikan
langkahnya mendengar pilihan kata-kata Eun Soo dan bertanya, “Kau bilang kabur?”
Eun Soo berkata kalau ia tak tega
melihat orang mati karenanya juga terlibat, “Aku juga tak ingin lagi menangis
karenamu. Jadi lepaskanlah aku.”
Choi Young tak mau. “Bagaimana
mungkin aku melepaskanmu? Aku harus..”
“Melindungiku?” tanya Eun Soo
menyela. “Hentikan itu sekarang juga.Kau tak perlu melindungiku lagi.”
Eun Soo meraih buntalan kain yang
masih dipegang Choi Young, mengambil topinya dan berjalan pergi meninggalkan
Choi Young.
Ada seorang pria bertudung hitam mengawasi Eun Soo.
Choi Young menerima panggilan
dari tetua yang menjadi guru Yi Saek, Lee Jae Hyun. Lee Jae Hyun ingin tahu apa
yang membuat Choi Young melayani Gong Min sebagai rajanya. Kenapa harus raja
ini?
“Karena raja ini adalah raja
pertama yang saya pilih sendiri,” jawab Choi Young.
Waahhh.. Choi Young sudah siap
ikut pilkada, nih.. Eh, pilpres ding..
Lantas, kenapa Choi Young memilih
raja ini? Mendengar pertanyaan Lee Jae Hyun, Choi Young menjawab kalau Raja
Gong Min ini lemah dan gampang takut. Setelah membuat keputusan, dia bingung.
Kadang ia menyesali keputusannya. Tapi ada satu hal yang membuat Choi Young
memilih Gong Min, “Karena ia tahu malu.”
Para sarjana itu kaget mendengar
kata-kata Choi Young yang mengatakan kalau ia harus melindungi raja Gong Min
sebelum rasa malu Gong Min itu hilang.
Sarjana Lee Jae Hyun menyetujui
ucapan Choi Young, dan bertanya tentang pertemuan kerajaan di pertengahan
bulan. Agar ia bisa datang ke pertemuan itu, maka ia tetap harus hidup dan ia
pun bertanya, “Dapatkah kau melindungi nyawa kami semua. Dapatkah kau berjanji
pada kami?”
Ahhh… janji lagi? Melindungi
sekian banyak orang?
Langkah Choi Young sangat berat
setelah pertemuan itu. Dae Man dan Deol Bae hanya saling sikut-sikutan melihat
Daejangnya yang sangat galau ini.
Deok Man ternyata mengawal Eun Soo
di perjalanan menuju gerbang langit. Mereka singgah di rumah makan yang dulu
pernah Eun Soo lewati bersama Choi Young (saat berdua pergi menuju rumah
Pangeran Kyeong Chang).
Saat melihat Deok Man yang berjaga di pintu, sesaat Eun
Soo malah melihat Choi Young, bukannya Deok Man.
Eun Soo mengajak Deok Man untuk
makan bersama, dan semakin ia ngobrol dengan Deok Man, ia semakin teringat pada Choi
Young.
Aww.. ada yang kangen, nih..
Lagi-lagi ada pria bertudung hitam mengintai mereka.
Choi Young memberitahukan
keberhasilan misinya. Guru Jae Ik, Lee Jae Hyun bersedia datang saat khotbah
kerajaan. Ia juga memberitahukan kalau ia sudah mengirim Eun Soo pergi. Gong
Min tahu, ia hanya mengeluh kenapa Eun Soo tak berpamitan dulu padanya dan pada
No Gook?
Dan Choi Young pun menjawab kalau
Eun Soo pamit, pasti Gong Min tak akan mengijinkannya pergi. Gong Min pura-pura
kesal pada Choi Young, apa Choi Young selalu bisa membalas semua kata-katanya?
LOL. Tapi Choi Young belum
selesai. Ia minta satu hal lagi pada Gong Min. Gong Min yang perasaannya sudah
tenteram karena dia sudah memiliki orang-orang, menggoda Choi Young, apa lagi
yang ingin Choi Young minta dan harus mengganggunya?
Choi Young berkata kalau para
woodalchi sudah terlatih untuk melindungi walaupun tanpa ada perintah dari
atasan. Jadi ia meminta Gong Min untuk tetap bersama dengan mereka. Begitu juga
dengan Guru Jae Ik yang datang, maka Gong Min akan dapat segera membangun
pemerintahannya kembali.
Ia juga mendengar kalau Ratu juga
tinggal di kediaman Gong Min. Gong Min berkilah kalau ia melakukan itu untuk
menghadapi segala kemungkinan..
Choi Young tersenyum mendengar
jawaban Gong Min yang tak jelas. Ia berkata separuh mendoakan agar Gong Min
dapat menghadapi semuanya dengan baik.
Gong Min tersenyum, tapi terlihat
bingung.
Dayang Choi juga bingung akan
sikap Choi Young. Ia memberitahu kalau Chilsa hendak menyerang para sarjana dan
bertanya apakah Choi Young akan melawan mereka. Choi Young menjawab kalau ia
akan memikirkannya.
Tapi Dayang Choi juga tahu kalau
Choi Young berjanji pada Guru Jae Ik kalau ia akan melindungi mereka semua.
Dayang Choi bertanya, bukankah keponakannya ini baru saja sembuh dari tusukan
pedang dan dari serangan Ki Chul? Apa Choi Young bisa melindungi mereka semua?
Choi Young mendesah, sepertinya
tantenya ini juga tak mempercayainya juga. Mae Hee juga tak mempercayai kalau
ia bisa melindunginya, “Begitu juga dengan orang itu. Ia tak mau percaya.”
“Orang itu?” tanya Dayang Choi bingung.
Choi Young tak menjawab, malah
berkata kalau ia sekarang sudah tak dapat mengingat wajah Mae Hee lagi. Karena
sudah terlalu lama, maka ia tak dapat mengingat gadis itu lagi. Jika seperti
ini terus, bagaimana ia dapat mengenali Mae hee jika ia bertemu di dunia sana?
Hal itu tak boleh terjadi, kan?
Dayang Choi menatap Choi Young dengan khawatir,
tapi ia hanya bisa menduga-duga.
“Jadi, sebelum aku benar-benar
melupakannya, kupikir aku harus pergi dan menemuinya,” kata Choi Young lirih.
Choi Young bangkit, tanpa
mempedulikan kebingungan tantenya. Tapi dayang Choi menahan keponakannya pergi
dan bertanya apa yang akan Choi Young lakukan?
“Seperti
yang selalu dikatakan oleh ayah, strategi terbaik adalah strategi yang paling
sederhana,” ia melepaskan tangan Dayang Choi dan memberikan senyum termanisnya.
Di
kegelapan, Choi Young yang sudah memakai baju biasa, datang ke aula istana dan
menatap singgasana Gong Min. Teringat bagaimana ia melindungi Gong Min,
kata-kata Gong Min yang hanya mempercayai dirinya saja, dan bagaiamana Gong Min
datang ke penjara untuk menemuinya.
Choi
Young menundukkan kepala, memberi hormat pada singgasana raja yang kosong,
untuk kemudian berlalu pergi.
Dan ada tatapan khawatir yang
mengiringi kepergiannya. Dayang Choi.
Ki Chul
membuka lagi kotak Hwata-nya. Saat ia membuka buku harian, ada bundelan halaman
yang jatuh. Ia memandangi bundelan itu sebelum mengembalikannya kembali.
Dayang
Choi mengungkapkan kecemasannya akan kepergian Choi Young pada No Gook. Walau
khawatir, ia tak bisa mencegah Choi Young. No Gook menawarkan diri untuk
mememerintahkan Choi Young agar menghentikan niatnya. Tapi menurut Dayang Choi,
kamar Choi Young sudah kosong, Choi Young sudah pergi, “Mungkin hanya ada satu
orang yang dapat mencegah niat Choi Young.”
No Gook
mengerti siapa orang yang dimaksud oleh Dayang Choi. Iapun memerintahkan dayang
Choi untuk segera pergi.
Dan
lagi-lagi mata-mata Ki Chul mendengarnya.
Choi
Young mendapat laporan terbaru dari Suribang tentang pertemuan yang akan
terjadi nanti malam. Sebelum pergi, Choi Young memberikan training pada anggota
Suribang, membuat anggota Suribang yang suka memanah juga ingin dilatih.
Dayang
Choi yang menunggang malam itu juga, menemukan Eun Soo yang sedang mencari
tempat penginapan bersama Dae Man. Ia menarik Eun Soo dan menyuruh Dae Man
untuk berjaga, jangan sampai ada orang yang mendengar pembicaraanya dengan Eun
Soo.
Setelah
berdua, Dayang Choi mengatakan kalau sepertinya keponakannya hanya mendengarkan
Eun Soo. Eun Soo bertanya, apakah ada sesuatu yang terjadi?
“Belum
terjadi, tapi mungkin akan terjadi”, kata Dayang Choi.
Dayang
Choi menceritakan tentang riwayat pedang Choi Young. Pita yang tersemat di pedang Choi Young adalah
pita milik Mae Hee tunangan Choi Young. Pedangnya sendiri sebelumnya adalah
milik guru Choi Young. Guru Choi Young meninggal di tangan raja sebelumnya,
karena mempertahankan kehormatan Mae Hee.
Tak dapat
mengatasi rasa bersalah atas kematian guru mereka, Mae Hee memutuskan untuk
bunuh diri. Setelah kematian Mae Hee, Choi Young seperti tak hidup. Ia sering
tidur, dan jika ada pertempuran, ia selalu menjadi yang pertama yang menyerang.
Namun
dayang Choi melihat perubahan di diri Choi Young. Choi Young sekarang seperti
memiliki tujuan hidup. Ia menduga, semua ini karena Eun Soo, orang yang Choi
Young panggil sebagai ‘orang itu’.
Dan
Dayang Choi bertanya, apakah Eun Soo berkata kalau ia tak mempercayainya? Kalau
Eun Soo sudah tak membutuhkan dirinya lagi? Eun Soo terbelalak mendengar
tebakan Dayang Choi. Dayang Choi mendesah, walau ia tak mendengar jawaban Eun
Soo, tapi ia mengerti, “Jadi itu sebabnya ia ingin pergi ke suatu tempat yang
membutuhkannya. Ia ingin mati.”
Eun Soo
semakin terbelalak, menyadari apa yang akan terjadi pada Choi Young.
Choi
Young menyuruh Dae Man untuk kembali ke markas terlebih dahulu. Ia akan pergi
sendiri. Dae Man mencoba untuk tetap ikut serta, tapi Choi Young menolaknya.
Sementara
di rumah Ki Chul, ia mendapat pesan dari mata-matanya, kalau Choi Young akan
datang untuk menemui Ki Chul. Ki Chul tersenyum saat membaca pesan itu.
Dan Eun
Soo melarikan kudanya. Pembicaraannya yang terakhir terngiang-ngiang di
kepalanya.
"Kalau kau melawan Ki Chul,
dapatkah kau menang?” “Aku akan kalah.”
“Di dunia ini, kalau kau kalah,
artinya kau akan mati, kan?” “Hal itu akan terjadi.”
Dan Eun
Soo semakin mempercepat lari kudanya. Sementara Choi Young berjalan di bawah
sinar bulan menuju rumah Ki Chul.
Komentar :
Saya baru
menyadari arti Faith yang terkandung dalam drama ini. Bagaimana rasanya tak
dipercaya?
Setelah
episode yang lalu, Gong Min mengalami krisis kepercayaan diri karena No Gook,
Choi Young bahkan woodalchi tak mempercayainya, sekarang giliran Choi Young.
Eun Soo
tak yakin kalau Choi Young dapat mengembalikannya ke masa depan. Jika Choi
Young menemaninya pergi, Eun Soo takut Choi Young akan menelantarkan tugasnya.
Dengan
begitu banyak tanggung jawab yang dibebankan pada Choi Young (dan Eun Soo
belajar sejarah kalau Choi Young akan menjadi jenderal besar), Eun Soo sebagai
orang luar dari dunia masa lalu memilih untuk pergi sendiri.
Tapi ia
tak menyangkan kalau tindakannya itulah yang menyebabkan Choi Young malah
berakibat fatal. Untuk meluruskan sejarah, ia harus menyelamatkan Choi Young.
Terlebih lagi, dengan menyelamatkan Choi Young, ia juga akan menyelamatkan
hatinya sendiri.
Aaaaaaaaah choi young jgn mati doooong ini keren nih kayaknya mereka udah mulai sadar sm perasaan mereka deh tp choi young gak mungkin mati kalo mati ya pasti tamat
ReplyDeletethanks mba dee..selalu nungguin sinopsis faith dr mba dee..meski saya sbnernya udh nonton sampe eps 20 kemaren,,tp saya ttp nungguin sinopsis dr mba..sperti mereview cerita,,dan bsa lebih paham cerita faith klo baca sinopsis..hehe lanjutkan ya mba :)
ReplyDeleteMbak dee.. katakan padaku, sejak kapan young manggil eun soo dengan sebutan imja?
ReplyDeleteTiap young manggil eun soo dgn sebutan imja, pipi aku jadi ikutan blushing. Hahahahahha
makin seru,
ReplyDeleteEun soo ternyata cntik bgt pake pkaian cwk
baru baca ><, Seep ternyata, HeHe
ReplyDelete